• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

B. Kepemimpinan

Menurut Hersey dan Blancard pemimpin adalah seseorang yang dapat memperngaruhi orang lain atau keompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah di tetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan mengemukakan tiga macam peran pemimpin yang disebutnya dengan 3A yaitu: alighting (menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya), aligning ( menggabungkan tujuan indi-vidu dengan tujuan organisasi sehingga setiap orang menuju kearah yang sa-ma), allowing ( memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara mereka bekerja)28.

Menurut Stephen. P. Robbins mengemukakan leadership as the ability to influence a group toward the achievement of goals bahwa kepemimpinan adalah sebagai kemampuan seseorang untuk memengaruhi suatu kelompok kea rah tercapainya tujuan. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses

27 Soedkijo Natoatmojo, Promosi Kesehatan : Teori Aplikasi, ( Jakarta: PT Rinerka Cipta, 2005), Cetakan 5, h. 311

28Dr. Chaniago Aspiazin,s,pd,M.Si, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Lentera ILmu Cendekia, 2017), h. 9.

mempengaruhi dan mengarahkan beberapa tugas yang berkaitan dengan ak-tivitas anggota kelompok. Sedangkan menurut Hendyat Soetopo kepemimpi-nan adalah sebagai proses memengaruhi, mengarahkan dan mengordinasikan segala kegiatan organisasi atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok29.

Pemimpin merupakan suatu faktor penentu untuk meraih sebuah kesuksesan bagi sebuah organisasi. Sebab pemimpin yang sukses akan dapat mengolah organisasi, dapat mempengaruhi orang lain dan mampu menun-jukan jalan serta tindakan yang benar yang harus dilakukan secara bersama-sama30.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat disebut pemimpin yaitu seseorang itu dapat mempengaruhi perasaan, pikiran, dan prilaku orang laik baik dalam individu atau dalam sebuah kelompok yang bermaksud untuk tujuan tertentu. proses mempengaruhi dapat berlangsung meskipun tidak ada ikatan-ikatan yang kuat dalam suatu organisasi, karena kepemimpinan lebih menitikberatkan pada fungsi bukan pada struktur31. Jadi pemimpin yang baik adalah:

a. Proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengi-kutnya dalam mencapai suatu tujuan. Jadi seseorang pemimpin berbeda dari majikan, dan berbeda dari manajer. Seorang pemimpin menjadikan orang-orang ingin mencapai tujuan dan sasaran yang tinggi, sedangkan seorang majikan menyuruh orang-orang untuk menunaikan suatu tugas atau mencapai tujuan. Seorang pemimpin melakukan hal-hal yang benar, sedangkan seorang manajer melakukan hal-hal dengan benar.

b. Seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepercayaan, kehormatan dan kerja sama dalam mencapai tujuan bersama32.

29 Bahar Agus dan Abd. Muhith, Transfornational leadership: Ilustrasi di Bidang Organ-isasi Pendidikan, ( Jakarta: PT Raja Grafindo persada,2013), h. 13

30 Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, ( Jakarta: Kencana, 2009), h. 211-212

31 Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah: Dari Dakwah konvesional Menuju Dakwah Kontemporer, ( Jakarta: Amzah, 2007), h. 59-60

32 Dedy Mulyadi, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, (Jakarta: Raja Grafindo Per-sada, 2010), h. 2

21

1. Model-model Kepemimpinan

a. Model Kepemimpinan Kontinum (Otokrasi – Demokratis)

Pemimpin mempengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dengan prilaku otokrasi sampai dengan prilaku demokratis.33 b. Model Kepemimpinan Ohio

Perilaku pemimpin menunjukan persahabatan, kepercayaan timbal balik, rasa hormat, dan kehangatan dalam hubungan antara pemimpin dengan anggota stafnya, misal pemimpin mau mengadakan perubahan, pemimpin bersikap bersahabat dan dapat didekati.

c. Model Kepemimpinan Likert (Likert‟s Manajemen System)

Likert mengembangkan suatu pendekatan penting untuk me-mahami perilaku pemimpin. Ia mengembangkan teori kepemimpinan dua dimensi, yaitu orientasi tugas dan individu. Likert berhasil merancang empat sistem kepemimpinan, seperti yang diungkapkan oleh Thoha, yang dikutip oleh E.Mulyasa, yaitu : sistem otoriter, otoriter yang bijaksana, konsultatif dan partisipatif.

d. Model Kepemimpinan Managerial Grid.

