• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2. Kepatuhan Siswa

McKendry (yang sebagaimana dikutip Krisnatuti dkk, 2011) menjelaskan bahwa kepatuhan merupakan kecenderungan dan kerelaan seseorang untuk memenuhi dan menerima permintaan, baik yang berasal dari seseorang pemimpin atau yang bersifat mutlak sebagai sebuah tata tertib atau perintah. Kepatuhan (obedience) didefinisikan sebagai perubahan sikap dan tingkah laku seseorang untuk mengikuti permintaan atau perintah orang lain (Feldman yang sebagaimana dikutip Kusumadewi dkk 2012). Neufelt (yang sebagaimana dikutip Kusumadewi dkk, 2012) menjelaskan arti kepatuhan sebagai kemauan mematuhi sesuatu dengan takluk tunduk. Kepatuhan terhadap peraturan memiliki dimensi-dimensi yang mengacu pada dimensi kepatuhan yang diungkapkan oleh Blass (yang sebagaimana dikutip Kusumadewi dkk,2012), yaitu mempercayai (belief), menerima (accept), dan melakukan (act).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kepatuhan adalah sikap dan tingkah laku seseorang untuk mempercayai, menerima, dan melakukan suatu perintah atau permintaan dengan kerelaan dan tunduk. Kepatuhan siswa adalah sikap dan tingkah laku yang ditunjukan dengan

14

menjalankan tugasnya sebagai siswa dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan yang ada pada peraturan yang berlaku dilingkungannya.

Selanjutnya kepatuhan siswa dalam melaksanakan peraturan sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Douglas Graham yang sebagaimana dikutip (Sanjaya, 2006: 274-275) mengemukakan ada empat faktor yang merupakan dasar kepatuhan seseorang terhadap nilai tertentu:

a. Normativist, biasanya kepatuhan terhadap norma-norma hukum. Selanjutnya dikatakan bahwa kepatuhan ini terdapat dalam tiga bentuk yaitu:

1) Kepatuhan terhadap nilai atau norma itu sendiri

2) Kepatuhan pada proses tanpa mempedulikan normanya sendiri 3) Kepatuhan pada hasilnya atau tujuan yang diharapkannya dari

peraturan itu

b. Integralist, yaitu kepatuhan yang berdasarkan pada kesadaran dengan pertimbangan-pertimbangan yang rasional.

c. Fenomenalist, yaitu kepatuhan berdasarkan suara hati atau sekedar basa basi.

d. Hedonist, yaitu kepatuhan berdasarkan kepentingan diri sendiri.

3. Tata Tertib

a. Pengertian Tata Tertib

Peraturan dan Tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa. Namun, Tata Tertib sedikit berbeda

dengan peraturan. Perbedaan tersebut terdapat pada lingkup hal yang diatur di dalamnya. Peraturan lebih kearah hal yang sifatnya lebih umum sedangkan Tata tertib lebih mengatur ke hal-hal yang lebih khusus.

Hal tersebut sesuai yang dikatakan oleh Arikunto bahwa Peraturan menunjuk pada patokan atau standar yang sifatnya umum yang harus dipenuhi oleh siswa. Misalnya saja peraturan tentang kondisi yang harus dipenuhi oleh siswa di dalam kelas pada waktu pelajaran berlangsung, meliputi antara lain: (a) mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan atau diperintahkan oleh Guru, (b) mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan teman-temannya di kelas, (c) tidak berbicara tanpa seijin Guru, (d) memberi jawaban jika guru mengajukan pertanyaan, (e) tidak makan dan minum jika Guru tidak mengijinkan, (f) tidak keluar dari kelas jika tidak ada ijin dari Guru, (g) melakukan hal-hal yang menyimpang dari kegiatan belajar mengajar harus seijin Guru dan lain sebagainya. Sementara itu Tata Tertib menurut Arikunto menunjuk pada patokan atau standar untuk aktifitas khusus misalnya tentang penggunaan pakaian seragam, penggunaan laboratorium, mengikuti upacara bendera, mengerjakan tugas rumah, pembayaran SPP dan sebagainya (Arikunto, 1993: 122-123).

