• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KORELASI ANTARA RASA PERCAYA DIRI SISWA DENGAN KEBIASAAN MENCONTEK PADA SISWA SMK NEGERl 1 TENGARAN TAHUN AJARAN 2005 2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI KORELASI ANTARA RASA PERCAYA DIRI SISWA DENGAN KEBIASAAN MENCONTEK PADA SISWA SMK NEGERl 1 TENGARAN TAHUN AJARAN 2005 2006"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KORELASI ANTARA RASA PERCAYA DIRI SISWA DENGAN KEBIASAAN MENCONTEK PADA SISWA

SMK NEGERl 1 TENGARAN TAHUN AJARAN 2005/ 2006

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.P.dl)

Dalam Ilmu Tarbiyah

MUJJADDID KURNIAWAN NIM: 114 05 030

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERl (STAIN)

(2)

Salatiga, 31 Agustus 2006 Drs. Kastolani, M.Ag.

Dosen STAIN Salatiga

NOT A PKMBIMMNG

Lamp. : 3 ( tiga ) Esk Hal : Naskah Skripsi Saudara Mujaddid

Kepada

Yth. Kctua STAIN Salatiga l)i Salatiga

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mcngadakan perbaikan. maka bcrsama ini kami kirimkan naskah saudara/i :

Nama : Mujaddid Kurniawan N1M : 114 05 030

Jurusan : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul : STUDI KORELASI ANTARA RASA PERCAYA DIRI SISWA DENGAN KEBIASAAN MENCONTEK, PADA SISWA SMK

NEGERI I TENGARAN

TAHUN AJARAN 2005 / 2006

Dengan demikian kami memohon agar skripsi saudara tersebut di atas dapat dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu'ulaikum Wr. Wb.

(3)

DEPA TEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TINGGI NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. 0298 323706

PENGESAHAN

Skripsi saudara : MUJADDID KURNIAWAN dengan Nomor Induk Mahasiswa:

114 050 30 yang berjiidul :

STl'DI KORELASI ANTARA RASA PERCAYA DIRI S1SWA DENGAN

KEBIASAAN MENCONTEK PADA SISYVA SMK NEGERI I

TENGARAN TAHUN AJARAN 2005 / 2006

Tclah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Ncgcri Salatiga pada hari Rahu tanggal 6 September 2006 yang bertepatan dengan tanggal: 13 Sya’ban 1427 H dan tclah ditcrima sehagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam llmu Syari’ah.

(4)

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga m ereka merubah keadaan yang ada pada diri m ereka sendiri”

(Q .S. A r-R a ’d : 11)

(5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persem bahkan untuk:

> Ayah dan Ibu yang selalu membimbing dan mendoakan

> Adik dan seluruh sahabat

> Keluarga besar S M K Negeri 1 Tengardh

(6)

Maha suci Allah, segala puji dan syukur bagi-Nya, tiada Tuhan selain Allah. Dialah yang menebar Hikmah benih-benih kehidupan, Dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu di jagad raya ini. shalawat serta Salam semoga selalu dilimpahkan kepada Rasullah Muhammad SAW yang telah menjadi teladan yang utama bagi umat manusia yang membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya terang.

Alhamdulillah, dengan segala kemudahan dan petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Bapak Drs. Kastolani, M.Ag, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan bagi penyusunan skripsi ini.

3. Bapak/ Ibu Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga.

4. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa restu dan dorongan semangat.

5. Rekan-rekan yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat lebih memajukan dunia pendidikan Islam di Indonesia.

(7)

Kritik dan saran sangat penulis harapkan dari berbagai pihak yang berkompeten agar dikemudian hari penulis dapat memberikan yang terbaik.

Salatiga, 31 Agustus 2006 Penulis

MtrJADDlP KURNIAWAN

(8)

D E K L A R A S I

Bismillah irrah man irrah im

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawa. Peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran- pikiran orang lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggu mempertanggungjawakan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 31 Agustus 2006 Peneliti

MUJAPhlD KURNIAWAN NIM: 114 05 030

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Penegasan Istilah... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Hasil Penelitian... 6

F. Hipotesa... 6

G. Metode Penelitian... 7

H. Sistematika Penulisan... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Kebiasaan Mencontek ... 12

B. Kepercayaan D iri... 13

(10)

2. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 1 Tengaran... 23

3. Keadaan Siswa ... 24

4. Keadaan Guru dan Karyawan ... 25

5. Struktur Organisasi... 29

6. Keadaan Fisik dan Non Fisik ... 31

7. Visi dan Misi Sekolah... 33

B. Laporan Hasil Angket 1. Data Responden... 33

2. Penyajian Data Penelitian ... 34

a. Data Mengenai Hasil Jawaban Angket Tentang Kepercayaan Diri dan Kebiasaan Mencontek ... 34

b. Skor Jawaban Tiap Item ... 43

c. Hasil A ngket... 44

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisa Prosentase... 55

1. Analisa Variabel Pertama (Rasa Percaya Diri) ... 56

2. Analisa Variabel Kedua (Kebiasaan Mencontek) .... 57

B. Analisis Data Menggunakan Rumus Korelasi Product Moment... 59

C. Penyajian Hipotesis ... 63

(11)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 65 B. Saran-saran... 66

Lampiran-lampiran

(12)

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Mencontek merupakan suatu hal sudah tidak asing lagi dalam dunia Pelajar. Perbuatan ini telah teradi semacam virus yang terus menerus menjalar dari generasi ke generasi. Meskipun mencontek sudah dipahami perbuatan yang salah, namun selalu digunakan sebagai jalan pintas oleh para siswa yang ingin selalu memperoleh nilai ujian atau ulangan yang baik tanpa harus melalui proses yang cukup panjang dan kerja keras yang membutuhkan keuletan, ketelatenan, serta pengorbanan, yaitu proses belajar untuk menjadi pintar.

Ketidak jujuran yang pada dasarnya juga termasuk dalam perbuatan dosa ini, temyata sudah dianggap lazim atau wajar oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang masih pelajar. Bahkan mereka akan merasa sangat bangga dan hebat apabila mereka berhasil mengelabuhi para guru ketika ulangan atau ujian sehingga mereka dapat mencontek tanpa ketahuan. Hal ini merupakan pekerjaan rumah yang cukup berat bagi para pendidik.

Jika seorang pelajar dengan beraninya mengambil jalan pintas dalam menyelesaikan soal-soa ujian dengan cara mencontek untuk mendapatkan jawaban maka pada akhirnya ujian-ujian yang dilaksanakan

(13)

2

tidak akan dapat dijadikan sebagai tolak ukur batas ketuntasan seorang siswa atau kemampuan seorang siswa untuk menyerap materi yang diajarkan di sekolah.

Disebabkan oleh permasalahan yang selama ini dianggap sepele dan kecil, jika didiamkan terus menerus, maka akan muncul tradisi ketidak jujuran dalam masyarakat. Ketika semua mewajar suatu ketidak jujuran

pada akhirnya ini akan menyentuh segala aspek dalam kehidupan.

(14)

berarti learning to learn, yaitu belajar untuk memperoleh pengetahuan dan untuk melakukan pembelajaran selanjutnya.1 2

Pada akhirnya akan terjadi kekhawatiran akan kualitas sumber daya manusia yang akan membangun negeri ini. hal ini menjadi suatu fenomena yang sebenamya cukup meresahkan, namun sering terabaikan.

