• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

B. KEPERCAYAAN Dlftl

Kebiasaan mencontek yang dilakukan oleh para pelajar saat mengerjakan soal ujian atau ulangan, bisa jadi berkaitan kurangnya rasa percaya diri pada siswa tersebut. Kepercayaan diri merupakan sesuatu yang sangat penting, namun jarang sekali mendapatkan perhatian khusus dalam proses pendidikan.

14

Banyak hal yang mempengaruhi kepercayaan diri seorang siswa, dalam hal ini siswa-siswi menengah ke atas yang setara, yang dalam istilah psikologi mereka sedang mengalami masa pubertas. Kata pubertas berarti usia kedewasaan.18 Dalam hal ini berarti suatu periode dimana anak dipersiapkan untuk mampu menjadi individu yang dapat melaksanakan tugas biologis berupa melanjutkan keturunannya atau berkembang biak.19

Pada masa pubertas ini anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan jati dirinya (akunya), serta mencari pedoman hidup, untuk bekal kehidupana mendatang.20 21 Mereka mulai mencoba mencari jati dirinya melalui berbagai kegiatan yang mereka ikuti, baik berupa kegiatan di sekolah maupun kegiatan dalam masyarakat. Pada kondisi ini anak mulai menyadari akan keberadaan dirinya, ia juga mulai merasakan pentingnya ikut serta dalam berbagai aktifitas (kegiatan) dalam masyarakat dimana ia berada. Akan tetapi dalam proses bersosialisasi ini akan dalam usia pubertasi masih dipenuhi dengan rasa canggung. Oleh karena itu anak

menjadi bersikap tertutup (introvert) dan lebih senang mengungkapkan 21

pengalamannya itu pada buku hariannya.

Masa pubertas ini dialami oleh para remaja yang berusia antara 15 sampai 18 tahun, yang dalam istilah psikologi disebut sebagai masa remaja

''Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1996, him. 1&-19 Drs. Andi Mappiare, Op. Cit, him. 27

"* Drs. Abu Ahmadi, Drs. Munawar Sholeh, Peikologi Perkembangan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005, him. 123

awa. Pada masa pubertas ini remaja mengalami perubahan dari segi fisik dan psikis.

Ciri-ciri perubahan dari segi fisik terhadap anak yang sedang mengalami masa pubertas terbagi menjadi dua, yaitu ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Ciri-ciri seks primer adalah matangnya organ- organ seksual baik pria maupun wanita. Kematangan organ seksual ini, pada pria ditandai dengan adanya mimpi basah. Sedangkan petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang adalah datangnya haid.22 23

Yang kedua adalah ciri-ciri seks sekunder. Perkembangan seks sekunder membedakan pria dari wanita dan membuat anggota seks tertentu tertarik pada organ jenis kelamin yang lain. Ciri ini tidak berhubungan dengan reproduksi, meskipun secara tidak langsung ada juga hubungannya, yaitu karena pria tertarik pada wanita dan begitu pula sebaliknya.24 Ciri-ciri seks sekunder misalnya pada laki-laki otot-otot bertambah besar dan kuat, suara mehjadi berubah, serta tumuh rambut pada kemaluan. Sedangkan pada wanita milsanya pinggul bertambah besar, dan payudara mulai membesar.

Berbagai perubahan yang terjadi pada masa puber ini sangat berpengaruh pada remaja baik dari segi fisik maupun psikologi remaja. dari segi fisik misalnya karena pertumbuhan yang pesat dan

perubahan-22 Prof. Dr. F.J. Moks, Prof. Dr. AM.P. Knoers, Prof. Dr. Siti Rahayu Haditomo,

Spikologi Perkembangan, Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, Gajah Mada University,Press, him. 262

" Elizabeth B. Hulock, Op.Cit, him. 189 24 Ibid, him. 190

perubahan tubuh cenderung disertai kelelahan, kelesuan dan gejala-gejala buruk lainnya.25 Perubahan-perubahan yang terjadi pada semua bagian tubuh baik internal maupun ekstemal sangat berpengaruh pada perubahan kondisi psikologi remaja, meskipun keadaan sosial dalam kehidupan remaja yang berperan dalam perubahan psikologi remaja.

