• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan civitas akademik (studi kasus SMK sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kemampuan kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan civitas akademik (studi kasus SMK sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat)"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Yusmiati

104018200647

Program Studi Manajemen Pendidikan

Jurusan Kependidikan Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah

Jakarta

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Yusmiati,Nim 104018200647,judul skripsi “Kemampuan Kepala Sekolah dalam menjalin Komunikasi dengan Civitas Akademika Sekolah”(Studi Kasus SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat)”,Jurusan KI-Manajemen Pendidikan Islam.Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan , UIN Syarifhidatullah Jakarta.

Kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi adalah kesanggupan seorang pemimpin untuk menyampaikan pesan kepada orang lain atau civitas akademika sekolah, komunikasi yang baik akan menghasilkan pesan yang berkualitas karena dapat ditangkap si penerima, dalam hal ini informasi yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan.

Tujuan sekolah yang ingin dicapai akan terwujud apabila terdapat komunikasi yang baik antara kepala sekolah dengan civitas akademika sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berkomunikasi secara Internal dan Eskternal.

Skripsi ini membahas tentang kemampuan kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan civitas akademika sekolah di SMK Sumpah Pemuda. Adapun tujuannya adalah untuk mendapak kesimpulan dan informasi yang signifikan tentang kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan civitas akademika sekolah di SMK Sumpah Pemuda Jakarta yaitu dengan menggunakan komunikasi vertikal, horizontal, diagonal,searah, dua arah, bebas, terkait dan komunikasi tertulis.

Penelitian ini dilakukan di SMK Sumpah Pemuda adapun subjek penelitiannya adalah guru, karyawan, staf, dan wali murid (civitas akademika sekolah). Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, pengumpulan data pada penelitian adalah penelitian lapangan yang meliputi,observasi, angket dan wawancara kepada Kepala Sekolah

.Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah tersebut, diperoleh keterangan bahwa SMK Sumpah Pemuda ini pada tahun 1993 merupakan sebuah yayasan yang didirikan oleh KH. Ma’mun HK tetapi pada tanggal 21 September 1995 yayasan ini diresmikan untuk bergerak dibidang pendidikan dan dalam berkomunikasi kepala sekolah menggunakan komunikasi bebas dalam sehari-sehari sedangkan dalam keadaan formal menggunakan komunikasi vertical dan dalam mengambil keputusan kepala sekolah terlebih dahulu mengkomunikasikan dan mensosialisasikan serta dimusyawarahkan kepada civitas akademika sekolah.

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Kemampuan Kepala Sekolah dalam Menjalin Komunikasi dengan Civitas Akademika Sekolah”(StudiKasus SMK SUMPAH PEMUDA Joglo Jakarta Barat)

Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada revolusioner Islam Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang Islamiyah dan Ilmiyah.

Penulisan skripsi ini dimaksud untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana KI-Manajemen Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus sebagai wujud serta partisipasi penulis dalam mengembangkan ilmu-ilmu yang telah penulis peroleh selama di bangku kuliah.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya akan kemampuan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulisan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, saran serta motivasi semua pihak baik langsung maupun tidak langsung dalam membantu penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dengan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1) Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

2) Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan dan seketaris ketua jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3) Dra. Nurlena Rifa’I, M.A,Ph.D dan Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd sebagai

(8)

5) Seluruh dosen dan staf jurusan Kependidikan Islam program studi manajemen pendidikan yang telah memberikan banyak waktunya kepada penulis.

6) Drs. Dasahri, M.Pd. yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

7) Kedua orang tua ku Bapak H.Asbih (Alm) dan Ibu ku Hj. Maisaroh, dan Bapak H. Rojalih dan Ibu Hj. Siti Rohimi, yang telah memberikan semangat kepada penulis agar penulis cepat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8) Babehnya Adhwa yang bernama Yahya, ST yang telah memberikan pengertianya dan semangat kepada penulis.

9) Anak ku tercinta Adhwa Nur Azkiya Azmy, berkat kehadirannya membuat penulis semangat untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10)Terimakasih kepada adik-adikku Arif, Rahmat, Neng Nur dan Neng Ziah yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

11) Temen -temen KI-manajemen pendidikan angkatan 2004.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis sadar betul bahwa yang ada dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dari segi penulisan, bahasa dan lainlain. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Jakarta 15 Agustus 2011

(9)

viii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI……… ii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA PENULIS……… iii

UJI REFERENSI……… iv

ABSTRAK………..……… v

KATA PENGANTAR……… vi

DAFTAR ISI……… viii

DAFTAR TABEL……… x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Kemampuan Kepala Sekolah ... 8

1. Pengertian Kemampuan Kepala Sekolah ... 8

2. Peran Kepala Sekolah ... 12

3. Fungsi Kepala Sekolah ... 13

B. Komunikasi ... 18

1. Pengertian Komunikasi ... 18

2. Proses komunikasi ... 20

3. Jenis-jenis Komunikasi ... 22

4. Unsur-unsur Komunikasi ... 25

C. Civitas Akademika Sekolah ... 26

1. Kepala Sekolah ... 26

2. Tenaga Pengajar ( Guru ) ... 26

3. Para Siswa ... 27

4. Para Staf atau Karyawan ... 27

5. Orang tua ... 28

(10)

ix

D. Sumber Data... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Instrumen Penelitian ... 33

G. Tehnik Pengolahan Data dan Tehnik Analisa Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36

A. Gambaran Sekolah SMK Sumpah Pemuda ... 36

1. Sejarah Berdirinya SMK Sumpah Pemuda ... 36

2. Visi dan Misi SMK Sumpah Pemuda ... 37

3. Keadaan Guru ... 37

4. Keadaan Karyawan ... 39

5. Keadaan Siswa ... 40

6. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 40

7. Struktur Organisasi ... 41

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 41

1. Hasil Wawancara ... 41

2. Analisis Angket ... 42

D. Interprestasi Data Hasil Penelitian ... 60

BAB V PENUTUP ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran-saran ... 65

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen ... 33

Tabel 2 Data Tenaga Guru SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat ... 38

Tabel 3 Data Siswa SMK Sumpah Pemuda ... 40

Tabel 4 Menciptakan hubungan yang harmonis ... 42

Tabel 5 Menciptakan suasana yang demokratis dalam berkomunikasi ... 43

Tabel 6 Bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya ... 43

Tabel 7 Bekerja sama dalam menjalankan proses belajar mengajar ... 44

Tabel 8 Memberikan saran yang positif ... 44

Tabel 9 Mendidik civitas akademika dengan baik ... 45

Tabel 10 Menunjukan kepribadian yang baik... 45

Tabel 11 Memberikan pengarahan yang baik ... 46

Tabel 12 Dalam mengambil keputusan terlebih dahulu dimusyawarahkan ... 47

Tabel 13 Dalam membuat perencanaan sesuai dengan tujuan bersama ... 47

Tabel 14 Membuat perencanaan yang bagus ... 48

Tabel 15 Ide-ide kepala sekolah bermanfaat untuk yang lain ... 49

Tabel 16 Melakukan pengawasan terhadap proses belajar mengajar ... 49

Tabel 17 Berusaha mencari penyelesaian masalah melalui komunikasi tanpa menghambattujuan,keputusan maupun kemajuan bersama…. .. 50

Tabel 18 Memberikan motivasi ... 50

Tabel 19 Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komuniaksi primer ... 51