Banyak hal yang melatar belakangi kebiasaan menyontek pada para pelajar. Alasan utamana adalah ketidakmampuan dalam menyelesaikan soal ujian atau ulangan karena tidak belajar, atau sudah belajar, tetapi tidak memahami pelajaran yang dipelajarina. Adakalana seorang pelajar yang merupakan remaja awal, mencontek hanya ikut-ikutan agar tidak dikucilkan dan agar tidak mendapatkan angka rendah dibanding temannya dalam ujian/

Akan tetapi dalam dunia remaja yang masih dalam taraf berkembang, adakalanya kepercayaan diri yang dimiliki sangat kurang, sehingga ia sering merasa ragu terhadap kemampuan yang dimilikinya.

Muncul sebuah tanda tanya besar dalam benak penulis, apakah ada keterkaitan antara rasa percaya diri pada siswa dengan kebiasaan mencontek yang dilakukannya.

Untuk mencari kebenaran akan dugaan tersebut, penulis akan mengadakan penelitian pada siswa SMK Negeri 1 Tengaran Tahun Ajaran 2005/2006.

1 Abdul Madjid, S.Ag, Dian Andayani, S.Pd, Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi, Remaja Rosdakarva. cet II. Bandune 2005. nm:

(15)

4

B. PENEGASAN ISTILAH

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan penafsiran pada skripsi ini, maka perlu adanya penjelasan dan pembatasan tentang istilah yang digunakan pada judul skripsi ini.

1. Kebiasaan

Kebiasaan diartikan sebagai sesuatu yang telah biasa (dilakukan, dan sebagainya)/

2. Mencontek

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, istilah mencontek yang sering juga diseut dengan istilah menjiplak, diartikan membuat sesuatu menurut contoh, meniru (pekerjaan orang), menyalin.1* Jadi mencontek dapat dijelaskan sebagai perbuatan meniru dari pekerjaan orang lain, misalnya mencontek dengan selembar kertas yang sudah ditulis materi- materi ujian.

3. Percaya Diri

Percaya diri merupakan hasil penggabungan dari dua suku kata yaitu percaya yang artinya menganggap dengan pasti, yakin, mengakuti,3 4 5 dan diri yang memiliki makna orag, badan.6

(16)

tidak tergantung pada orang lain. Sehingga kebalikan dari percaya diri adalah kurangnya kepercayaan terhadap kemampuan sendiri.

C. RtlMtlSAN MASALAH

Dalam skripsi ini terhadap beberapa rumusan masalah, sebagai berikut: 1. Bagaimana kebiasaan mencontek pada siswa SMK Negeri I Tengeran

Tahun Ajaran 2005/ 2006.

2. Bagaimana kepercayaan diri pada siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005/ 2006.

3. Bagaimana korelasi antara kebiasaan mencontek dengan rasa percaya diri pada siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005/ 2006.

D. TUJUAN bENELITIAN

Penelitian dalam penulisan skripsi ini memiliki tujuan, sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan mencontek pada siswa SMK

Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005 / 2006.

2. Untuk mengetahui bagaimana kepercayaan diri pada siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005/ 2006.

(17)

E. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Manfaat yang ingin dari penelitian ini adalah:

1. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya memajukan dunia pendidikan.

2. Diharapkan dapat memberikan motivasi kepada para pelaku dunia pendidikan terutama para guru sebagai ujung tombak pendidikan agar dapat mengarahkan anak didiknya untuk meninggalkan kebiasaan mencontek.

3. Diharapkan dapat memberikan motivasi kepada para pendidik agar dapat mengarahkan dan membimbing para siswa untuk meningkar rasa percaya diri.

F. HIPOTESA

Hipotesa adalah suatu dengan mungkin benar dan mungkin salah, ia ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta-faktanya membenarkannya.'

1. Hipotesa Kerja (Ha)

Adanya korelasi (hubungan) antara kebiasaan mencontek dengan rasa percaya diri pada siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005/ 2006.

2. Hipotesa Nol (Ho)

Tidak ada hubunga antara kebiasaan mencontek dengan rasa percaya diri pada siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005/ 2006. 7

(18)

G. METODE PENELITIAN

1. Variabel Penelitian

Prof. Dr. Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala

\

yang bervariasi.6 Variabel disini merupakan obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.8 9

Dalam sebuah penelitian terdapat variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab akibat disebut variabel tidak bebas Independent

Variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau Dependent variabel (Y).10 variabel X atau variabel bebas disini adalah rasa percaya diri pada siswa. Rasa percaya diri ini dapat diketahui dengan beberapa indikator, sebagai berikut:

Berani mengemukakan pendapat atau ide-ide yang dimiliki. - Berani untuk berbicara di depan umum.

Senang berinteraksi dengan orang lain.

Mampu untuk menggali potensi diri dan menyadarkannya.

- Kekurangan yang dimiliki tidak menyebabkan dirinya menjadi patah semangat atau minder.

Selalu percaya dan yakin akan kemampuan yang dimiliki.

8 Prof. Dr. Sutrisno Hadi, Metodologi Research III, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1973, him ...

9 Prof. Dr. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Renaka Cipta, Jakarta, 2002, him. 96

(19)

8

Sedangkan Yariabel Y atau variabel terikat disini adalah kebiasaan mencontek. Kebiasaan ini merupakan sesuatu yang dilakukan berulang-ulang dan indikator dari kebiasaan mencontek ini adalah prosentase. Mencontek dalam ujian atau ulangan lebih besar jika dibandingkan dengan tidak mencontek. Bahkan lebih mengarah pada setiap ulangan selalu mencontek.

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.11 Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.12 13

Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh SMK Negeri I Tengaran, yang berjumlah 304 siswa karena tidak memungkinkan untuk adanya penelitian terhadap keseluruhan populasi, maka akan diambil sampel yang akan diteliti dari sebagian populasi.

Dalam pengambilan sampel penelitian akan dilakukan dengan teknik sampel random, atau sampel acak, sampel campur. Teknik sampling ini di dalam pengambilan sampelnya, peneliti mencampur subyek-subyek

I t ''' i

di dalatn populasi sehingga semua subyek dianggap sama dan memiliki kesettipatan yang sama imtuk dipilih menjadi sampel.Ij

Sampel yang diambil sejumlah 25% dari populasi, jadi jika populasi sejumlah 304 siswa, maka jumlah sampel adalah 25% dari 304 yaitu 76 orang siswa.

(20)

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian yang diperlukan, akan digunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

a. Angket

Dalam penelitian ini akan digunakan angket untuk menjadi data yang diperlukan dalam penelitian. Model angket yang akan digunakan adalah angket tertutup yaitu peneliti telah membatasi jawaban. Jawaban telah ditentukan, sehingga responden hanya

tinggal memilih salah satu jawaban yang paling benar. b. Observasi

Untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data berupa observasi. Observasi digunakan dengan cara pengamatan langsung di lapangan untuk

X

melengkapi data yang akan mendukung penelitian ini. observasi ini dapat berupa pengamatan terhadap sejumlah subyek penelitian, dalam hal ini berkaitan dengan kebiasaan mencontek pada saat ulangan dan hal-hal yang berkaitan dengan rasa percaya diri.

c. Dokumentasi

(21)

10

4. Teknik Analisa Data

Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu.14

Dalam penelitian ini akan digunakan teknik analisis data dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment. Korelasi product moment digunakan untuk analisis uji hipotesis (hipotesis).

Rumus korelasi product moment.15

Txv =

NHx

y-^Lx)^y)

VWX**

Fxy = Koefisien Korelasi antara x dan y

X = Variabel bebas Y = Variabel terikat

N = Banyaknya sampel (jumlah sampel)

Sebagai analisa pendahuluan, digunakan rumus sebagai berikut:

(22)

H. SISTElViATifcA EfeNULISAN SKRIPSI

Skripsi ini akan disusun dalam bab, yang akan dirinci sebagai berikut: - BAB IPENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotoesis, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

- BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan masalah kepercayaan diri terutama pada remaja yang merupakan subyek penelitian. Teori-teori tersebut yang selanjutnya menjadi pijakan untuk penelitian lebih lanjut.

- BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

Bab ini akali memberikan pemaparan tentang data-data hasil penelitian yang berkaitan dengan dokumentasi sekolah, seperti jumlah siswa, jumlah guru dan karyawan, luas wilayah sekolah, bangunan gedung, jadwal pelajaran, sejarah sekolah dan lain sebagainya.

- BA IV ANALISIS DATA

Dalam bab ini data-data yang sudah terkumpul diolah dan dianalisa untuk menguji hipotesis yang diajukan.

- BAB V PENUTUP

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KEBIASAAN MENCONTEK

Mencontek menjadi suatu dilema yang selalu membayangi dunia pendidikan kita saat ini. pada satu sisi tolok ukur keberhasilan pendidikan secara nasional maupun di daerah-daerah (Propinsi, Kabupaten atau Kota) adalah nilai yang dapat melewati batas minimal yang telah ditentukan, tanpa adanya penelitian lebih mendalam mengenai bagaimana latar belakang atau cara seorang siswa memperoleh nilai yang dapat dikategorikan melewati batas minimal yang ada.

Sedangkan disisi lain banyak siswa-siswi yang selalu berusaha untuk dapat menyelesaikan soal ujian atau ulangan dengan benar-benar mengandalkan kemampuan yang dimiliki, meskipun disini tidak semuanya dapat melewati batas nilai minimal yang telah ditentukan. Namun disisi pendidikan dapat dinyatakan mencapai keberhasilan dari sisi yang lain. Seorang siswa yang tidak mencontek, berarti dia telah menjaga dirinya untuk selalu berbuat jujur, meskipun ada kesempatan, namun dia menghindari perbuatan curang. Hasil suatu proses pendidikan merupakan suatu pribadi yang utuh dengan keunggulan secara berimbang dalam aspek spiritual, sosial, intelektual, emosional, dan fisikal.1' 17

17 Abdul Madjid, S.Ag, Dian Andayani, S.Pd, Loc.Cit.

(24)

Dari beberapa hal tersebut di atas, dapat kita pahami bahwa keberhasilan suatu proses pendidikan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Yang pertama secara akademis, yaitu pengukuran keberhasilan terhadap teori-teori ilmu pengetahuan yang diperoleh dan bangku sekolah. Dalam hal ini pengukuran menggunakan standar nilai. Sedangkan yang kedua adalah keberhasilan dalam perilaku, kedewasaan berpikir, atau dapat disebut dengan istilah akhlaq. Ini diperoleh melalui proses panjang suatu pendidikan. Tetapi dalam hal ini akan sangat sulit untuk mengukurnya dengan pasti dan tidak ada standar untuk hal ini.

Sedangkan kebiasaan mencontek, kemungkinan besar dari segi nilai akan dapat meiicapai keberhasilan, tetapi dari segi akhlaq hal tersebut merupaka kegagalan suatu proses pendidikan.

Sainpai saat ini belum bahyak teori-teori yang mengungkap permasalahan seputar kebiasaan mencontek yang sering dilakukan oleh pdta pelajar, bahkan oleh para mahasiswa ang nata bene lebih dewasa dalam berpikir.

' i i 1 i !

B. KEPERCAYAAN Dlftl

(25)

14

Banyak hal yang mempengaruhi kepercayaan diri seorang siswa, dalam hal ini siswa-siswi menengah ke atas yang setara, yang dalam istilah psikologi mereka sedang mengalami masa pubertas. Kata pubertas berarti usia kedewasaan.18 Dalam hal ini berarti suatu periode dimana anak dipersiapkan untuk mampu menjadi individu yang dapat melaksanakan tugas biologis berupa melanjutkan keturunannya atau berkembang biak.19

Pada masa pubertas ini anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan jati dirinya (akunya), serta mencari pedoman hidup, untuk bekal kehidupana mendatang.20 21 Mereka mulai mencoba mencari jati dirinya melalui berbagai kegiatan yang mereka ikuti, baik berupa kegiatan di sekolah maupun kegiatan dalam masyarakat. Pada kondisi ini anak mulai menyadari akan keberadaan dirinya, ia juga mulai merasakan pentingnya ikut serta dalam berbagai aktifitas (kegiatan) dalam masyarakat dimana ia berada. Akan tetapi dalam proses bersosialisasi ini akan dalam usia pubertasi masih dipenuhi dengan rasa canggung. Oleh karena itu anak

menjadi bersikap tertutup (introvert) dan lebih senang mengungkapkan 21

pengalamannya itu pada buku hariannya.

Masa pubertas ini dialami oleh para remaja yang berusia antara 15 sampai 18 tahun, yang dalam istilah psikologi disebut sebagai masa remaja

''Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1996, him. 1&-19 Drs. Andi Mappiare, Op. Cit, him. 27

"* Drs. Abu Ahmadi, Drs. Munawar Sholeh, Peikologi Perkembangan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005, him. 123

(26)

awa. Pada masa pubertas ini remaja mengalami perubahan dari segi fisik dan psikis.

Ciri-ciri perubahan dari segi fisik terhadap anak yang sedang mengalami masa pubertas terbagi menjadi dua, yaitu ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Ciri-ciri seks primer adalah matangnya organ- organ seksual baik pria maupun wanita. Kematangan organ seksual ini, pada pria ditandai dengan adanya mimpi basah. Sedangkan petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang adalah datangnya haid.22 23

Yang kedua adalah ciri-ciri seks sekunder. Perkembangan seks sekunder membedakan pria dari wanita dan membuat anggota seks tertentu tertarik pada organ jenis kelamin yang lain. Ciri ini tidak berhubungan dengan reproduksi, meskipun secara tidak langsung ada juga hubungannya, yaitu karena pria tertarik pada wanita dan begitu pula sebaliknya.24 Ciri-ciri seks sekunder misalnya pada laki-laki otot-otot bertambah besar dan kuat, suara mehjadi berubah, serta tumuh rambut pada kemaluan. Sedangkan pada wanita milsanya pinggul bertambah besar, dan payudara mulai membesar.

Berbagai perubahan yang terjadi pada masa puber ini sangat berpengaruh pada remaja baik dari segi fisik maupun psikologi remaja. dari segi fisik misalnya karena pertumbuhan yang pesat dan

perubahan-22 Prof. Dr. F.J. Moks, Prof. Dr. AM.P. Knoers, Prof. Dr. Siti Rahayu Haditomo,

Spikologi Perkembangan, Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, Gajah Mada University,Press, him. 262

(27)

perubahan tubuh cenderung disertai kelelahan, kelesuan dan gejala-gejala buruk lainnya.25 Perubahan-perubahan yang terjadi pada semua bagian tubuh baik internal maupun ekstemal sangat berpengaruh pada perubahan kondisi psikologi remaja, meskipun keadaan sosial dalam kehidupan remaja yang berperan dalam perubahan psikologi remaja.

Akibat perubahan masa puber pada sikap dan perilaku yang paling umum, serius serta kuat yaitu:

1. Kalau perubahan-perubahan pada masa puber mulai terjadi, anak-anak biasanya ingin menyendiri, metiarik diri dari teman-teman dan berbagai kegiatan keluarga. Ia akan sering bertengkar dengan teman-temannya maupun anggota keluarga (misalnya: adik, kakak dan lain-lain). Anak pada masa pubertas sering melamun, dan merasa betapa seringnya Ia tidak dimengerti dan diperlakukan dengan kurang baik. Gejala menarik diri ini mencakup ketidak inginan berkomunikasi dengan orang lain. 2. Anak remaja pada masa puber, biasanya akan mengalami rasa bosan

dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial, serta kehidupan pada umumnya. Hal ini berakibat pada menurunnya prestasi diberbagai bidang, karena anak menjadi sedikit sekali bekerja, sehingga anak akan menjadi terbiasa untuk tidak mau berprestasi khususnya karena sering timbul perasaan akan keadaan fisiknya yang berubah dan merasa tidak normal.