b. Unsur-Unsur Tata Tertib

Hampir di semua sekolah Gurulah yang diberi peran dan tanggung jawab untuk menyampaikan dan mengontrol berlakunya Tata Tertib bagi sekolah yang bersangkutan (Arikunto, 1993: 123). Oleh karena itu, guru sangat mempunyai peran penting dalam pelaksanaan Tata Tertib di sekolah. Selanjutnya, Arikunto

16

menyebutkan bahwa semua Peraturan, baik yang berlaku umum maupun khusus meliputi tiga unsur yaitu:

a. Perbuatan atau perilaku yang diharuskan dan yang dilarang

b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atau pelanggar

c. Cara dan prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang dikenai peraturan tersebut (Suharsimi Arikunto, 1993: 123-124).

c. Penyusunan Tata Tertib

Penyusunan Tata Tertib sekolah merupakan hak dan kewenangan dari masing-masing sekolah. Dalam penyusunan tata tertib sekolah yang nantinya akan berlaku dalam lingkungan sekolah terkait, ada beberapa cara dan prosedur yang dapat digunakan maupun dipilih oleh sekolah dalam proses penyusunan tata tertib sekolah. Dalam hal ini , Arikunto mengemukakan bahwa ada beberapa cara dan prosedur yang dapat dipilih oleh sekolah untuk menyusun peraturan dan Tata Tertib Sekolah. Cara dan prosedur tersebut adalah:

a. Disusun melalui diskusi yang diselenggarakan oleh sekolah yang dihadiri oleh pengurus sekolah, guru dan siswa baik secara umum tetapi dilakukan secara bertahap maupun perwakilan dari kelompok-kelompok siswa misalnya menurut kelas, jenis kelamin atau gabungannya.

b. Disusun oleh pihak sekolah, kemudian dibicarakan dalam rapat BP3 untuk mendapat saran-saran dan pengesahan.

c. Disusun oleh pihak sekolah sendiri, dapat dilanjutkan dengan langkah memintakan saran-saran tertulis dari orang tua dan siswa (hanya bagi sekolah SMTP dan SMTA, atau perguruan tinggi tentu saja).

d. Disusun oleh sekelompok siswa yang dipilih sebagai wakil mereka. e. Disusun oleh pihak sekolah sendiri tanpa melibatkan pihak siswa

sebagai subjek sasaran maupun orang tua siswa yang dapat dijadikan sebagai penopang berlakunya hasil susunan yang berupa peraturan dan tata tertib. (Arikunto, 1993: 125-126).

d. Tata Tertib SMA N 4 Yogyakarta

Tata tertib peserta didik adalah peraturan sekolah yang berlaku didalam mapun diluar sekolah. Pemantau adalah Kepala Sekolah, Tim Ketertiban, Guru, Karyawan SMA Negeri 4 Yogyakarta dan laporan dari masyarakat. Kewajiban tim ketertiban adalah mengawasi dan mengendalikan serta menegakkan ketertiban peserta didik sesuai dengan tata tertib yang ada.

Prosedur penyusunan Tata Tertib SMA Negeri 4 Yogyakarta, disusun berdasarkan:

1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

3. Inpres No. 14 Tahun 1981, tanggal 1 Desember 1981 tentang penyelenggaraan pengibaran bendera Merah Putih.

4. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0461/U/1984 tanggal 18 Oktober tentang Pembinaan Kepeserta didikan.

5. Peraturan Mendiknas RI No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.

6. Peraturan Walikota Yogyakarta No. 57 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyususnan Tata Tertib Sekolah.

18

7. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta No. 188/1472/Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Walikota Penyusunan Tata Tertib Sekolah.

8. Rapat Koordinasi Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Tim Ketertiban, Guru, Kepala Tata Usaha, Komite Sekolah, Musyawarah Pewakilan Kelas (MPK) dan Pengurus OSIS.

9. Nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia, pergaulan, kedisiplinan, ketertiban, kebersihan, kerapian, keamanan, keindahan, kekeluargaan, dan nilai-nilai yang mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah.

Tujuan Tata Tertib Sekolah SMA Negeri 4 Yogyakarta adalah sebagai berikut.

1. Tata tertib itu sebagai rambu-rambu peserta didik dalam bertingkah laku, bersikap, bertindak, berbicara dan melaksanakan aktifitas sehari-hari di sekolah maupun diluar sekolah dalam rangka menciptakan suasana kultur sekolah yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 4 Yogyakarta.

