• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

A. Kepala Dinas

c. Kepala Bidang Bina Program 1orang

d. Kepala Bidang Kebinamargaan 1 orang

e. Kepala Bidang Pengairan 1 orang

2. Informan Utama meliputi

a. Pegawai yang ada di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir sebanyak 5 orang. b. Masyarakat sebanyak 10 orang.

II.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara yaitu

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian secara langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara

a. Pedoman Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, dan selanjutnya mengadakan pencatatan terhadap gejala-gejala yang ditemukan dilapangan terkait dengan kinerja pemerintah daerah di daerah pemekaran Bidang Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir.

b. Pedoman Wawancara, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam dari para informan. Pengumpulan data dilakukan melalui pertanyaan secara lisan kepada informan yang dilakukan oleh peneliti sehubungan dengan kinerja pemerintah daerah di daerah pemekaran Bidang Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui studi pustaka yang diperlukan untuk mendukung data primer.

Adapun bentuk pengumpulan data sekunder yang dilakukan adalah

a. Penelitian Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai literatur seperti buku, karangan ilmiah, dan sebagainya.

b. Formulir Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada dilokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang dianggap relevan dengan objek penelitian.

II.5. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif. Teknik analisa data kualitatif merupakan teknik analisa yang didasarkan atas kemampuan nalar penulis dalam menginterpretasikan fakta, data dan informasi. Teknik analisa data kualitatif seperti keterangan dari informan dan hasil dokumentasi, sesuai dengan indikator-indikator model implementasi yang digunakan. Data yang bersifat kualitatif tersebut selanjutnya diinterpretasikan oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh data dan informasi serta untuk menganalisis data dan informasi yang telah diperoleh sebagai berikut a. Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya,

maka peneliti kemudian menentukan metode penelitian yang akan digunakan, yaitu penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa kualitatif.

b. Untuk memperoleh data yang diperlukan, sesuai dengan teknik pengumpulan data yang telah ditetapkan sebelumnya, maka peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan yang benar-benar mengetahui bagaimana kinerja Dinas pekerjaan Umum Kabupaten Samosir. Selain itu peneliti juga mengumpulkan data sekunder dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja pemerintah daerah di daerah pemekaran

khususnya Bidang Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir, serta melakukan pengamatan terhadap kondisi dan situasi di lokasi penelitian untuk melengkapi data yang dibutuhkan.

c. Setelah data dan informasi yang dibutuhkan terkumpul, peneliti kemudian memilah-milah data dan informasi tersebut ke dalam indikator-indikator penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.

d. Setelah data dan informasi tersebut dikelompokkan, peneliti kemudian melakukan penyajian data dan analisis data. Penyajian dan analisis data ini dilakukan dengan menguraikan masing-masing indikator-indikator penelitian berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di lapangan baik melalui wawancara dan observasi maupun dari data-data sekunder. Setelah menguraikan fakta yang ada dilapangan berdasarkan data dan informasi tersebut, peneliti kemudian menganalisisnya dengan membandingkan keadaan lapangan (dari hasil wawancara, observasi, dan data sekunder) dengan teori-teori yang berhubungan dengan indikator tersebut. Sehingga dengan demikian dapat melihat bagaimana perbandingan antara teori dengan keadaan di lapangan.

e. Setelah itu, peneliti akan menyimpulkan bagaimana sesungguhnya kinerja pemerintah daerah di daerah pemekaran Bidang Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir dengan mengacu kepada indikator-indikator yang telah digunakan sebelumnya.

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1. Gambaran Umum Kabupaten Samosir

III.1.1. Sejarah Singkat Pemekaran Kabupaten Samosir

Penerapan UU Nomor 22 Tahun 1999 Jo UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor 25 Jo UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah mendorong munculnya apresiasi masyarakat di daerah untuk membentuk kabupaten baru yang bersifat otonom. Sebab dengan status daerah otonom baru, mereka berharap akan memperoleh peluang untuk mengurus daerahnya sendiri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu kabupaten yang menjadi agenda pemekaran Kabupaten Toba Samosir adalah membentuk Kabupaten Samosir yang berada ditengah-tengah Provinsi Sumatera Utara. Untuk itu kajian pemekaran Kabupaten Toba Samosir adalah dengan melahirkan calon Kabupaten Samosir perlu segera dilakukan mengingat sudah waktunya pelaksanaan UU Nomor 22 Tahun 1999 ketika itu.

Aspirasi masyarakat untuk Kabupaten Toba Samosir menjadi dua kabupaten didasarkan pada desakan masyarakat wilayah Samosir dan DPRD Kabupaten Toba Samosir, maka Kabupaten Toba Samosir diusulkan dan direncanakan pemekarannya sebagai berikut :

1. Kabupaten Toba Samosir (Induk) terdiri dari 10 kecamatan yaitu Kecamatan Balige, Kecamatan Laguboti, Kecamatan Silaen, Kecamatan Habinsaran, Kecamatan Porsea, Kecamatan Lumban Julu, Kecamatan Uluan, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kecamatan Ajibata dan Kecamatan Borbor.

