• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Kepadatan (K), Kepadatan Relatif (KR), dan Frekuensi Kehadiran (FK) Serangga Air yang Didapatkan di Setiap Stasiun Pada Kedua Periode

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Serangga Air Berdasarkan Musim

4.1.1 Nilai Kepadatan (K), Kepadatan Relatif (KR), dan Frekuensi Kehadiran (FK) Serangga Air yang Didapatkan di Setiap Stasiun Pada Kedua Periode

Musim

Dari data pada Lampiran K dan L didapatkan nilai Kepadatan Relatif dan Frekuensi Kehadiran Serangga Air Pada Masing–Masing Stasiun Penelitian seperti pada Tabel 4.2 berikut ini:

Genus K KR FK K KR FK K KR FK K KR FK K KR FK K KR FK K KR FK K KR FK 1. Helichus 0,277 0,794 1,667 - - - - 2. Agabus 0,277 0,794 1,667 - - - - 3. Laccophilus 0,185 0,530 1,667 - - - - 4. Hydroporus - - - 0,277 0,903 1,667 - - - 0,185 7,143 1,667 - - - - 5. Enochrus - - - 0,185 0,603 1,667 - - - - 6. Epimetopus - - - 0,185 7,143 1,667 - - - - 7. Hydrophilus - - - 2,592 8,452 16,667 - - - 0,185 12,492 1,667 8. Hydroscapha - - - 0,277 0,903 1,667 - - - - 9. Psephenus - - - 0,370 1,206 3,333 - - - 0,555 0,542 5,000 - - - 10. Scirtes - - - 0,833 2,716 5,000 - - - 0,555 0,542 3,333 - - - 11. Bledius 0,555 1,591 3,333 0,555 1,810 3,333 - - - - 12. Chironomus - - - 1,018 0,995 8,333 - - - 13. Simulium - - - 6,296 6,154 18,333 - - - 14. Pedicia 0,277 0,794 1,667 - - - 0,277 0,271 1,667 - - - 15. Ephemerella 0,648 1,857 5,000 - - - 0,277 6,803 1,667 - - - 1,666 1,628 8,333 - - - 16. Heptagenia 0,370 1,060 3,333 1,388 4,526 5,000 - - - - 17. Belastoma 0,555 1,591 1,667 - - - 0,462 7,688 3,333 - - - - 18. Tenagobia - - - 0,833 20,457 5,000 - - - - 19. Gerris - - - 0,462 17,838 1,667 - - - 5,740 5,611 16,667 1,296 87,508 8,333 20. Limnogonus - - - 0,370 6,157 3,333 - - - - 21. Trepobates 3,333 9,552 13,333 0,277 0,903 1,667 0,833 13,862 5,000 - - - 0,555 0,542 3,333 - - - 22. Pelocoris - - - 3,270 10,663 10,000 0,277 4,610 1,667 0,185 7,143 1,667 - - - 20,278 19,820 46,667 - - - 23. Nepa - - - 0,185 3,079 1,667 - - - - 24. Rhagovelia 4,629 13,266 13,333 2,592 8,452 5,000 0,833 13,862 1,667 - - - - 25. Synclita 0,185 0,530 1,667 - - - - 26. Chauliodes 0,277 0,794 1,667 - - - - 27. Aeshna - - - 0,277 4,610 1,667 - - - - 28. Coenagrion 1,111 3,184 6,667 0,185 0,603 1,667 - - - - 29. Enalagma 0,277 0,794 1,667 - - - - 30. Ischnura - - - 0,277 0,903 1,667 - - - 0,277 10,695 1,667 - - - - 31. Ophiogomphus - - - 0,277 0,903 1,667 - - - - 32. Lestes 0,277 0,794 1,667 0,555 1,810 3,333 - - - 0,185 4,543 1,667 - - - - 33. Crocothemis - - - 0,926 35,753 6,667 - - - - 34. Libellula - - - 0,185 3,079 1,667 - - - - 35. Plathemis 0,462 1,324 3,333 0,185 0,603 1,667 0,277 4,610 1,667 0,185 7,143 1,667 0,833 20,457 5,000 - - - 0,833 0,814 3,333 - - - 36. Sympetrum - - - 0,277 4,610 1,667 - - - 0,555 13,630 3,333 - - - - 37. Blatta 0,185 0,530 1,667 1,851 6,036 10,000 0,555 9,236 5,000 - - - - 38. Textrix 0,370 1,060 1,667 0,185 0,603 1,667 0,277 4,610 1,667 0,185 7,143 1,667 1,204 29,568 5,000 0,185 100 1,667 - - - - 39. Monocephalus 0.185 0,530 1,667 - - - - 40. Eccoptura 3.889 11,145 11,667 1,111 3,623 8,333 0,277 4,610 1,667 - - - - 41. Anisocentropus 1.666 4,774 6,667 1,111 3,623 5,000 0,185 3,079 1,667 - - - - 42. Heteroplectron 7.314 20,961 20,000 2,407 7,849 13,333 0,185 3,079 1,667 - - - - 43. Hydropsyche 2.129 6,101 8,333 5,370 17,511 18,333 - - - 64,259 62,809 51,667 - - - 44. Lepidostoma 4.536 12,999 13,333 4,352 14,191 16,667 0,277 4,610 1,667 - - - - 45. Cryptochia 0.185 0,530 1,667 - - - - 46. Limnephilus 0.555 1,591 3,333 - - - 0,277 4,610 1,667 - - - 0,277 0,271 1,667 - - - 47. Platycentropus 0.185 0,530 1,667 - - - 0,185 4,543 1,667 - - - - 48. Pseudostenophylax - - - 0,185 0,603 1,667 - - - - TOTAL 34,894 100 30,667 100 6,009 100 2,590 100 4,072 0,185 100 102,309 100 1,481 100 Total Genus 27 24 17 8 7 1 12 2