2. Meningkatkan pembinaan peserta didik dalam rangka menunjang Wawasan Wiyata Mandala.

3. Meningkatkan ketahanan sekolah.

4. Tata tertib ini untuk ditaati dan dilaksanakan oleh semua peserta didik SMA Negeri 4 Yogyakarta

Tata Tertib Sekolah SMA Negeri 4 Yogyakarta yang tercantum dalam Buku Panduan Siswa SMA Negeri 4 Yogyakarta halaman 8-28 adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

a. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimulai pukul 07.15 WIB b. Peserta Didik wajib mengikuti proses pembelajaran dengan baik

sampai akhir jam pelajaran

c. Peserta didik wajib mengikuti uji kompetensi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran maupun sekolah.

d. Peserta didik yang belum tuntas sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diberlakukan sekolah segera menemui guru mata pelajaran untuk minta remidi sampai mencapai KKM pada waktu semester yang sama.

e. Peserta didik diperkenankan menerima tamu atau telepon hanya pada saat jam istirahat kecuali kebutuhan mendesak dengan seizin Petugas Piket.

f. Peserta didik wajib mendukung program pembelajaran yang dilaksanakan sekolah.

2) Semangat Kebangsaan

a. Pada setiap hari saat dimulainya kegiatan belajar mengajar, peserta didik pada masing-masing rombel diwajibkan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pada akhir dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar ditutup dengan lagu wajib Bagimu Negeri.

b. Khusus pada hari Senin, setelah menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Yogyakarta Berhati Nyaman.

3) Waktu Masuk Selama KBM dan Pulang Sekolah

a. Bel Tanda masuk kelas adalah pukul 07.00 WIB

b. Peserta didik wajib hadir di sekolah masuk kelas paling lambat 5 menit sebelum bel masuk berbunyi.

c. Pukul 07.00-07.15 WIB diselenggarakan kegiatan peningkatan keimanan dan ketaqwaan.

d. Pintu gerbang depan dan belakang ditutup pada pukul 07.15 WIB e. Peserta didik yang terlambat kurang dari 5 menit harus lapor

kepada guru piket dan diizinkan masuk sekolah dan mengikuti pelajaran.

f. Peserta didik yang terlambat kurang dari 5 menit sebanyak 3 kali keterlambatan diizinkan masuk, setelah mengerjakan tugas yang diberikan petugas piket ketertiban.

g. Peserta didik yang terlambat kurang dari 5 menit dan lebih dari 3 kali harus disertai orang tua atau wali murid kesekolah untuk mendapatkan izin masuk dan boleh masuk pada am ke-2.

h. Peserta didik yang terlambat lebih dari 5 menit, setelah diberi pembinaan harus pulang kerumah masing-masing.

i. Peserta didik yang terlambat masuk kelas pada pergantian jam pelajaran harus melapor ke petugas piket.

j. Istirahat dilakukan 2 kali yaitu setelah jam 3 dan setelah jam ke-6 kecuali hari Jumat hanya 1 kali.

k. Pada waktu istirahat peserta didik diharapkan memanfaatkan kantin yang ada didalam sekolah.

l. Pada waktu istirahat ke-2, peserta didik yang beragama Islam diharapkan untuk melakukan shalat dhuhur secara berjamaah. m. Selesai KBM, peserta didik diharuskan segera pulang kerumah

masing-masing.

n. Bagi peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau ada kegiatan lain setelah pulang sekolah diatas pukul 17.00 WIB wajib didampingi guru pembimbing/pelatih dan memberitahukan ke sekolah.

20

4) Perizinan

a. Peserta didik yang tidak masuk sekolah karena suatu hal (sakit atau izin) wajib mengirim surat dari orang tua atau wali dan dilampiri surat keterangan dokter bagi yang sakit lebih dari 3 hari.

b. Izin melalui telepon hanya berlaku satu hari KBM, sesudahnya harus memberi surat izin dari orang tua atau wali murid atau dokter.

c. Peserta didik yang meninggalkan pelajaran karena sakit atau sesuatu hal harus meminta izin guru yang mengajar terlebih dahulu kemudian keguru piket yang pada saat itu bertugas dengan mengisi balngko yang sudah disediakan sekolah.