25

(28)

3. Pertumbuhan yang pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan, dan anak akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu (inkoordinasi). Setelah pertumbuhan mulai melambat, koordinasi akan mulai membaik kembali secara bertahap.

4. Anak yang sedang memasuki masa puber sering kali tidak mau bekerja sama, sering kali membantah dan menentang (Antagonisme Sosial). Namun dengan berlanjutnya masa puber, anak kemudian menjadi lemah ramah, lebih dapat bekerjasama dan lebih sabar kepada orang lain.

5. Pada masa puber, anak memiliki tingkat emosi yang tinggi. Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masa puber. Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah dan cepat marah. Sedih, mudah marah, dan suasana hati yang negatif sangat sering terjadi terutama bagi wanita selama masa pra-haid dan awal periode haid. Dengan semakin matangnya keadaan fisik anak, ketegangan laitibat laun berkurang dan anak sudah mulai mampu mengendalikan emosinya.

(29)

18

teman-temannya. Banyak anak laki-laki dan perempuan, setelah masa puber mempunyai perasaan rendah diri.

7. Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya, hal ini disebabkan karena takut orang-orang yang lain akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberi komentar yang buruk.26 27

Salah satu akibat yang muncul karena perubahan pada masa puber adalah hilangnya rdsa kepercayaan diri pada seorang anak remaja, sehingga mereka mengalami sebuah krisis kepercayaan diri, yang apabila tidak mendapat perhatian dari orang yang sudah dewasa maka dampaknya pada kehidupan dimasa yang akan datang akan sangat buruk.

Seorang remaja yang akan kehilangan kepercayaan dirinya akan merasa kecemasan (Anxiety). Kecemasan ini terjadi karena individu tidak mampu mengadakan penyesuaian diri terhadap diri sendiri di dalam

27

lingkungan pada umumnya.

Ketika kecemasan ini terjadi seorang remaja akan mencari kompensasi yang dapat mengurangi rasa cemas yang terjadi pada dirinya tersebut. Sebagai contoh seorang remaja yang kehilangan kepercayaan dirinya akan merasa cemas terhadap ujian atau tes yang akan dihadapi di sekolah, meskipun ia mampu untuk mengerjakan tapi dia merasa cemas akan kemampuan dirinya, kemudian dia mencari kompensasi dengan oerusaha untuk memantapkan dirinya, misalna dengan cara mencontek.

" Ibid, him. 192

(30)

Krisis kepercayaan diri ini akan menjadi sebuah dilema yang berkepanjangan apabila remaja yang sedang mengalami hal tersebut tidak mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari orang yang lebih dewasa (misalnya: guru atau orang tua). Bimbingan dan pengarahan yang diberikan oleh orang yang lebih dewasa diharapkan dapat membantu para remaja usia pebertas akan membentuk konsep diri, yaitu membuat persepsi terhadap diri sendiri. Dan pembentukan konsep diri ini akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seorang manusia. Jika seorang itu menganggap dirinya tidak bisa melakukan sesuatu, maka ketika dia melakukan sesuatu yang dianggapnya dirinya tidak bisa tersebut dia akan kehilangan rasa percaya diri, dan akhirnya dia akan benar-benar tidak mampu untuk melakukan “sesuatu” tersebut.

Maka seorang manusia teriitama anak yang sedang mengalami masa puber harus mampu membentuk konsep diri yang positif. Karena dari konsep diri yang positif akan lahir pola perilaku komunikasi interpersonal yang positif pula yaitu dengan melakukan persepsi yang lebih cermat, dan mengungkapkan petunjuk-petunjuk yang membuat orang lain menafsirkan kita dengan cermat pula.28

Dengan konsep diri yang positif maka akan lahir perilaku yang cenderung ke arah yang positif sedangkan dengan konsep diri yang negatif maka akan lahir pula perilaku yang mengarah kepada kecenderungan yang negatif. Dengan adanya konsep diri yang negatif ini akan muncul pula

(31)

20

keinginan remaja untuk menutup diri, di samping penyeba yang paling utama adalah kurangnya kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri. Orang yang kurang percaya diri akan memiliki kecederungan sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi. Ia takut orang lain dengan mengejeknya atau menyalahkannya. Ketakutan melakukan komunikasi ini dikenal sebagaiKomunikation Apprehension29

Begitu juga yang terjadi pada seorang siswa yang dalam hal ini sedang dalam masa puber, ketika dia mempunyai konsep diri yang negatif, akan dia akan kehilangan rasa percaya diri. Ketika dia sudah kehilangan rasa percaya diri, maka dia akan mencari kompensasi-kompensasi untuk menyelamatkan dirinya dari berbagai kesalahan dan masalaha yang dihadapinya.

Akan tetapi tidak sedikit dari kompensasi para remaja yang sedang mengalami masa puber ini leih menjerumuskan dirinya kepada sesuatu yang leih buruk lagi bagi dirinya dan masa depannya kelak.

Sebagai contoh, banyak remaja yang senang bermain musik dan memiliki bakat dalam bidang tersebut. Sebenamya mereka mampu untuk menciptakan karya-karya yang sangat bagus. Akan tetapi tidak sedikit diantara mereka yang sangat kurang rasa percaya dirinya, sehingga ketika mereka naik ke atas panggung mereka mengkonsumsi minuman keras, bahkan ada yang menggunakan obat-obatan terlarang (ekstasi, ganja, dan lain-lain). Mereka berhasil mengatasi ketidak percayaan diri mereka untuk

29

(32)

sesaat, tetapi akibat dari kesalahan mereka tersebut mereka menjadi kecanduan alkohol maupun obat-obatan terlarang.

Contoh lain yang menjadi pembahasan pada penelitian ini adalah masalah kebiasaan mencontek yang dilakukan oleh para pelajar. Tidak semua pelajar yang mencontek tidak mampu untuk mengerjakan seal ujia, tetapi ada diantara mereka yang mencontek karena merasa kurang percaya atau yakin akan kemampuan dirinya. Sehingga ketidakjujuran sebagai jalan pintas dan pada akhimya perilaku tidak jujur itu akan membawa dampak yang sangat bunlk dalam kehidtipan.

(33)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITlAN

A. Gambaran Umum SMK Negeri I Tengaran Kab. Semarang 1. Letak Geografis

SMK Negeri I Tengaran terletak di sebuah lingkungan yang sangat kondusif bagi sebuah tempat belajar. Selain udaranya yang sejuk karena terletak di kaki Gunung Merbabu, SMK Negeri I Tengaran juga terletak di lingkungan yang masih cukup tenang meskipun tidak terlalu jauh dari pasar Kembang Sari Baru.

SMK Negeri I Tengaran terletak di Jalan Darun Na’im, RT. 05 RW. 01, Kelurahan Karangduren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

Sekolah ini memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah timur berbatasan dengan ladang penduduk. - Sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk.

Sebelah barat berbatasan dengan jalan desa (Jl. Darun na’im). - Sebelah barat laut berbatasan dengan rumah penduduk.

Sebelah utara berbatasan dengan ladang penduduk.

Selain itu di sebelah barat daya berseberangan dengan SMK Negeri I Tengaran terdapat SD Negeri Karang Duren 01, dan TK Karang Duren, serta di sebelah barat yang berseberangan dengan SMK

(34)

Negeri I Tengaran terdapat SMP Negeri 2 Tengaran. Jadi dapat dikatakan wilayah ini merupakan lingkungan pendidikan.

