• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORITIS

B. Kepemimpinan

Pengertian yang paling umum tentang kepemimpinan adalah kemahiran dalam memimpin. Hal ini dapat berupa cara memimpin dan mengkoordinasikan anggota yang dipimpinnya. M. Arifin, mengutip dari Hubert Bonner mengatakan bahwa “ kepemimpinan dipanadang sebagai hasil interaksi antara kepribadian yang bulat dari pemimpin dengan situasi sosial yang dinamis dimana ia hidup.”

14

Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005), Cet. Ke-7, h.83

15

Kepemimpinan mendapat awalan “ke” dan sisipan “em” serta akhiran “an”. Menurut tata bahasanya awalan “ke” dan “ke-an” berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak yang mengandung arti menjadi atau peristiwa. Sedangkan sisipan “em” pada kata pemimpin berfungsi membentuk kata baru yang artinya tak berbeda dengan kata dasarnya. Arti sisipan “em” di sini mengandung sifat. Jika pemimpin berasal dari kata “pimpin” tang mendapat awalan “pe” mempunyai arti orang yang melakukan, jadi pemimpin adalah orang yang memimpin.16

Sedangkan pengertian kepemimpinan menurut istilah, dalam hal ini para ahli banyak berpendapat, di antaranya:

Menurut Prof.Dr.Veithzal Rivai, M.B.A dalam buku Kepemimpinan dan perilaku organisasi yang mengatakan bahwakepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain, baik di dalam orgnisasi maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu. Proses mempengaruhi tersebut sering melibatkan berbagai kekuasaan seperti ancaman, penghargaan, otoritas, maupun bujukan.

Prof .Drs Onong Uchjana dalam bukunya, Human Relations dan Public Relations dalam Management, mengatakan bahwa “Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang memimpin (directs), membimbing (guides), mempengaruhi (influences), atau mengontrol (controls) pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain”.17

Di samping itu, Howard H. hoyt seperti yang dikutip Kartini Kartono dalam bukunya, Pmeimpin dan kepemimpinan, mendefinisikan kepemimpinan

16

M.Arifin, Psikologi dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet. Ke-3, h.87 17

Onong Uchjana, Human relation dan Public Relations dalam Management, (Bandung: CV. Mandar maju, 1989), cet. Ke-7, h.195

26

sebagai berikut: “kepemimpinan adalah seni mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang”.18

Dari berbagai kepemimpinan sebagaimana telah dijelaskan di atas, bisa diambil suatu pengertian bahwa kepemimpinan adalah seni kemampuan membimbing, mempengaruhi, dan mengontrol pikiran, perasaan, dan tingkah laku orang lain, dan menuntut kecakapan untuk semua factor itu. Sehingga mereka akan menerima dan menjalankan apa yang dianjurkan orang yang mereka anggap pemimpin atau perilaku mereka sesuai dengan perilaku yang diinginkan oleh pemimpin.

Kata lain yang sering kita temui yang juga mengandung arti pemimpin Islam adalah khalifah. Khalifah berarti wakil atau pengganti, yang dalam kata tersebut juga terkandung makna Amir (jamaknya Umara), yaitu penguasa dalam bahasa Indonesiamempunyai konotasi pemimpin formal. Dalam surat Al-Baqarah: 30. Allah berfirman yang artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat. Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Dalam ayat tersebut Allah menggunakan kata khalifah dalam arti pemimpin non formal’.19

Makna ayat yang terkandung dalam surat Al-Baqarah tersebut tidak hanya ditunjukan kepada khalifah pengganti Rasulullah saja, tetapi juga kepada seluruh umat manusia. Dua tugas penting yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin Islam adalah tugas menyeru melakukan kebajikan dan meninggalkan kemungkaran. Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang

18

Kartini Kartono, pemimpin dan kepemimpinan, (Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada, 1998), cet. Ke-8, h.49

