i
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN HUKUM DENGAN TINGKAT
KEPATUHAN TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH PADA
SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
GUSDIWO RINOYO
NIM 12401244018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
v
MOTTO
“Jangan membuat keputusan ketika sedang marah, jangan membuat janji sewaktu sedang gembira”
Saidina Ali Bin Abi Talib
“Bisa hidup di hari ini saja, aku sudah bersyukur”
Portgas D. Ace – One Piece
“Janganlah mati untuk temanmu, tapi hiduplah untuktemanmu”
Erza Scarlet – Fairy Tail
“Harta karun paling berharga adalah keluarga”
Edward Newgate – One Piece
“Hiduplah dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Jangan sampai tidak
tertawa dan tersenyum, walaupun sedang bersedih. Selalu berusaha bagaimanapun caranya, yang penting tetap pada jalan yang halal dan benar. Jangan lupa berdoa. Jangan lupa sholat. Sebab dan akibat itu ada, maka jagalah
tindakanmu. Jangan sampai menganggap hidupmu tidak berharga, ingatlah orang-orang disampingmu yang selalu menyayangimu. Semoga termasuk
kedalam orang-orang yang beruntung dan masuk surga. Amiin.”
vi
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tuaku, Ayahanda Tumin alias Edi Sumarto dan Ibunda
Sumirah
Kakak dan Adik, Sri Agustiani, Rigus Tustiliati, Urli Pirulinsih, dan Juliko
Pugar Wika
Keluarga dan sahabat.
vii
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN HUKUM DENGAN
TINGKAT KEPATUHAN TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH
PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA
Oleh
Gusdiwo Rinoyo
NIM. 12401244018
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan hukum dengan tingkat kepatuhan terhadap tata tertib sekolah pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu pengetahuan hukum dan variabel terikat yaitu tingkat kepatuhan terhadap tata tertib sekolah. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta yang berjumlah 258 siswa dari 8 kelas. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan mengundi 8 kelas. Sampel yang digunakan sebanyak 35% atau 95 siswa dari 3 kelas. Teknik pengumpulan data menggunakan tes untuk pengetahuan hukum dan angket untuk tingkat kepatuhan terhadap tata tertib sekolah. Uji validitas terhadap kedua instrumen tersebut menggunakan rumus korelasi product moment. Uji reliabilitas instrumen tes menggunakan rumus K-R 20, sedangkan uji reliabilitas instrumen angket menggunakan rumus Alpha Acronbach. Uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas sampel menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov dan uji linieritas. Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan hukum dengan tingkat kepatuhan terhadap tata tertib sekolah pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta. Nilai r hitung sebesar 0,456 dengan probabilitas sebesar 0,000 dan koefisien determinasi 20,79%. Dari 95 siswa yang diteliti, tingkat pengetahuan hukum siswa dalam kategori sangat tinggi ada 25 anak (26,32%), kategori tinggi ada 67 anak (70,53%), kategori sedang ada 3 anak (3,16%), kategori rendah ada 0 anak (0%), dan pada kategori sangat rendah ada 0 anak (0 %). Sedangkan tingkat kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah dalam kategori sangat tinggi ada 46 anak (48,42%), kategori tinggi ada 48 anak (50,53%), kategori sedang ada 1 anak (1,05%), kategori rendah ada 0 anak (0%), dan pada kategori sangat rendah ada 0 anak (0 %).
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Hubungan antara Pengetahuan Hukum dengan tingkat
Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4
Yogyakarta”. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir untuk persyaratan
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum, Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak
akan terlaksana tanpa dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu perkenankanlah penulis memberikan ucapan terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd.,M.A. selaku Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan izin dan mempermudah dalam
penelitian ini dalam penelitian ini.
2. Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin dan
mempermudah dalam penelitian ini.
3. Dr. Mukhamad Murdiono, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Kewarganegaraan dan Hukum yang telah memberikan izin dan
ix
4. Chandra Dewi Puspitasari, LLM. selaku Penasehat Akademik sekaligus
Ketua Penguji yang telah memberikan bimbingan, perhatian, dan motivasi
sehingga penyusunan skripsi ini dapat terwujud.
5. Puji Wulandari Kuncorowati, M.Kn. selaku Pembimbing Skripsi, yang
dengan keikhlasan, kesabaran dan ketelitian telah membimbing,
membantu, mengarahkan dan memberikan motivasi kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terwujud.
6. Anang Priyanto, M.Hum. selaku narasumber dan Penguji Utama dalam
penelitian ini yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, masukan
dengan penuh kesabaran sehingga penyusunan skripsi ini dapat terwujud.
7. Suripno M.Pd. selaku Sekretaris Penguji yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan sehingga penyusunan skripsi ini dapat
terwujud.
8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bimbingan,
ilmu dan semua yang telah diberikan kepada penulis.
9. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
yang telah memberikan izin dan mempermudah dalam penelitian ini.
10.Bappeda Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin dan mempermudah
dalam penelitian ini.
11.Dra. Bambang Rahmawati Ningsih selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 4
Yogyakarta yang telah memberikan izin dan mempermudah dalam
x
12.Drs. Saryadi selaku Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMA Negeri 4
Yogyakarta yang telah membantu, membimbing dan mempermudah
selama pengambilan data penelitian dan penyusunan skripsi ini..
13.Siswa-siswi SMA Negeri 4 Yogyakarta, khususnya kelas X yang telah
sukarela bersedia menjadi responden, membantu, memperlancar dan
mempermudah dalam penelitian ini.
14.Guru dan Staf SMA Negeri 4 Yogyakarta yang telah mempermudah dalam
penelitian ini.
15.Bapak Tumin alias Edi Sumarto, Ibu Sumirah, Sri Agustiani, Rigus
Tustiliati, Urli Pirulinsih, Juliko Pugar Wika, dan seluruh keluarga yang
selalu memberikan doa, kasih sayang, bantuan, motivasi sehingga skripsi
ini dapat terwujud.
16.Teman-teman jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum yang
selalu ada dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.
17.Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini sehingga skripsi
ini dapat terwujud.