2. Sejarah berdirinya SMKI Tengaran

Pada awalnya sekolah yang berdiri sejak tanggal 11 Maret 2004 ini memiliki ijin pendirian sebagai SMK Kecil. SMK Kecil ini adalah sebuah sekolah yang ditujukan untuk menampung siswa-siswi dari SMP terbuka yang kurang mampu untuk melanjutkan ke sekolah yang lain. SMK Kecil biasanya hanya menampung siswa yang jumlahnya sedikit dan hanya menempati gedung yang menginduk pada sekolah yang memiliki SMP Terbuka tersebut dengan program keahlian tertentu. Namun ketika dibuka SMK Kecil ini, temyata animo masyarakat sekitar terhadap sekolah ini sangat besar, sehingga diputuskan untuk menjadikan sekolah ini bukan lagi SMK Kecil tetapi menjadi SMK Besar.

Pada tahun pertama, siswa SMK ini mencapai 4 kelas dengan jumlah keseluruhan 144 orang anak. Dan pada tahun pertama sekolah ini masih menempati gedung SMP Negeri 2 Tengaran yang merupakan sekolah yang diberikan wewenang untuk mengelola SMK Kecil ini. sehingga pada tahun pertama sekolah ini mulai masuk siang hari pukul

13.00 WIB dan pelajaran berakhir pada pukul 17.20 WIB.

(35)

24

tanah kas Desa Karangduren yang telah diserahkan untuk keperluan pengembangan dunia pendidikan di wilayah Karangduren.

Dan akhirnya pada tahun ajaran 2005/ 2006 sekolah ini mampu menerima siswa lebih banyak lagi, karena melihat animo masyarakat yang sangat tinggi. Yaitu menerima lima kelas Jurusan Teknik Mesin Otomotif dan dua kelas Jurusan Tata Busana dengan jumlah siswa sebanyak 304 anak.

Dengan bertambahnya jumlah siswa maka sekolah ini terns melakukan pembangunan dan pembenahan baik dari segi sarana dan prasarana untuk metlunjang kemajuan sekolah ini, dan juga sebagai proses untuk menjadi SMK Besar.

3. Keadaan siswa

i Ab^l i

KEADAAN SISWA sMk NEGERII TENGARAN

TAHUN AJARAN 1005 / 2006

JURUSAN : TEKNIK MESIN OTOMOTIF

(36)

TABEL II

KEADAAN SISWA SMK NEGERII TENGARAN TAHUN AJARAN 2005 / 2006

JURUSA TATA BUSANA

Dari dua tabel di atas dapat dilihat secara rinci sebagai berikut: 1. Siswa kelas 1 sejumlah 304 anak.

2. Siswa kelas 2 sejumlah 144 anak.

3. Total jumlah anak murid SMK Negeri I Tengaran pada tahun ajaran 2005/ 2006 sejumlah 448 anak.

4. Keadaan guru dan karyawan

t All El Ii i

DAFTAR GURU

SMk

N EG Ekl I TENGARAN TAHUN AJARAN 2005/ 2006

NO NAMA GURU MATA PELAJAkAN

1 Sudaryanto, S Pd, M Or. - Pendidikan Jasmani dan Olahraga 2 Tutik Mardining Lestari,

S.Pd

- Bahasa Inggris

(37)

26

4 Dra. Siti Rohatun 1. Kewirausahaan

2. Prosedur Kesehatan dan Keselamatan kerja 5 Arif Subagiono, S.Pd - Matematika

6 Riyanti, S Pd - Bahasa Indonesia

7 Istiqlaliyah Irawati, S.Psi - Bimbingan dan Konseling 8 Sartono, S.Pd 1. Praktek Las, Patri, Potongan

dengan Pemanasan

2. Pemeliharaan/ service transmisi manual

3. Perakitan dan Pemasangan Sistem Rem dan Komponen

4. Pemeliharaan/ Service Poros Penggerak Roda

9 Mujaddid Kurniawan, S.Pd.I

- Pendidikan Agama Islam

10 Titik Sifriyanti, S.Pd - Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah

11 Siswanti ST 1 Kimia 2. Matematika

12 Mulkani, S.Ag - Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Data

13 Widi Haryani, S.Pd - Kewirausahaan

14 Siswanto, S.Pd 1. Pemeriksaan Kemudi 2. Menjahit dengan Mesin 3. Pola Busana dan Konstruksi 15 Sintauli Sulistiyawati,

S.Pd

(38)

16 Siti Pujiati 1. Menjahit dengan Mesin 2. Mengukur Tubuh

3. Pola Busana Sesuai dengan Konstruksi

17 Trisno Dirgantoro, S.Pd 1 Praktek Dasar Teknik Mesin 2. Praktek Las, Patri, Potong dengan

Pemanas

18 Joko Sukamto ST 1 Pemeliharaan Sistem Bahan Bakar Bensin

2. Pemeliharaan Bahan Bakar Diesel 19 Misbahul Mujib, S.Pd 1. Pemeliharaan/ Servis Pedingin

dan Komponen-komponennya 2. Pemeliharaan/ servis kopling, komponen dan operasionalnya 20 Wahyu Pagiarsih, S Pd - Bimbingan dan Konseling

21 Nuzul Nazkin, S.Pd 1. Hand Sewing (Menjahit dengan Tangan)

2. Finishing

3. Memelihara Alat Mesin 4. Memilih Bahan Baku 5. Memo tong Bahan 22 Sa’diyah Woro Asih,

S.Pd

1 Menggambar Busana/ Desain 2. Sewing (Menjahit dengan tangan) 3. Memotong Bahan

4. Pola Busana sesuai dengan konstruksi

(39)

28

2. Membaca/ Pemahaman Gambar Teknik

3. Penggunaan Alat Ukur

28 Lukman S.T. - Pengetahuan Dasar Teknik Mesin 29 Heni Wahyutisari, SE - Bahasa Indonesia

TABEL IV

; .i

DA^tAtt KARYAWAN SMK NEGERl I TENGAkAN TAHUN AJARAN 2005/ 2006

N O n a m a JABAtAN/ TUGAS

1 Djunaedi Kepala Tata Usaha 2 Nanik Setyaningsih Tata Usaha

3 Ani Widiastuti Tata Usaha 4 Minarsih Petugas Koperasi

5 Rumini Pesuruh

6 Sumardi Penjaga Malam

7 Karyanto Petugas Kebersihan 8 Subagio Petugas Kebersihan 9 Titik T. Petugas Kesehatan (UKS)

(40)
(41)

30

TABEL VI

DAFTAR WALI KELAS SMk NEGERII TENGARAN TAHUN AJARAN 2005 / 2006

NO NAMA KELAS

1 Titik Sifriyani, S.Pd I Mi

2 Trisno Dirgantoro, S.Pd i m 2

3 Sintauli Sulistiyawati, S.Pd I m3

4 Umi Musta’ana, S.D.M.P I m4

5 Riyanti, S.Pd I Ms

6 Dra. Siti Rochatun ITB,

7 Widi Haryani, S.Pd i t b 2

8 Siswati, ST i t b 3

9 Siswanto, S.Pd 2 Mi

10 Mujaddid Kurniawan, S.Pd 2 M2

(42)

6. Keadaan fisik dan non fisik sekolah

SMK Negeri I Tengaran menempati tanah seluas 700 m , dengan total luas bangunan 3.000 m2. bangunan yang telah dimiliki adalah:

a. 11 Ruang Kelas

b. 1 Kantor Guru dan Tata Usaha c. 1 Bengkel Praktek Mesiii Otomotif d. 1 Ruang Praktek Tata Busana e. 1 Tempat Palkir Halaman f. 1 Dapur

g. 1 WC Siswa

(43)