Tabel 20 Dalam berkomunikasi menggunakan bahasa yang baik ... 52

Tabel 21 Dalam berkomunikasi memberikan pesan yang baik ... 52

Tabel 22 Dalam berkomunikasimenggunakan bahasa isyarat ... 53

Tabel 23 Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi sekunder 53

Tabel 24 Dalam berkomunikasi senantiasamenggunakan alat atau sarana sebagai media………….. ... 54

Tabel 25 Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi vertikal . 55 Tabel 26 Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi secara horizontal………. 55

Tabel 27 Dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi diagonal ... 56

Tabel 28 Dalam berkomunikasi senantiasa menggunakan komunikasi searah ... 57

Tabel 29 Senantiasa menggunakan komunikasi dua arah dalam berkomunikasi 57 Tabel 30 Dalammenjalin komunikasi menggunakan komunikasi bebas ... 58

Tabel 31 Dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi tertulis ... 59

Tabel 32 Dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi secara lisan ... 59

Tabel 33 Senantiasa menggunakan komunikasi satu arah dalam berkomunikasi 60 Tabel 34 Nilai rata-rata skor berdasarkan indicator……… 61

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan salah satu sarana yang penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan unsur yang mendorong kemajuan peradaban manusia, dan tanpa komunikasi peradaban manusia tidak akan berkembang pesat. Dalam berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari masyarakat atau di mana saja manusia berada. Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan keberadaan orang lain, ia tidak mampu hidup sendiri.

Melalui kemampuan berkomunikasi menjadikan kehidupan manusia berbeda secara signifikan dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Komunikasi tidak diragukan lagi merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap orang yang menginginkan kesuksesan didalam hidupnya.

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Di dalam organisasi, komunikasi menjadi sarana untuk mengarahkan dan mengendalikan setiap kegiatan. Komunikasi juga dapat menjadi sarana untuk memahami tujuan organisasi dan mempengaruhi orang-orang untuk meyakini bahwa tujuan organisasi di masa depan merupakan hal yang berharga untuk diperjuangkan. Melalui komunikasi yang efektif setiap orang di dalam organisasi

(13)

akan memiliki pemahaman dan perspektif yang sama dalam memahami visi dan misi organisasi di masa depan.

Bagi seorang pemimpin, keterampilan berkomunikasi merupakan hal yang tidak bisa di tawar-tawar lagi. Dan merupakan hal yang mutlak untuk dikuasai secara baik. Pemimpin harus sukses dalam mengkomunikasikan visinya kepada orang lain. Pemimpin dapat mengarahkan perhatian bawahan secara langsung dengan menanamkan kepercayaan dan keyakinan bahwa visi masa depan merupakan sesuatu yang sangat berharga.Dalam dunia pendidikan, komunikasi terasa sangat penting.Tujuan dari lembaga pendidikan akan tercapai apabila nuansa-nuansa komunikasi sangat hidup di dalamnya, baik itu komunikasi antara atasan dengan bawahan atau bawahan dengan bawahan.

Tujuan pendidikan akan dapat tercapai apabila adanya komunikasi yang sehat dan baik antara kepala sekolah dengan guru, karyawan dengan guru akan turut membantu perkembangan kinerja guru di sekolah, dan dengan adanya keterbukaan dan pengertian maka guru akan merasa dirinya lebih akrab dengan kepala sekolah.

Di antara pakar yang membicarakan masalah kepemimpinan adalah Koontz, O’Donnel dan Weihrich. Di dalam bukunya yang berjudul Management,cetakan ketujuh, tahun 1980, antara lain dikemukakan, bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan secara umum merupakan pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha kearah tercapainya tujuan organisasi.1

Definisi dari kepemimpinan itu sendiri bervariasi sebanyak orang yang mencoba mendifinisikan konsep kepemimpinan.Definisi kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budaya. Selain itu juga mempengaruhi interprestasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, peroleh dukungan dan kerja sama dari orang –orang di luar kelompok atau organisasi.2

1

Wahjosumidjo,Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1999),h.103.

2

(14)

Salah satu peran kepala sekolah adalah sebagai seorang pejabat formal atau sebagai pemimpin formal. Sebab itu, kedudukannya yang formal, pengangkatan, pembinaan , dan tanggung jawabnya terikat oleh serangkaian berbagai ketentuan dan prosedur.

“Kemampuan kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor penentu utama pemberdayaan guru dan peningkatan mutu proses dan produk pembelajaran. Kepala sekolah adalah orang yang paling bertanggung jawab apakah guru dan staf sekolah dapat bekerja sama secara optimal”3

Kepala Sekolah tidak akan terlepas dari tanggung jawabnya sebagai manajer dibidang pengajaran dan pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi perlengkapan serta organisasi sekolah. Kepala sekolah dalam perannya harus mendapatkan kejelasan mengenai apa yang harus ia lakukan, pertalian dengan tuntutan-tuntutan dari manajer kependidikan yang lebih atas dan orang tua peserta didik terhadap prestasi belajar, menyikapi tuntutan tersebut kepala sekolah juga harus memandang rasional sebagai pelindung guru dari ancaman luar.

“Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efesien”4

Dalam paradigma manajemen pendidikan, perubahan akan terjadi dan berjalan dengan baik, jika kepala sekolah mampu berperan sebagai pemimpin yang visioner, yang memikili gambaran tentang sekolah yang dicita-citakan, serta mampu membimbing, mendorong dan mengorganisasikan tenaga kependidikan,masyarakat, dan lingkungan sekitar dengan baik.5

Menurut H.G. Hick delapan rangkaian peranan kepemimpinan ( leadership function), yaitu adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisaor menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan bersedia menghargai.6

3

Sudarwan Danim, MenjadiKomunikasi Pembelajaran ( Kepemimpinan transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran), (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003 ). Cet.1,h.197.

4

E.Mulyasa, Menjadi kepala Sekolah Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006). Cet.8, h.187.

5

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesiona…,h.187.

6

(15)

Demikian pula dalam melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah harus selalu memperhatikan berbagai faktor, seperti perundang-undangan, kebijaksanaan, serta peraturan yang berlaku, variable internal dan eksternal, interaksi antara sumber daya manusia, dan sumber material yang ada, efektivitas, kekuatan dan kelemahan serta integrasi dan pengalaman.

Tugas-tugas kepala sekolah saling berhubungan yang satu sama lain memiliki kaitan erat, baik langsung maupun tidak langsung. Tugas-tugas dimaksud adalah mengkoordinasi, mengarahkan dan mendukung hal-hal yang berkaitan dengan tugas pokoknya yang sangat kompleks, yaitu:

1. Merumuskan tujuan dan sasaran –sasaran sekolah 2. Mengevaluasi kinerja guru

3. Mengevaluasi kinerja staf sekolah

4. Menata dan menyediakan sumber-sumber organisasi sekolah

5. Membangun dan menciptakan iklim psikologis yang baik antar komunitas sekolah

6. Menjalin hubungan dan ketersntuhan kepedulian terhadp masyarakat 7. Membuat perencanaan bersama-sama staf dan komunitas sekolah7

Sedangkan fungsi seorang kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab tehadap atas kelancaran sekolah, tetapi ia juga berfugsi sebagai seorang (1) educator, sebagai seorang educator kepala sekolah harus mampu memberikan dorongan kepada seluruh tenaga pengajar untuk melaksananakan proses belajar mengajar yang baik. (2)

manajer,sebagai seorang manajer harus mampu melaksanakan dan membuat perencanan-perencanaan, memimpin dan dapat mengendalikan para anggotanya. (3)

administrator, karena sebagai administrator memiliki hubungan yang erat dengan pengelolahan, penyusunan, pendokumenan, keungan dan adinistrasi kesiswaan. (4)

supervisor, sebagai seorang supervisor ia harus dapat melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. (5)

leader, sebagai leader ia haru dapat mengarahkan anggotanya untuk melaksanakan tugasnya masing-masing, agar apa yang mereka lakukan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. (6) innovator, sebagai seorang innovator ia harus mampu memberikan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang pendidikan yang dapat

7

(16)

mendukung kegiatan belajar mengajar, dan (7) motivator, sebagai seorang motivator ia harus mampu memberikan motivasi kepada anggotanya, untuk tetap bersemangat dalam melaksanakan tugas. yang mana tujuh fungsi kepala tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada bab selanjutny

Dari pengamatan penulis hubungan pengaruh timbal balik antara tingkat partisipasi civitas akademika sekolah pendidikan sangat kurang, karena mereka merasa kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan mereka cukup baik.

Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk membina komunikasi intern dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.8

Sebagai pemimpin dibidang pendidikan, seorang kepala sekolah harus mampu membangkitkan dan menciptakan suasana komunikasi kerja yang tinggi, menyenangkan, aman dan penuh semangat juga harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri bawahannya. Kepala sekolah sebagai pemimpin membantu meningkatkan kinerja, kompetensi dan professionalisme kerja guru dapat diawasi, dan juga segala permasalahan kerja yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dapat dibantu pemecahannya

upaya membina komunikasi tidak sekedar untuk menciptakan kondisi yang menarik dan hangat, tetapi akan mendapatkan makna yang mendalam dan berarti bagi pendidikan dalam suatu sekolah. Dengan demikian, setiap personel dapat bekerja dengan tenang dan menyenangkan serta terdorong untuk berprestai lebih baik, dan mengerjakan tugas mendidiknya dengan penuh kesadaran.

Keterampilan berkomunikasi yang baik menjadi sangat penting bagi kepala sekolah untuk dapat mempengaruhi para guru dalam mencapai tujuan pendidikan sehingga mampu meningkatkan komunikasi kerjanya di sekolah dan menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik sebagai tenaga pengajar yang berimplikasi pada peningkatan mutu pendidikan

8

(17)

Dari permasalahan di atas penulis tertarik dan mencoba mengangkat sebuah penelitian tentang “KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENJALIN KOMUNIKASI DENGAN CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH ” ( Studi Kasus SMK SUMPAH PEMUDA Joglo Jakarta Barat)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi berbagai masalah terkait dengan partisipasi civitas akademika yang bersangkutan dengan pendidikan, yaitu :

1. Pentingnya kemampuan komunikasi yang efektif.

2. Pentingnya komunikasi kepala sekolah dengan civitas akademika sekolah. 3. Intensitas komunikasi sangat mendukung terciptanya proses belajar mengajar. 4. Pentingnya komunikasi di dalam lembaga pendidikan.

5. Pentingnya komunikasi dalam mensosialisasikan program pendidikan.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

a. Pembatasan Masalah

1. Kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi.

2. Kemampuan kepemimpinan kepala sekolah dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan civitas akademika.

3. Civitas akademika disinilah adalah pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah,diantaranya kepala sekolah,guru, staf, siswa dan orang tua.

b. Perumusan Masalah

1. Bagaimana kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan civitas akademika SMK Sumpah Pemuda ?

2. Apakah kepala sekolah dapat berkomunikasi secara baik dengan guru,staf dan wali murid ?

(18)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi.

2. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah

3. Untuk mengetahui upaya kepala sekolah dalam menjalin komunikasi yang harmonis dengan civitas akademika.

b. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Kepala sekolah SMK Sumpah Pemuda, sebagai bahan masukan dalam menjalin hubungan komunikasi yang harmonis dan efektif terhadap semua pihak yang berperan penting dalam pendidikan di sekolah tersebut

2. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literature serta menjadi bahan acuan bagi rekan mahasiswa lainnya untuk pengembangan penelitian selanjutnya yang relevan.

(19)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kemampuan Kepala Sekolah

1. Pengertian Kemampuan Kepala Sekolah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa “kemampuan mempunyai arti yaitu kesanggupan, kecakapan dan kekuatan."1

Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “kepala” yang dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga, dan "sekolah" yaitu sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.”

Jadi seorang kepala sekolah di sini harus mempunyai kesanggupan dalam berkomunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

2

Asmara Husna menjelaskan tentang arti "kepemimpinan pendidikan ialah segenap kegiatan dalam mempengaruhi personal lingkungan pendidikan pada

Jadi secara umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga di mana tempat menerima dan memberi pelajaran.

1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka, 1990).Cet.Ke3,.h.553.

2http://kepemimpinankepalasekolah.fuddin.wodrpress.com/2010/15/03.

(20)

situasi tertentu agar melalui usaha kerja sama, mau bekerja dengan rasa tanggung jawab dan ikhlas demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.”3

Kepemimpinan atau leadership adalah setiap sumbangan terhadap terwujudnya tercapainya tujuan –tujuan kelompok atau golongan. Atau dengan kata lain “ kepemimpinan” tindakan atau perbuatan di antara perseorangan dan kelompok, maju ke arah tujuan-tujuan tertentu.

Menurut Wahjosumidjo dalam praktek organisasi, kata “memimpin” mengandung konotasi menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi,membina, memberikan teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan, dan sebagainya.

Kepemimpinan tampak dalam proses di mana seorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi atau mengusai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.

4

Pengaruh-pengaruh kepemimpinan itu dapat dibedakan atas :

a. Kepemimpinan tidak langsung (indirect leadership); seperti kepemimpinan seorang ahli ilmu, seorang pengarang, seorang artis, dengan melalui karangan-karangan atau buku-bukunya.

b. Kepemimpinan langsung (direct leadership); pengaruh-pengaruh kepemimpinan ini dilakukan melalui sikap, perbuatan dan kata-kata secara langsung terhadap anak buah atau pengikutnya. Kepemimpinan macam ini disebut juga “ face to face leadership”.5

Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang lain.Kepemimpinan sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela atau sukacita. Ada beberapa faktor yang dapat mengerakkan orang yaitu karena ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan.

3

Asmara, Husna, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta : Ghalia Indonesia. 1985). Cet.Ke2, h.18.

4 http:// kepemimpinan kepalasekolah.fuddin.wordpress.com/2010/15/03.

5

(21)

Kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok . Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal ini yaitu :(1)Kepemimpinan itu melibatkan oramg lain baik itu bawahan maupun pengikut,(2) kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya,(3) adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.6

Dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai seorang pemimpin lembaga pendidikan harus bisa mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama dengannya dalam penyelenggaraan pendidikan. Maka seorang kepala sekolah harus mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan juga tepat dalam menggunakan srategi komunikasi karena pada dasarnya orang yang menerima pesan berbeda-beda.

Jabatan kepala sekolah berbeda dengan pemimpin bisnis atau pemimpin kemasyarakatan lainnya. Seorang pemimpin harus mampu mengatasi akan terjadinya perubahan agar ia mampu menyesuaikan dengan keadaaan sehingga organisasinya tetap hidup.