19

Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, (Yogyakarta: Gajahmada University, 1993),CET.KE-1,H.16

pemimpin, seseorang harus mengembalikan segala perkara kepada kitabullah, dan sunnah Rasulullah, hal ini dijelaskan Allah dalam surat An-nisa ayat 59 sebagai berikut:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

BAB III

GAMBARAN UMUM YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB (YISC) AL-AZHAR JAKARTA

A. Sejarah Tentang Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar

Mei 1971, Rabu sore itu Majelis Taklim Kaum Ibu Masjid Al-Azhar berlangsung marak. Tema yang dibahas cukup menarik para jamaah, yakni masalah keluarga di kota besar yang sedang mengalami disiintegrasi pada periode awal pembangunan nasional. Majelis Taklim kaum ibu itu ternyata juga banyak dihadiri oleh remaja putri (yang belum menikah) sementara topik yang dibahas dalam pengajian itu tidak hanya terbatas hanya pada topik mengatur rumah tangga, merawat anak, mendisain rumah, manajemen keuangan dan perilaku suami yang nyeleneh setelah naik daun dalam karirnya, juga kadang membahas masalah sex.

Pembahasan yang dibawakan oleh pembicara secara terbuka dan secara terus terang populer dan memikat tersebut tak urung kadang membuat susana yang riuh. Tak terkecuali senyum yang dikulum, tawa tertahan disertai rona wajah juga milik dua gadis yan duduk di pojok masjid. Mereka adalah Farida Hayati Tobri, dan Filomena Ibrahim yang kala itu masih muda belia. Mereka berdua masih duduk di tingkat I Universitas Indonesia. Rona merah yang tergores pada wajah mereka menunjukkan rasa sungkan dan malu mendengar pengajian tersebut. Diam-diam, hal itu diperhatikan oleh seorang ibu yang duduk disamping mereka. Ibu yang arif itu, ibu R. Basari Husna adalah salah seorang pengurus Pengajian Ibu-ibu Al-Azhar Rabu Sore.

Dengan jiwa keibuannya, Ibu Basari Husna dapat merasakan betapa sungkan-nya kedua gadis itu menyusaikan diri dengan ibu-ibu di Majlis tersebut. Adat-istiadat mengajarkan, remaja seperti mereka belum patut mengetahui banyak romantika asmara dan keluarga. Dengan bijak, ibu Basari mendekati kedua remaja itu untuk saling kenal dan bertukar pikiran tentang cita-cita dan keIslaman. Gayung bersambut, kata berjawab, akhirnya muncullah kesepakatan untuk melahirkan pengajian yang dikelola oleh dan untuk kaum remaja.

Rintisan itu mulanya dikonfirmasikan dengan beberapa mahasiswa yang demen nongkrong di Masjid Al-Azhar, antara lain Sabit Kertalegawa, Muhammmad Anwar, Euis Rodiah dan banyak lagi yang lainnya sehingga terkumpul 20 orang remaja.Saat itu dilakukan usaha penghimpunan dana dan berhasil terkumpul sejumlah 70 ribu rupiah (cukup lumayan untuk masa itu). Pengajian perdana pun dimulai pada tanggal 2 Rabi'ul Awal 1391 H,

bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW atau tanggal 16 Mei 1971 M. Penceramah kala itu adalah Bapak Prof. Usman Ralibi. Tanggal tersebut kemudian disepakati sebagai hari jadi (Milad) Youth Islamic Study Club

(YISC) Al-Azhar, Organisasi yang berada di bawah naungan YPI Al-Azhar Bagian Kepemudaan.

Berdirinya Youth Islamic Study Club cukup mendapat respon positif dari masyarakat. Pada masa itu cukup ngetrend kelompok-kelompok atau geng-geng muda-mudi yang kebanyakan mempunyai kecenderungan memuja prilaku negatif, hedonis dan mbalelo dari norma-norma kehidupan yang berlaku di masyarakat kita. Gejolak dan perilaku sosial itu mengarah pada

36

ekses negatif, hal ini tentu saja teramat memprihatinkan. Hal itu juga ditambah lagi dengan menyusutnya organisasi-organisasi kepemudaan. Dengan latar belakang demikianlah kegiatan Youth Islamic Study Club memberi alternatif kegiatan bagi kaum muda saat itu.