32

DENAH GEDUNG SMK ttEGERI I TENGARAN

1

u

3

7 4

I TBi

ITB2

I Mi

IM 2 2 T Bi

WC

Keterangan:

1. Ruang Bengkel Mesin 2. Ruang Praktek Tata Busana 3. Kantor Guru dan TU

4. Parkir 5. Koperasi 6. Katitih 7. DapUr

(44)

Untuk sarana praktek siswa, sekolah ini memiliki peralatan utama sebagai berikut:

1. Peralatall teknik otomotif

a. 3 buah mobil d. Seperangkat peralatan las b. 2 buah sepeda motor e. 2 panel kelistrikan

c. 3 buah blok mesin f. Perkakas praktek lainnya (alat-alat pendukung) 2. Peralatan tata busana

a. 25 mesin jahit b. 8 mesih obras

!• i ' , ;?

c. 2 mesin bordir d. 6 patung peraga

e. peralatan praktek lainnya (alat-alat pendukung) 7. Yisi dan Misi Sekolah

1. Visi : Beriman, trampil, profesional.

2. Misi : Menciptakan manusia yang beriman, trampil dan profesional dalam bekerja.

B. LAPORAN HASIL ANGKET

1. Data Responden

(45)

tidak diungkapkan data diri responden maka diharapkan jawaban atas angket yang diberikan merupakan jawaban yang sejujur-jujumya sesnai dengan keadaan sebenarnya.

Oleh karena itu responden yang ada dalam penelitian ini hanya diberikan nomor urut responden, yaitu dari nomor 1 sampai dengan 76. Keseluruhan responden merupakan siswa-siswi kelas 1 SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005/ 2006.

2. Penyajian data penelitian

a. Data mengenai jawaban terhadap angket tentang kepercayaan diri dan kebiasaan meticotttek.

(46)

TABEL VII

JAWABAN HASIL ANGKET TENTANG KEPERCAYAAN DIRI SISWA

NO RESPO

SKOR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2

2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2

3 2 2 1 1 2 1 2 3 2 1

4 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2

5 3 2 1 1 3 1 3 3 2 2

6 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1

7 3 2 2 2 3 1 3 3 2 2

8 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3

9 1 2 2 1 3 1 3 3 2 2

10 1 2 1 1 1 1 2 3 1 1

11 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3

12 2 2 2 2 3 1 3 3 2 2

13 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3

14 1 2 2 3 3 2 3 2 3 3

15 3 1 2 2 3 2 3 2 2 3

16 2 2 2 2 3 1 3 3 2 2

(47)

36

18 2 2 2 3 3 1 3 3 3 3

19 3 2 2 2 3 1 3 2 2 3

20 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2

21 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2

22 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2

23 2 2 2 1 3 1 2 3 2 1

24 1 2 2 1 3 1 3 3 2 1

25 1 1 1 2 3 1 3 3 2 1

26 1 2 2 2 2 1 2 3 3 1

27 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3

28 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3

29 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3

30 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3

31 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3

32 2 2 2 2 2 1 3 3 2 3

33 1 2 1 1 3 2 3 3 2 1

34 1 1 1 1 3 1 3 3 1 1

35 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3

36 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3

(48)

38 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3

39 3 2 3 3 3 1 2 3 2 1

40 1 2 2 2 3 1 1 3 2 3

41 3 2 2 3 3 1 2 3 1 3

42 2 2 2 1 2 1 2 3 1 1

43 3 2 2 2 3 1 3 3 3

44 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3

45 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2

46 2 2 2 2 3 1 3 3 2 2

47 3 2 2 1 3 1 2 3 2 2

48 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3

49 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1

50 1 3 1 2 2 1 2 3 2 1

51 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

52 3 2 2 2 3 1 3 3 2 3

53 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2

54 3 2 2 1 2 1 2 3 2 2

55 3 2 3 1 3 1 3 3 1 1

56 3 2 2 3 2 1 3 3 3 1

(49)

38

58 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3

59 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2

60 3 2 2 2 2 1 3 3 2 2

61 2 3 1 3 3 1 3 3 2 3

62 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3

63 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

64 1 2 2 2 1 1 2 3 1 2

65 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3

66 2 2 2 1 2 1 1 3 2 2

67 3 2 2 2 3 1 2 3 2 3

68 3 2 3 2 3 1 3 2 2 3

69 3 2 2 1 2 1 3 3 3 2

70 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3

71 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3

72 3 2 2 2 3 1 2 1 1 3

73 3 2 2 3 3 1 3 3 2 3

74 3 2 2 2 3 1 2 2 2 3

75 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3

(50)

TABEL VIII

JAWABAN HASIL ANGKET TENTANG KEBIASAAN MENCONTEK

NO SKOR

RESPO

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2

2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3

3 2 3 2 1 3 2 3 3 2 3

4 3 3 2 2 1 2 2 3 3 2

5 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3

6 2 3 3 2 3 2 2 3 1 1

7 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2

8 3 2 2 1 3 2 3 2 2 1

9 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2

10 2 3 2 3 3 1 3 2 3 3

11 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3

12 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2

13 2 3 2 3 3 2 2 1 2 2

14 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2

15 2 2 2 1 3 1 3 3 1 1

16 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3

(51)

40

18 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3

19 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1

20 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3

21 3 3 2 2 3 2 3 2 1 2

22 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2

23 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2

24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1

25 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2

26 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2

27 3 3 3 3 2 3 3 3 1 1

28 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2

29 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2

30 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2

31 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2

32 3 2 2 3 3 3 3 1 3 2

33 3 3 3 2 1 3 3 3 2 2

34 3 3 3 2 3 2 3 1 2 1

35 3 3 2 3 3 2 2 2 1 2

36 2 3 1 1 3 2 3 2 3 1

(52)

38 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2

39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

40 3 3 2 . 3 3 3 3 2 2 2

41 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3

42 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3

43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

44 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2

45 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

46 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2

47 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2

48 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2

49 3 3 1 2 1 3 3 1 2 1

50 3 3 2 3 2 2 2 1 3 3

51 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2

52 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2

53 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2

54 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

55 3 3 1 2 3 3 3 1 3 1

56 3 2 2 2 3 1 3 1 3 1

(53)

42

58 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2

59 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2

60 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2

61 3 3 1 3 3 3 3 1 1 1

62 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2

63 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2

64 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3

65 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2

66 2 3 1 3 3 3 3 2 3 2

67 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2

68 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

69 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2

70 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

71 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

72 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3

73 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1

74 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2

75 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2

(54)

b. Skor Jawaban Tiap Item

Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan instrumen t* berupa rating scale, untuk variabel x (rasa percaya diri) rating scale dengan skor tertinggi adalah 3 dan skor terendah adalah 1, dengan jumlah item 10, sehingga skala penilaian pada hasil penelitian:

Skor tertinggi: 3 x 10 = 30 Skor terendah : 1 x 10 = 10

Pengelompokan kategori berdasarkan tinggi rendahnya kepercayaan diri siswa, dicantumkan dalam tabel sebagai berikut:

TABEL IX

PENGELOMPOKAN k a Te g o r i

TINGGI - RENDAHNYA KEPERtAYAAN DIRI SISWA

INTERVAL KATEGORI

26,00 - 30,00 Tinggi

16,00-25,00 Sedang

10,00-15,00 Rendah

(55)

44

Untuk variabel y (kebiasaan mencontek) rating scale dengan skor tertinggi adalah 3 dan skor terendah adalah 1, dengan jumlah item 10, sehingga skala penilaian pada hasil penelitian:

Skor tertinggi: 3 x 10 = 30 Skor terendah : 1 x 10 = 10

Pengelompokkan kategori berdasarkan tinggi rendahnya kepercayaan diri siswa, dicantumkan dalam tabel sebagai berikut:

TABEL X

PENGELOMPOKAN KATEGORI

TINGGI - RENDAHNYA KEBIASAAN MENCONTEK

INTtkVAL KATEGORI

HASIL ANGKET TENTANG KEPERCAYAAN DIRI SISWA

NO RESP

KLASIFIKASI JUMLAH

JAWABAN JUMLAH SKOR TIAP ITEM SKOR

(56)

4 1 5 4 3 10 4 17

5 4 3 3 12 6 3 21

6 - 4 6 - 8 6 14

7 4 5 1 12 10 1 23

8 4 6 - 12 12 - 24

9 3 4 3 9 8 3 20

10 1 2 7 3 4 7 14

11 5 5 - 15 10 - 25

12 3 6 1 9 12 1 22

13 5 5 - 15 10 - 25

14 5 4 1 15 8 1 24

15 4 5 1 12 10 1 23

16 3 6 1 9 12 1 22

17 1 7 2 1 14 2 17

18 6 3 1 18 6 1 25

19 4 5 1 12 10 1 23

20 4 6 - 12 12 - 24

21 3 6 1 9 12 1 22

22 3 6 1 9 12 1 22

23 2 5 3 6 10 3 19

24 3 3 4 9 6 4 19

(57)

46

26 2 5 3 6 10 3 19

27 8 1 1 24 2 1 27

28 6 4 - 18 8 - 26

29 5 5 - 15 10 - 25

30 4 6 - 12 12 - 24

31 6 4 - 18 8 - 26

32 3 6 1 9 12 1 22

33 3 4 3 9 8 3 20

34 3 1 6 9 2 6 17

35 5 5 - 15 10 - 25

36 8 1 1 24 2 1 27

37 9 1 - 27 2 - 29

38 5 4 1 15 8 1 24

39 5 3 2 15 6 2 23

40 3 4 3 9 8 3 20

41 5 3 2 15 6 2 23

42 1 5 4 3 10 4 17

43 6 3 1 18 6 1 25

44 6 4 - 18 8 - 26

45 1 7 2 3 14 2 19

46 3 6 1 9 12 1 22

(58)

48 6 4 - 18 8 - 26

49 1 2 7 3 4 7 14

50 2 4 4 6 8 4 18

51 9 1 - 27 2 - 29

52 5 4 1 15 8 1 24

53 4 6 - 12 12 - 24

54 2 6 2 6 12 2 20

55 5 1 4 15 2 4 21

56 5 3 2 15 6 2 23

57 3 6 1 9 12 1 22

58 3 6 1 9 12 1 22

59 5 5 - 15 10 - 25

60 3 6 1 9 12 1 22

61 6 2 2 18 4 2 24

62 5 5 - 15 10 - 25

63 9 1 - 27 2 - 29

64 1 5 4 3 10 4 17

65 5 5 - 15 10 - 25

66 1 6 3 3 12 3 18

67 4 5 1 12 10 1 23

68 5 4 1 15 8 1 24

(59)

48

70 6 4 - 18 8 - 26

71 7 3 - 21 6 - 27

72 3 4 3 9 8 3 20

73 6 3 1 18 6 1 25

74 3 6 1 12 12 1 25

75 2 8 - 6 16 - 22

76 4 6 - 12 12 - 24

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa dari hasil angket tentang kepercayaan diri siswa, dari 10 pertanyaan yang diajukan diperoleh nilai 29 dan nilai terendah 14. kemudian dari data tabel di atas dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi, sedang, dan rendah.

t a b e L x i i

PENGELOMPOKAN KATEGORI K E P E ttt A Y A AN DlRl SISWA SMK N EG ERII TENGARAN

TAHUN AJARAN 2005 / 2006

i n t e r v a l JUMLAH SISWA k a t Eg o r i

26,00-30,00 13 Tinggi

16,00-25,00 60 Sedang

(60)

Dengan demikian dapat diketahui:

a. Untuk siswa yang memiliki kepercayaan diri dengan kategori rendah, yaitu yang mendapatkan skor antara 10,00 sampai dengan

15.00 sebanyak 3 orang anak.

b. Untuk siswa yang memiliki kepercayaan diri dengan kategori sedang yaitu siswa yang mendapatkan skor antara 16,00 sampai dengan 25,00 sebanyak 60 orang anak.

c. Untuk siswa yang memiliki kepercayaan diri dengan kategori tinggi yaitu siswa yang mendapatkan skor antara 26,00 sampai dengan 30.00 sebanyak 13 orang anak.

TABEL XIII

HASIL A N G ktT TENTANG KEBIASAAN MENCONTEK

(61)
(62)
(63)
(64)

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa dari hasil angket tentang kebiasaan mencontek, dari 10 pertanyaan yang diajukan, diperoleh nilai tertinggi 30 dan nilai yang terendah 16. kemudian dari data tabel di atas, dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa batiyak siswa yang memiliki kebiasaan mencontek dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah.

TABEL XIV

PENGELOMPOKAN KATEGORI KEBIASAAN MENCONTEK stsW A SM k NEGERII TENGARAN

TAHUN AJARAN 2005 / 2006

INTERVAL j u Ml a R s i s w a KATEGORI

26,00 - 30,00 40 Tinggi

16,00-25,00 36 Sedang

10,00-15,00 - Rendah

Dengan demikian dapat diketahui:

a. Untuk siswa yang memiliki kepercayaan diri dengan kategori tinggi yaitu siswa yang mendapatkan skor antara 26,00 sampai dengan 30.00 sebanyak 40 orang anak.

(65)

54

(66)

Seluruh data dari hasil penelitian dan penyebaran angket telah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut dengan proporsinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian, yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan mencontek pada siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005 / 2006.

2. Untuk mengetahui bagaimana kepercayaan diri pada siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005 / 2006.

3. Untuk mengetahui bagaimana korelasi antara kebiasaan mencontek dengan rasa kepercayaan diri pada siswa anak SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005 / 2006.

Berdasarkan ketiga tujuan penelitian di atas, maka penulis menganalisa dari tujuan pertama dan kedua dengan prosentase, sebagai analisa pendahuluan, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = “ x 100% N

Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi

N = Jumlah responden

(67)

56

Selanjutnya setelah analisa pendahuluan dengan rumus persentase, dilakukan analisa statistik untuk menganalisa data, yaitu mengetahui korelasi. Antara dua variabel y (kebiasaan mencontek) dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

Keterangan:

Rxy : Koefisien korelasi antara x dan y x : Variabel bebas

y : Variabel terikat N : Banyaknya sampel

A. Analisa Prosentase

1. Analisa variabel pertama (rasa percaya diri siswa)

Pada Bab III telah diakui tentang tingkat kepercayaan diri siswa dengan kategori tinggi, rendah sedang rendah. Kemudian dari hasil tersebut dicari prosentase masin-masing kategori dalam variabel pertama tersebut dengan menggunakan rumus:

P = - x 100% N

a. Untuk siswa yang memiliki kepercayaan diri dengan kategori tinggi sebanyak 3 orang siswa

P = 2 x 100% 76

P = 3,95%

(68)

P = ^ x 100% 70

P =78,95%

c. Untuk siswa yang memiliki kepercayaan diri dengan kategori rendah sebanyak 13 orang siswa.

