• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

C. Civitas Akademika Sekolah

1. Kepala Sekolah

pihak yang berperan penting dalam pendidikan di sekolah tersebut

2. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literature serta menjadi bahan acuan bagi rekan mahasiswa lainnya untuk pengembangan penelitian selanjutnya yang relevan.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kemampuan Kepala Sekolah

1. Pengertian Kemampuan Kepala Sekolah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa “kemampuan mempunyai arti yaitu kesanggupan, kecakapan dan kekuatan."1

Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “kepala” yang dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga, dan "sekolah" yaitu sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.”

Jadi seorang kepala sekolah di sini harus mempunyai kesanggupan dalam berkomunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

2

Asmara Husna menjelaskan tentang arti "kepemimpinan pendidikan ialah segenap kegiatan dalam mempengaruhi personal lingkungan pendidikan pada

Jadi secara umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga di mana tempat menerima dan memberi pelajaran.

1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka, 1990).Cet.Ke3,.h.553.

2http://kepemimpinankepalasekolah.fuddin.wodrpress.com/2010/15/03.

situasi tertentu agar melalui usaha kerja sama, mau bekerja dengan rasa tanggung jawab dan ikhlas demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.”3

Kepemimpinan atau leadership adalah setiap sumbangan terhadap terwujudnya tercapainya tujuan –tujuan kelompok atau golongan. Atau dengan kata lain “ kepemimpinan” tindakan atau perbuatan di antara perseorangan dan kelompok, maju ke arah tujuan-tujuan tertentu.

Menurut Wahjosumidjo dalam praktek organisasi, kata “memimpin” mengandung konotasi menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi,membina, memberikan teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan, dan sebagainya.

Kepemimpinan tampak dalam proses di mana seorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi atau mengusai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.

4

Pengaruh-pengaruh kepemimpinan itu dapat dibedakan atas :

a. Kepemimpinan tidak langsung (indirect leadership); seperti kepemimpinan seorang ahli ilmu, seorang pengarang, seorang artis, dengan melalui karangan-karangan atau buku-bukunya.

b. Kepemimpinan langsung (direct leadership); pengaruh-pengaruh kepemimpinan ini dilakukan melalui sikap, perbuatan dan kata-kata secara langsung terhadap anak buah atau pengikutnya. Kepemimpinan macam ini disebut juga “ face to face leadership”.5

Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang lain.Kepemimpinan sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela atau sukacita. Ada beberapa faktor yang dapat mengerakkan orang yaitu karena ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan.

3

Asmara, Husna, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta : Ghalia Indonesia. 1985). Cet.Ke2, h.18.

4 http:// kepemimpinan kepalasekolah.fuddin.wordpress.com/2010/15/03.

5

M.Ngalim Purwanto dan Sutaadji Djojopranoto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Mutiara Jakarta, 1984). Cet.10,h.33.

Kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok . Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal ini yaitu :(1)Kepemimpinan itu melibatkan oramg lain baik itu bawahan maupun pengikut,(2) kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya,(3) adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.6

Dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai seorang pemimpin lembaga pendidikan harus bisa mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama dengannya dalam penyelenggaraan pendidikan. Maka seorang kepala sekolah harus mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan juga tepat dalam menggunakan srategi komunikasi karena pada dasarnya orang yang menerima pesan berbeda-beda.

Jabatan kepala sekolah berbeda dengan pemimpin bisnis atau pemimpin kemasyarakatan lainnya. Seorang pemimpin harus mampu mengatasi akan terjadinya perubahan agar ia mampu menyesuaikan dengan keadaaan sehingga organisasinya tetap hidup.

Kepemimpinan dan manajemen bukanlah merupakan terma yang sinonim. Seseorang bisa menjadi pemimpin tanpa harus menjadi manajer. Seseorang, misalnya, bias melaksanakan fungsi-fungsi simbolik, inspirasional, edukasional dan normative pemimpin yang merepresentasikan kepentingan organisasi tanpa harus melakukan tugas formal manajemen. Sebaliknya, seseorang bisa me- manage tanpa harus memimpin. Seorang individu bisa memonitor dan mengontrol aktivitas-aktivitas organisasional, membuat keputusan-keputusan, dan mengalokasikan sumber-sumber daya tanpa harus melaksanakan fungsi-fungsi simbolik, normative, inspirasional,atau edukasional kepemimpinan (schon,1984,hal.36).7

Keahlian manajerial dengan kepemimpinan merupakan dua peran yang berbeda. Seorang manajer yang baik adalah seorang yang mampu menangani kompleksitas organisasi, dia adalah ahli perencanaan srtategis daan operasional

6

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003).Cet.2,h.3.