Semoga bantuan yang telah diberikan menjadi amal yang baik dan
mendapatkan balasan yang baik juga dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
xi
Yogyakarta, 11 Maret 2016 Penulis
xiii 3. Tata Tertib
a. Pengertian Tata Tertib... 14
b. Unsur-Unsur Tata Tertib... 15
c. Penyusunan Tata Tertib... 16
d. Tata Tertib SMA N 4 Yogyakarta 17 B. Penelitian Yang Relevan ... 24
C. Kerangka Berpikir... 26
D. Hipotesis... 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 28
C. Variabel Penelitian... 28
D. Definisi Operasional Variabel... 29
E. Populasi dan Sampel Penelitian... 30
F. Teknik Pengumpulan Data... 32
G. Uji Coba Instrumen Penelitian... 34
H. Teknik Analisis Data... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 46
1. Pengetahuan Hukum... 46
a. Deskripsi Pengetahuan Hukum... 46
b. Kategorisasi Pengetahuan Hukum... 49
1) Secara Umum... 50
2) Berdasarkan Kelas... 51
3) Berdasarkan Jenis Kelamin... 54
2. Kepatuhan Siswa... 56
a. Deskripsi Kepatuhan Siswa... 56
b. Kategorisasi Kepatuhan Siswa... 59
1) Secara Umum... 60
2) Berdasarkan Kelas... 62
xiv 3. Hubungan antara Pengetahuan Hukum
dengan Kepatuhan Siswa... 66
B. Pembahasan... 68
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 78
B. Implikasi... 78
C. Saran... 79
D. Keterbatasan Penelitian... 80
DAFTAR PUSTAKA... 82
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Pelanggaran Siswa SMA N 4 Yogyakarta Tahun Pelajaran
2015/2016... 5
Tabel 2. Perincian Populasi Siswa Kelas X SMA N 4 Yogyakarta... 31
Tabel 3. Perincian Jumlah Sampel Penelitian... 32
Tabel 4. Kisi-kisi Tes Pengetahuan Hukum... 32
Tabel 5. Kisi-kisi Angket Kepatuhan terhadap Tata Tertib... 33
Tabel 6. Skor Alternatif Jawaban... 34
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Pengetahuan Hukum... 35
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Kepatuhan terhadap Tata Tertib... 36
Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen... 40
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas... 42
Tabel 11. Hasil Uji Linearitas... 43
Tabel 12. Deskripsi Statistik Pengetahuan Hukum... 46
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Hukum... 48
Tabel 14. Patokan Nilai Standar Skala 5... 49
Tabel 15. Kategori Tingkat Pengetahuan Hukum... 50
Tabel 16. Kategori tingkat pengetahuan hukum kelas XD... 52
Tabel 17. Kategori tingkat pengetahuan hukum kelas XE... 52
Tabel 18. Kategori tingkat pengetahuan hukum kelas XF... 52
Tabel 19. Kategori tingkat pengetahuan hukum kelas Laki-laki... 54
Tabel 20. Kategori tingkat pengetahuan hukum kelas Perempuan... 55
Tabel 21. Deskripsi Statistik Kepatuhan terhadap Tata Tertib... 57
Tabel 22. Distribusi Frekuensi Kepatuhan terhadap Tata Tertib... 58
Tabel 23. Patokan Nilai Standar Skala 5... 59
Tabel 24. Kategori Tingkat kepatuhan terhadap Tata Tertib... 61
Tabel 25. Kategori Tingkat kepatuhan kelas XD... 62
Tabel 26. Kategori Tingkat kepatuhan kelas XE... 62
Tabel 27. Kategori Tingkat kepatuhan kelas XF... 62
Tabel 28. Kategori Tingkat kepatuhan siswa laki-laki... 64
Tabel 29. Kategori Tingkat kepatuhan Perempuan... 65
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1. Frekuensi Tingkat Pengetahuan Hukum... 48
Diagram 2. Kategori tingkat Pengetahuan Hukum... 51
Diagram 3. Kategori tingkat Pengetahuan Hukum kelas XD... 53
Diagram 4. Kategori tingkat Pengetahuan Hukum kelas XE... 53
Diagram 5. Kategori tingkat Pengetahuan Hukum kelas XF... 54
Diagram 6. Kategori tingkat Pengetahuan Hukum siswa Laki-Laki... 55
Diagram 7. Kategori tingkat Pengetahuan Hukum kelas siswa Perempuan... 56
Diagram 8. Frekuensi tingkat Kepatuhan terhadap Tata Tertib... 59
Diagram 9. Kategori tingkat Kepatuhan terhadap Tata Tertib... 61
Diagram 10. Kategori tingkat Kepatuhan kelas XD... 63
Diagram 11. Kategori tingkat Kepatuhan kelas XE ... 63
Diagram 12. Kategori tingkat Kepatuhan kelas XF ... 64
Diagram 13. Kategori tingkat Kepatuhan siswa Laki-Laki ... 65
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Uji Validitas Instrumen... 85
Uji Reliabilitas Instrumen... 95
Instrumen Pengumpulan Data... 105
Skor Tes Dan Angket... 114
Analisis Deskriptif Statistik... 130
Uji Normalitas... 136
Uji Linearitas... 138
Uji Hipotesis... 141
Surat Perizinan Penelitian... 143
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan tempat terjadinya proses pendidikan formal untuk
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Di sekolah, siswa
memperoleh berbagai macam pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan dan
keterampilan tersebut diharapkan dapat membentuk sikap serta perilaku siswa
menjadi warga negara yang baik, demokratis serta bertanggung jawab. .
Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 menyebutkan bahwa Negara Indonesia adalah
negara hukum. Berdasarkan pasal tersebut sebagai warga negara yang baik, maka
salah satu kewajiban dari warga negara adalah melaksanakan dan mematuhi
hukum. Oleh karena itu, siswa sebagai warga negara juga harus melaksanakan dan
mematuhi hukum yang berlaku di lingkungannya.
Mengenai hukum, sekolah merupakan salah satu sarana untuk membentuk
kesadaran hukum siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Riyanto bahwa:
2
Lebih lanjut mengenai pengetahuan hukum, menurut Salman (1993:40)
adalah:
“pengetahuan seseorang mengenai beberapa perilaku tertentu yang diatur
oleh hukum. Sudah tentu hukum yang dimaksud disini adalah hukum yang tertulis dan tidak tertulis. Pengetahuan tersebut erat kaitannya dengan perilaku yang dilarang ataupun perilaku yang diperbolehkan oleh hukum. Pengetahuan hukum tersebut erat kaitannya dengan asumsi bahwa masyarakat dianggap mengetahui isi peraturan manakala peraturan tersebut telah diundangkan.”
Sesuai dengan pendapat tersebut , maka dapat disimpulkan bahwa siswa
juga dianggap mengetahui peraturan hukum yang telah diundangkan. Peraturan
hukum yang erat dan dekat dengan kehidupan siswa adalah Tata tertib sekolah.
Sehubungan dengan hal tersebut Ali (2007: 67) mengemukakan sebagai berikut.
Pengetahuan hukum masyarakat akan dapat diketahui bila diajukan seperangkat pertanyaan mengenai pengetahuan hukum tertentu. Pertanyaan dimaksud, dijawab oleh masyarakat dengan benar sehingga kita dapat mengatakan bahwa masyarakat tersebut sudah mempunyai pengetahuan hukum yang benar. Sebaliknya, bila pertanyaan-pertanyaan dimaksud tidak dijawab dengan benar, dapat dikatakan masyarakat itu belum atau kurang mempunyai pengetahuan hukum. Oleh karena itu, pengetahuan hukum siswa dapat diketahui dengan mengajukan seperangkat pertanyaan tentang hukum yang dimaksud.
Soekanto (1982 : 172) mengungkapkan bahwa pengetahuan tentang
hukum tertentu dalam wujud peraturan mengenai bidang-bidang kehidupan
tertentu merupakan salah satu petunjuk akan adanya kesadaran hukum yang
minimal. Siswa juga telah diasumsikan mengetahui peraturan yang telah
diundangkan, dalam hal ini adalah tata tertib sekolah. Setelah siswa memiliki
pengetahuan tentang peraturan tata tertib sekolah, diharapkan akan timbul
Berhubungan dengan hal tersebut, Soekanto (1982: 255) mengemukakan
bahwa pengetahuan tentang isi peraturan menyebabkan terjadinya kepatuhan
terhadap peraturan tersebut, hal mana juga harus ditunjang oleh teladan pejabat
hukum dan taraf kesempurnaan mekanisme pengawasan pelaksanaan peraturan.
Siswa yang mempunyai pengetahuan tentang peraturan tata tertib sekolah akan
timbul dalam dirinya sikap kepatuhan terhadap peraturan tata tertib sekolah
tersebut. Kepatuhan siswa terhadap tata tertib dapat dilihat dari pelaksanaan siswa
dalam mematuhi tata tertib yang berlaku dan sikap kerjasama serta toleransi
dengan sesama siswa dalam rangka membentuk kondisi yang kondusif dalam
kegiatan belajar mengajar disekolah.
Dalam lingkungan sekolah tata tertib digunakan oleh guru sebagai alat
untuk mengajarkan dan membiasakan kepatuhan kepada siswa selain juga untuk
mempermudah menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang kondusif sehingga
kegiatan pembelajaran akan dapat berjalan dengan baik. Tata tertib berperan bagi
siswa dalam berperilaku dilingkungan sekolah. Dengan adanya tata tertib sekolah
tersebut siswa diharapkan dapat berperilaku sesuai aturan dan mematuhi aturan
tersebut..
McKendry (yang sebagaimana dikutip Krisnatuti dkk, 2011) menjelaskan
bahwa kepatuhan merupakan kecenderungan dan kerelaan seseorang untuk
memenuhi dan menerima permintaan, baik yang berasal dari seseorang pemimpin
atau yang bersifat mutlak sebagai sebuah tata tertib atau perintah. Dengan
demikian bahwa disini kepatuhan siswa disekolah adalah kepatuhan terhadap
4
diimplementasikan dengan tindakan yang benar dalam melaksanakan tata tertib
sekolah yang berlaku bagi siswa.