Kajian demi kajian mewarnai aktivitas remaja Masjid Al-Azhar ini. Penceramah yang tampil diantaranya HM Rasyidi, Prof. Dr. Zakiyah Drajat dan Buya Hamka. Tokoh-tokoh tersebut dikenal memiliki komitmen yang tinggi dalam membina umat dan beliau-beliau itulah yang secara aktif membimbing generasi muda Al-Azhar kala itu.

Dilihat dari proses kelahirannya, Youth Islamic Study Club memang merupakan organisasi yang sangat sederhana dan tanpa tujuan yang muluk-muluk. YISC berorientasi menggugah semangat beragama secara kontekstual. Pendidikan yang diadakan YISC lebih berfungsi sebagai pembekalan untuk kehidupan sehari-hari. Keinginan untuk melakukan dialog-dialog keagamaan tanpa melupakaan konteksnya terhadap kehidupan merupakan visi belajar YISC.

Bagi sahabat-sahabat yang terbiasa dengan lingkungan yang homogen dalam beragama mungkin merupakan kesempatan yang baik untuk belajar memahami berbagai macam perbedaan di YISC. Dalam perjalanannya hingga kini, YISC telah mengukir banyak prestasai melalui kegiatan-kegiatannya yang bersifat perintis atau pionir, pengembangan diri, serta kegiatan yang bermanfaat bagi kepentingan umat.

Dalam lima tahun terakhir kegiatan YISC antara lain: Jambore dan Baksos di Lebak (97); Dapur Reformasi (98); Sunatan Massal (99). Kegiatan

pada Tahun 2000/2002: Posko Bengkulu; Gempita Anak Sholeh; Dialog Interaktif di Cafe; Pesantren Anak Bank Mandiri; Pesantren Anak Pertamina Balongan, Festival Nasyid Sejabotabek; Orasi Kebudayaan; Silaturahmi Remaja Masjid; YISC Peduli Thallasaemia; dan berbagai kegiatan rutin seperti Muhasabah Tahun Baru, Cahaya Ramadhan Cahaya Masjid. Pada peringatan Hari Idul Adha, YISC tercatat telah melakukan kegiatan pemotongan dan pembagian hewan qurban di daerah yang tingkat ekonominya memang perlu dibantu, Desa Dago, Parung, Bogor . Kegiatan yang sama dilakukan pada tahun berikutnya di Desa Cibeuteung Muara, Parung pada tanggal 23 Februari 2002.

Kepedulian YISC terhadap kaum dhuafa diwujudkan melalui kegiatan rutin yang bersifat pembinaan adik asuh yang berasal dari kalangan keluarga kurang mampu. Kegiatan ini berada dalam wadah Pembinaan Adik Asuh YISC atau lebih dikenal dengan PAYISC.

B. Profil Organisasi

Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar adalah organisasi pemuda masjid yang pertama berdiri di tanah air. Didirikan di Jakarta pada tanggal 16 Mei 1971 atau 12 Rabiul Awal 1391 H. Dalam dimensi kesejarahannya, organisasi ini muncul sebagai jawaban atas berbagai persoalan yang menghinggapi generasi muda pada masa itu yang sedang mengalami perubahan seiring dengan pola kebijaksanaan di tingkat lokal, nasional dan global.

38

Para pendiri organisasi ini adalah generasi muda Islam yang sadar dan prihatin akan gejala merosotnya moral dan mental generasi muda yang cenderung semakin jauh dari Aqidah Islamiyah dan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia, mereka merasa terpanggil untuk memperbaiki keadaan. Hal ini merupakan wujud dari rasa tanggung jawab sebagai pewaris dan pengawal Aqidah Islamiyah & cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia yang merupakan rahmat dari Allah SWT. Kemudian berhimpunlah mereka dalam wadah yang diberi nama Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar.