2. Kabupaten Samosir (Calon) terdiri dari 9 kecamatan yaitu Kecamatan Pangururan, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Kecamatan Harian, Kecamatan Simanindo, Kecamatan Nainggolan, Kecamatan Onan Runggu, Kecamatan Palipi, Kecamatan Ronggurnihuta dan Kecamatan Sitio-tio.

Sesuai dengan aspirasi masyarakat yang disampaikan kepada DPRD Kabupaten Toba Samosir dan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir serta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah menindaklanjuti aspirasi masyarakat tersebut dengan

1. Keputusan DPRD Kabupaten Toba Samosir Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir tanggal 20 Juni 2002.

2. Surat Bupati Toba Samosir Nomor 1101/Pem/2002 tanggal 24 Juni 2002 yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara.

3. Surat Bupati Toba Samosir Nomor 135/1187/Pem/2002 tanggal 3 Juli 2002 perihal laporan tentang aspirasi Masyarakat Samosir yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara.

4. Dari setiap argumentasi dan usulan DPRD dan Bupati Toba Samosir usulan ini diakomodir dengan keluarnya UU Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir.

Terbentuknya Kabupaten Samosir sebagai kabupaten baru merupakan langkah untuk memulai percepatan pembangunan menuju masyarakat yang lebih sejahtera.

Tujuan pembentukannya adalah untuk menegakkan kedaulatan rakyat dalam rangka perwujudan sosial, mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan untuk merespon serta merustrukturisasi jajaran pemerintahan daerah dalam rangka mempercepat proses pembangunan sehingga dalam waktu yang singkat dapat sejajar dengan kabupaten lainnya. Dengan demikian secara langsung akan mengangkat taraf hidup masyarakat yang ada di Kabupaten Samosir pada khususnya dan Provinsi Sumatera Utara pada umumnya.

III.1.2. Keadaaan Geografis Kabupaten Samosir

Posisi geografis Kabupaten Samosir berada pada 20 24’-2045’ LU dan 980 21’-990 55’ BT. Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 700 sampai dengan 1700 meter di atas permukaan laut.

Secara administratif wilayah Kabupaten Samosir diapit oleh tujuh kabupaten yaitu sebagai berikut

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat Kabupaten Samosir mempunyai luas kurang lebih 254.715 hektar, terdiri dai wilayah daratan seluas 144.455 hektar dan wilayah perairan danau seluas 110.260 hektar.

Kabupaten Samosir beriklim tropis basah dengan suhu berkisar antara 170 C- 290C, sedangkan kelembaban udara rata-rata 85,04 persen. Hal ini disebabkan karena posisinya yang berada di garis khatulistiwa. Adapun rata-rata tinggi curah hujan yang terjadi di Kabupaten Samosir pertahun adalah 1700-4000 milimeter.

III.1.3. Wilayah Pemerintahan

Kabupaten Samosir terdiri dari 9 kecamatan, 6 kecamatan diantaranya berada di Pulau Samosir di tengah Danau Toba, dan 3 kecamatan berada di daerah lingkar Danau Toba tepat pada punggung pegunungan Bukit Barisan. Wilayah administratif pemerintahan Kabupaten Samosir setelah pemekaran terdiri dari 111 desa dan 6 kelurahan. Dari 117 desa/kelurahan, 107 desa (94,4%) termasuk desa swakarya, 7 desa tergolong desa swasembada dan sisanya 3 desa masih tergolong desa swadaya.

Tabel 1: Luas dan Jumlah Desa/ Kelurahan menurut Kecamatan

No Nama Kecamatan Luas (Ha) Jumlah Desa/Kelurahan

1 Sianjur Mula-mula 14.024 11 2 Harian 39.460 11 3 Sitio-tio 24.901 6 4 Pangururan 8.465 28 5 Ronggurnihuta 8.715 8 6 Simanindo 19.820 16 7 Palipi 14.340 13 8 Nainggolan 8.786 12 9 Onan Runggu 5.916 12 Jumlah 144.425 117

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kecamatan yang memiliki daerah terluas adalah Kecamatan Harian yaitu sekitar 39.460 Ha. Sedangkan kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Onan Runggu dengan luas sekitar 5.916 Ha.

III.1.4. Kependudukan dan Sosial Budaya

Kondisi kependudukan maupun sosial budaya masyarakat di Kabupaten Samosir mempunyai karakter yang khas di mana mereka sangat memegang teguh kebudayaan dan agama serta adat istiadat.

Pada Juni 2009 jumlah penduduk Kabupaten Samosir adalah 132.023 jiwa. Secara umum rata-rata tingkat kepadatan penduduknya adalah 91 jiwa/Km2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Pangururan yaitu sekitar 249 jiwa/Km2. Sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Harian yaitu sekitar 12 jiwa/Km2. Tabel 2 : Jumlah dan Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Samosir Juni 2009.