7

Tony Bush dan Marianne Coleman, Manajemen Strategi Kepemimpinan Pendidikan, (Banguntapan Jogjakarta: IRCiSoD, 2006).Cet.1,h.64.

yang jujur, mampu mengorganisasikan aktivitas organisasi secara terkodinasi, dan mampu mengevaluasi secara reliable dan valid. Sedangkan pemimpin yang efektif mampu membangun motivasi staf, menentukan arah, menangani perubahan secara benar, dan menjadi katalisator (mempengaruhi atau mengarahkan) yang mampu mewarnai sikap dan prilaku staf.

Dua peran itu dalam organisasi semestinya seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan karena tanpa keahlian manajerial, seorang pemimpin akan kesulitan menetapkan langkah-langkah kerja rasional yang didasari oleh nilai-nilai teoritis pengembangan organisasi. Kondisi itu dapat menimbulkan kemandekan atau miss management karena dapat saja timbul kebocoran di sana-sini yang diakibatkan kurangnya kemampuan pemimpin melakukan langkah-langkah manajerial. Sebaliknya, apabila seorang manajer tidak memiliki keahlian memimpin maka lambat laun organisasi akankehilangan pamornya karena tidak ada orang yang dijadikan rujukan, memberi motivasi, dan menentukan arah organisasi.

Era desentralisasi adalah era perubahan yang memberikan peluang besar kepada para pemimpin untuk mengembangkan nilai-nilai kepemimpinan. Pada era ini berbagai tantangan dan ancaman yang datang silih berganti memerlukan keteeguhan sikap dan kecerdasan menangkap peluang dan merncang masa depan. Oleh karena itu, diperlukan pemimpin yang sesuai dengan kondisi, yaitu memiliki komitmen kualitas dan selalu mempebaharuinya sesuai dengan tuntutan stakeholders.8

Kepala sekolah juga menghadapi situasi dan kondisi yang relatif stabil di mana siswa tidak dapat cepat berubah, mereka sangat tergantung kepada susunan atau program pengajaran yang telah ditentukan oleh pemeritntah, perubahan program pengajaran hanya terjadi bila pemerintah memulainya.

Jadi seorang kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.

8

Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005).Cet.1,h.75.

2. Peran Kepala Sekolah

Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efesien. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk 1) saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja 2;) saling membantu antara sekolah masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing; 3) kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah.9

Kepala sekolah menurut Tabrani dalam perannya, tidak akan terlepas dari tanggung jawab sebagai manajer dibidang pengajaran dan pengembangan kurikikulum, administrasi kesiswaan, administrasi kepegawaian, hubungan masyarakat, administrasi perencanaan sekolah dan perlengkapan serta organisasi sekolah. Kepala sekolah dalam perannya harus mendapatkan kejelasan mengenai apa yang harus ia lakukan, bertalian dengan tuntutan-tuntutan dari manajer kependidikan yang lebih atas dan orangtua peserta didik terhadap prestasi belajar, menyikapi tuntutan tersebut kepala sekolah juga harus memandang rasional sebagai pelindung guru dari kecaman luar.

Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Patah semangat, kehilangan kepercayaan harus dapat dibangkitkan kembali oleh para kepala sekolah. Sesuai dengan misi yang dibebankan kepada kepala sekolah, kepala sekolah harus mampu membawa perubahan sikap prilaku, intelektual anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan.

9

E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2008).Cet.8,h.187.

Kepala sekolah pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi para guru, staf dan siswa. Oleh sebab itu kepala sekolah harus selalu membangkitkan semangat, percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa, sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja secara bertanggung jawab ke arah tercapainya tujuan sekolah.

Jadi, dalam peranannya kepala sekolah lebih memusatkan kepada citra diri sebagai seorang pemimpin dalam tujuan mempengaruhi keseluruhan komponen sekolah sehingga terjadi kerjasama yang konstrutif yaitu terwujudnya sebuah nuansa yang harmonis dan kekeluargaan.

3. Fungsi Kepala Sekolah

Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja. Akan tetapi, banyaknya masalah baru yang timbul harus menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk dipecahkan dan dilaksanakan.

Berdasarkan semakin kompleksnya masalah yang ada, maka fungsi kepala sekolah adalah sebagai berikut :

a. Kepala Sekolah sebagai Edukator

Kepala sekolah sebagai educator harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program akselarasi bagi peserta didik yang cerdas di atas normal.