1. Visi YISC

Menjadi Komunitas Belajar yang Berakhlakul Karimah dengan berlandaskan Al Qur’an dan Sunah.

2. Misi YISC

Da’a Ilallah (berda’wah di jalan Allah), Amila Shalihan (melakukan amal shaleh), dan Innani minal Muslimin (menegakkan kepribadian muslim). (QS. Fussilat:33)

3. Tujuan YISC

Membina dan mewujudkan generasi muda yang bertanggung jawab dan dapat mempertahankan serta memperjuangkan nilai-nilai Islam dan kesejahteraan umat.

4. Motivasi YISC

Memakmurkan mesjid-mesjid Allah (QS. At-Taubah: 18), menegakkan persatuan dalam agama Allah (QS. Ali Imran: 103) dan berjuang menuju keridhaan Allah SWT (QS. Al-Ankabut: 69).

C. Struktur Organisasi YISC AL-Azhar Tahun 2010-2011

1. Ketua Umum : Alfin Falihian

2. Sekretaris Umum : Atiek Munsriyati

3. Bendahara Umum : Sumiyarsih

4. Departement Pendidikan,

dan kaderisasi : Hasan Al-Banna

5. Departement Kajian : Fadilanisa

6. Bidang Humas, dan Penerbitan : Hari Saputra

7. Pembinaan Adik Asuh Yisc Al-Azhar (PAYISC) : Yarlis 8. Departeman Sosial dan Pengabdian Keutamaan : Chairul

D. Profil Bidang pengurusan YISC 2010-2011 1. Sekertaris Umum (SEKUM)

YISC Al-Azhar memiliki kegitan yang banyak, dan bervariasi. Untuk mnedukung jalannya kegitan-kegitan itu, dibutuhkan bagian khusu dari struktur YISC saat ini yang berfungsi sebagai pendukung tehadap operasionalisasi kegiatan-kegitan tersebut, baik yang bersifat teknis, dan praktis maupun yang bersifat rekomendasi untuk pengembangan organisasi kedepan. Fungsi inilah yang dijalankan oleh sekertaris umum (sekum).

Mengelola sarana penunjang kegiatan YISC seperti telepon, pengadaan kertas, dan alat tulis, dan sebagainya.

40

2. Bendahara Umum (BENDUM)

Sudah jadi rahasia umum, kalau bendahara itu merupakan salah satu bagian dari organisasi YISC Al-Azhar yang paling di cari-cari oleh Departemen atau lembaga atau bidang lain. Karena bendahara umum yang punya kuasa memegang, dan mengelola uang untuk ngerunning setiap program di masing-masing Departemen atau lembaga. Tugas, dan fungsi bendahara umum ialah mendistribusikan pengelolaan keunagan untuk setiap departemen, menyusun laporan keuangan, mengumpulkan dana untuk tujuan sosial, serta mencari tambahan dana untuk menyokong kegiatan di YISC Al-Azhar (diluar sponshorship, dan sumbangan).

3. Departement Pendidikan, Pembinaan, kaderisasi, serta Pemberadayaan Sumber Daya manusia.

Sebagai organisasi tertua di Indonesia, YISC Al-Azhar haruslah melakukan pembinaan-pembinaan kepada pengurus baik pembinaan rukhiyah, fikriyah, dan jasadiyah. Sehingga terciptanya sumber daya manusia yang handal yang mampu mengorganisisr kegiatan-kegiatan dengan profesionalisme, dan penuh keikhlasan lillahi ta’ala. Departemen ini sebagai salah satu roda penggerak organisasi ini turut serta berperan aktif menuju visi,dan misi organisasi. Setiap civitas YISC AL-Azhar diharapkan dapat bekerjasama mebentuk komuniktas yang berorientasi kepada akhirat, sebuah orientasi yang membuat civitas tidak pernah ada kata berhenti untuk terus belajar, yang tentunya diiringi dengan amal dan ajakan setiap insan.