Berhubungan dengan aturan yang ada disekolah yaitu Tata Tertib Sekolah,
siswa mengetahui hal-hal apa saja yang diatur dalam Tata Tertib sekolah. Tata
Tertib sekolah SMA N 4 Yogyakarta tercantum dalam Buku Panduan Siswa SMA
N 4 Yogyakarta dalam bagian Lampiran Keputusan Kepala Sekolah No: 422/840 ,
tentang Tata Tertib Peserta Didik SMA Negeri 4 Yogyakarta, Tahun Pelajaran
2015/2016. Tata Tertib sesuai yang tercantum dalam Keputusan Kepala Sekolah
No: 422/840 , tentang Tata Tertib Peserta Didik SMA Negeri 4 Yogyakarta,
Tahun Pelajaran 2015/2016 adalah peraturan sekolah yang berlaku di dalam
maupun di luar sekolah dan harus ditaati oleh semua peserta didik.
Dalam Buku Panduan Siswa SMA N 4 Yogyakarta Tahun 2015, hal-hal
yang diatur dalam Tata Tertib Sekolah adalah kegiatan belajar mengajar,
semangat kebangsaan, waktu masuk selama KBM dan pulang sekolah, perizinan,
masa orientasi peserta didik baru, kartu pelajar, pemakaian kendaraan, uji
kompetensi, kegiatan ekstrakurikuler dan praktikum, kegiatan tambahan,
organisasi peserta didik, pakaian seragam, rambut, kuku,make up dan aksesoris,
kebersihan kelas dan lingkungan, etika, larangan, pelanggaran dan sanksi, point
sanksi bagi pelanggar tata tertib, penghargaan siswa
Sesuai dengan Buku Panduan Siswa SMA N 4 Yogyakarta dalam bagian
Lampiran Keputusan Kepala Sekolah No: 422/840 , tentang Tata Tertib Peserta
Didik SMA Negeri 4 Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2015/2016, Tata tertib sekolah
antara Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Tim Ketertiban, Guru, Kepala Tata
Usaha, Komite Sekolah, MPK dan OSIS. Tujuan dibentuknya tata tertib sekolah
ini adalah sebagai rambu-rambu bagi peserta didik dalam bertingkah laku,
bersikap, bertindak, berbicara, dan melaksanakan aktivitas sehari-hari di sekolah
maupun di luar sekolah dalam rangka menciptakan suasana kultur sekolah yang
dapat menunjang kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 4 Yogyakarta.
Meskipun telah memiliki pengetahuan hukum mengenai Tata Tertib
sekolah, namun masih banyak pelanggaran dalam pelaksanaan Tata Tertib
Sekolah. Hal ini dapat dilihat dari data pelanggaran siswa pada tahun pelajaran
2015/2016 pada bulan Juli sampai bulan Desember:
Tabel 1. Data Pelanggaran Siswa SMA N 4 Yogyakarta 2015/2016
Jenis Pelanggaran Jumlah
Terlambat Sekolah 230
Tidak masuk tanpa keterangan 4
Memakai Rok Pendek 6
Tidak Memakai Sabuk 4
Tidak Memakai Sepatu Hitam 5
Tidak Menggunakan Lengan Panjang 3
Atribut Seragam Tidak Lengkap 3
Tidak Mengikuti Upacara 1
Topi dan Dasi 6
Jumlah 262
Sumber: Data Perkembangan Siswa Tahun Pelajaran 2015/2016
Banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa tersebut menunjukkan
masih kurang patuhnya siswa terhadap Tata Tertib yang ada di sekolah. Dengan
adanya pengetahuan tentang tata tertib sekolah yang telah mereka miliki
seharusnya mereka mengetahui hal-hal apa saja yang diperbolehkan dan dilarang
6
peraturan tata tertib disekolah. Namun dengan fakta diatas, hubungan
pengetahuan hukum mengenai tata tertib sekolah yang dimiliki oleh siswa dengan
tingkat kepatuhan terhadap tata tertib masih dipertanyakan.
Tata Tertib Sekolah dapat diartikan sebagai serangkaian pedoman tingkah
laku dan aturan-aturan yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh setiap warga
sekolah baik didalam kegiatan pembelajaran maupun dilingkungan sekolah.
Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah akan dapat berjalan dengan baik jika semua
warga sekolah tanpa terkecuali telah saling bekerjasama dan mendukung terhadap
pelaksanaan Tata Tertib Sekolah yang berlaku.
Kepatuhan dalam melaksanakan Peraturan dan Tata Tertib Sekolah
merupakan unsur yang penting bagi setiap siswa dalam membentuk pola perilaku
yang sesuai dan sejalan dengan nilai-nilai atau norma yang berlaku disekolah
yaitu tata tertib sekolah. Siswa yang memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi
diharapkan akan mampu melaksanakan tugas-tugasnya sebagai siswa sesuai
dengan peraturan atau tata tertib yang berlaku dalam lingkungan hidupnya
khususnya dalam lingkungan sekolah. Dalam hal kepatuhan siswa dalam
melaksanakan Tata Tertib Sekolah, pengetahuan hukum siswa mengenai Tata
Tertib Sekolah sangatlah diharapkan pengaruhnya. Jika seseorang telah memiliki
pengetahuan tentang peraturan tertentu tertentu maka diharapkan akan timbul
kesadaran dalam dirinya untuk mematuhi peraturan tersebut tersebut khususnya
dalam hal ini adalah pengetahuan hukum siswa terhadap Tata Tertib Sekolah.
menyebabkan kepatuhan terhadap peraturan tersebut khususnya dalam hal ini
adalah Tata tertib sekolah masih dipertanyakan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, dapat
diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut:
1. Belum diketahuinya tingkat pengetahuan hukum siswa mengenai
peraturan Tata Tertib Sekolah.
2. Siswa masih banyak yang melakukan pelanggaran tata tertib sekolah.
3. Rendahnya kepatuhan sebagian besar siswa dalam mematuhi tata tertib
sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka
permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada belum diketahuinya tingkat
pengetahuan hukum siswa dan rendahnya kepatuhan siswa. Dari kedua masalah
tersebut peneliti akan melihat hubungan antara pengetahuan hukum dengan
kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah pada Siswa kelas X SMA Negeri 4
Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, maka dapat
disimpulkan rumusan masalah adalah “Apakah terdapat hubungan antara
pengetahuan hukum dengan tingkat kepatuhan terhadap tata tertib sekolah pada
8
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan hukum
dengan tingkat kepatuhan terhadap tata tertib sekolah pada siswa kelas X SMA
Negeri 4 Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan hukum
dan kepatuhan siswa bagi mahasiswa dalam mata kuliah Sosiologi Hukum dan
dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam penelitian berikutnya yang sesuai
dengan pengembangan ilmu yang terkait dengan norma, hukum dan peraturan..
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi sekolah
dalam perannya sebagai pembuat dan penegak tata tertib di sekolah dan
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengetahuan Hukum
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan sekumpulan informasi yang tersimpan didalam
otak (memori) dalam bentuk arti dan konsep (Yamin, 2007:39). Selanjutnya
menurut Winkel ada pengetahuan deklaratif (declarative knowledge) yaitu
pengetahuan tentang hal-hal yang faktual; hal ini atau hal itu merupakan
kenyataan atau merupakan fakta yang nyata. Dan ada pengetahuan prosedural
(procedural knowledge) yaitu mengenai caranya melakukan sesuatu atau berbuat
sesuatu. (Winkel, 1996: 113-114).
Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah
merupakan sekumpulan informasi berupa fakta nyata dan mengenai bagaimana
cara berbuat sesuatu. Pengetahuan tersebut tersimpan di dalam otak dalam bentuk
arti dan konsep.
b. Hukum
Menurut Sudikno Mertokusumo, pada hakekatnya hukum tidak lain adalah
perlindungan kepentingan manusia, yang berbentuk kaidah atau norma
(Mertokusumo, 2010: 1). Norma Hukum adalah sistem aturan yang diciptakan
10
2005:4). Selanjutnya menurut Soedjono Dirdjosisworo, hukum dalam arti
ketentuan penguasa:
“di sini hukum adalah perangkat-perangkat peraturan tertulis yang dibuat oleh pemerintah, melalui badan-badan yang berwenang membentuk berbagai peraturan tertulis seperti berturut-turut: undang-undang dasar, undang-undang, keputusan presiden, peraturan pemerintah, keputusan menteri-menteri, dan peraturan-peraturan daerah” (Dirdjosisworo, 1991: 25).
Selanjutnya ada beberapa sarjana hukum di Indonesia yang telah berusaha
merumuskan tentang apakah hukum itu, di antaranya ialah (Kansil ,2011: 33-34):
1) Rumusan S.M. Amin, S.H.:
Dalam buku beliau yang berjudul Bertamasya ke Alam Hukum, hukum
dirumuskan sebagai berikut: “Kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi itu disebut hukum; dan tujuan hukum ialah mengadakan ketatatertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan
dan ketertiban terpelihara”.
2) Definisi J.C.T. Simorangkir, S.H. dan Woerjono Sastropranoto, S.H. : Dalam buku yang disusun bersama berjudul Pelajaran Hukum Indonesia
telah diberikan definisi hukum seperti berikut: “ Hukum ialah peraturan -peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi
berakibatkan diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu”.
3) Perumusan M.H. Tirtaamidjaja, S.H.:
Dalam buku beliau Pokok-pokok Hukum Perniagaan ditegaskan bahwa
“Hukum ialah semua aturan (norma) yang harus dituruti dalam tingkah laku tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti kerugian – jika melanggar aturan-aturan itu – akan membahayakan diri sendiri atau harta,umpamanya orang akan kehilangan kemerdekaannya, didenda dan sebagainya”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hukum adalah
seperangkat kaidah, norma, peraturan yang berbentuk tertulis yang dibuat oleh
lembaga yang berwenang. Hukum mempunyai sifat memaksa, sanksi, dan
c. Pengetahuan Hukum
Ali (2007: 66), mengemukakan bila suatu peraturan perundang-undangan
telah diundangkan dan diterbitkan menurut prosedur yang sah dan resmi, maka
secara yuridis peraturan perundang-undangan itu berlaku. Selanjutnya Ali
(2007:67) menambahkan bahwa :
“Pengetahuan hukum masyarakat akan dapat diketahui bila diajukan seperangkat pertanyaan mengenai pengetahuan hukum tertentu. Pertanyaan dimaksud, dijawab oleh masyarakat dengan benar sehingga kita dapat mengatakan bahwa masyarakat tersebut sudah mempunyai pengetahuan hukum yang benar. Sebaliknya, bila pertanyaan-pertanyaan dimaksud tidak dijawab dengan benar, dapat dikatakan masyarakat itu belum atau kurang mempunyai pengetahuan hukum”.
Pengetahuan hukum menurut Salman (1993:40) adalah
“pengetahuan seseorang mengenai beberapa perilaku tertentu yang diatur
oleh hukum. Sudah tentu hukum yang dimaksud disini adalah hukum yang tertulis dan tidak tertulis. Pengetahuan tersebut erat kaitannya dengan perilaku yang dilarang ataupun perilaku yang diperbolehkan oleh hukum. Pengetahuan hukum tersebut erat kaitannya dengan asumsi bahwa masyarakat dianggap mengetahui isi peraturan manakala peraturan tersebut telah diundangkan.
Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
hukum merupakan segala sesuatu yang diketahui oleh masyarakat mengenai
hukum atau peraturan tertentu dimana juga masyarakat diasumsikan sudah
mengetahui hukum atau peraturan tersebut manakala peraturan tersebut telah
diudangkan. Peraturan tesebut dapat peraturan tertulis maupun tidak tertulis.
Mengenai pengetahuan hukum, Soekanto (1982 : 172) mengungkapkan
bahwa pengetahuan tentang hukum tertentu dalam wujud peraturan mengenai
bidang-bidang kehidupan tertentu merupakan salah satu petunjuk akan adanya
12
mengenai peraturan merupakan bagian dari adanya kesadaran hukum. Mengenai
pengetahuan terhadap peraturan, Soekanto mengemukakan bahwa taraf yang
rendah dari pengetahuan terhadap peraturan tidak berpengaruh terhadap tinggi
rendahnya kesadaran hukum, akan tetapi taraf pengetahuan yang tinggi tentang
peraturan akan lebih menyempurnakan taraf kesadaran hukum. (Soekanto,
1982:224). Selanjutnya Soekanto menambahkan bahwa pengetahuan tentang isi
peraturan menyebabkan terjadinya kepatuhan terhadap peraturan tersebut, hal
mana juga harus ditunjang oleh teladan pejabat hukum dan taraf kesempurnaan
mekanisme pengawasan pelaksanaan peraturan (Soekanto, 1982: 255).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas bahwa pengetahuan hukum
merupakan bagian dari kesadaran hukum, pengetahuan tentang peraturan tertentu
tidak memberikan pengaruh terhadap kepatuhan pada peraturan tersebut.
Pengetahuan tentang isi peraturan akan menyebabkan kepatuhan terhadap
peraturan tersebut.
Selanjutnya pengetahuan hukum juga bisa diperoleh melalui proses
pendidikan maupun proses sosialisasi dan interaksi didalam masyarakat. Riyanto
(2010: 53) menyatakan bahwa:
Sesuai dengan pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa siswa
juga dapat memperoleh pengetahuan hukum, salah satunya melalui pendidikan
formal. Pengetahuan hukum tersebut merupakan salah satu unsur dari kesadaran
hukum.
2. Kepatuhan Siswa
McKendry (yang sebagaimana dikutip Krisnatuti dkk, 2011) menjelaskan
bahwa kepatuhan merupakan kecenderungan dan kerelaan seseorang untuk
memenuhi dan menerima permintaan, baik yang berasal dari seseorang pemimpin
atau yang bersifat mutlak sebagai sebuah tata tertib atau perintah. Kepatuhan
(obedience) didefinisikan sebagai perubahan sikap dan tingkah laku seseorang
untuk mengikuti permintaan atau perintah orang lain (Feldman yang sebagaimana
dikutip Kusumadewi dkk 2012). Neufelt (yang sebagaimana dikutip Kusumadewi
dkk, 2012) menjelaskan arti kepatuhan sebagai kemauan mematuhi sesuatu
dengan takluk tunduk. Kepatuhan terhadap peraturan memiliki dimensi-dimensi
yang mengacu pada dimensi kepatuhan yang diungkapkan oleh Blass (yang
sebagaimana dikutip Kusumadewi dkk,2012), yaitu mempercayai (belief),
menerima (accept), dan melakukan (act).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
kepatuhan adalah sikap dan tingkah laku seseorang untuk mempercayai,
menerima, dan melakukan suatu perintah atau permintaan dengan kerelaan dan
14
menjalankan tugasnya sebagai siswa dengan melaksanakan perintah dan menjauhi
larangan yang ada pada peraturan yang berlaku dilingkungannya.
Selanjutnya kepatuhan siswa dalam melaksanakan peraturan sekolah
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Douglas Graham yang sebagaimana
dikutip (Sanjaya, 2006: 274-275) mengemukakan ada empat faktor yang
merupakan dasar kepatuhan seseorang terhadap nilai tertentu:
a. Normativist, biasanya kepatuhan terhadap norma-norma hukum.