Akibat perubahan masa puber pada sikap dan perilaku yang paling umum, serius serta kuat yaitu:

1. Kalau perubahan-perubahan pada masa puber mulai terjadi, anak-anak biasanya ingin menyendiri, metiarik diri dari teman-teman dan berbagai kegiatan keluarga. Ia akan sering bertengkar dengan teman-temannya maupun anggota keluarga (misalnya: adik, kakak dan lain-lain). Anak pada masa pubertas sering melamun, dan merasa betapa seringnya Ia tidak dimengerti dan diperlakukan dengan kurang baik. Gejala menarik diri ini mencakup ketidak inginan berkomunikasi dengan orang lain. 2. Anak remaja pada masa puber, biasanya akan mengalami rasa bosan

dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial, serta kehidupan pada umumnya. Hal ini berakibat pada menurunnya prestasi diberbagai bidang, karena anak menjadi sedikit sekali bekerja, sehingga anak akan menjadi terbiasa untuk tidak mau berprestasi khususnya karena sering timbul perasaan akan keadaan fisiknya yang berubah dan merasa tidak normal.

25

3. Pertumbuhan yang pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan, dan anak akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu (inkoordinasi). Setelah pertumbuhan mulai melambat, koordinasi akan mulai membaik kembali secara bertahap.

4. Anak yang sedang memasuki masa puber sering kali tidak mau bekerja sama, sering kali membantah dan menentang (Antagonisme Sosial). Namun dengan berlanjutnya masa puber, anak kemudian menjadi lemah ramah, lebih dapat bekerjasama dan lebih sabar kepada orang lain.

5. Pada masa puber, anak memiliki tingkat emosi yang tinggi. Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masa puber. Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah dan cepat marah. Sedih, mudah marah, dan suasana hati yang negatif sangat sering terjadi terutama bagi wanita selama masa pra-haid dan awal periode haid. Dengan semakin matangnya keadaan fisik anak, ketegangan laitibat laun berkurang dan anak sudah mulai mampu mengendalikan emosinya.

6. Akibat perubahan yang terjadi pada masa puber, anak remaja yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri, sekarang menjadi Kehilangan Kepercayaan Diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun dan kerena kritik yang bertubi-tubi datang dari orang tua dan

18

teman-temannya. Banyak anak laki-laki dan perempuan, setelah masa puber mempunyai perasaan rendah diri.

7. Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya, hal ini disebabkan karena takut orang-orang yang lain akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberi komentar yang buruk.26 27

Salah satu akibat yang muncul karena perubahan pada masa puber adalah hilangnya rdsa kepercayaan diri pada seorang anak remaja, sehingga mereka mengalami sebuah krisis kepercayaan diri, yang apabila tidak mendapat perhatian dari orang yang sudah dewasa maka dampaknya pada kehidupan dimasa yang akan datang akan sangat buruk.

Seorang remaja yang akan kehilangan kepercayaan dirinya akan merasa kecemasan (Anxiety). Kecemasan ini terjadi karena individu tidak mampu mengadakan penyesuaian diri terhadap diri sendiri di dalam

27

lingkungan pada umumnya.

Ketika kecemasan ini terjadi seorang remaja akan mencari kompensasi yang dapat mengurangi rasa cemas yang terjadi pada dirinya tersebut. Sebagai contoh seorang remaja yang kehilangan kepercayaan dirinya akan merasa cemas terhadap ujian atau tes yang akan dihadapi di sekolah, meskipun ia mampu untuk mengerjakan tapi dia merasa cemas akan kemampuan dirinya, kemudian dia mencari kompensasi dengan oerusaha untuk memantapkan dirinya, misalna dengan cara mencontek.