Dalam menjalankan amanahnya Departemen ini memiliki empat divisi yang membantu dalam setiap kegitannya, yaitu: Divisi Bimbingan Study Qur’an (BSQ), Divisi Study Islam Intensif (SII), Divisi Pembinaan, dan Kaderisasi (BinaKader), serta Pembinaan Sumber Daya Manusia (PSDM).

4. Lembaga Kajian

Lembaga kajian merupakan organ yang mengaktualisasikan peran YISC Al-Azhar sebagai organisasinya komunitas belajar generasi muda Islam melalui pengkajian, pembelajaran, pengopinian dalam kerangka dakwah.

5. Departement Sosial, Pengabdian Keumatan

Sebagai corong organisasi yang peduli terhadap sesama tentunya peranannya sangat penting dalam meberikan pelayanan sosial secara kontinu kepada masyarakat pada umumnya. Pada semester ini Departement ini mempunyai program yang tak kalah seru dengan yang lain. Di antaranya ialah khitanan missal, donor darah, seminar tentang zakat, dan yang paling besar adalah pertemuan dengan tokoh Indonesia.

6. Bidang Humas, dan Penerbitan

Humas, dan penerbitan adalah salah satu bidang dari struktur organisasi YISC yang berfungsi sebagai corong organisasi, baik internal maupun eksternal. Bidang ini berfungsi sebagai mediator dalamm mentransfer informasi-informasi kegiatan organisasi baik melalui media cetak maupun media dunia maya seprti facebook, dan media jejaring sosial lainnya. Tugas dalam bidang ini cukup banyak di antaranya menjadi

42

Public Relation (PR) bagi organisasi, dan membangun sistem kehumasan yang mendukung fungsi organisasi, menjaga silaturahmi antar sesama civitas YISC maupun para alumni.

7. Pembinaan Adik Asuh YISC AL-Azhar (PAYISC)

PAYISC adalah salah satu lembaga YISC Al-Azhar, dibentuk atas dasar panggilan rasa taqwa, dan keinginan untuk berbagi dengan sesame umat terutama bagi anak-anak yatim piatu, dan kalangan kurang mampu (kaum Dhuafa). PAYISC pertama diprakarsai, dan dibentuk oleh pengurus YISC Al-Azhar periode 1990-1991.1

E. Kegiatan-kegiatan YISC

1. Kegiatan Khusus untuk Anggota a. Bimbingan Studi Qur’an (BSQ)

Terdiri dari kuliah general dan kelas materi Iqra, Tajwid, Tahsin dan Bhs Arab ( Ahad, 08.00-10.00) di Kelas SMU Al-Azhar. b. Kajian Tafsir Tematik yang dilaksanakan 1 bulan 2 kali pada hari

Sabtu Jam 16.00-18.00 c. Tafaqquh Fiddin

Metode pendalaman Agama dengan pendekatan keseimbangan antara konsep diri, spiritual dan akal sebagai salah satu implementasi kegiatan SII dan Pembinaan dengan praktek tadarus, dzikir, muhasabbah, tadabur alam, outbond training dan diskusi interaktif.

1

Dilaksanakan sekali dalam satu semester untuk kelas dasar di Puncak, Sabtu sore sampai Ahad Sore

d. Pembinaan & Pengembangan Diri

Dalam bentuk perkuliahan, pelatihan, workshop tentang Konsep Diri, Pengembangan Diri, Motivasi Diri, Team Building dan Leadership. (secara integral dengan SII untuk kelas Dasar-lanjutan ). Pelatihan dengan Outbond Training (Self Development Training) di Puncak

e. Studi Islam Intensif (SII) Dasar dan Lanjutan

Sistem kuliah general dan kelas metode diskusi interaktif. Materi terdiri dari Aqidah, Fiqh, Muamalah, Akhlak, Al-Qur’an dan Hadits, Sejarah dan wacana Islam aktual ( Ahad , 10.00-12.00) di aula dan kelas SMU Al-Azhar

f. Kajian Buku Islam (Kabuki)