Dan kepala sekolah sebagai seorang pendidik juga harus membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak(pembinaan mental), membina para tenaga kependidikan tentang hal-ha lyang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai suatu perbuatan, sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan

(pembinaan moral),membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan penampilan mereka secara lahiriah (pembinaan fisik), dan membinan para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepekan manusia terhadap seni dan keindahan (pembinaan artistik).

Sebagai educator, kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam hal ini faktor pengalaman akan sangat mempengaruhi professionalisme kepala sekolah, terutama dalam mendukung terbentuknya pemahaman tenaga kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya. Pengalaman sesama menjadi guru, menjadi wakil kepala sekolah, atau menjadi anggota organisasi kemasyarakatan sangat mempengaruhi kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan pekerjaannya, demikian halnya pelatihan dan penataran yang pernah diikutinya.10

b. Kepala Sekolah sebagai Manajer

Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha paraanggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki srtategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk mening katkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

c. Kepala Sekolah sebagai Administrator

Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah.

10

Seperti pengelolahan kurikulum, personalia, kearsipan sampai pada pengelolaan administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efesien agar dapat menunjang produktivitas sekolah.

Untuk itu pula maka partisipasi guru dalam administrasi sekolah sangat penting dan menjadi keharusan. Partisipasi dimaksud hendaknya ditafsirkan sebagai kesempatan-kesempatan kepada para guru dan kepala sekolah untuk memberi contoh tentang bagaimana demokrasi dapat diterapkan untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan.

Apabila administrasi dipandang sebagai proses bekerja dengan orang-orang dan mengkordinasikan usaha-usaha mereka ke dalam keseluruhan yang bekerja efesien dan produktif, maka jelas bahwa tanggung jawab tidak dapat lagi dipusatkan hanya satu orang belaka. Tanggung jawab harus disalurkan secara luas di antara semua orang yang mengambil bagian dalam program sekolah.

d. Kepala Sekolah sebagai supervisor

Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi-kondisi atau syarat-syarat yang esensi yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan dan segala bantuan dari para pemimpin sekolah yang, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personil lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Melihat definisi tersebut, maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor bearti, kepala sekolah hendaknya pandai meneliti,mencari dan menentukan syarat-syarat mana-mana sajakah yang sangat diperlukan bagi kemajuan sekolahnya, sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu maksimal mungkin dapat tercapai.

Dalam pelaksanaannya, supervisi bukan hanya mengawasi apakah para guru-guru atau pegawai menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan-ketentuan yang telah digariska, tetapi juga berusaha bersama guru-guru, bagaimana cara-cara memperbaiki proses belajar mengajar. Jadi dalam kegiatan sepervisi guru-guru tidak dianggap sebagai pelaksanaan pasif, melainkan diperlukan sebagai partner bekerja yang

memiliki ide-ide, pendapat–pendapat dan pengalaman-pengalaman yang perlu didengar dan dihargai serta diikut sertakan di dalam usaha-usaha perbaiakan pendidikan.

Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.11

e. Kepala Sekolah sebagai Leader

Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningktkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Dan sebagai leader kepala sekolah juga harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan professional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.

f . Kepala Sekolah sebagai Inovator

Kepala sekolah sebagai innovator harus mampu menemukan, mencari, dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. Gagasan baru tersebut

moving class. Moving class adalah mengubah srtategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi, sehingga setiuap bidang studi memiliki kelas tersendiri, yang melengkapi dengan alat peraga dan alat-alat lainnya.

g. Kepala Sekolah sebagai Motivator

Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan

11

melalui pengaturan lingkugan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar (PSB).

"Fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun motivasi kerja, mengemudikan orang, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi yang efesien, dan membawa para pengikutnya pada sasaran yang dituju, sesuai dengan waktu dan perencanaan".12

Fungsi kepemimpinan di madrasah yaitu :

a. Kepala sekolah mampu mengarahkan segera sumber yang ada di madrasah

b. Mengarahkan seluruh warga madrasah ( guru, murid, karyawan, masyarakat, maupun aparat ) kearah pencapaian tujuan pendidikan.

c. Kepala sekolah juga berfungsi membimbing dalam membina warga madrasah baik dalam pelatihan maupun pengembangan.

d. Memberikan dorongan agar segenap warga madrasah mau dan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.

e. Memberikan bantuan dalam bentuk ide, keterampilan, dana maupun sarana pendidikan pada segenap warga lembaga pendidikan tersebut. f. Memberi penghargaan dalam bentuk moral maupun material yang sesuai

dengan kemampuan madrasah.