Sikap pemimpin yang menekankan mutu, keputusan, prosedur, mutu pelayanan staf, efisiensi kerja, dan jumlah pengeluaran serta memerhatikan anak buah dalam rangka mencapai tujuan.

e. Model Kepemimpinan Fiedler

Teori kemungkinan dalam kepemimpinan membicarakan tentang variabel kemungkinan sebagai variabel yang memengaruhi hubungan antara gaya kepemimpinan dan respon anak buah kepada gaya kepemimpinantersebut.Misal kepala sekolah yang sukses dalam memegang amanat terhadap perubahan dalam prosedur kedisiplinan kelas mungkin tergantung pada kekuatan persatuan guru.

33 Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam Antara Teori dan Praktik, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012), h.58

f. Kepemimpinan Situasional.

Teori ini menekankan pada ciri-ciri pribadi pemimpin dan situasi, mengemukakan dan mencoba untuk mengukur atau memperkirakan ciri-ciri pribadi ini, dan membantu pimpinan dengan garis pedoman perilaku yang bermanfaat yang didasarkan kepada kombinasi dari kemungkinan yang bersifat kepribadian dan situsional.

g. Model Kepemimpinan Tiga Dimensi

Intisari dari model ini terletak pada pemikiran bahwa kepemimpinan dengan kombinasi perilaku hubungan dan perilaku tugas dapat saja sama, namun hal tersebut tidak menjamin memiliki efektivitas yang sama pula.

h. Model Kepemimpinan Combat.

Model kepemimpinan Combat diangkat dari strategi pertempu-ran yang sering kali digunakan para jenderal dalam pepepertempu-rangan. Dalam pertempuran banyak hal yang tidak pasti, sama halnya dalam organ-isasi yang juga tidak memunculkan ketidakpastian. Oleh sebab itulah, model-model kepemimpinan yang dikembangkan banyak terinspirasi oleh pertempuran yang banyak memunculkan tindakan-tindakan nekat yang kadang diperlukan dengan menyadari terjadinya kemungkinan keberhasilan yang paling gemilang atau bahkan kegagalan yang sem-purna.

2. Tipe-Tipe Kepemimpinan a. Tipe Otokratik

Tipe pemimpin otokratik adalah tipe pemimpin yang memper-lakukan organisasi yang dipimpinnya sebagai milik pribadi. Sehingga hanya kemauannya sajalah yang harus berlangsung dan kurang mau memperhatikan kritik dari bawahanya. Ia berfikir bahwa mereka yang dipimpin itu semata-mata bawahannya. Oleh sebab itu, biasanya ia ter-tutup terhadap kritik, saran dan pendapat orang lain. Ia beranggapan

23

bahwa seolah-olah pikiran dan pendapatnya yang paling benar, karena itu harus dilaksanakan dan dipatuhi secara mutlak.34

b. Tipe Paternalistik

Kepemimpinan paternalistik adalah model kepemimpinan yang mana pimpinan menganggap orang yang dipimpin tidak pernah dewasa, karenanya ia jarang memberikan kesempatan kepada yang dipimpinnya untuk mengembangkan daya kreasi, inisiatif dan mengambil keputusan dalam bidang tugas yang dibebankan kepadanya. Kepemimpinan model ini telah menonjolkan figur, dan bi-asanya jika figurnya wafat, maka organisasi akan menjadi stagnan, mundur atau runtuh. Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya di-masyarakat agraris.35

c. Tipe Kharismatik

Kepemimpinan kharismatik adalah suatu kemampuan untuk menggerakkan ornag lain dengan mendayagunakan kelebihan atau keistimewaan dalam sifat kepribadian yang dimiliki oleh seorang pemimpin.

d. Tipe Laissez Faire

Pola kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari pola kepem-impinanan otokrasi, Perilaku yang dominan dalam kepemimpinan ini adalah perilaku kompromi. Pemimpin dalam pola kepemimpinan ini Berkedudukan sebagai simbol atau perlambang organisasi, Kepem-impinan dijalankan dengan memberikan kebebasan kepada semua ang-gota organisasi dalam menetapkan keputusan dan pelaksanaanya meburut kehendak masig-masing Kepemimpinan ini juga disebut kepemimpinan bebas kendali.

e. Tipe Demokrasi

34 Sondang P.Siagian, Tipe-Tipe Kepemimpinan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009), h.63

35 Sondang P.Siagian, Ibid, h.64

Kepemimpinan demokrasi adalah sebuah model kepemimpinan yang mana pemimpinya berusaha menyinkronkan antara kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan orang yang di pimpinya. Pemimpin model ini biasanya lebih mengutamakan ker-jasama. Ia lebih terbuka, mau dikritikdan menerima pendapat dari orang lain dalam mengambil keputusan dan kebijakasanaan lebih men-gutamakan musyawarah.

C. Ibadah Umrah

Dokumen terkait