Sebuah forum bedah buku populer, yang di presentasikan oleh anggota untuk anggota, setiap selasa (Pukul 19.30-21.00)

g. HUT YISC

Berbagai kegiatan dalam rangka memperingati hari ulang tahun YISC Al-Azhar, diselenggarakan tiap bulan Mei

2. Kegiatan untuk Umum a. Forum Dialog

Membahas masalah aktual di masyarakat tentang agama, psikologi, politik, ekonomi dan sosial budaya dengan narasumber yang

44

kompeten dibidangnya. Dua bulan sekali di Masjid atau Aula Buya Hamka Al-Azhar, Kegiatan ini tanpa dipungut biaya

b. English Forum dan Arabic Club

Sebuah forum untuk pengembangan kemampuan berbahasa Inggris dan bahsa Arab, dalam bentuk conversation dan diskusi, tentative.

c. Penerbitan BeYe (Berita Yisc)

Majalah internal YISC sebagai media komunikasi, diskusi, dakwah antar anggota tentang berbagai masalah aktual internal organisasi dan aktual di masyarakat. Terbit 2 bulan sekali.

d. Pembinaan Adik Asuh YISC (PAYISC)

Pembinaan adik-adik asuh sekitar 126 orang dari keluarga kurang mampu dalam bentuk pemberian beasiswa, pendidikan, bimbingan belajar dan sanggar seni, di ruang PAYISC

e. Porseni antar Pemuda Mesjid se-DKI.

Sebuah kegiatan dalam bentuk perlombaan olahraga dan seni antar Pemuda Masjid se DKI Jakarta.

f. Paket Kajian Qolbun Salim

Paket Kajian tematik tentang Manajemen Qolbu atau Tema spesifik lainnya dengan narasumber yang kompeten yang diselenggarakan setiap Ahad, 09.00-11.30 di Kompleks Masjid Agung Al-Azhar dengan peserta di pungut biaya per paket

g. Pengajian Lepas Kerja

Pengajian umum dengan tema Mental Health dan tema-tema aktual, di Masjid Agung Al-azhar , Satu bulan sekali. Acara ini tidak di pungut biaya

h. CRCM (Cahaya Ramadhan Cahaya Masjid)

Berbagai kegiatan yang berlangsung selama bulan Ramadhan Mulai dari Seminar, On Air Radio, Muhasabah, Dialog Keagamaan sampai Kegiatan kemasyarakatan seperti sahur dhuafa,Buka Puasa Anak Yatim, Ramadhan di mall dan lain-lain.

i. Nikah Massal

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memfasilitasi sekitar 50 pasangan yang telah menikah namun belum memiliki surat keterangan menikah.

j. Seminar dan Workshop

Dalam bentuk pelatihan atau workshop yang berkaitan dengan : 1) Kehumasan

2) Teknologi Informasi 3) Kewirausahaan 4) Jurnalistik k. Donor Darah

Kegiatan Donor darah yang dilaksanakan 3 bulan sekali dilingkungan Mesjid Al-Azhar.

46

l. Kunjungan ke Remas-Remas (Remaja Mesjid) lain

Kegiatan kunjungan ke remas-remas di Jabotabek dan sekitarnya dalam rangka studi banding

m. Jelata (Jelajah Wilayah Kota)

Kegiatan unik untuk menumbuhkan kepeduliaan sosial dan aksi sosial kelokasi adik asuh YISC dan panti asuhan. Satu semester sekali untuk kelas Dasar diakhir rangkaian perkuliahan.

n. Posko Bencana Alam

Kegiatan insidentil pada saat terjadi bencana alam, dalam bentuk : Kunjungan ke lokasi, Pengumpulan sumbangan dana dan logistik.