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk per Km2 1 Sianjur Mula-mula 5.510 5.628 11.138 79,42 2 Harian 3.360 3.499 6.859 12,24 3 Sitio-tio 4.328 4.452 8.780 172,97 4 Onan Runggu 6.260 6.508 12.768 209,69 5 Nainggolan 6.561 6.789 13.350 151,95 6 Palipi 9.417 9.546 18.963 148,38 7 Ronggur Nihuta 4.928 5.075 10.003 105,44 8 Pangururan 14.866 15.312 30,178 248,52 9 Simanindo 9.793 10.191 19.984 100,83 Jumlah 65.023 67.000 132.023 91,41

III.2. Gambaran Umum Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir III.2.1. Visi, Misi, Tujuan dan Arah Kebijakan

A. Visi

Visi Dinas Pekerjaan Umum dirumuskan dengan memperhatikan Visi Kepala Daerah yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Samosir Tahun 2006-2010 yaitu Samosir Kabupaten Pariwisata 2010 yang Indah, Damai dan Berbudaya dengan Agribisnis Berwawasan Lingkungan Menuju Masyarakat yang Lebih Sejahtera.

Berdasarkan pada Visi Kabupaten Samosir di atas, maka ditetapkan Visi Dinas Pekerjaan Umum yaitu Menjadi Instansi yang Profesional dalam Membangun Infrastruktur ke-PU-an di Kabupaten Samosir.

Yang dimaksud dengan kata-kata kunci dalam visi tersebut di atas

- Instansi adalah badan pemerintahan (umum) seperti jabatan dan kantor (Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia)

- Profesional adalah kemampuan dan moral penyelenggara pemerintahan yang mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat dan tepat.

- Membangun adalah mendirikan sesuatu yang bertumpu pada landasan dan terikat dengan tanah sehingga terbentuk ruangan dan mempunyai fungsi.

- Infrastruktur ke-PU-an adalah bangunan yang didirikan oleh dinas pekerjaan umum yaitu berupa jalan, jembatan, dan bangunan prasarana perairan.

B. Misi

Visi tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam misi yang akan menjadi tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan serta peran instansi pemerintah dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan. Oleh karena itu Misi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir dirumuskan sebagai berikut

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia ke-PU-an.

2. Melakukan perencanaan, pembangunan, pengawasan dan pemeliharaan jalan dan jembatan.

3. Melakukan perencanaan, pembangunan, pengawasan dan pemeliharaan pengairan.

C. Tujuan

Dalam rangka mencapai misi yang telah ditetapkan, maka disusun tujuan sebagai berikut

1. Misi Kesatu : Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia ke-PU-an dengan tujuan melakukan rekrutmen sumber daya manusia sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dan melaksanakan diklat dan pendidikan penjenjangan informal kepada sumber daya manusia yang ada.

2. Misi Kedua : Melakukan perencanaan, pembangunan, pengawasan dan pemeliharaan jalan dan jembatan dengan tujuan meningkatkan kualitas perencanaan jalan dan jembatan, meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan.

3. Misi Ketiga : Melakukan perencanaan, pembangunan, pengawasan dan pemeliharan pengairan dengan tujuan meningkatkan kuantitas perencanaan pengairan, meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan dan pemeliharaan pengairan.

D. Arah Kebijakan

Kebijakan adalah suatu arah tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dan digunakan untuk mencapai tujuan, atau merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu. Oleh karena itu, kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksana program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan serta visi dan misi satuan kerja perangkat daerah.

Adapun kebijakan yang ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir untuk mencapai tujuan seperti yang dituangkan di atas adalah sebagai berikut 1. Memberi peluang kepada sumber daya manusia untuk berinovasi dan berkreasi serta

mengikuti Diklat dan penjenjangan pendidikan formal.

2. Melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur ke-PU-an harus dimulai dari perencanaan yang akurat dan matang serta pengawasan yang melekat di lapangan.

III.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi

Secara umum Tugas Pokok Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum.

Sesuai Peraturan Bupati Samosir Nomor 22 Tahun 2007, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir mempunyai fungsi sebagai berikut

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

III.2.3. Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Dinas, Kepala Bidang dan Kelompok Jabatan Fungsional.

A. Kepala Dinas

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir dipimpin oleh seorang kepala dinas, yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah kabupaten.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok membantu berkaitan dalam penyelenggaaan pemerintahan di bidang perencanaan yang berkaitan dengan bidang pekerjaan umum, kebijakan dengan instansi lain yang berhubungan dengan bidang pekerjaan umum.

Dalam melaksanakan tugas, Kepala Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi : 1. Mengkoordinir perumusan kebijakan teknis di bidang kebinamargaan dan

pengairan.

2. Mengkoordinir penyelenggaraan pelayanan umum di bidang kebinamargaan dan pengairan.

3. Mengkoordinir pelaksanaan pembinaan pelaksanaan tugas di bidang kebinamargaan dan pengairan.

4. Mengkoordinir pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta pengembangan pembangunan di bidang pekerjaan umum.

5. Mengkoordinir pelaksanaan pembinaan terhadap unit-unit pelaksana teknis dinas.

6. Mengkoordinir pelaksanaan pembinaan terhadap penyedia jasa konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Mengkoordinasi, memberi arahan, pembinaan, pengawasan, evaluasi dan petunjuk kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas baik lisan maupun tertulis. 8. Membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada bupati

melalui sekretaris daerah kabupaten.

9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan.

Dokumen terkait