Kepemimpinan dan manajemen bukanlah merupakan terma yang sinonim. Seseorang bisa menjadi pemimpin tanpa harus menjadi manajer. Seseorang, misalnya, bias melaksanakan fungsi-fungsi simbolik, inspirasional, edukasional dan normative pemimpin yang merepresentasikan kepentingan organisasi tanpa harus melakukan tugas formal manajemen. Sebaliknya, seseorang bisa me- manage tanpa harus memimpin. Seorang individu bisa memonitor dan mengontrol aktivitas-aktivitas organisasional, membuat keputusan-keputusan, dan mengalokasikan sumber-sumber daya tanpa harus melaksanakan fungsi-fungsi simbolik, normative, inspirasional,atau edukasional kepemimpinan (schon,1984,hal.36).7

Keahlian manajerial dengan kepemimpinan merupakan dua peran yang berbeda. Seorang manajer yang baik adalah seorang yang mampu menangani kompleksitas organisasi, dia adalah ahli perencanaan srtategis daan operasional

6

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003).Cet.2,h.3.

7

(22)

yang jujur, mampu mengorganisasikan aktivitas organisasi secara terkodinasi, dan mampu mengevaluasi secara reliable dan valid. Sedangkan pemimpin yang efektif mampu membangun motivasi staf, menentukan arah, menangani perubahan secara benar, dan menjadi katalisator (mempengaruhi atau mengarahkan) yang mampu mewarnai sikap dan prilaku staf.

Dua peran itu dalam organisasi semestinya seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan karena tanpa keahlian manajerial, seorang pemimpin akan kesulitan menetapkan langkah-langkah kerja rasional yang didasari oleh nilai-nilai teoritis pengembangan organisasi. Kondisi itu dapat menimbulkan kemandekan atau miss management karena dapat saja timbul kebocoran di sana-sini yang diakibatkan kurangnya kemampuan pemimpin melakukan langkah-langkah manajerial. Sebaliknya, apabila seorang manajer tidak memiliki keahlian memimpin maka lambat laun organisasi akankehilangan pamornya karena tidak ada orang yang dijadikan rujukan, memberi motivasi, dan menentukan arah organisasi.

Era desentralisasi adalah era perubahan yang memberikan peluang besar kepada para pemimpin untuk mengembangkan nilai-nilai kepemimpinan. Pada era ini berbagai tantangan dan ancaman yang datang silih berganti memerlukan keteeguhan sikap dan kecerdasan menangkap peluang dan merncang masa depan. Oleh karena itu, diperlukan pemimpin yang sesuai dengan kondisi, yaitu memiliki komitmen kualitas dan selalu mempebaharuinya sesuai dengan tuntutan stakeholders.8

Kepala sekolah juga menghadapi situasi dan kondisi yang relatif stabil di mana siswa tidak dapat cepat berubah, mereka sangat tergantung kepada susunan atau program pengajaran yang telah ditentukan oleh pemeritntah, perubahan program pengajaran hanya terjadi bila pemerintah memulainya.

Jadi seorang kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.

8

(23)

2. Peran Kepala Sekolah

Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efesien. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk 1) saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja 2;) saling membantu antara sekolah masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing; 3) kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah.9

Kepala sekolah menurut Tabrani dalam perannya, tidak akan terlepas dari tanggung jawab sebagai manajer dibidang pengajaran dan pengembangan kurikikulum, administrasi kesiswaan, administrasi kepegawaian, hubungan masyarakat, administrasi perencanaan sekolah dan perlengkapan serta organisasi sekolah. Kepala sekolah dalam perannya harus mendapatkan kejelasan mengenai apa yang harus ia lakukan, bertalian dengan tuntutan-tuntutan dari manajer kependidikan yang lebih atas dan orangtua peserta didik terhadap prestasi belajar, menyikapi tuntutan tersebut kepala sekolah juga harus memandang rasional sebagai pelindung guru dari kecaman luar.

Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Patah semangat, kehilangan kepercayaan harus dapat dibangkitkan kembali oleh para kepala sekolah. Sesuai dengan misi yang dibebankan kepada kepala sekolah, kepala sekolah harus mampu membawa perubahan sikap prilaku, intelektual anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan.

9

(24)

Kepala sekolah pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi para guru, staf dan siswa. Oleh sebab itu kepala sekolah harus selalu membangkitkan semangat, percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa, sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja secara bertanggung jawab ke arah tercapainya tujuan sekolah.

Jadi, dalam peranannya kepala sekolah lebih memusatkan kepada citra diri sebagai seorang pemimpin dalam tujuan mempengaruhi keseluruhan komponen sekolah sehingga terjadi kerjasama yang konstrutif yaitu terwujudnya sebuah nuansa yang harmonis dan kekeluargaan.

3. Fungsi Kepala Sekolah

Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja. Akan tetapi, banyaknya masalah baru yang timbul harus menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk dipecahkan dan dilaksanakan.

Berdasarkan semakin kompleksnya masalah yang ada, maka fungsi kepala sekolah adalah sebagai berikut :

a. Kepala Sekolah sebagai Edukator

Kepala sekolah sebagai educator harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program akselarasi bagi peserta didik yang cerdas di atas normal.

(25)

(pembinaan moral),membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan penampilan mereka secara lahiriah (pembinaan fisik), dan membinan para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepekan manusia terhadap seni dan keindahan (pembinaan artistik).

Sebagai educator, kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam hal ini faktor pengalaman akan sangat mempengaruhi professionalisme kepala sekolah, terutama dalam mendukung terbentuknya pemahaman tenaga kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya. Pengalaman sesama menjadi guru, menjadi wakil kepala sekolah, atau menjadi anggota organisasi kemasyarakatan sangat mempengaruhi kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan pekerjaannya, demikian halnya pelatihan dan penataran yang pernah diikutinya.10

b. Kepala Sekolah sebagai Manajer

Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha paraanggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki srtategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk mening katkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

c. Kepala Sekolah sebagai Administrator

Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah.

10

(26)

Seperti pengelolahan kurikulum, personalia, kearsipan sampai pada pengelolaan administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efesien agar dapat menunjang produktivitas sekolah.

Untuk itu pula maka partisipasi guru dalam administrasi sekolah sangat penting dan menjadi keharusan. Partisipasi dimaksud hendaknya ditafsirkan sebagai kesempatan-kesempatan kepada para guru dan kepala sekolah untuk memberi contoh tentang bagaimana demokrasi dapat diterapkan untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan.

Apabila administrasi dipandang sebagai proses bekerja dengan orang-orang dan mengkordinasikan usaha-usaha mereka ke dalam keseluruhan yang bekerja efesien dan produktif, maka jelas bahwa tanggung jawab tidak dapat lagi dipusatkan hanya satu orang belaka. Tanggung jawab harus disalurkan secara luas di antara semua orang yang mengambil bagian dalam program sekolah.

d. Kepala Sekolah sebagai supervisor

Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi-kondisi atau syarat-syarat yang esensi yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan dan segala bantuan dari para pemimpin sekolah yang, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personil lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Melihat definisi tersebut, maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor bearti, kepala sekolah hendaknya pandai meneliti,mencari dan menentukan syarat-syarat mana-mana sajakah yang sangat diperlukan bagi kemajuan sekolahnya, sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu maksimal mungkin dapat tercapai.

(27)

memiliki ide-ide, pendapat–pendapat dan pengalaman-pengalaman yang perlu didengar dan dihargai serta diikut sertakan di dalam usaha-usaha perbaiakan pendidikan.

Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.11

e. Kepala Sekolah sebagai Leader

Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningktkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Dan sebagai leader kepala sekolah juga harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan professional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.

f . Kepala Sekolah sebagai Inovator

Kepala sekolah sebagai innovator harus mampu menemukan, mencari, dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. Gagasan baru tersebut

moving class. Moving class adalah mengubah srtategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi, sehingga setiuap bidang studi memiliki kelas tersendiri, yang melengkapi dengan alat peraga dan alat-alat lainnya.

g. Kepala Sekolah sebagai Motivator

Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan

11

(28)

melalui pengaturan lingkugan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar (PSB).

"Fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun motivasi kerja, mengemudikan orang, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi yang efesien, dan membawa para pengikutnya pada sasaran yang dituju, sesuai dengan waktu dan perencanaan".12

Fungsi kepemimpinan di madrasah yaitu :

a. Kepala sekolah mampu mengarahkan segera sumber yang ada di madrasah

b. Mengarahkan seluruh warga madrasah ( guru, murid, karyawan, masyarakat, maupun aparat ) kearah pencapaian tujuan pendidikan.

c. Kepala sekolah juga berfungsi membimbing dalam membina warga madrasah baik dalam pelatihan maupun pengembangan.

d. Memberikan dorongan agar segenap warga madrasah mau dan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.

e. Memberikan bantuan dalam bentuk ide, keterampilan, dana maupun sarana pendidikan pada segenap warga lembaga pendidikan tersebut. f. Memberi penghargaan dalam bentuk moral maupun material yang sesuai

dengan kemampuan madrasah.

Dari beberapa uraian fungsi diatas dapat disimpulkan bahwasannya kepala sekolah juga mempunyai fungsi penting terlebih dengan masyarakat eskternal dalam hal ini adalah orang tua siswa. Kepala sekolah berfungsi untuk menjalin komunikasi yang baik, mengemudikan orang lain, mengarahkan segenap warga lembaga pendidikan tersebut termasuk orang tua siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.

12

(29)

B. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah ”komunikasi" merupakan terjemahan dari bahasa Inggris

Communication yang dikembangkan di Amerika Serikat dan komunikasipun berasal dari unsur persuratkabaran, yakni journalism. Adapun definisi komunikasi dapat dilihat dari dua sudut, yaitu : dari sudut bahasa (etimologi) dan dari sudut istilah (terminologi)."13

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, komunikasi didefinisikan “Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.”14

Pengertian komunikasi yang dipaparkan diatas sifatnya dasariah dalam arti bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat, karena kegiatan komunikasi tidak hanya inofatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tapi juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain. Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan "siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya.”15

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah :”Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap”.16

Menurut Oteng sutisna komunikasi adalah “ proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, persamaan, pertanyaan dari orang ke orang atau dari kelompok ke kelompok.”17

13

Roudhonah, Ilmu Komunikasi,(Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press).Cet.1, h. 19.

14

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, …,h.454.

15

Hafied Cangara, PengantarIlmu Komunikasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008).Edisi 1-9,h ,19.

16

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori & Praktek ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2000). Cet 13,h.10.

17

(30)

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa :

" Komunikasi adalah suatu trnsaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungan (1) membangun hubungan antar sesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (4) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.(Book,1980).”18

Komunikasi dapat dikatakan berlangsung dengan baik atau efektif apabila pesan yang ingin disampaikan oleh sumber pesan tersebut di terima dan diartikan oleh sasaran komunikasi atau penerimaan pesan, dalam bentuk jiwa dan semangat yang sama persis seperti yang diinginkan dan dimaksudkan oleh sumber pesan. Dan komunikasi yang efektif hanya akan terjadi jika antara pengirim dan penerima pesan tercipta pemahaman yang sama. Sejalan dengan itu bahwa Komunikasi yang efektif hanya akan berlangsung apabila setiap individu memperlakukan individu yang lain sebagai subyek yang dilakukan dalam bentuk saling menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi sangat penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka, begitu juga dengan bawahan atau staf. Untuk memahami komunikasi ini dengan mudah perlu mengetahui proses komunikasi , unsur-unsur komunikasi, bentuk komunikasi, dan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam proses komunikasi.

Komunikasi juga bisa diartikan suatu prosaes di mana seseorang menyampaikan pesannya, baik dengan lambang bahasa maupun dengan isyarat, gambar, gaya, yang antara keduanya sudah terdapat kesamaan makna, sehingga keduanya dapat mengerti apa yang sedang dikomunikasikan. Dengan kata lain, jika lambangnya tidak dimengerti oleh salah satu pihak, maka komunikasinya akan tidak lancar dan tidak komunikatif.

18

(31)

Komunikasi merupakan hal yang sagat penting bagi manusia, makin luas pergaulan maka makin besar fungsi, peranan dan tanggung jawab social seseorang. Makin banyak ia terlibat dalam proses komunikasi, maka akan berpengaruh pula tehadap diri dan tingkah lakunya, karena komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian dan penerimaan lambing-lambang (pesan) yang mengandung arti atau makna antara komunikator dan komunikannya dengan tujuan mewujudkan kesamaan dan kebersamaan.

Komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik, sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tatakrama pergaulan antar manusia, sebab berkomunikasi dengan baik akan memberikan pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manajer, kepala sekolah, pedagang, pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan , pramuniaga, dan sebagainya.

Pendek kata, sekarang ini keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi.

Jadi komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak kepihak yang lain, yang pada awalnya berlangsung sederhana dimulai dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas menjadi sebentuk pesan untuk kemudian disampaikan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan bahasa berbentuk kode visual, kode suara atau kode tulisan.

2. Proses Komunikasi

(32)

Proses komunkasi pada hakekatnya proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seeorang kepada orang lain. Pikiran biasa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan biasa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan perasaan disadari. Sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu-waktu dalam penyampaian atau menyampaikan pikran, perasaan tidak terkontrol. Proses komunikasi menurut Onong Uchjana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan praktik dibagi dua (2), yaitu “Proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder”.19

a. Proses Komunikasi secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambaran, warna, dan laian sebagainya yang secara langsung mampu menterjemehkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam berkomunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk idea, informasi atau opini, baik mengenai hal yang kongkret maupun yang abstrak, bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan pada waktu lalu dan masa yang akan datang.

19

(33)

b. Proses Komunikasi secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang atau media pertama.20

Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua, jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media komunikasi,hal ini sebabkan oleh bahasa sebagai lambangbeserta isi yakni pikiran atau perasaan yang dibawanya menjadi totalitas pesan yang tampak dan tak dapat dipisahkan.

Pada umumnya memang bahasa yang paling banyak digunakan dalam berkomunikasi karena bahasa sebagai lambang mampu mentransmisikan pikiran, ide, pendapat dan sebagainya.Karena itulah pula maka kebannyakan media merupakan alat atau sarana yang diciptakan untuk meneruskan pesan komunikasi dengan bahasa.

3. Jenis-Jenis Komunikasi

Dalam kegiatan komunikasi suatu organisasi dapat dibedakan menjadi komunikasi organisasi formal dan komunikasi organisasi informal.

Dalam organisasi formal, komunikasi diatur oleh hubungan yang diadakan berdasarkan struktur wewenang dan kekuasaan, pertanggung jawaban dan saluran–saluran organisasi lebih mengutamakan berdasarkan urutan kekuasaan. Tepatnya informasi mengurus dalam organisasi menurut pola-pola yang telah ditetapkan dan dibatasi. Pola-pola ditentukan berdasarkan peranan-peranan yang ditunjuk bagi setiap orang dan badan organisasi yang sementara itu memperlihatkan juga jalur-jalur wewenang, kekuasaan, tanggung jawab dan menunjuk pula jaringan komunikasi formal. Dapat dikatakan bahwa komunikasi formal adalah komunikasi terbatas karena dalam betuk ini komunikasi hanya dapat dilakukan antar personal tertentu berdasarkan kepangkatan atau posisi atau jabatan masing-masing di dalam organisasinya.