d. Peserta didik yang meninggalkan jam pelajaran karena izin yang sudah direncanakan harus membawa surat permohonan dari orang tua atau instansi yang membutuhkan.

e. Peserta didik yang tidak masuk tanpa izin/membolos dikategorikan Alpa.

f. Peserta didik yang meninggalkan jam pelajaran karena izin untuk kegiatan sekolah diperbolehkan setelah jam ke 4 maksimal sebanyak 2 orang setiap rombel dan maksimal 20 orang dengan ijin wakil kepala sekolah urusan kesiswaan.

g. Peserta didik yang meninggalkan jam pelajaran karena izin untuk kegiatan lomba harus menunjukan surat tugas dari sekolah.

5) Pemakaian Kendaraan

a. Untuk menuju kesekolah peserta didik yang sudah mempunyai surat izin mengemudi (SIM), diperkenankan mengendarai sepeda motor.

b. Bagi peserta didik yang berdomisili kurang dari 5 KM, diwajibkan mengendarai sepeda, sesuai dengan program walikota Yogyakarta

yaitu “Sego Segawe” (Sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe)

c. Peserta didik SMA N 4 Yogyakarta dilarang membawa mobil (kendaraan roda 4) sendiri menuju kesekolah.

d. Peserta didik wajib mematikan dan menuntun kendaraan setelah memasuki pintu gerbang sekolah.

6) Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Peserta didik kelas X wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.

b. Peserta didik kelas X dan XI wajib mengikuti 1 jenis kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan jenis ekstrakurikuler yang disediakan sekolah.

c. Peserta didik boleh mengikuti 2 jenis kegiatan ekstrakurikuler jika disetujui oleh wali kelas dan orang tua.

d. Setiap peserta didik berhak memperoleh nilai keiatan ekstrakurikuler dari guru pembimbing atau pelatih dana akan dimasukkan dalam rapor.

e. Pakaian yang dikenakan peserta didik untuk mengikuti ekstrakurikuler menyesuaikan kegiatan yang dilakukan.

f. Setiap kegiatan keluar dari lingkungan sekolah yang melibatkan peserta didik disertai dengan pemberitahuan resmi dari sekolah untuk orang tua atau wali.

7) Upacara Bendera

a. Upacara bendera dilakukan setiap hari senin, 1 minggu sekali dan hari besar atau hari lain sesuai kebutuhan sekolah yang wajib diikuti oleh peserta didik kelas X dan XI. Kelas XII wajib mengikuti upacara bendera setiap hari besar atau hari lain sesuai dengan kebutuhan sekolah.

b. Pada saat upacara berlangsung setiap peserta didik wajib mengikuti dengan khidmat dan mengenakan seragam sesuai dengan aturan yang berlaku.

c. Pada saat upacara hari senin menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, lagu yogyakarta berhati nyaman, dan Mars SMA N 4 Yogyakarta.

d. Petugas upacara pada hari besar dilaksanakan OSIS, sedangkan upacara hari senin dilaksanakan secara bergantian antara kelas X dan XI.

8) Pemakaian Seragam

a. Peserta didik wajib mengenakan seragam sekolah dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Umum.

a) Sopan, rapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b) Hari Senin dan upacara sekolah, peserta didik kelas X,

XI, dan XII menggunakan seragam hem putih lengan panjang dan bawah rok abu-abu panjang (putri) dan putra celana panjang abu-abu.

c) Hari Selasa-Kamis, peserta didik menggunakan seragam putih abu-abu.

d) Hari Jumat, menggunakan baju batik berkerah dan tidak boleh ketat (bagi yang berbusana tidak muslimah). e) Hari Sabtu, peserta didik menggunakan baju pramuka

lengkap.

f) Sepatu warna hitam tertutup berkaos kaki berwarna putih sampai betis wajib dipakai pada hari Senin dan pada saat upacara bendera, Hari Selasa sampai Sabtu sepatu dan kaos kaki diperbolehkan berwarna selain hitam asal tidak mencolok (merah, kuning, orange atau yang mencolok lainnya).

g) Mengenakan ikat pinggang warna hitam.

22

i) Pada saat upacara wajib mengenakan topi dan dasi dan ikat pinggang dan kelengkapan seragam lainnya yang diatur oleh sekolah.