Selanjutnya dikatakan bahwa kepatuhan ini terdapat dalam tiga bentuk
yaitu:
1) Kepatuhan terhadap nilai atau norma itu sendiri
2) Kepatuhan pada proses tanpa mempedulikan normanya sendiri
3) Kepatuhan pada hasilnya atau tujuan yang diharapkannya dari
peraturan itu
b. Integralist, yaitu kepatuhan yang berdasarkan pada kesadaran dengan
pertimbangan-pertimbangan yang rasional.
c. Fenomenalist, yaitu kepatuhan berdasarkan suara hati atau sekedar
basa basi.
d. Hedonist, yaitu kepatuhan berdasarkan kepentingan diri sendiri.
3. Tata Tertib
a. Pengertian Tata Tertib
Peraturan dan Tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku
dengan peraturan. Perbedaan tersebut terdapat pada lingkup hal yang diatur di
dalamnya. Peraturan lebih kearah hal yang sifatnya lebih umum sedangkan Tata
tertib lebih mengatur ke hal-hal yang lebih khusus.
Hal tersebut sesuai yang dikatakan oleh Arikunto bahwa Peraturan
menunjuk pada patokan atau standar yang sifatnya umum yang harus dipenuhi
oleh siswa. Misalnya saja peraturan tentang kondisi yang harus dipenuhi oleh
siswa di dalam kelas pada waktu pelajaran berlangsung, meliputi antara lain: (a)
mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan atau diperintahkan oleh Guru, (b)
mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan teman-temannya di kelas, (c) tidak
berbicara tanpa seijin Guru, (d) memberi jawaban jika guru mengajukan
pertanyaan, (e) tidak makan dan minum jika Guru tidak mengijinkan, (f) tidak
keluar dari kelas jika tidak ada ijin dari Guru, (g) melakukan hal-hal yang
menyimpang dari kegiatan belajar mengajar harus seijin Guru dan lain
sebagainya. Sementara itu Tata Tertib menurut Arikunto menunjuk pada patokan
atau standar untuk aktifitas khusus misalnya tentang penggunaan pakaian
seragam, penggunaan laboratorium, mengikuti upacara bendera, mengerjakan
tugas rumah, pembayaran SPP dan sebagainya (Arikunto, 1993: 122-123).
b. Unsur-Unsur Tata Tertib
Hampir di semua sekolah Gurulah yang diberi peran dan tanggung jawab
untuk menyampaikan dan mengontrol berlakunya Tata Tertib bagi sekolah yang
bersangkutan (Arikunto, 1993: 123). Oleh karena itu, guru sangat mempunyai
16
menyebutkan bahwa semua Peraturan, baik yang berlaku umum maupun khusus
meliputi tiga unsur yaitu:
a. Perbuatan atau perilaku yang diharuskan dan yang dilarang
b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atau pelanggar
c. Cara dan prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang
dikenai peraturan tersebut (Suharsimi Arikunto, 1993: 123-124).
c. Penyusunan Tata Tertib
Penyusunan Tata Tertib sekolah merupakan hak dan kewenangan dari
masing-masing sekolah. Dalam penyusunan tata tertib sekolah yang nantinya akan
berlaku dalam lingkungan sekolah terkait, ada beberapa cara dan prosedur yang
dapat digunakan maupun dipilih oleh sekolah dalam proses penyusunan tata tertib
sekolah. Dalam hal ini , Arikunto mengemukakan bahwa ada beberapa cara dan
prosedur yang dapat dipilih oleh sekolah untuk menyusun peraturan dan Tata
Tertib Sekolah. Cara dan prosedur tersebut adalah:
a. Disusun melalui diskusi yang diselenggarakan oleh sekolah yang
dihadiri oleh pengurus sekolah, guru dan siswa baik secara umum
tetapi dilakukan secara bertahap maupun perwakilan dari
kelompok-kelompok siswa misalnya menurut kelas, jenis kelamin atau
gabungannya.
b. Disusun oleh pihak sekolah, kemudian dibicarakan dalam rapat BP3
c. Disusun oleh pihak sekolah sendiri, dapat dilanjutkan dengan langkah
memintakan saran-saran tertulis dari orang tua dan siswa (hanya bagi
sekolah SMTP dan SMTA, atau perguruan tinggi tentu saja).
d. Disusun oleh sekelompok siswa yang dipilih sebagai wakil mereka.
e. Disusun oleh pihak sekolah sendiri tanpa melibatkan pihak siswa
sebagai subjek sasaran maupun orang tua siswa yang dapat dijadikan
sebagai penopang berlakunya hasil susunan yang berupa peraturan dan
tata tertib. (Arikunto, 1993: 125-126).
d. Tata Tertib SMA N 4 Yogyakarta
Tata tertib peserta didik adalah peraturan sekolah yang berlaku didalam
mapun diluar sekolah. Pemantau adalah Kepala Sekolah, Tim Ketertiban, Guru,
Karyawan SMA Negeri 4 Yogyakarta dan laporan dari masyarakat. Kewajiban
tim ketertiban adalah mengawasi dan mengendalikan serta menegakkan ketertiban
peserta didik sesuai dengan tata tertib yang ada.
Prosedur penyusunan Tata Tertib SMA Negeri 4 Yogyakarta, disusun berdasarkan:
4. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0461/U/1984 tanggal 18 Oktober tentang Pembinaan Kepeserta didikan.
5. Peraturan Mendiknas RI No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.
18
7. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta No. 188/1472/Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Walikota Penyusunan Tata Tertib Sekolah.
8. Rapat Koordinasi Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Tim Ketertiban, Guru, Kepala Tata Usaha, Komite Sekolah, Musyawarah Pewakilan Kelas (MPK) dan Pengurus OSIS.
9. Nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia, pergaulan, kedisiplinan, ketertiban, kebersihan, kerapian, keamanan, keindahan, kekeluargaan, dan nilai-nilai yang mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah.
Tujuan Tata Tertib Sekolah SMA Negeri 4 Yogyakarta adalah sebagai berikut.
1. Tata tertib itu sebagai rambu-rambu peserta didik dalam bertingkah laku, bersikap, bertindak, berbicara dan melaksanakan aktifitas sehari-hari di sekolah maupun diluar sekolah dalam rangka menciptakan suasana kultur sekolah yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 4 Yogyakarta.
2. Meningkatkan pembinaan peserta didik dalam rangka menunjang Wawasan Wiyata Mandala.
a. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimulai pukul 07.15 WIB b. Peserta Didik wajib mengikuti proses pembelajaran dengan baik
sampai akhir jam pelajaran
c. Peserta didik wajib mengikuti uji kompetensi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran maupun sekolah.
d. Peserta didik yang belum tuntas sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diberlakukan sekolah segera menemui guru mata pelajaran untuk minta remidi sampai mencapai KKM pada waktu semester yang sama.
e. Peserta didik diperkenankan menerima tamu atau telepon hanya pada saat jam istirahat kecuali kebutuhan mendesak dengan seizin Petugas Piket.
2) Semangat Kebangsaan
a. Pada setiap hari saat dimulainya kegiatan belajar mengajar, peserta didik pada masing-masing rombel diwajibkan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pada akhir dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar ditutup dengan lagu wajib Bagimu Negeri.
b. Khusus pada hari Senin, setelah menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Yogyakarta Berhati Nyaman.
