• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.2 Kepemimpinan Kepala Sekolah

Suatu organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar bila memiliki pemimpin yang baik. Pemimpin dalam suatu orgnisasi memegang kendali utama dalam mengatur jalannya organisasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 174) disebutkan bahwa pemimpin artinya orang yang memimpin atau cara memimpin. Pemimpin yang baik, adalah pemimpin yang memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang dapat diandalkan. Kepemimpinan itu sendiri merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi prestasi kerja dan merupakan aktivitas utama untuk pencapaian tujuan organisasi. Mulyasa (2005: 107) mengatakan bahwa, kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Dari hal tersebut maka dapat diketahui bahwa kepemimpinan merupakan

suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

Menurut pendapat Sondang P. Siagian (1994: 36) menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan inti dari manajemen karena kepemimpinan merupakan motor penggerak bagi sumber-sumber dan alat-alat (manusia dan alat-alat) dalam suatu organisasi. Kepemimpinan merupakan salah satu penentu dalam pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan Menurut Hadari Nawawi dan Martini Hadari (1995: 9), kepemimpinan dapat diartikan kemampuan atau kecerdasan mendorong sejumlah orang agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tu.juan bersama.

Soelardi dalam Mulyasa (2002: 107) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mengggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina agar maksud manusia sebagai media manajemen akan bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakterisiknya, adanya pengikut, serta adanya situasi kelompok.

Sedangkan menurut Tannembaum, Weshler dan Massarik, dalam Wahjosumidjo (2003; 17) "Leadership is interpersonal influence excerised in a situation and directed, through the communication proccess, toward the attainment of a specified goal or goals. Menurut Ngalim Purwanto,(1993: 26) kepemimpinan merupakan suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui human relation dan

motivasi sehingga mereka tanpa adanya rasa takut mau bekerja sama dan membanting tulang untuk mencapai segala apa yang menjadi tujuan organisasi.

Dapat disimpulkan bahwa dalam setiap proses kepemimpinan terdapat sekurang-kurangnya tiga unsur, yaitu ada seorang pemimpin yang memimpin, mempengaruhi dan memberikan bimbingan; ada anggota (bawahan) yang dikendalikan; dan ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian kegiatan. Pemimpin pada hakekatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan di sini berarti kemampuan mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi prestasi kerja organisasi. Kepemimpinan merupakan aktifitas utama untuk mencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan inti manajemen, sedangkan manajemen adalah inti administrasi. Secara umum kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu proses mempengaruhi aktifitas dari individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

Dalam hubungan dengan misi pendidikan, kepemimpinan dapat diartikan sebagai usaha kepala sekolah dalam memimpin, mempengaruhi, dan memberikan bimbingan kepada para personil pendidikan sebagai bawahan agar tujuan pendidikan dan pengajaran dapat tercapai rnelalui serangkaian kegiatan yang telah direncanakan (Anwar, 2003: 70 ).

Fungsi kepemimpinan pendidikan menunjuk kepada berbagai aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh seorang kepala dalam upaya menggerakkan guru-guru,

karyawan, siswa, dan anggota masyarakat agar mau berbuat sesuatu guna melaksanakan program-program pendidikan di sekolah.

Lebih lanjut, Anwar (2003:70) mengatakan bahwa untuk memungkinkan tercapainya tujuan kepemimpinan pendidikan di sekolah, pada pokoknya kepemimpinan pendidikan memiliki tiga fungsi berikut: (1) Membantu kelompok merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai yang akan menjadi pedoman untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan; (2) Fungsi dalam menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa, dan anggota masyarakat untuk mensukseskan program pendidikan di sekolah; dan (3) Menciptakan sekolah sebagai suatu lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis dan nyaman, sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas dan memperoleh kepuasan kerja guru tinggi. Artinya pemimpin harus menciptakan iklim organisasi yang mampu rnendorong produktivitas pendidikan yang tinggi dan kepuasan kerja yang rnaksimal.

Kemampuan seorang pemimpin mempengaruhi orang lain didukung oleh kelebihan yang dimilikinya, baik yang berkaitan dengan sifat kepribadian maupun yang berkaitan dengan kekuasaan pengetahuan dan pengalamannya. Sekolah yang produktif tercipta karena kepemimpinan yang diterapkan di sekolah diarahkan pada proses pemberdayaan para guru sehingga kinerja guru lebih berdasarkan pada prinsip-prinsip dan konsep bersama, bukan karena suatu instruksi dari pimpinan.