2) Ketentuan pakaian seragam Putra

a) Celana panjang pipa warna abu-abu dengan lingkar bawah 22 cm - 24 cm dan baju putih lengan pendek

dilengkapi “badge” OSIS di saku kiri tanpa tutup diatas saku dijahit “badge” merah putih dan lengan kanan dijahit “badge” pelajar kota Yogyakarta.

b) Memakai singlet, baju dimasukkan celana, rapi dan memakai ikat pinggang sesuai aturan umum.

c) Celana dan baju tidak boleh diberi plester tempel dan sejenisnya.

d) Celana dan baju tidak boleh ada coretan, tulisan, lukisan dan sebagainya.

3) Ketentuan pakaian seragam Putri

a) Baju putih lengan panjang dilengkapi badge OSIS

disaku kiri tanpa tutup diatasnya dijahit “badge” merah putih dan dilengan sebelah kanan dijahit “badge”

Pelajar Kota Yogyakarta. b) Bawahan rok abu-abu panjang.

c) Memakai siglet, baju dimasukkan rok, rapi dan memakai ikat pinggang sesuai aturan umum.

d) Pada saat pelajaran Agama Islam peserta didik putri memakai pakaian muslimah dan tidak boleh ketat. e) Ketentuan lain lihat gambar hal 34-35 Buku Panduan

Siswa SMA N 4 Yogyakarta. b. Pakaian Olahraga

Untuk pelajaran Olahraga peserta didik diwajibkan memakai seragam olahraga sesuai yang ditentukan oleh sekolah bagi kelas X sedangkan kelas XI dan XII diperkenankan memakai seragam sesuai dengan kreativitas kelas maing-masing dengan tidak meninggalkan nilai kesopanan dan kesusilaan.

c. Pakaian Praktikum

Bagi peserta didik yang melakukan praktikum di laboratorium wajib mengenakan pakaian praktikum yang sudah diatur oleh sekolah.

d. Pakaian seragam khusus

1) Seragam khusus adalah jas almamater yang digunakan pada saat-saat tertentu atau sebagai duta sekolah untuk kegiatan keluar sekolah.

2) Seragam khusus Peleton Inti (Tonti) dipakai pada saat lomba Tonti atau saat menjadi petugas upacara hari-hari besar yang ditentukan sekolah.

9) Kebersihan Kelas dan Lingkungan

a. Setiap kelas dibentuk petugas piket kelas yang secara bergiliran bertugas menjaga kebersihan kelas dan papan tulis kelas.

b. Petugas piket kelas yang bertugas hendaknya menyiapkan dan warga kelas memelihara perlengkapan kelas yang meliputi: buku kemajuan kelas, presensi dan perlengkapan izin yang ada didalam kelas.

c. Setiap peserta didik wajib menjaga kebersihan kelas dan lingkungan. Petugas kebersihan dasar di laksanakan oleh Cleaning Service.

d. Peserta didik bersama dengan guru melaksanakan 10 menit peduli kebersihan lingkungan sekolah (Smutlis) diakhir pembelajaran. e. Peserta didik bersama dengan guru selama 5-10 menit dimohon

untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan kelasnya diawal dan diakhir pelajaran.

f. Peserta didik membiasakan diri membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.

g. Peserta didik wajib menjaga kebersihan meja,kursi dan tembok dilingkungan kelas dan lingkungan sekolah.

10)Larangan

Setiap peserta didik SMA Negeri 4 Yogyakarta dilarang:

a. Menggunakan radio, tape recorder / walkman, telepon genggam / HP dan atau alat permainan lainnya ketika KBM sedang berlangsung. b. Memakai sandal / sepatu sandal pada saat mengikuti KBM.

c. Tidak jujur atau melakukan perbuatan curang (mencontek/memberi dan menerima bantuan dalam uji kompetensi)

d. Berduaan dengan lawan jenis yang bukan muhrim di tempat yang sepi (tidak ada orang lain)/ ditempat-tempat yang mencurigakan.

e. Mencuri, membuat onar, gaduh, penganiayaan, berkelahi di dalam dan atau di luar sekolah.

f. Mengubah pengumuman, memalsu tanda tangan dan merusak sarana prasarana sekolah.

g. Mengendarai kendaraan roda empat kesekolah dan memarkir kendaraan di luar lingkungan sekolah.