20

(34)

Jika seorang administrator pendidikan hendak bekerja dengan efektif hendaklah membangun system komunikasi formal yang baik. Struktur komunikasi harus menjamin bahwa informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir bebas kesemua arah ditentukan baik keatas, kebawah dan kesamping. Saluran-saluran itu hendaknya dipahami oleh setiap anggota organisasi. Garis-garis komunikasi hendaknya di buat sependek dan sesingkat mungkin. Hendaknya sedapat mungkin bagi semua anggota bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.

Sistem komunikasi formal selalu dilengkapi dengan jaringan komunikasi yang informal. Informal cendrung pada tujuan pribadi dari pada tujuan-tujuan organisasi. Karena itu system informal mungkin sejalan dan tidak dengan system komunikasi organisasi selaras dengan tujuan-tujuan pribadi dan sikap para anggotanya. Jika tujuan-tujuan organisasi dan pribadi itu sejalan, mungkin sekali informasi digunakan. Apabila tidak, komunikasi informal bisa menghalang halangi bahkan menggantikan informasi formal.

Sistem komunikasi informal adalah sistem komunikasi yang paling menguntungkan. Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi-informasi dan pikiran-pikiran penting yang tidak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk persahabatan dan membantu hubungan insan yang baik.

Sistem komunikasi informal dalam organisasi harus diakui kehadirannya dan sama pentingnya, yang kadang-kadang lebih efektif. Penyampaian informasi yang bersifat rahasia tidak diperkecil, artinya di pandang sebagai gambaran yang diharapkan suatu organisasi.

Komunikasi yang biasa kita gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari memiliki jenis yang berbeda-berbeda.

(35)

dengan pihak lain berupa tukar menukar informasi, ide, saran, data dalam pembicaraan di luar organisasi.”21

Untuk lebih jelasnya berlangsungnya komunikasi internal dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Vertikal, yakni komunikasi yang berlangsung dari atasan atau pimpinan kepada bawahan misalnya berupa perintah, intruksi, dan sebaliknya dapat berlangsung dari bawahan kepada pimpinan misalnya berupa saran, informasi laporan dan lain-lain.

b. Horizontal, yakni komunikasi yang berlangsung sejajar yakni dari bawahan atau kepala bagian kepada kepala bagian yang lain.

c. Diagonal, yakni komunikasi yang berlangsung secara menyilang yang terjadi bukan pada atasan langsung atau bawahan langsung.

d. Searah, yakni komunikasi yang berkomunikasi yang berlangsung tanpa adanya feed back atau umpan balik dari yang dikomunikasikan.

e. Dua Arah yakni komunikasi yang mengenal Feed back atau umpan balik yang dikomunikasikan, maka disini terjadilah saling dan menerima.

f. Bebas, yakni komunikasi yang terjadi tanpa mengenal adanya keterkaitan secara formal, dan berlangsung secara wajar.

g. Terkait, yakni komunikasi yang berlangsung menurut prosedur yang berlaku menurut ketentuan tertentu dan biasanya tercermin dalam struktur.

Selain jenis komunikasi di atas, soekarno menambahkan beberapa jenis komunikasi lainya yaitu : komunikasi lisan disini artinya anatara komunikator dan komunikate dapat menerangkan, menjelaskan dan menanyakan tentang suatu perintah. Sedangkan, komunikasi tulisan perintah atau informasi diberikan secara tertulis.

Bahwa yang termasuk jenis-jenis komunikasi eksternal adalah:

a. Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang disampaikan secara tertulis

21

(36)

b. Komunikasi secara lisan adalah komunikasi yang disampaikan secara lisan. Dapat dilakukan secara langsung, berhadapan atau tatap muka dan dapat pula melalui telpon.

c. Komunikasi non verbal adalah komunikasi dengan menggunakan mimik, pantonim dan bahasa isyarat.

d. Komunikasi satu arah adalah komunikasi berbentuk perintah, istruksi dan bersifat memaksa dengan menggunakan sakai-saksi.

e. Komunikasi dua arah. Bersifat informative dan memerlukan hasil (feed back).

Kemampuan untuk mengadakan kontak hubungan kerja sama secara optimal kepada orang yang di ajak bekerja sama dengan memperhatikan kodrat dan harkat manusia disebut keterampilan manusiawi, tujuannya adalah mengadakan hubungan bekerja sama dengan para bawahan dalam suatu organisasi dan kepentingan anggotanya, tugas kepala sekolah adalah bagaimana mengisi kebutuhan-kebutuhan, keinginan atau dorongan kepada personal.

4. Unsur-unsur Komunikasi

Unsur –unsur komunikasi yang selalu ada dalam kegiatan komunikasi yaitu :

b. Comunicator : Orang yang menyampaikan informasi atau pemberi data, ide dan saran.

b. Communicate : Orang yan menerima informasi c. Channel : Saluran dalam penyampaian informasi

d. Responden : Kegiatan yang timbul sebagai jawaban terhadap informasi yang diterima.

e. Message : Berita yang diinformasikan atau disampaikan

Komunikasi mempunyai peranan penting bagi suatu eksitensi suatu organisasi. Sekarang, manajer biasanya menghabiskan sebagian dari waktunya bekerja dengan berkomunikasi untuk mengkoordinasi bagian-bagian dari organisasi agar menjadi unit-unit kerja yang efektif dan efisien.22

(37)

C. Civitas Akademika Sekolah

Civitas akademika di dalam kamus populer dapat diartikan sebagai Masyarakat kecil, jadi civitas akademika sekolah artinya pihak –pihak yang berperan penting dalam penyelengaraan pendidikan di sekolah tersbut, yang termasuk masyarakat kecil di sekolah sebagai berikut :

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah dalam manajemen sekolah sebagai prestasi atau kemampuan kerja. Kepala sekolah dalam melaksananakan tugasnya sebagai seorang pendidik dan administratoryang professional yang seharusnya memiliki kompetensi dan keterampilan dalam mengelola suatu lembaga pendidikan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan hendaknya memiliki pengertian dan pengetahuan yang luas tentang penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah . Dan sebagai Seorang pemimpin di sebuah lembaga pendidikan ia harus mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dengan civitas akademika di sekolah .

2. Tenaga Pengajar (Guru)

Guru adalah pendidik professional, karenanya secara implikasi ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orangtua. Mereka ini, tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah, sekaligus berarti pelimpahan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru. Hal itu pun menunjukkan pula bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarangan guru / sekolah karena tidak sembarangan orang dapat menjabat guru.

(38)

penting dalam lingkungannya, maka masyarakat akan rela memberi sumbangan-sumbangan kepada sekolah berupa gedung, alat-alat, hadiah-hadiah jika diperlukan oleh sekolah.

3. Para Siswa

Siswa adalah a person registrered in an education and pursuring a course of study ( Seseorang yang terdaftar pada sebuah lembaga pendidikan dan mengikuti suatu jalur studi).23

Peserta didik (siswa) adalah “seseorang ataubsekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku pencari,penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.”

Dan parasiswa merupakan seseorang atau kelompok orang yang bertindak sebagai pelaku pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untukmencapai tujuan.