Peningkatan mutu sekolah memerlukan perubahan kultur organisasi, suatu perubahan yang mendasar tentang bagaimana individu-individu dan kelompok rnemahami pekerjaan dan perannya dalam organisasi sekolah. Kultur sekolah terutama dihasilkan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah harus memahami bahwa sekolah sebagai suatu sistem organik, sehingga mampu berperan sebagai pemimpin (leader), maka seharusnya: a) lebih banyak mengarahkan, mendorong dari pada memaksa; b) lebih berdasar pada kerjasama dalam menjalankan tugas dibandingkan bersandar pada kekuasaan c) senantiasa menanamkan kepercayaan pada diri guru dan staf administrasi

bukannya menciptakan rasa takut; d) senantiasa menunjukkan bagaimana cara melakukan sesuatu dari pada menunjukkan bahwa ia tahu sesuatu; e) senantiasa mengembangkan suasana antusias, bukannya mengembangkan suasana yang menjemukan; dan f) senantiasa memperbaiki kesalahan yang ada dari pada menyalahkan kesalahan pada seseorang, bekerja dengan penuh kesungguhan, bukan ogah-ogahan karena serba kekurangan.

Wahjosumidjo (2003: 106) mengatakan bahwa kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam praktek sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktekkan delapan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah, yakni : 1) Dalam kehidupan sehari-hari kepala sekolah akan dihadapkan kepada sikap para

guru, staf, dan para siswa yang mempunyai latar belakang kehidupan, kepentingan serta tingkat sosial budaya yang berbeda sehingga tidak mustahil terjadi konflik antar individu bahkan antar kelompok.

2) Sugesti atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan dalam melaksanakan tugas. Para guru, staf dan siswa suatu sekolah hendaknya selalu mendapatkan saran, anjuran dari kepala sekolah sehingga dengan saran tersebut selalu dapat memelihara bahkan meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing (suggesting)

3) Dalam mencapai tujuan setiap organisasi memerlukan dukungan, dana, sarana dan sebagainya.

4) Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti marnpu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

5) Patah semangat, kehilangan kepercayaan harus dapat dibangkitkan kembali oleh para kepala sekolah (catalyzing).

6) Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan setiap orang, baik secara individu maupun kelompok.

7) Seorang kepala sekolah selaku pemimpin akan menjadi pusat perhatian, artinya semua pandangan akan diarahkan ke kepala sekolah sebagai orang yang mewakili kehidupau sekolah, di mana dan dalam kesempatan apapun.

8) Kepala sekolah pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para guru, staf dan siswa.

9) Setiap orang dalam kehidupan organisasi baik secara pribadi maupun kelompok, apabila kebutuhannya diperhatikan dan dipenuhi.

a) guru, untuk menyusun program, menyajikan program dengan baik, melaksana-kan evaluasi, melakukan analisis hasil belajar dan melaksanakan perbaikan dan pengayaan secara tertib dan bertanggung jawab;

b) karyawan, untuk mengerjakan tugas administrasi dengan baik, melaksanakan kebersihan lingkungan serutin melaksanakan tugas pemeliharaan gedung dan perawatan barang-barang inventaris dengan baik dengan penuh kesadaran dan bertanggung jawab;

c) siswa, untuk rajin belajar secara tertib, terarah dan teratur dengan penuh kesadaran yang berorientasi masa depan;

d) orang tua dan masyarakat, agar mampu untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemitraan yang lebih baik agar partisipasi mereka terhadap usaha pengembangan sekolah makin meningkat dan dirasakan sebagai suatu kewajiban, bukan sesuatu yang membebani. Yang lebih penting lagi kepemimpinan kepala sekolah harus dapat memberikan kesejahteraan lahir batin, mengembangkan kekeluargaan yang lebih baik, meningkatkan rasa kebersamaan dalam mencapai tujuan dan menumbuhkan budaya positif yang kuat di lingkungan sekolah.

Kegiatan kepala sekolah tidak hanya berkaitan dengan pimpinan pengajaran saja, melainkan meliputi seluruh kegiatan sekolah, seperti pengaturan, pengelolaan sekolah, dan supervisi terhadap staf guru dan staf administrasi. Kepala sekolah pada dasarnya melakukan kegiatan yang beraneka macam dari kegiatan yang bersifat akademik, administratif, kegiatan kemanusiaan, dan kegiatan sosial.

Banyaknya faktor yang harus menjadi tanggung jawab kepala sekolah, sehingga menuntut kepala sekolah untuk memiliki kemampuan yang prima dalam menjalankan kepemimpinannya.

Mulyasa, (2004:115) menyatakan bahwa, kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi.

Kepribadian adalah sifat dasar yang dimiliki oleh setiap manusia dan merupakan bawaan sejak lahir yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun demikian ada beberapa hal mendasar sifat-sifat yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah. Adapun kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat: jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil dan menjadi teladan.

Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus memiliki pengelahuan terhadap tenaga kependidikan. Adapun hal-hal yang menyangkut pemahaman tenaga kependidikan akan terlihat pada kemampuan utuk memahami kondisi tenaga kependidikan, memahami kondisi dan karakteristik peserta didik, menyusun progrm pengembangan tenaga kependidikan, menerima masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak untuk meningkatkan kepemimpinannya.