" Ibid, him. 192

27 Dra. Siti Sundari H.S.M.Pd, Kesehatan Mental Dalam Kehidupan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005, him. 51

Krisis kepercayaan diri ini akan menjadi sebuah dilema yang berkepanjangan apabila remaja yang sedang mengalami hal tersebut tidak mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari orang yang lebih dewasa (misalnya: guru atau orang tua). Bimbingan dan pengarahan yang diberikan oleh orang yang lebih dewasa diharapkan dapat membantu para remaja usia pebertas akan membentuk konsep diri, yaitu membuat persepsi terhadap diri sendiri. Dan pembentukan konsep diri ini akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seorang manusia. Jika seorang itu menganggap dirinya tidak bisa melakukan sesuatu, maka ketika dia melakukan sesuatu yang dianggapnya dirinya tidak bisa tersebut dia akan kehilangan rasa percaya diri, dan akhirnya dia akan benar-benar tidak mampu untuk melakukan “sesuatu” tersebut.

Maka seorang manusia teriitama anak yang sedang mengalami masa puber harus mampu membentuk konsep diri yang positif. Karena dari konsep diri yang positif akan lahir pola perilaku komunikasi interpersonal yang positif pula yaitu dengan melakukan persepsi yang lebih cermat, dan mengungkapkan petunjuk-petunjuk yang membuat orang lain menafsirkan kita dengan cermat pula.28

Dengan konsep diri yang positif maka akan lahir perilaku yang cenderung ke arah yang positif sedangkan dengan konsep diri yang negatif maka akan lahir pula perilaku yang mengarah kepada kecenderungan yang negatif. Dengan adanya konsep diri yang negatif ini akan muncul pula

28 Drs. Jalaludin Rahmat, M.Sc, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, him. 107

20

keinginan remaja untuk menutup diri, di samping penyeba yang paling utama adalah kurangnya kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri. Orang yang kurang percaya diri akan memiliki kecederungan sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi. Ia takut orang lain dengan mengejeknya atau menyalahkannya. Ketakutan melakukan komunikasi ini dikenal sebagaiKomunikation Apprehension29

Begitu juga yang terjadi pada seorang siswa yang dalam hal ini sedang dalam masa puber, ketika dia mempunyai konsep diri yang negatif, akan dia akan kehilangan rasa percaya diri. Ketika dia sudah kehilangan rasa percaya diri, maka dia akan mencari kompensasi-kompensasi untuk menyelamatkan dirinya dari berbagai kesalahan dan masalaha yang dihadapinya.

Akan tetapi tidak sedikit dari kompensasi para remaja yang sedang mengalami masa puber ini leih menjerumuskan dirinya kepada sesuatu yang leih buruk lagi bagi dirinya dan masa depannya kelak.

Sebagai contoh, banyak remaja yang senang bermain musik dan memiliki bakat dalam bidang tersebut. Sebenamya mereka mampu untuk menciptakan karya-karya yang sangat bagus. Akan tetapi tidak sedikit diantara mereka yang sangat kurang rasa percaya dirinya, sehingga ketika mereka naik ke atas panggung mereka mengkonsumsi minuman keras, bahkan ada yang menggunakan obat-obatan terlarang (ekstasi, ganja, dan lain-lain). Mereka berhasil mengatasi ketidak percayaan diri mereka untuk

29

sesaat, tetapi akibat dari kesalahan mereka tersebut mereka menjadi kecanduan alkohol maupun obat-obatan terlarang.

Contoh lain yang menjadi pembahasan pada penelitian ini adalah masalah kebiasaan mencontek yang dilakukan oleh para pelajar. Tidak semua pelajar yang mencontek tidak mampu untuk mengerjakan seal ujia, tetapi ada diantara mereka yang mencontek karena merasa kurang percaya atau yakin akan kemampuan dirinya. Sehingga ketidakjujuran sebagai jalan pintas dan pada akhimya perilaku tidak jujur itu akan membawa dampak yang sangat bunlk dalam kehidtipan.

Dari uraidn di atas dapat kita cermati bahwa sangat pehting sekali komunikasi, bimblngan dan pengatahan dari orang yang sudah dewasa agar seorang anak yartg sedang metigalami atau menjalani proses pematangan diti baik dari segi fisik dan psikis dapat membentuk pribadl yang baik dan selalu berpikir yang positif terhadap segala hal termasuk terhadap diri sendiri. Dengan demikian proses pendewasaan seorang anak tidak akah mengalami salah jalan yang pada akhirnya akan tetbentuk pribadi yartg sempurna sesuai dengan tujuan pendidikan.