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan nilai total kepadatan serangga air tertinggi pada musim kemarau yaitu di Stasiun IV sebesar 102,309 ind/m2

yang terdiri dari 12 genus, kemudian diikuti pada Stasiun I sebesar 34,894 ind/m2 (27

genus), Stasiun II sebesar 6,009 ind/m2 (17 genus) dan Stasiun III sebesar 4,072 ind/m2 (7

genus) sedangkan untuk nilai total kepadatan serangga air tertinggi pada musim hujan yaitu di Stasiun I sebesar 30,667 ind/m2 (24 genus), kemudian diikuti oleh Stasiun II

sebesar 2,590 ind/m2 (8 genus), Stasiun IV sebesar 1,481 ind/m2 (2 genus) dan Stasiun III

sebesar 0,185 ind/m2 (1 genus).

Pada Stasiun I, genus yang memiliki nilai kepadatan tertinggi yaitu Genus

Heteroplectron sebesar 7,314 ind/m2 di musim kemarau. Genus ini memiliki nilai

kepadatan tertinggi karena didukung oleh habitat yang cukup sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Stasiun I merupakan daerah masukan air ke Danau Lau Kawar. Genus Heteroplectron dapat hidup dengan baik pada lokasi yang memiliki substrat serasah dan memiliki aliran yang tidak deras. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mc.Cafferty (1981) dan Bouchard (2004). Bentuk selubung tubuh (case) genus ini terbuat dari meterial-material kayu atau dedaunan yang gugur dan berbentuk tabung (Mc.Cafferty, 1981). Maka dengan demikian Stasiun I adalah tempat yang sesuai sebagai habitat Heteroplectron. Tipe genus ini berdasarkan kebiasaan dalam pembuatan case-nya adalah Tube-case maker, yaitu pembuatan selubung berbentuk tabung (Mc.Cafferty, 1981).