Setiap sekolah pasti memiliki visi dan misi sekolah. Sebagai pemimpin, maka kepala sekolah harus memiliki pemahaman terhadap visi dan misi sekolah yang dipimpinnya. Pemahaman ini tercermin dari kemampuannya untuk mengembangkan

visi dan misi sekolah serta melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi tersebut ke dalam tindakan nyata.

Kenapa sekolah harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk menyikapi suatu permasalahan. Kemampuan mengambil keputusan ini dapat terlihat dari kemampuan mengambil keputusan bersama tenaga kependidikan di sekolah dan mengambil keputusan untuk kepentingan internal dan eksternal sekolah.

Kemampuan berkomunikasi yang baik harus dimiliki pula oleh kepala sekolah selaku pemimpin di sekolah. Kemampuan berkomunikasi ini tercermin dari kemampuannya untuk berkomunikasi secara lisan dengan tenaga kependidikan di sekolah, menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, berkomunikasi secara lisan dengan peserta didik dan berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah.

Kepala sekolah sebagai pemimpin (leader) dalam lingkup sekolah harus memiliki sikap-sikap positif yang meliputi keteladanan, mampu menumbuhkan kreativitas, mampu memotivasi, mampu mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap sekolah serta mawas diri, berusaha mencapai misi, visi dan tujuan sekolah, konsisten pada pengucapan dan perbuatan, memberikan dorongan dan meningkatkan semangat kerja staf, terbuka dan bersedia menerima kritik, mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, mampu memberi pujian bagi yang berhasil dan memberi sanksi bagi yang salah serta dapat menumbuhkan rasa keakraban dan kekeluargaan di kalangan anggota yang dipimpinnya. (Mulyasa, 2004: 98).

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan usaha kepala sekolah untuk mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pribadi lain yang terkait untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin terutama ditekankan pada bagaimana kepala sekolah mampu untuk membuat orang lain bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah.

Kepala sekolah yang baik adalah kepala sekolah yang mempunyai sifat dan perilaku kepemimpinan yang baik dan dapat memberikan kompensasi yang berimbang kepada guru sehingga menimbulkan motivasi untuk berprestasi di kalangan mereka. Kepala sekolah hendaknya memiliki visi kelembagaan kemampuan konsepsional yang jelas, serta memiliki ketrampilan dan seni dalam hubungan antara manusia, penguasaan aspek-aspek teknis dan subtantif, memiliki semangat untuk maju serta semangat mengabdi dan karakter yang diterima masyarakat lingkungannya (Mulyasa, 2004: 84).

Pola kepemimpinan kepala sekolah akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memotivasi bawahannya, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang dalam mencapai tujuan, sangat bergantung kepada kewibawaan yang dimilikinya. Paradigma baru manajemen pendidikan memberikan kewenangan luas kepada kepala sekolah dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaaan, pengawasan dan pengendalian pendidikan di sekolah. Mulyasa (2004: 89) mengatakan bahwa, "Kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pembaruan sistem pendidikan

di sekolah". Untuk itu pemimpin perlu untuk memiliki pengetahuan mengenai motif bawahannya yang dapat mendorong untuk melakukan tindakan tertentu. Kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan kepemimpinan yang mampu meningkatkan motivasi berprestasi di kalangan guru, siswa, staf dan personil sekolah lainnya.

Motivasi sangat penting artinya bagi setiap orang yang ingin sukses dan selalu ingin maju dalam usahanya. Banyak orang yang terdorong untuk bekerja keras karena adanya keinginan untuk berprestasi, hal ini disebabkan karena adanya dorongan agar tugas yang dilakukannya dapat berhasil, mempunyai nilai dan dihargai oleh orang lain.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan kerja. Callahan and Clark dalam Mulyasa (2005: 120) mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Teori lain dikemukakan oleh Sondang ( 2004: 138) yang mengatakan bahwa "Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk kemajuan organisasi”.

Dengan banyaknya kemampuan yang dimilikinya, maka kepala sekolah diharapkan mampu untuk membawa kemajuan dan peningkatan prestasi sekolah pada berbagai bidang. Hanya pemimpin yang memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang baik akan dapat membawa organisasi sekolah mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan visi dan misi sekolah yang ditetapkan. Semakin baik kepemimpinannya kepala sekolah maka akan semakin baik dan meningkat prestasi yang diraih oleh sekolah tersebut.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan kepala sekolah yang diwujudkan melalui kepribadian, pengetahuan, visi, misi, pengambilan keputusan dan berkomunikasi. Penyelesaian tugas-tugas, menjunjung tinggi kepercayaan, dan pelaksanaan tugas dengan kesadaran tanpa pengawasan. Aspek keberanian mengambil resiko terdiri dari daya kreasi, sikap pantang menyerah dan arif dalam pemberian saran, berusaha untuk mencapai tujuan organisasi. Kepala sekolah sebagai pemimpin juga harus memiliki sifat tersebut. Kepala sekolah selaku pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi perilaku personel sekolah agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

Dokumen terkait