3) Waktu Masuk Selama KBM dan Pulang Sekolah
a. Bel Tanda masuk kelas adalah pukul 07.00 WIB
b. Peserta didik wajib hadir di sekolah masuk kelas paling lambat 5 menit sebelum bel masuk berbunyi.
c. Pukul 07.00-07.15 WIB diselenggarakan kegiatan peningkatan keimanan dan ketaqwaan.
d. Pintu gerbang depan dan belakang ditutup pada pukul 07.15 WIB e. Peserta didik yang terlambat kurang dari 5 menit harus lapor
kepada guru piket dan diizinkan masuk sekolah dan mengikuti pelajaran.
f. Peserta didik yang terlambat kurang dari 5 menit sebanyak 3 kali keterlambatan diizinkan masuk, setelah mengerjakan tugas yang diberikan petugas piket ketertiban.
g. Peserta didik yang terlambat kurang dari 5 menit dan lebih dari 3 kali harus disertai orang tua atau wali murid kesekolah untuk mendapatkan izin masuk dan boleh masuk pada am ke-2.
h. Peserta didik yang terlambat lebih dari 5 menit, setelah diberi pembinaan harus pulang kerumah masing-masing.
i. Peserta didik yang terlambat masuk kelas pada pergantian jam pelajaran harus melapor ke petugas piket.
j. Istirahat dilakukan 2 kali yaitu setelah jam 3 dan setelah jam ke-6 kecuali hari Jumat hanya 1 kali.
k. Pada waktu istirahat peserta didik diharapkan memanfaatkan kantin yang ada didalam sekolah.
l. Pada waktu istirahat ke-2, peserta didik yang beragama Islam diharapkan untuk melakukan shalat dhuhur secara berjamaah. m. Selesai KBM, peserta didik diharuskan segera pulang kerumah
masing-masing.
20
4) Perizinan
a. Peserta didik yang tidak masuk sekolah karena suatu hal (sakit atau izin) wajib mengirim surat dari orang tua atau wali dan dilampiri surat keterangan dokter bagi yang sakit lebih dari 3 hari.
b. Izin melalui telepon hanya berlaku satu hari KBM, sesudahnya harus memberi surat izin dari orang tua atau wali murid atau dokter.
c. Peserta didik yang meninggalkan pelajaran karena sakit atau sesuatu hal harus meminta izin guru yang mengajar terlebih dahulu kemudian keguru piket yang pada saat itu bertugas dengan mengisi balngko yang sudah disediakan sekolah.
d. Peserta didik yang meninggalkan jam pelajaran karena izin yang sudah direncanakan harus membawa surat permohonan dari orang tua atau instansi yang membutuhkan.
e. Peserta didik yang tidak masuk tanpa izin/membolos dikategorikan Alpa.
f. Peserta didik yang meninggalkan jam pelajaran karena izin untuk kegiatan sekolah diperbolehkan setelah jam ke 4 maksimal sebanyak 2 orang setiap rombel dan maksimal 20 orang dengan ijin wakil kepala sekolah urusan kesiswaan.
g. Peserta didik yang meninggalkan jam pelajaran karena izin untuk kegiatan lomba harus menunjukan surat tugas dari sekolah.
5) Pemakaian Kendaraan
a. Untuk menuju kesekolah peserta didik yang sudah mempunyai surat izin mengemudi (SIM), diperkenankan mengendarai sepeda motor.
b. Bagi peserta didik yang berdomisili kurang dari 5 KM, diwajibkan mengendarai sepeda, sesuai dengan program walikota Yogyakarta
yaitu “Sego Segawe” (Sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe)
c. Peserta didik SMA N 4 Yogyakarta dilarang membawa mobil (kendaraan roda 4) sendiri menuju kesekolah.
d. Peserta didik wajib mematikan dan menuntun kendaraan setelah memasuki pintu gerbang sekolah.
6) Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Peserta didik kelas X wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.
b. Peserta didik kelas X dan XI wajib mengikuti 1 jenis kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan jenis ekstrakurikuler yang disediakan sekolah.
c. Peserta didik boleh mengikuti 2 jenis kegiatan ekstrakurikuler jika disetujui oleh wali kelas dan orang tua.
e. Pakaian yang dikenakan peserta didik untuk mengikuti ekstrakurikuler menyesuaikan kegiatan yang dilakukan.
f. Setiap kegiatan keluar dari lingkungan sekolah yang melibatkan peserta didik disertai dengan pemberitahuan resmi dari sekolah untuk orang tua atau wali.
7) Upacara Bendera
a. Upacara bendera dilakukan setiap hari senin, 1 minggu sekali dan hari besar atau hari lain sesuai kebutuhan sekolah yang wajib diikuti oleh peserta didik kelas X dan XI. Kelas XII wajib mengikuti upacara bendera setiap hari besar atau hari lain sesuai dengan kebutuhan sekolah.
b. Pada saat upacara berlangsung setiap peserta didik wajib mengikuti dengan khidmat dan mengenakan seragam sesuai dengan aturan yang berlaku.
c. Pada saat upacara hari senin menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, lagu yogyakarta berhati nyaman, dan Mars SMA N 4 Yogyakarta.
d. Petugas upacara pada hari besar dilaksanakan OSIS, sedangkan upacara hari senin dilaksanakan secara bergantian antara kelas X dan XI.
8) Pemakaian Seragam
a. Peserta didik wajib mengenakan seragam sekolah dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Umum.
a) Sopan, rapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b) Hari Senin dan upacara sekolah, peserta didik kelas X,
XI, dan XII menggunakan seragam hem putih lengan panjang dan bawah rok abu-abu panjang (putri) dan putra celana panjang abu-abu.
c) Hari Selasa-Kamis, peserta didik menggunakan seragam putih abu-abu.
d) Hari Jumat, menggunakan baju batik berkerah dan tidak boleh ketat (bagi yang berbusana tidak muslimah). e) Hari Sabtu, peserta didik menggunakan baju pramuka
lengkap.
f) Sepatu warna hitam tertutup berkaos kaki berwarna putih sampai betis wajib dipakai pada hari Senin dan pada saat upacara bendera, Hari Selasa sampai Sabtu sepatu dan kaos kaki diperbolehkan berwarna selain hitam asal tidak mencolok (merah, kuning, orange atau yang mencolok lainnya).
g) Mengenakan ikat pinggang warna hitam.
22
i) Pada saat upacara wajib mengenakan topi dan dasi dan ikat pinggang dan kelengkapan seragam lainnya yang diatur oleh sekolah.
2) Ketentuan pakaian seragam Putra
a) Celana panjang pipa warna abu-abu dengan lingkar bawah 22 cm - 24 cm dan baju putih lengan pendek
dilengkapi “badge” OSIS di saku kiri tanpa tutup diatas saku dijahit “badge” merah putih dan lengan kanan dijahit “badge” pelajar kota Yogyakarta.
b) Memakai singlet, baju dimasukkan celana, rapi dan memakai ikat pinggang sesuai aturan umum.
c) Celana dan baju tidak boleh diberi plester tempel dan sejenisnya.
d) Celana dan baju tidak boleh ada coretan, tulisan, lukisan dan sebagainya.
3) Ketentuan pakaian seragam Putri
a) Baju putih lengan panjang dilengkapi badge OSIS
disaku kiri tanpa tutup diatasnya dijahit “badge” merah putih dan dilengan sebelah kanan dijahit “badge”
Pelajar Kota Yogyakarta. b) Bawahan rok abu-abu panjang.
c) Memakai siglet, baju dimasukkan rok, rapi dan memakai ikat pinggang sesuai aturan umum.
d) Pada saat pelajaran Agama Islam peserta didik putri memakai pakaian muslimah dan tidak boleh ketat. e) Ketentuan lain lihat gambar hal 34-35 Buku Panduan
Siswa SMA N 4 Yogyakarta. b. Pakaian Olahraga
Untuk pelajaran Olahraga peserta didik diwajibkan memakai seragam olahraga sesuai yang ditentukan oleh sekolah bagi kelas X sedangkan kelas XI dan XII diperkenankan memakai seragam sesuai dengan kreativitas kelas maing-masing dengan tidak meninggalkan nilai kesopanan dan kesusilaan.
c. Pakaian Praktikum
Bagi peserta didik yang melakukan praktikum di laboratorium wajib mengenakan pakaian praktikum yang sudah diatur oleh sekolah.
d. Pakaian seragam khusus
1) Seragam khusus adalah jas almamater yang digunakan pada saat-saat tertentu atau sebagai duta sekolah untuk kegiatan keluar sekolah.