Pada musim hujan ditemukan nilai kepadatan yang tertinggi pada Hydropsyche

sebesar 5,370 ind/m2 . Pada saat musim hujan, material-material dari atas perbukitan yang

mengelilingi stasiun ini terbawa air hujan sehingga memungkinkan serasah-serasah juga terikut mengalir dan akan menjadi case bagi genus tersebut. Hal ini sesuai juga pada laporan penelitian Dinakaran & Anbalagan (2007) yang menyatakan Ordo EPT (Ephemeroptera, Placoptera dan Trichoptera) lebih tinggi pada musim hujan. Dan didukung juga oleh Lewis & Harrel (1978) yang menyatakan bahwa pada saat musim hujan serasah-serasah tumbuhan akan ikut hanyut bersama aliran air. Hal ini akan memberikan habitat dan juga nutrisi bagi serangga air. Namun demikian pada penelitian

ini secara keseluruhan pada musim kemarau jumlah genus yang ditemukan lebih banyak dibandingkan dengan musim hujan.

Untuk nilai-nilai kepadatan yang terendah, menandakan bahwa jumlah individu yang ditemukan hanya sedikit, hal ini berarti kondisi habitat yang kurang cocok bagi kehidupannya, namun dari faktor-faktor ketersediaan nutrisi yang sesuai (walaupun dalam jumlah yang kecil) memungkinkan kesemua genus yang hidup di Stasiun I dapat bertahan dan melangsungkan kehidupannya.

Pada Stasiun II, secara umum gambaran hasil yang ditemukan pada stasiun ini, genus-genus yang ditemukan relatif lebih sedikit dibandingkan dengan Stasiun I, baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Nilai kepadatan tertinggi di Stasiun II ditempati oleh genus Trepobates dan Rhagovelia dari Ordo Hemiptera (masing-masing 0,833 ind/m2) pada musim hujan. Kedua genus ini merupakan serangga air yang hidup di

atas permukaan air (Merrit & Cummins, 1996; Borror et al, 1996; Andersen et al, 2002; Bouchard, 2004). Habitat yang sesuai untuk genus Rhagovelia dan Trepobates dimana pada Stasiun II ada aliran masuk air ke Danau Lau Kawar yang tidak terlalu deras.

Pada Stasiun III, dari dua periode musim penelitian, sangat sedikit serangga air yang ditemukan pasa stasiun ini. Hal ini dapat dilihat dari kondisi Stasiun III yang sudah terbuka, tidak ada kanopi tutupan yang akan menjadi habitat yang lebih sesuai untuk hidup bagi serangga air. Adapun serangga air yang ditemukan yang memiliki nilai kepadatan tertinggi yaitu genus Plathemis dan Tenagobia (masing-masing 0,833 ind/m2)

pada musim kemarau. Adapun Plathemis (Famili Libellulidae) dapat hidup pada stasiun ini karena habitat mereka adalah pada pinggiran kolam dan danau (Bouchard, 2004) dan golongan ini pada umumnya tersebar luas pada perairan lentik (Gillott, 1980). Dari segi faktor fisik-kimia yang didapatkan juga menunjukkan bahwa golongan ini masih dapat bertahan hidup. Bouchard (2004) dan Mc.Cafferty (1981) menyatakan bahwa golongan Libellulidae merupakan golongan yang toleran terhadap kondisi oksigen terlarut yang rendah.

Pada musim hujan, adapun serangga air yang ditemukan hanya satu genus yaitu genus Textrix yang memiliki kepadatan sebesar 0,185 ind/m2. Genus Textrix (dari Ordo

Orthoptera) merupakan salah satu genus yang hidupnya semiaquatik dan golongan ini cenderung menyukai tempat yang basah (Gillott, 1980). Genus Textrix pada penelitian ini tedak hanya menempati Stasiun III tetapi juga menempati Stasiun I dan II, hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan ketersedian nutrisi yang membuat golongan ini tersebar pada ketiga stasiun. Gillott (1980) menyatakan bahwa makanan dari golongan ini adalah alga dan lumut.