24

Para siswa juga merupakan bagian civitas akademika sekolah yang paling penting pada suatu sekolah. Mereka merupakan sumber informasi utama bagi orang tua mereka.

4. Para Staf atau Karyawan

Para staf sekolah harus mengembangkan konsepnya tentang masyarakat sekolah. Masalah-masalah pendidikan tidak dapat dipertimbangkan di dalam isolasinya, dari bentuk-bentuk keanggotaan masyarakat yang berbeda- beda dan para staf perlu mempergunakan sumber-sumber pendidikan yang tersedia masyarakat. Praktik ini akan mempertinggi program pengajaran dan meningkatkan pengetahuan para staf tentang sumber-sumber masyarakat.

Keberadaan sekolah sangat diharapkan staf sebgai lembaga yang memberi harapan banyak terhadap profesi dan kehidupan. Oleh karena itu, sebagai suatu lembaga yang menghadapi kepentingan orang banyak, bahkan kepentingan utama dalam pembangunan bangsa, sudah selayaknya apabila sekolah berfokus pada pengembangan sumber daya manusia. Salah satu sumber

23

(39)

daya manusia yang menentukan kualitas lulusan adalah staf yang berperan dalam penataan dan penyelenggaraan sekolah.25

5. Orang tua

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.

Pada umunya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaraan dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhinya secara timbal balik antara orang tua dan anak.

D. Kerangka Berpikir

Keberhasilan suatu sekolah tidak hanya dicapai oleh kemampuan kepala sekolah dalam melakukan pengelolahan yang baik terhadap sekolah, akan tetapi kepala sekolah juga memerlukan kemampuan berkomunikasi secara baik, karena kepala sekolah memberikan informasi (yang harus dipahami), memberikan komando dan instruksi (yang harus diikuti dan ditindak lanjuti). Melalui komunikasi juga, kepala sekolah mempengaruhi kegiatan dari anggota-anggota sekolah untuk membantu mengumpulkan informasi dan membangun kerja sama. Informasi dan umpan balik membantu mereka membuat keputusan-keputusan organisasi dan mempengaruhi tingkah laku anggotanya.

Kepala sekolah sebagai seorang manajer di sekolah harus mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal. Untuk itu diperlukan seorang pemimpin yang efektif dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah. Kepala sekolah seharusnya mampu mengkondisikan seluruh kegiatanya, membangun dengan seluruh staf dan berorientasi pada imbalan kinerja staf.

25

(40)

Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus mampu berkomunikasi secara baik terhadap seluruh stafnya, karena komunikasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan penempatan gagasan atau pesan dari seseorang kepada orang lain, baik berbentuk tulisan maupun lisan. Komunikasi di antara warga di sekolah merupakan bagian yang penting dalam rangka terlaksananya kegiatan di sekolah, menciptakan komunikasi yang baik untuk mencapai tujuan yang sama dan membangun sarana yang menyenangkan dalam proses kegiatan pendidikan.

Kepala sekolah juga harus mampu berkomunikasi dengan guru dan karyawan, orang tua maupun anak didik. Dalam berkomunikasi seorang kepala sekolah harus memperhatikan kejujuran, bagaimana ia bersikap, dan bagaimana ia harus menempatkan diri dalam berkomunikasi yang menyenangkan akan terjalin hubungan yang harmonis dan akan terwujud tujuan yang ingin dicapi.

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1.Untuk mendapatkan kesimpulan mengenai kemampuan kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan civitas akademika sekolah.

2.Untuk mendapatkan informasi yang signifikan tentang kemmpuan kepala sekolah dalam berkomunikasi..

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2009 sampai selesai di Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) Sumpah Pemuda Jakarta Barat, alasan memilih sekolah ini untuk diteliti karena sekolah tersebut banyak diminati dari berbagai tempat dan dekat dengan tempat tinggal saya.

C. Metode Penelitian

Metode adalah cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Metode penelitian ini adalah meggunakan penelitian deskriptif kualitatif, yang merupakan proses penelitian yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang ada.

(42)

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian tentang kemampuan kepala sekolah dalam menjalin komunikasi dengan civitas akademika di sekolah SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat adalah guru , staf ,wali murid kelas 1 dari rogram studi Akutannsi dan wali murid dari kelas 1 dari program studi administrasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua macam peneltian yaitu :

1. Penelitian Kepustakaan (library Research)

Penelitian kepustakaan merupakan suatu metode penelitian data pada literatur-literatur yang sesuai dengan penulisan skripsi ini. Penulis mencoba mencari informasi melalui literatur-literatur yang terdapat pada perpustakaan dan sumber-sumber belajar lainnya, untuk menunjang kelengkapan teori-teori yang diperlukan.

2. Penelitian Lapangan (field Research)

Penelitian lapangan merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke objek penelitian, karena penelitian memerlukan data yang valid agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Untuk mengumpulkan data tersebut , penulis menggunakan beberapa teknik yaitu:

a. Observasi (pengamatan)

(43)

b. Interview (wawancara)

Wawancara merupakan kegiatan interview yang dilakukan terhadap orang yang menjadi objek, dan pedoman wawancara yang digunakan adalah semi structural, yaitu menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah terstruktur kemudian satu persatu diperdalam untuk memperoleh informasi yang lebih lanjut. Wawancara ini dilakukan antara penulis dengan kepala sekolah untuk memperoleh informasi yang berkaitan.

c. Angket (kuesioner)

Angket adalah suatu alat pengumpulan data berisi daftar pertanyaan secara tertulis yang ditunjukan kepada subjek/responden penelitian. Pertayaan-pertayaan pada angket, bias berbentuk tertutup (berstruktur), dan bisa juga berbentuk terbuka (tak berstruktur). Disebut suatu pertanyaan tersebut telah disediakan "kemungkinan pilihannya, sehingga responden tinggal memilih yang sesuai."1

Angket ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang memiliki empat alternatif jawaban yaitu selalu (S), sering (S), kadang-kadang (KD) dan tidak pernah (TP). Responden hanya akan diperkenankan untuk memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat atau keadaan sebenarnya.

Angket ini penulis susun dan disebarkan kepada responden, sebenarnya responden dari penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, staf, siswa,wali murid (orang tua) dan masyarakat. Tetapi mengingat keterbatasan waktu dan untuk mempermudah penulis maka yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah guru, staf dan wali murid kelas 1 program studi Akutansi dan administrasi

1

(44)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berbentuk kuesioner terstruktur. Untuk memberikan batasan yang jelas dalam penyusunan instrumen.

Tabel .1

Kisi-kisi Instrumen

Dimensi Indikator Pernyataan Item Soal

Kemampuan

1. menciptakan hubungan yang harmonis

5. membuat perencanaan

6. melakukan berbagai pengawasan 7. memberikan motivasi

8. komunikasi secara primer 9. komunikasi secara sekunder

16,17,18,19 20,21

4. Jenis-jenis Komunikasi

10.komunikasi secara Internal

11.komunikasi Secara Eksternal

22,23,24,25, 26,27 28,29,30

G. Tehnik Pengolahan Data dan Tehnik Analisis Data

Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya adalah :

1. Tehnik Pengolahan Data

(45)

yang tidak dijawab, penulis menghubungi respoden yang bersangkutan untuk disempurnakan jawabanya agar angket tersebut sah.