h. Memiliki, membawa, dan mengonsumsi rokok, minuman keras, ganja, narkoba dan sejenisnya.

i. Membawa senjata tajam, senjata api, atau merakit senjata atau bahan-bahan yang dilarang oleh negara.

j. Membawa, kedapatan membawa dan atau membawa buku/barang elektronik bernuansa porno atau bacaan lain yang bertentangan dengan atau dan tujuan pendidikan.

k. Melaksanakan aktivitas yang bertentangan dengan aturan sekolah, kaidah agama, norma masyarakat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

24

l. Membawa, kedapatan membawa, menyimpan, memakai atribut, stiker, gambar, dan sebagainya yang bernuansa SMC maupun mengikuti organisasi yang tidak diijinkan oleh Kepala Sekolah.

m. Membawa, kedapatan membawa, menyimpan kartu permainan yang tidak berhubungan dengan proses pembelajaran.

n. Membawa, kedapatan membawa dan atau menggunakan Tipe-Ex. 11)Sanksi

a. Point 1-15: Pembinaan Langsung oleh Guru

b. Point 16-30: Pembinaan langsung guru dan wali kelas

c. Point 31-50: Pemanggilan Orang Tua dan Pernyataan Tertulis.

d. Point 61-75: Pemanggilan Orang Tua, Skorsing 3 hari dan Pernyataan Tertulis.

e. Point 76-100: Pemanggilan Orang Tua, Skorsing 6 hari dan Pernyataan Tertulis.

f. Point lebih dari 101: Dikeluarkan

B. Penelitian yang Relevan

Pertama, Penelitian Zenny Aryati , Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadyah Surakarta yang berjudul Pengaruh Kondisi Lingkungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Siswa Dalam Melaksanakan Tata Tertib Sekolah Kelas V SD N 01 Blorong Ijumantono Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan regresi sederhana. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi, dan dokumentasi. Hasil aanalisis data dengan taraf signifikansi 5% diperoleh : hasil analisis uji t diperoleh nilai thitung (6,197)>ttabel (2,101), sedangkan analisis uji F diperoleh bahwa H0 diterima, karena Fhitung < Ftabel , yaitu 0,390 <4,41 dan nilai probabilitas signifikansi > 0,05, yaitu 0,541 maka secara bersama-sama kondisi lingkungan keluarga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah kelas V SD N Blorong 1, Jumantono, Karanganyar tahun ajaran 2013/2014.

Relevansi penelitian Zenny Aryati dengan penelitian ini adalah keduanya sama-sama meneliti tentang kepatuhan siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah dengan metode kuantitatif. Perbedaannya adalah pada variabel bebas yang digunakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Zenny Aryati menggunakan variabel kondisi lingkungan keluarga sedangkan peneliti disini menggunakan variabel pengetahuan hukum.

Kedua, Penelitian M.Nazrul Patih, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Lampung yang berjudul Pengaruh Kondisi Keluarga Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Kepatuhan Siswa Dalam Melaksanakan Tata-Tertib Sekolah Pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan Ex Post Facto dan Survey. Sampel penelitian adalah Siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandar Lampung yang berjumlah 138 Siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, angket, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh positif kondisi keluarga terhadap kepatuhan Siswa dalam melaksanakan tata-tertib Sekolah pada Siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2010/2011, dengan koefisien determinasi sebesar 27,9%. (2) Ada pengaruh positif Lingkungan Sekolah terhadap kepatuhan Siswa dalam melaksanakan tata-tertib Sekolah pada Siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2010/2011, dengan koefisien determinasi sebesar 12,5%. (3) Ada pengaruh positif kondisi keluarga dan lingkungan Sekolah

26

terhadap kepatuhan Siswa dalam melaksanakan tata-tertib Sekolah pada Siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2010/2011, dengan koefisien determinasi sebesar 36,8%.

Relevansi penelitian M.Nazrul Patih dengan penelitian ini adalah keduanya sama-sama meneliti tentang kepatuhan siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah dengan metode kuantitatif. Sampel yang digunakan adalah kelas X SMA. Perbedaannya adalah pada variabel bebas yang digunakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh M.Nazrul Patih menggunakan variabel kondisi keluarga dan lingkungan sekolah sedangkan peneliti disini menggunakan variabel pengetahuan hukum.

Dokumen terkait