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITlAN

A. Gambaran Umum SMK Negeri I Tengaran Kab. Semarang 1. Letak Geografis

SMK Negeri I Tengaran terletak di sebuah lingkungan yang sangat kondusif bagi sebuah tempat belajar. Selain udaranya yang sejuk karena terletak di kaki Gunung Merbabu, SMK Negeri I Tengaran juga terletak di lingkungan yang masih cukup tenang meskipun tidak terlalu jauh dari pasar Kembang Sari Baru.

SMK Negeri I Tengaran terletak di Jalan Darun Na’im, RT. 05 RW. 01, Kelurahan Karangduren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

Sekolah ini memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah timur berbatasan dengan ladang penduduk. - Sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk.

Sebelah barat berbatasan dengan jalan desa (Jl. Darun na’im). - Sebelah barat laut berbatasan dengan rumah penduduk.

Sebelah utara berbatasan dengan ladang penduduk.

Selain itu di sebelah barat daya berseberangan dengan SMK Negeri I Tengaran terdapat SD Negeri Karang Duren 01, dan TK Karang Duren, serta di sebelah barat yang berseberangan dengan SMK

Negeri I Tengaran terdapat SMP Negeri 2 Tengaran. Jadi dapat dikatakan wilayah ini merupakan lingkungan pendidikan.

2. Sejarah berdirinya SMKI Tengaran

Pada awalnya sekolah yang berdiri sejak tanggal 11 Maret 2004 ini memiliki ijin pendirian sebagai SMK Kecil. SMK Kecil ini adalah sebuah sekolah yang ditujukan untuk menampung siswa-siswi dari SMP terbuka yang kurang mampu untuk melanjutkan ke sekolah yang lain. SMK Kecil biasanya hanya menampung siswa yang jumlahnya sedikit dan hanya menempati gedung yang menginduk pada sekolah yang memiliki SMP Terbuka tersebut dengan program keahlian tertentu. Namun ketika dibuka SMK Kecil ini, temyata animo masyarakat sekitar terhadap sekolah ini sangat besar, sehingga diputuskan untuk menjadikan sekolah ini bukan lagi SMK Kecil tetapi menjadi SMK Besar.

Pada tahun pertama, siswa SMK ini mencapai 4 kelas dengan jumlah keseluruhan 144 orang anak. Dan pada tahun pertama sekolah ini masih menempati gedung SMP Negeri 2 Tengaran yang merupakan sekolah yang diberikan wewenang untuk mengelola SMK Kecil ini. sehingga pada tahun pertama sekolah ini mulai masuk siang hari pukul

13.00 WIB dan pelajaran berakhir pada pukul 17.20 WIB.

Baru pada tahun kedua dengan bantuan dana pemerintah Kabupaten Semarang dan pemerintah propinsi Jateng serta pemerintah pusat sekolah ini mampu membangun gedung yang pertama kali di atas

24

tanah kas Desa Karangduren yang telah diserahkan untuk keperluan pengembangan dunia pendidikan di wilayah Karangduren.

Dan akhirnya pada tahun ajaran 2005/ 2006 sekolah ini mampu menerima siswa lebih banyak lagi, karena melihat animo masyarakat yang sangat tinggi. Yaitu menerima lima kelas Jurusan Teknik Mesin Otomotif dan dua kelas Jurusan Tata Busana dengan jumlah siswa sebanyak 304 anak.

Dengan bertambahnya jumlah siswa maka sekolah ini terns melakukan pembangunan dan pembenahan baik dari segi sarana dan prasarana untuk metlunjang kemajuan sekolah ini, dan juga sebagai proses untuk menjadi SMK Besar.

3. Keadaan siswa

i Ab^l i

KEADAAN SISWA sMk NEGERII TENGARAN

Dokumen terkait