9) Kebersihan Kelas dan Lingkungan
a. Setiap kelas dibentuk petugas piket kelas yang secara bergiliran bertugas menjaga kebersihan kelas dan papan tulis kelas.
b. Petugas piket kelas yang bertugas hendaknya menyiapkan dan warga kelas memelihara perlengkapan kelas yang meliputi: buku kemajuan kelas, presensi dan perlengkapan izin yang ada didalam kelas.
c. Setiap peserta didik wajib menjaga kebersihan kelas dan lingkungan. Petugas kebersihan dasar di laksanakan oleh Cleaning Service.
d. Peserta didik bersama dengan guru melaksanakan 10 menit peduli kebersihan lingkungan sekolah (Smutlis) diakhir pembelajaran. e. Peserta didik bersama dengan guru selama 5-10 menit dimohon
untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan kelasnya diawal dan diakhir pelajaran.
f. Peserta didik membiasakan diri membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.
g. Peserta didik wajib menjaga kebersihan meja,kursi dan tembok dilingkungan kelas dan lingkungan sekolah.
10)Larangan
Setiap peserta didik SMA Negeri 4 Yogyakarta dilarang:
a. Menggunakan radio, tape recorder / walkman, telepon genggam / HP dan atau alat permainan lainnya ketika KBM sedang berlangsung. b. Memakai sandal / sepatu sandal pada saat mengikuti KBM.
c. Tidak jujur atau melakukan perbuatan curang (mencontek/memberi dan menerima bantuan dalam uji kompetensi)
d. Berduaan dengan lawan jenis yang bukan muhrim di tempat yang sepi (tidak ada orang lain)/ ditempat-tempat yang mencurigakan.
e. Mencuri, membuat onar, gaduh, penganiayaan, berkelahi di dalam dan atau di luar sekolah.
f. Mengubah pengumuman, memalsu tanda tangan dan merusak sarana prasarana sekolah.
g. Mengendarai kendaraan roda empat kesekolah dan memarkir kendaraan di luar lingkungan sekolah.
h. Memiliki, membawa, dan mengonsumsi rokok, minuman keras, ganja, narkoba dan sejenisnya.
i. Membawa senjata tajam, senjata api, atau merakit senjata atau bahan-bahan yang dilarang oleh negara.
j. Membawa, kedapatan membawa dan atau membawa buku/barang elektronik bernuansa porno atau bacaan lain yang bertentangan dengan atau dan tujuan pendidikan.
24
l. Membawa, kedapatan membawa, menyimpan, memakai atribut, stiker, gambar, dan sebagainya yang bernuansa SMC maupun mengikuti organisasi yang tidak diijinkan oleh Kepala Sekolah.
m. Membawa, kedapatan membawa, menyimpan kartu permainan yang tidak berhubungan dengan proses pembelajaran.
n. Membawa, kedapatan membawa dan atau menggunakan Tipe-Ex. 11)Sanksi
a. Point 1-15: Pembinaan Langsung oleh Guru
b. Point 16-30: Pembinaan langsung guru dan wali kelas
c. Point 31-50: Pemanggilan Orang Tua dan Pernyataan Tertulis.
d. Point 61-75: Pemanggilan Orang Tua, Skorsing 3 hari dan Pernyataan Tertulis.
e. Point 76-100: Pemanggilan Orang Tua, Skorsing 6 hari dan Pernyataan Tertulis.
f. Point lebih dari 101: Dikeluarkan
B. Penelitian yang Relevan
Pertama, Penelitian Zenny Aryati , Program Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadyah
Surakarta yang berjudul Pengaruh Kondisi Lingkungan Keluarga Terhadap
Kepatuhan Siswa Dalam Melaksanakan Tata Tertib Sekolah Kelas V SD N 01
Blorong Ijumantono Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan regresi sederhana. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah angket, observasi, dan dokumentasi. Hasil aanalisis data
dengan taraf signifikansi 5% diperoleh : hasil analisis uji t diperoleh nilai thitung
(6,197)>ttabel (2,101), sedangkan analisis uji F diperoleh bahwa H0 diterima,
karena Fhitung < Ftabel , yaitu 0,390 <4,41 dan nilai probabilitas signifikansi >
0,05, yaitu 0,541 maka secara bersama-sama kondisi lingkungan keluarga tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan siswa dalam melaksanakan tata
tertib sekolah kelas V SD N Blorong 1, Jumantono, Karanganyar tahun ajaran
Relevansi penelitian Zenny Aryati dengan penelitian ini adalah keduanya
sama-sama meneliti tentang kepatuhan siswa dalam melaksanakan tata tertib
sekolah dengan metode kuantitatif. Perbedaannya adalah pada variabel bebas yang
digunakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Zenny Aryati menggunakan
variabel kondisi lingkungan keluarga sedangkan peneliti disini menggunakan
variabel pengetahuan hukum.
Kedua, Penelitian M.Nazrul Patih, Program Studi Pendidikan Ekonomi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Lampung yang
berjudul Pengaruh Kondisi Keluarga Dan Lingkungan Sekolah Terhadap
Kepatuhan Siswa Dalam Melaksanakan Tata-Tertib Sekolah Pada Siswa Kelas X
Semester Ganjil SMA Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.
Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif verifikatif dengan
pendekatan Ex Post Facto dan Survey. Sampel penelitian adalah Siswa kelas X
SMA Negeri 4 Bandar Lampung yang berjumlah 138 Siswa. Pengumpulan data
dilakukan dengan teknik observasi, angket, dan dokumentasi. Analisis data
dilakukan dengan regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
Ada pengaruh positif kondisi keluarga terhadap kepatuhan Siswa dalam
melaksanakan tata-tertib Sekolah pada Siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandar
Lampung Tahun pelajaran 2010/2011, dengan koefisien determinasi sebesar
27,9%. (2) Ada pengaruh positif Lingkungan Sekolah terhadap kepatuhan Siswa
dalam melaksanakan tata-tertib Sekolah pada Siswa kelas X SMA Negeri 4
Bandar Lampung Tahun pelajaran 2010/2011, dengan koefisien determinasi
26
terhadap kepatuhan Siswa dalam melaksanakan tata-tertib Sekolah pada Siswa
kelas X SMA Negeri 4 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2010/2011, dengan
koefisien determinasi sebesar 36,8%.
Relevansi penelitian M.Nazrul Patih dengan penelitian ini adalah
keduanya sama-sama meneliti tentang kepatuhan siswa dalam melaksanakan tata
tertib sekolah dengan metode kuantitatif. Sampel yang digunakan adalah kelas X
SMA. Perbedaannya adalah pada variabel bebas yang digunakan. Pada penelitian
yang dilakukan oleh M.Nazrul Patih menggunakan variabel kondisi keluarga dan
lingkungan sekolah sedangkan peneliti disini menggunakan variabel pengetahuan
hukum.
C. Kerangka Berpikir
Pelaksanaan tata tertib sekolah sangatlah ditentukan oleh kesadaran yang
dimiliki oleh siswa. Kesadaran yang baik akan menimbulkan kepatuhan yang
tinggi dalam pelaksanaan tata tertib. Kepatuhan bertata tertib sekolah dapat
dilihat dari perilaku siswa dalam melaksanakan tata tertib dan sikap kerjasama
serta toleransi dengan sesama warga sekolah dalam rangka membentuk kondisi
yang kondusif dalam kegiatan belajar mengajar disekolah.
Salah satu hal yang dapat mempengaruhi kepatuhan siswa terhadap tata
tertib sekolah adalah pengetahuan hukum yang dimiliki oleh siswa. Pengetahuan
mengenai peraturan tertentu akan menimbulkan kepatuhan terhadap peraturan
Selain itu juga diasumsikan bahwa semua siswa dianggap mengetahui tata tertib
sekolah yang telah diundangkan. Pengetahuan hukum yang dimiliki oleh siswa
dimaksud. Oleh karena itu, ketika siswa memiliki pengetahuan mengenai
peraturan tertentu yaitu Tata Tertib sekolah diharapkan akan menimbulkan
kepatuhan terrhadap Tata Tertib sekolah tersebut.
D. Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan, maka
dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: Terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara pengetahuan hukum dengan tingkat kepatuhan terhadap tata
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini ditinjau dari jenis data dan analisisnya termasuk penelitian
kuantitatif. Di sebut kuantitatif, karena data penelitian ini memungkinkan
dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian ke dalam angka dan
menganalisis datanya menggunakan perhitungan statistik. Metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
(Sugiyono, 2015: 14).
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Menurut Sukardi (2013: 166)
penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan
data guna menentukan, apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA N 4 Yogyakarta, dengan alamat Jalan
Magelang, Karangwaru Lor, Tegalrejo, Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian ini
dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2016.
C. Variabel Penelitian
a. Variabel Independen: variabel ini sering disebut dengan variabel
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependent (terikat) (Sugiyono, 2015: 61). Variabel bebas pada
penelitian ini adalah Pengetahuan Hukum.
b. Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015:
61). Variabel terikat pada penelitian ini adalah Tingkat Kepatuhan
terhadap Tata Tertib Sekolah.
Berikut ini adalah gambaran mengenai hubungan antara Varibel
Bebas dan Variabel terikat dalam penelitian ini:
Gambar 1. Gambaran Hubungan Variabel
Keterangan:
X = Pengetahuan Hukum Siswa
Y = Kepatuhan Siswa terhadap Tata Tertib Sekolah
= Hubungan antara X dengan Y
D. Definisi Operasional Variabel
Untuk memberikan arah pada penelitian ini, penulis memberikan
definisi operasional atas penelitian sebagai berikut:
30
1. Pengetahuan Hukum
Pengetahuan hukum siswa adalah pengetahuan siswa mengenai isi dari
peraturan yang ada disekolah. Peraturan yang ada disekolah yang
berlaku bagi siswa adalah Tata Tertib Sekolah.
2. Kepatuhan terhadap Tata Tertib Sekolah
Kepatuhan siswa adalah sikap dan perilaku siswa yang sesuai dengan
apa yang diatur dalam Tata Tertib Sekolah seperti:
a. Kegiatan Belajar Mengajar
b. Semangat Kebangsaaan
c. Waktu Masuk Selama KBM dan Pulang Sekolah
d. Perizinan
e. Pemakaian Kendaraan
f. Kegiatan Ekstrakurikuler
g. Upacara Bendera
h. Pemakaian Seragam
i. Kebersihan Kelas dan Lingkungan
E. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2015: 117) mengatakan bahwa populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang peneliti
Tabel 2. Perincian Populasi Siswa kelas X SMA N 4 Yogyakarta
No Kelas Jumlah Siswa
1 XA 32
2 XB 32
3 XC 32
4 XD 32
5 XE 32
6 XF 31
7 XG 31
8 XH 36
Total 258
Sumber: Data Siswa kelas X tahun pelajaran 2015/2016
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari
anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam anggota populasi. Hal ini dilakukan jika anggota populasi dianggap
homogen (Sugiyono, 2015:120). Selanjutnya, mengacu pada Arikunto (2006:134),
bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar,
dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Maka diambilah jumlah
sampel sebanyak 35% dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan secara acak
dengan cara diundi atau mengundi 8 kelas, sehingga diperoleh sampel sebagai
32
Tabel . 3 Perincian Jumlah Sampel Penelitian
Kelas Jumlah Siswa
XD 32
XE 32
XF 31
Jumlah 95
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Menurut Arikunto (2006: 150) tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Instrumen tes untuk mengukur pengetahuan
hukum siswa yang dikaitkan dengan Tata Tertib Sekolah. Soal yang
digunakan sebanyak 25 soal pilihan ganda.
Instrumen Pengetahuan Hukum
Tabel. 4. Kisi-kisi Tes Pengetahuan Hukum
Variabel Jumlah Nomor Soal
Pengertian Hukum (Tata Tertib) 3 1,2,3
Sanksi Hukum (Tata Tertib) 3 4,5,6
Fungsi Hukum (Tata Tertib) 3 7,8,9
Ciri Hukum (Tata Tertib) 3 10,11,12
Jenis Hukum (Tata Tertib) 3 13,14,15
Lembaga Peradilan Hukum (Tata Tertib) 3 16,17,18
Sikap terhadap Hukum (Tata Tertib) 3 19,20,21
Contoh Perbuatan Hukum (Tata Tertib) 4 22,23,24,25
2. Kuisioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu apa yang bisa diharapkan
dari responden. Selain itu,kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah
responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat
berupa pertanyaan/ pernyataaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.
(Sugiyono, 2015: 199)
Instrumen Variabel Kepatuhan terhadap Tata Tertib
Tabel 5. Kisi-Kisi Angket Kepatuhan terhadap Tata Tertib
No. Indikator Item 1 Kegiatan Belajar Mengajar 1,2,3,4,5,6
,7,8
6 Kegiatan Ekstrakurikuler 17,18,19 44,45,46 6
7 Upacara Bendera 20,21 47,48 4
8 Pemakaian Seragam 22,23,24 49,50,51,52 7
9 Kebersihan Kelas dan Lingkungan
34
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Skala Likert. Skor setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh responden
pada pernyataan positif dan negatif adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Skor Alternatif Jawaban
Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif Skor
Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
Kadang-Kadang 2 Kadang-Kadang 3
Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 4
G. Uji Coba Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas Instrumen
Sebelum digunakan dalam penelitian sebuah instrumen harus di uji
validitasnya. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto,
2006:168-169)
Untuk menguji validitas instrumen pengetahuan hukum dan
kepatuhan terhadap tata tertib dalam penelitian ini menggunakan rumus
korelasi produk moment. Menurut Arikunto (2006:170) rumus korelasi
rxy= ∑ ∑ ∑ √[ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ]
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara
N = jumlah responden
ΣXY = jumlah perkalian antara skor variabel X dan skor variabel Y
ΣX = jumlah skor variabel X
ΣY = jumlah skor variabel Y
Kriteria pengujian dikatakan valid apabila rxy / r hitung lebih besar
atau sama dengan r tabel pada taraf signifikansi 5%. Sebaliknya jika rxy / r
hitung lebih kecil dari r tabel maka instrumen tersebut tidak valid. Nilai r
tabel dengan jumlah responden ujicoba berjumlah 30 responden dengan
taraf signifikansi 5% adalah 0,361. Uji validitas dilakukan dengan bantuan
program aplikasi komputer SPSS 16.0 .
Terdapat dua buah instrumen pada penelitian ini berupa soal tes
untuk mengukur pengetahuan hukum dan angket untuk mengukur tingkat
kepatuhan terhadap tata tertib yang diuji validitasnya..
a) Instrumen Pengetahuan Hukum
Hasil Ujicoba validitas instrumen pengetahuan hukum pada siswa
kelas X SMA N 4 Yogyakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil uji Validitas Pengetahuan Hukum
Sub Variable Item r hitung r tabel
Pengertian Hukum P1 0,759 0,361
P2 0,570 0,361
P3 0,862 0,361
Sanksi Hukum P4 0,830 0,361
36
Lembaga Peradilan Hukum P16 0,660 0,361
P17 0,449 0,361
P18 0,606 0,361
Sikap terhadap Hukum P19 0,817 0,361
P20 0,877 0,361
P21 0,744 0,361
Contoh Perbuatan Hukum P22 0,597 0,361
P23 0,772 0,361
P24 0,830 0,361
P25 0,745 0,361
Berdasarkan tabel diatas, seluruh pertanyaan dinyakan
valid. Nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan jumlah
reponden 30 orang adalah 0,361. Dari data diatas, terdapat 22 item
pertanyaan mempunyai r hitung > r tabel. Oleh karena itu 22 item
pertanyaan dinyatakan valid dan bisa digunakan untuk
mengumpulkan data.
b) Instrumen Kepatuhan terhadap Tata Tertib
Hasil Ujicoba instrumen Kepatuhan terhadap Tata Tertib siswa
kelas X SMA N 4 Yogyakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Kepatuhan Siswa
Item r hitung r tabel Keterangan
P1 0,743 0,361 Valid
P2 0,469 0,361 Valid