Data yang berhasil dikumpulkan melalui angket diolah dengan memindahkan jawaban yang terdapat dalam angket ke dalam tabulasi atau tabel Kemudian setelah diolah sehingga nilai angket dinyatakan sah, maka selanjutnya melakukan analisis data dengan teknik deskriptif kualitatif.

2. Tehnik Analisi Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan data dalam peneltian ini untuk membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur serta tersusun lebih berarti, sehingga mudah dipahami bukan hanya oleh penulis tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penetian ini,

Dalam menghitung data yang penulis dapatkan, maka penulis mendistribusikan nilai prosentase yang diperoleh dengan cara frekuensi dibagi responden dikalikan dengan 100% dengan rumus sebagai berikut :

P =

N F

x 100 %

Keterangan :

P = Prosentase

F = Frekuensi jawaban N = Jumlah responden

Dalam memberikan interprestasi data nilai rata-rata yang diperoleh digunakan pedoman interprestasi yaitu:

1. Baik jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100 % 2. Cukup Baik jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75 % 3. Kurang Baik jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55 % 4. Tidak Baik jika nilai yang diperoleh baerada pada interval 40%2

2

(46)

Untuk menentukan presentase digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah berikut ini

1. Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan mengembalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi

2. Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian

3. Menentukan katagorinya yaitu dengan menggunakan rumus yaitu :

P = x100% NH

NS

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Sekolah SMK Sumpah Pemuda

1. Sejarah berdirinya SMK Sumpah Pemuda

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah di sekolah, diperoleh keterangan bahwa SMK Sumpah Pemuda didirikan oleh yayasan Al-Mujahidin dipimpin oleh KH.Ma'mun HK. pada tanggal 28 oktobertahun 1993, kemudian pada tanggal 21 september 1995 yayasan ini mengembangkan kegiatan di bidang pendidikan.

SMK Sumpah Pemuda berada di bawah naungan yayasan Al-Mujahidin, yayasan ini yang melaksanakan kegiatan pendidikan berupa pendidikan Taman Kanak-kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah kejuruan (SMK).

Sebagai peyelenggara pendidikan swasta nasional,yayasan almujahidin termasuk menampilkan pendidikan yang berkualitas untuk mampu melahirkan insan yang cerdas, terampil, beriman, dan bertaqwa kepada Allah SWT, beraklah mulia, berwawasan luas, serta dapat mengaktualisasikan ilmunya kepada masyarakat sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

(48)

SMK Sumpah Pemuda merndirikan program studi yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja dewasa ini, seperti Program studi Akutansi, Program studi Penjualan dan program studi Administrasi Perkantoran.

2. Visi dan Misi Sekolah SMK Sumpah Pemuda

a. Visi SMK Sumpah Pemuda

“Mempersiapkan tamatan berwawasan keunggulan dalam menyongsong Era Globalisasi”.

b. Misi SMK Sumpah Pemuda

1. Menghasilkan tamatan yang memiliki factor unggulan dalam sector pembangunan.

2. Mengubah peserta didik dari status beban menjadi asset pembangunan yang produktif.

3. Menghasilkan tenaga keriprja yang professional untuk memenuhi tuntutan Dunia Usaha dan Dunia Industri dan tuntutan pembangunan pada umumnya.

4. Membekali siswa agar dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan.

1. Keadaan Guru

(49)

Tabel 2

Data Tenaga Guru SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat

No Nama Jabatan

1 Drs. Dahsari, M.Pd. Kepala Sekolah

2 Yasan, S.Pd. Bahasa Indonesia

3 Rohman, S.Pd. Ekonomi

4 Agus Sutanto MPA & Mengetik

5 Yadih, S.Pd. MDMN & IPS

6 Drs. Muhammad Ali PKn & IPS 7 Sri Hastuti, S.Pd. MPDAK & MBP

8 Drs. Jakarsih PKn

9 Riwi Indarti, S.Pd. Kewirausahaan 10 Ir.Reza Yusanti, MM. MIOB Akutansi 11 H.Abd.Rahman, S.Pd.I Agama Islam & Iqro 12 Untumg Riyadi, S.Pd. MPAT & Pajak

13 Drs. Tridoyo Kewirausahaan & MMBK 14 Lika Testin I, S.Pd. Kewirausahaan

15 Jamal, S.Ag Kewirausahaan

16 Endiya Widawati, S.Pd. Matemtika

17 Maryamah, S.Ag. Agama Islam

18 Abdul Hair, S.Pd. Bahasa Inggris 19 Sarmini, S.Pd. Menagih Pembayaran

20 Amanah, S.Pd. Iqro

21 Irfan Dadi, S.Pd. Kolega & MMND 22 Adih, S.Pd. BK & Aqidah Akhlak

23 Ma’mun, S.Pd. Sik. Akun

24 Kurniasih, S.E. Men. Produk

25 Masan, S.Pd.I. MMP & MDS

26 Sri Rahayu, A.Md. MPK4

(50)

28 Elly Asriani, S.Pd. PKnS

29 Yudi Kontoro, S.Pd. Aqidah Akhlak 30 Hamidah, S.Pd. Bahasa Inggris

31 Kundari, S.Pd. BMT

32 Indriani, ST. IPA

33 Nurfiani, S.Pd. IPS

34 Abd. Azis, S.Pd. Bahasa Inggris 35 Abd. Rahman, S.Kom. KKPI

36 Ade Rosita, S.Pd. Bahasa Inggris

37 Diah N Seni Budaya

38 Isnaini, S.Ag. Agama Islam

39 Sumiyati, S.Pd. Matematika

40 Wahid Hasyim, S.Pd. Penjaskes 41 Etik Sudarsih, S.Pd. MSMK

42 Ifah Latifah,S.Pd. Agama Islam & Aqidah

43 Abdul Hasan Aqidah Akhlak

44 Evi Maryanti, ST. IPA

45 Eti Sutiartsih, S.Pd. Kewirausahaan

46 Marali, S.Ip Bahasa Indonesia & PKn

47 Hamiah, S.Pd. Matematika

2. Keadaan Karyawan

Gambar

Tabel .1
Tabel 2
Tabel 3 Jumlah Siswa pada Tahun 2009/2010
Tabel 4 Menciptakan Hubungan yang harmonis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sekedar perbandingan, Plotinus, menyatakan melalui konsep Trinitasnya, Yang Satu, Jiwa dan Ruh, bahwa dunia dan manusia merupakan emanasi dari jiwa, sedangkan jiwa

Angga Verdicha Septiyandi, Pengaruh Motivasi Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Keputusan Memilih Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan Mahasiswi mengenai cara pemakaian dan pemeliharaan lensa kontak yang benar, agar tidak terjadi

Berikutan maklumat di internet merebak dengan mudah tanpa dipantau oleh mana-mana pihak berkuasa terhadap kredibilitinya, banyak kajian telah dibuat oleh penyelidik untuk melihat

Ada kelebihan penting web 2.0 adalah anda tidak hanya dapat menggunakan satu media sosial saja dalam melakukan pemasaran ataupun promosi produk atau perusahan

Ruang lingkup penelitian ini secara spesifik melihat bagaimanakah hasil analisis untuk mewujudkan pasar sehat di Pasar Tanjung Bajure, Kota Sungai Penuh tahun

Menurut para penjual, barang dagangan mereka banyak tidak dicantuman label batas layak konsumsi dikarenakan makanan yang mereka jual tersebut diolah secara tradisional

Dengan demikian bahwa Jika debt to equity ratio tinggi maka sebagian besar struktur modal perusahaan terdiri dari pinjaman jangka panjang sehingga risiko finansial