Pada Stasiun IV, kondisinya hampir sama dengan Stasiun III dimana jumlah genus pada Stasiun IV juga sedikit yang ditemukan selama dua periode musim penelitian. Genus Hydropsyche merupakan genus yang sangat melimpah pada Stasiun IV dengan nilai kepadatan sebesar 64,259 ind/m2 pada musim kemarau. Hal ini menunjukkan suatu

indikator pada stasiun ini. Dari hasil penelitian Salmah et al (1998) yang menunjukkan bahwa genus ini merupakan golongan indikator kerena Hydropsyche merupakan serangga air yang sensitif terhadap perubahan-perubahan faktor fisik-kimia air.

Khusus untuk Stasiun IV pada musim hujan, terjadi perubahan habitat pada stasiun ini. Pada periode musim kemarau lokasi ini merupakan aliran keluar (outlet) Danau Lau Kawar yang berupa aliran anak sungai. Tetapi pada bulan November dilakukan penelitian untuk periode musim hujan, stasiun ini sudah dibendung. Dengan adanya pembendungan ini tentunya juga akan merubah organisme serangga air yang hidup didalamnya. Dapat dilihat bahwa hasil dari pengambilan sampel, penggunaan Surber dan Kick net tidak memungkinkan lagi karena kedalaman pinggirannya sudah mencapai 100 cm yang pada musim kemarau hanya sekitar 15 cm. Dari hasil perubahan ini genus Hydropsyche yang ditemukan melimpah pada musim kemarau tidak ditemukan lagi.

Dari Tabel 4.2 tersebut, dapat juga dikategorikan berdasarkan nilai kepadatan relatif ≥10%. Maka didapatkan pada Stasiun I sampai stasiun IV yang memenuhi kategori nilai KR >10% ditemukan 15 genus yaitu pada Stasiun I di musim kemarau antara lain

Rhagovelia (KR=13,266%), Eccoptura (KR=11,145%), Heteroplectron (KR=20,961%),

Lepidostoma (KR=12,999%), dan di musim hujan ditemukan Pelocoris (KR=10,663%),

Hydropsyche (KR=17,511%), Lepidostoma (KR=14,191%). Untuk Stasiun II di musim

kemarau ditemukan Trepobates (KR=13,862%), Rhagovelia (KR=13,862%), dan dimusim hujan ditemukan Gerris (KR=17,838%), Ischnura (KR=10,695%), Crocothemis

(KR=35,753%). Untuk Stasiun III di musim kemarau ditemukan Tenagobia

(KR=20,457%), Plathemis (KR=20,457%), Sympetrum (KR=13,630%), Textrix

(KR=29,568%) dan di musim hujan ditemukan hanya satu genus yaitu Textrix

(KR=100%). Untuk Stasiun IV di musim kemarau ditemukan Pelochoris (KR=19,820%),

Hydropsyche (KR=62,809%) dan di musim hujan hanya ditemukan dua genus yaitu

Hydrophilus (KR=12,492%) dan Gerris (KR=87,508%).

Akan tetapi berdasarkan KR≥10% dan FK≥25%, maka didapatkan dari 18 genus tersebut hanya dua genus yang memenuhi kategori tersebut yaitu genus Pelochoris

(KR=19,820% dan FK=46,667%) dan Hydropsyche (KR=62,809% dan FK=51,667%), sedangkan ketiga belas genus lainnya memiliki nilai FK< 25%. Kedua genus tersebut ditemukan pada Stasiun IV di Musim Kemarau. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pada stasiun ini dapat mendukung kehidupan serangga air tersebut. Sesuai dengan pernyataan Suin (2002) bahwa habitat dinyatakan sangat baik untuk kehidupan dan perkembangbiakan organismenya apabila didapatkan nilai kepadatan relatif ≥10% dan frekuensi kehadiran ≥25% .

4.1.2 Indeks Diversitas Shannon-Wienner (H’), Indeks Diversitas Simpson (D), dan

Dokumen terkait