3. Prestasi dan Karya

Selain kegiatan rutin YISC Al-azhar juga telah berperan dan berkarya dalam 2 tahun terakhir antara lain :

a. Pesantren Kilat Liburan dan Ramadhan : untuk umum, putra putri karyawan Pertamina Balongan, TPI, Bank Mandiri, adik asuh dan anak –anak di Rumah Singgah.

b. Memelopori Silaturrahmi Pemuda Remaja Masjid se DKI dan Masjid-Masjid Besar di Jawa, serta pelatihan manajemen Remaja Masjid-Masjid. c. Delegasi dalam berbagai acara : Generasi Muda antar Iman (Gemari),

YEH International Conference, IIFTIHAR Conference, Young Muslem Secretariat MABIMS Singapore, KODI/FKLDPI-DKI,

Masyarakat Tolak Pornografi (MTP),Jaringan Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (JPRMI).

d. Kegiatan Sosial : Sunatan Massal, Qurban Peduli, Pernikahan Massal, Posko Reformasi, Donor Darah, Santunan 1500 anak yatim dan dhuafa, Gempita Anak Sholeh, Konser

e. Kesenian : Festival Seniman Anak Jalanan, Festival Nasyid se-DKI, Konser Amal, menumbuhkan Groups Nasyid a.l : Semantik dan Al-Hamro.

Kegiatan, prestasi dan karya yang lainnya adalah mensikapi kondisi dimasyarakat baik wacana maupun aksi, peserta, pelaksana atau narasumber dalam berbagai seminar, diskusi panel, atau konferensi, dan kegiatan hari-hari besar Islam dan Ramadhan.2

2

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN

A. Iklim organisasi di Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar Jakarta

Dalam realitasnya persoalan komunikasi selalu muncul dalam proses organisasi. Komunikasi dalam organisasi selain ikut andil membangun iklim organisasi Youth Islamic study club sebagai organisasi remaja yang telah diakui sebagai yang tertua, dan telah melakukan banyak kiprah dalam mempergunakan nilai-nilai keislaman, dan kepemudaan, baik di lingkup Jakarta maupun skala nasional, oleh para fonding fathersnya.

Iklim Organisasi di YISC iniberiklim positif. Youth Islamic study club

didirikan dengan maksud untuk menjadi wadah bagi para pemuda Islam untuk berinteraksi dan beraktifitas dalam berbagai bentuk kegiatan keislaman, sehingga dapat mendidik dirinya menjadi pribadi muslim yang memiliki keseimbangan, jasmaniah, ruhaniah, bertanggung jawab, dan merasa terpanggil untuk memperjuangkan nilai-nilai Islam.

Youth Islamic study club ini pun mempunyai iklim kerja dalam organisasi yang diciptakan ketua umum atau pemimpin yang tidak lepas dari peranan ketua umum (pemimpin), dan cara berkomunikasi yang di lakukan kepada pengurus lain ataupun anggota. Agar terciptanya iklim aktifitas yang kondusif, dan dinamis di dalam Youth Islamic study club ini.

Terciptanya iklim aktifitas yang kondusif serta dinamis inilah yang mempengaruhi cara kerja, semangat, serta tak lupa menjunjung tinggi

nilai Islam, kedisiplinan, keterbukaan, serta saling menghargai. Inilah yang akhirnya terciptanya kondisi yang kondusif1.

Dalam setiap organisasi atau lingkungan pasti memiliki atmosfer kerja atau iklim komunikasi organisasi yang berbeda-beda. Akan tetapi, pada intinya semua organisasi termasuk youth Islamic study club Al-Azhar ini, ingin menciptakan tingkat kenyamanan agar semua yang ada di dalam organisasi (baik pengurus, maupun anggota ataupun masyarakat) dapat merasa nyaman dan menjadi semangat dan saling memberikan dorongan pada saat mereka berupaya melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah disediakan di

Dokumen terkait