Dari beberapa uraian fungsi diatas dapat disimpulkan bahwasannya kepala sekolah juga mempunyai fungsi penting terlebih dengan masyarakat eskternal dalam hal ini adalah orang tua siswa. Kepala sekolah berfungsi untuk menjalin komunikasi yang baik, mengemudikan orang lain, mengarahkan segenap warga lembaga pendidikan tersebut termasuk orang tua siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.

12

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimnpinan “Apakah Pemimpin Abnormal Itu?”, ( Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,1991). Cet.6,h.81.

B. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah ”komunikasi" merupakan terjemahan dari bahasa Inggris

Communication yang dikembangkan di Amerika Serikat dan komunikasipun berasal dari unsur persuratkabaran, yakni journalism. Adapun definisi komunikasi dapat dilihat dari dua sudut, yaitu : dari sudut bahasa (etimologi) dan dari sudut istilah (terminologi)."13

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, komunikasi didefinisikan “Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.”14

Pengertian komunikasi yang dipaparkan diatas sifatnya dasariah dalam arti bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat, karena kegiatan komunikasi tidak hanya inofatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tapi juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain. Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan "siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya.”15

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah :”Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap”.16

Menurut Oteng sutisna komunikasi adalah “ proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, persamaan, pertanyaan dari orang ke orang atau dari kelompok ke kelompok.”17

13

Roudhonah, Ilmu Komunikasi,(Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press).Cet.1, h. 19.

14

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, …,h.454.

15

Hafied Cangara, PengantarIlmu Komunikasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008).Edisi 1-9,h ,19.

16

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori & Praktek ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2000). Cet 13,h.10.

17

Koswara, Ade Yeti Nurhayati, Manajemen Lembaga Pendidikan, ( Bandung : Patragading, 2002).Cet.Ke-1,h.119.

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa :

" Komunikasi adalah suatu trnsaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungan (1) membangun hubungan antar sesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (4) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.(Book,1980).”18

Komunikasi dapat dikatakan berlangsung dengan baik atau efektif apabila pesan yang ingin disampaikan oleh sumber pesan tersebut di terima dan diartikan oleh sasaran komunikasi atau penerimaan pesan, dalam bentuk jiwa dan semangat yang sama persis seperti yang diinginkan dan dimaksudkan oleh sumber pesan. Dan komunikasi yang efektif hanya akan terjadi jika antara pengirim dan penerima pesan tercipta pemahaman yang sama. Sejalan dengan itu bahwa Komunikasi yang efektif hanya akan berlangsung apabila setiap individu memperlakukan individu yang lain sebagai subyek yang dilakukan dalam bentuk saling menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi sangat penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka, begitu juga dengan bawahan atau staf. Untuk memahami komunikasi ini dengan mudah perlu mengetahui proses komunikasi , unsur-unsur komunikasi, bentuk komunikasi, dan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam proses komunikasi.

Komunikasi juga bisa diartikan suatu prosaes di mana seseorang menyampaikan pesannya, baik dengan lambang bahasa maupun dengan isyarat, gambar, gaya, yang antara keduanya sudah terdapat kesamaan makna, sehingga keduanya dapat mengerti apa yang sedang dikomunikasikan. Dengan kata lain, jika lambangnya tidak dimengerti oleh salah satu pihak, maka komunikasinya akan tidak lancar dan tidak komunikatif.

18

Komunikasi merupakan hal yang sagat penting bagi manusia, makin luas pergaulan maka makin besar fungsi, peranan dan tanggung jawab social seseorang. Makin banyak ia terlibat dalam proses komunikasi, maka akan berpengaruh pula tehadap diri dan tingkah lakunya, karena komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian dan penerimaan lambing-lambang (pesan) yang mengandung arti atau makna antara komunikator dan komunikannya dengan tujuan mewujudkan kesamaan dan kebersamaan.

Komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik, sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tatakrama pergaulan antar manusia, sebab berkomunikasi dengan baik akan memberikan pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manajer, kepala sekolah, pedagang, pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan , pramuniaga, dan sebagainya.

Pendek kata, sekarang ini keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi.

Jadi komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak kepihak yang lain, yang pada awalnya berlangsung sederhana dimulai dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas menjadi

Dokumen terkait