• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.7 Kepemimpinan Mutu Kepala Sekolah

Proses kepemimpinan yang berlangsung dalam organisasi formal (sekolah) dengan pemimpinnya adalah kepala sekolah, dan yang dipimpin staf sekolah, terutama guru-guru dalam situasi dan tujuannya adalah sekolah. Dalam proses kepemimpinan itulah kepala sekolah memiliki persepsi terhadap peranannya sebagai pemimpin pendidikan dalam pengelolaan sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dengan melihat dari status dan cara pengangkatannya

termasuk ke dalam “status leader” atau “formal leader”, yang kedudukannya

memainkan peranan sebagai pemimpin pendidikan pada sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh karena itu, sebagai pemimpin organisasi kelembagaan sekolah, menuntut pemenuhan kemampuan memimpin, keterampilan menjalankan kepemimpinannya, dan memiliki sikap/perilaku yang menempatkan dia sebagai panutan bagi anggota organisasinya. Kemampuan dalam memimpin dibuktikan dalam bentuk keterikatan guru-guru dalam kondisi pekerjaan yang dinamis dengan terjadinya pembagian kewenangan yang sesuai dengan kemampuan guru yang ditugasi. Keterampilan dalam kepemimpinan dibuktikan dengan kemampuan dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah, komunikasi yang dijalin dengan anggota organisasi, dan membuat keputusan yang tidak mengganggu struktur keterlibatan individu dalam organisasi.

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Menurut Supriadi (1998) dalam Mulyasa (2009: 24) erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan menurunnya perilaku nakal peserta didik. Dalam pada itu, kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana

dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “Kepala sekolah

bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.

Menurut Suryadi (2009: 80) keberhasilan sekolah merupakan hasil kerja keras dari kepala sekolah, guru, dan anggota sekolah lainnya, hanya permasalahannya adalah bagaimana kepala sekolah membangun komitmen di antara anggota sekolah tersebut. Terlepas dari bentuk-bentuk perlakuan khusus untuk seorang guru atau staf lainnya, dalam interaksi yang terjadi akan menimbulkan bentuk-bentuk penerimaan atau bentuk-bentuk penolakan. Kepemimpinan penting sekali dalam mengejar mutu yang diinginkan pada setiap sekolah. Sekolah hanya akan maju bila dipimpin oleh kepala sekolah yang visioner, memiliki keterampilan manajerial, serta integritas kepribadian dalam melaksanakan perbaikan mutu.

Kepala sekolah harus memiliki visi untuk menghadapi tantangan sekolah di masa depan sehingga akan lebih sukses dalam membangun budaya sekolah. Zamroni (2000: 1520) dalam Suryadi (2009: 82) menegaskan bahwa untuk membangun visi sekolah ini, diperlukan kolaborasi antara kepala sekolah, guru, oran tua, staf administrasi dan tenaga profesional. Budaya sekolah akan baik apabila: (a) kepala sekolah dapat berperan sebagai model, (b) mampu membangun tim kerjasama, (c) belajar dari guru, staf, dan siswa, dan (d) memahami kebiasaan yang baik untuk terus dikembangkan. Kepala sekolah dan guru harus mampu memahami lingkungan sekolah yang spesifik tersebut. Karena, akan memberikan perspektif dan kerangka dasar untuk melihat, memahami, dan memecahkan berbagai problem yang terjadi di sekolah. Dengan dapat memahami permasalahan yang kompleks sebagai suatu kesatuan yang mendalam, kepala sekolah dan guru akan memiliki nilai-nilai dan sikap yang amat diperlukan dalam menjaga dan

memberikan lingkungan yang kondusif bagi berlangsungnya proses tumbuh kembangnya budaya mutu di sekolah.

Secara pribadi aspek-aspek yang harus dapat dimiliki oleh kepala sekolah, meliputi kemampuan-kemampuan dalam mengorganisir dan membantu guru-guru dalam merumuskan perbaikan-perbaikan dalam pengajaran, mampu membangkitkan kepercayaan diri pada guru dan anggota sekolah lainnya, memupuk kerja sama tim dalam pelaksanaan program-program serta pencapaian setiap usaha dan tujuan sekolah.

Semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Disamping itu, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak maju semakin pesat, sehingga menuntut penguasaan secara profesional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan..

Mulyasa (2012: 19) kepala sekolah yang efektif sedikitnya harus mengetahui, menyadari, dan memahami tiga hal: 1) mengapa pendidikan yang berkualitas diperlukan di sekolah; 2) apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas sekolah; dan 3) bagaimana mengelola sekolah secara efektif untuk mencapai prestasi yang tinggi. Kemampuan menjawab ketiga pertanyaan tersebut dapat dijadikan tolok ukur sebagai standar kelayakan apakah seseorang dapat menjadi kepala sekolah yang efektif atau tidak.

Banyak permasalahan dalam kepemimpinan kepala sekolah pada masa otonomi daerah. Sebab, masih saja ditemukan sosok kepala sekolah yang belum mengerti artinya perubahan dan tidak tahu apa yang seharusnya mereka perbuat untuk sekolahnya. Visi, misi dan tujuan sekolah akan memberikan landasan yang kuat bagi kepala sekolah dalam menjalankan aktivitasnya dalam peranannya sebagai supervisor; seorang pengawas yang arif terhadap kegiatan guru-gurunya terutama dalam mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak didiknya, administrator; seorang yang mampu mengadministrasikan pekerjaan-pekerjaan sekolah secara teratur dan baik, manajer; seorang yang mampu merencanakan, melaksanakan, dan melakukan evaluasi atas pekerjaan sekolah yang dijalankannya.

Efektivitas dalam kepemimpinan tergambarkan dalam upayanya menyelaraskan setiap tujuan yang ada dalam organisasi. Upaya-upaya yang dilakukan pemimpin akan sangat tergantung kepada komitmen yang dimiliki oleh pemimpin dalam hubungannya dengan organisasi yang dipimpinnya. Kepemimpinan mutu yang efektif dalam organisasi juga dibangun oleh kreativitas pimpinan dalam menyalurkan kemampuannya untuk berupaya bergelut dengan imajinasinya dan kemungkinan-kemungkinan yang melahirkan hubungan-hubungan serta temuan-temuan baru yang memiliki nilai tinggi, dengan berinteraksi pada gagasan-gagasan orang lain ataupun lingkungan sosial (Suryadi 2009: 76).

Dapat disimpulkan bahwa perilaku kepemimpinan dalam kerangka manajemen mutu terpadu di sekolah memenuhi indikator-indikator sebagai

berikut. (a) kepemimpinan yang berkaitan dengan imajinasi, kemungkinan, dalam pemberdayaan sumber daya yang dimiliki, (b) memiliki peran dalam memfungsikan, melatih, membimbing, mengarahkan, mendidik, membantu, dan mendukung anggotanya sehingga terfokus dalam visi, misi, strategi, dan rancangan serta hasil yang ditetapkan, (c) efektivitas pembiayaan akan memberdayakan semua proses, (d) konsentrasi pada gambaran keseluruhan dan menjaga kontribusi pemikiran orang, (e) memerhatikan hal-hal yang kecil dari perbedaan-perbedaan yang esensial, (f) tantangan dan harapan dua sisi yang bisa saling mendukung.

Kepemimpinan kepala sekolah memiliki hubungan yang siginifikan dengan upaya-upaya yang terbaik yang dilakukan untuk sekolah, guru dan anggota sekolah lainnya. Dengan menempatkan berbagai kepentingan dan kebutuhan yang menyangkut pengembangan dan peningkatan mutu sekolah menjadi prioritas utama dalam perilakunya. Indikator ke arah sana diwujudkan dalam pola-pola interaksi yang dibangun dengan guru, peserta didik, staf sekolah lainnya, dan mutu individu yang muncul.

Memang tidak mudah menjadi pemimpin, banyak tuntutan yang harus

dapat dipenuhi seorang “nahkoda kapal” organisasi. Akan tetapi ketika tuntutan

itu dapat terpenuhi secara realistik, tugas pimpinan itu tidak menjadi berat lagi. Menyadari peranannya tersebut bagi seorang pemimpin pendidikan, dalam hal ini kepala sekolah merupakan sinyal untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya dan bagaimana membawa anggotanya ke arah pencapaian tujuan yang lebih efektif.

Dokumen terkait