P = — x 100% 76

P = 17,10%

TABEL XV

FREKUENSI PRESENTASE KEPERCAYAAN DIRI SISWA SM k NfettERI I TENGA&AN TAlitJN AJARAN 2005 / 2006

No Kategbri Interval Et-ekuetisi Pfersfeiitase

1 Rendah 10,00-15,00 3 3,95 %

2 Sedang 16,00-25,00 60 78,95 %

3 Tinggi 26,00 - 30,00 13 17,10%

2. Analisa variabel kedua

Pada Bab III juga telah diketahui tentang tingkat kebiasaan mencontek siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005/ 2006 dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. Kemudian dari hasil tersebut dicari persentase masing-masing kategori dalam variabel kedua tersebut dengan menggunakan rumus:

(69)

58

a. Untuk siswa yang memiliki kebiasaan mencontek dengan kategori tinggi sebanyak 40 orang siswa.

P = ^ x 100 % 70

P = 52, 63 %

b. Untuk siswa yang memiliki kebisaan mencontek dengan kategori sedang sebanyak 36 orang siswa

P = 36 x 100% 76

P =47,37%

c. Untuk siswa yang memiliki kebiasaan mencontek dengan kategori rendah sebanyak 0 anak

No Kategori interval Erekuehsi Persentase 1 Rendah 26.00-30.00 40 52.63 %

2 Sedang 16.00-25.00 36 47.37 %

(70)

B. Analisis Data Menggunakan Rumus Korelasi Product Moment

Analisa berikutnya adalah analisa statistik dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Analisa ini untuk mengetahui apakah ada korelasi antara kebiasaan mencontek dengan rasa percaya diri siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005 / 2006. Langkah-langkah analisa dengan rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut:

TABEL XVII

TABEL KERJA UNTUK MENCARI KOEFISIEN KORELASI ANTARA VARIABEL X (KEPERCAYAAN DIRI SISWA) DAN

VARIABEL Y (KEBIASAAN MENCONTEK)

No X Y X2 Y2 XY

1 22 23 484 529 506

2 19 25 361 625 475

3 17 24 289 576 408

4 17 23 289 529 391

5 21 28 441 784 588

6 14 22 196 484 308

7 23 24 529 576 552

8 24 21 576 441 504

9 20 24 400 576 480

10 14 25 196 625 350

11 25 27 625 729 675

12 22 25 484 625 550

(71)
(72)

38 24 28 576 774 672

39 23 30 529 900 690

40 20 26 400 676 520

41 23 28 529 784 644

42 17 27 209 729 459

43 25 30 625 900 750

44 26 22 676 484 572

45 19 30 361 900 570

46 22 26 484 676 572

47 21 28 441 784 588

48 26 27 676 729 702

49 14 20 196 400 280

50 18 24 324 576 432

51 29 28 841 784 812

52 24 28 576 784 672

53 24 25 576 625 600

54 20 30 400 600 600

55 21 23 441 529 483

56 23 21 529 441 483

57 22 28 484 784 616

58 22 28 484 784 616

59 25 25 625 625 625

60 22 24 484 575 528

(73)

62 r r i ^ _________ 3301820-3288544_________

{2943784-2876416}.{3802964 - 3759721}

_ 13276

1 W =

(74)

r.w—

Koefisien korelasi product moment yang diperoleh melalui rumus korelasi product moment telah memperoleh hasil rxy = 0,246. Kemudian

i

dapat diuji signifikasinya langsung dari harga r yang diketemukan yaitu 0.246 yaitu dengan dikonsultasikan dari tabel harga kritik dari r product mortient.

Dalam pengujian signifikasi korelasi dilakukan terhadap hipotesa No. (Ho). Adapun ho dalam penelitian ini adalah “tidak ada hubungan antara kebiasaan mencontek dengan rasa percaya diri pada siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005/ 2006.

Dalam analisa stastik dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh nilai r = 0.246. Sedangkan n yang diselidiki adalah 76. Harga kritik r 95% = 0,227.

(75)

64

(76)

A. KESIMPULAN

Dari hasil pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan:

1. Berkaitan dengan kebiasaan mencontek yang dilakukan oleh siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005/ 2006 dapat dibagi dalam beberapa kategori:

a. Siswa yang memiliki kategori tinggi dalam kebiasaan mencontek adalah 52,63% dari 76 orang responden, dengan interval 8 - 1 0 kali mencontek dalam 10 kali ulangan pada I semester.

b. Siswa yang memiliki kategori sedang dalam kebiasaan mencontek adalah 47,37% dari 76 orang responden, dengan interval 5 - 7 kali mencontek dalam 10 kali ulangan pada I semester.

c. Sedangkan siswa yang memiliki kategori rendah dalam kebiasaan mencontek adalah 0% (tidak ada).

2. Berkaitan dengan tingkat kepercayaan diri pada siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005/ 2006 dapat dibagi dalam kategori sebagai berikut:

a. Siswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi adalah 3,95% dari 76 orang responden.

(77)

66

b. Siswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri sedang malah 78,95% dari 76 orang responden.

3. Dari analisis penyajian hipotesis dapat diambil kesimpulan bahwa variabel x (rasa percaya diri siswa) dan variabel y (kebiasaan mencontek) memiliki korelasi yang menyakinkan, sehingga Hipotesis kerja (Ha) yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: adanya korelasi (hubungan) antara kebiasaan mencontek dengan rasa percaya diri pada siswa SMK Negeri I Tengaran Tahun Ajaran 2005/ 2006 terbukti kebenarannya sehingga Ha diterima.

B. SARAN-SARAN

Penelitian pada skripsi ditujukan sebagai salah satu sarana untuk lebih memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu terdapat beberapa saran yang diharapkan dapat menambah maju pendidikan di Indonesia.

1. Berkaitan dengan kepercayaan diri pada siswa, perlu adanya perhatian yang lebih dari para pendidik agar dapat memperkuat mental para peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan memperkuat rasa percaya diri siswa.

2. Perlu adanya upaya yang cukup serius dalam rangka menanggulangi masalah kebiasaan buruk yang dianggap lazim/ wajar oleh para pelajar.

(78)

A. Angket Tentang Kepercayaan diri

3. Muka anda menjadi pucat ketika berada dihadapan banyak orang a. ya

b. tidak pasti c. tidak

4. Komentar dari para hadirin akan membuat anda menjadi gugup dan cemas a. ya

b. tidak pasti c. tidak

5. Pembicaraan anda menjadi berloncat-loncat, tidak seperti yang sudah anda persiapkan sebelumnya, ketika perhatian semua orang tertuju pada anda. a. ya

b. tidak pasti c. tidak

6. Anda tidak merasa santai dan rileks ketika harus mengemukakan pendapat anda dimuka umum.

a. ya

b. tidak pasti c. tidak

7. Meskipun anda dapat berbicara lancar dengan teman-teman namun anda merasa kehilangan kata-kata ketika harus berbicara di depan mimbar

a. ya

b. tidak pasti c. tidak

8. Anda merasa tidak memiliki kelebihan dibandingkan dengan teman-teman anda.

a. ya

(79)

9. Anda merasa memiliki suatu bakat tetapi tidak berani untuk menunjukkan dan menyalurkan

a. ya

b. tidak pasti c. tidak

10. Anda memiliki ide yang cemerlang tetapi tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya.

a. ya

b. tidak pasti c. tidak

B. Angket Tentang Kebiasaan Mencontek

1. Anda belajar saat akan ada ulangan atau ujian a. ya

b. tidak pasti c. tidak

2. Anda mencontoh/ mencontek pada saat ulangan. a. ya

b. tidak pasti c. tidak

3. Anda akan mencontek untuk memperoleh nilai yang baik a. ya

6. Apabila pengawas tidak memperhatikan, anda akan mempergunakan kesempatan ini untu mencontek

a. ya

b. tidak pasti c. tidak

7. Anda merasa cemas ketika mencontek. a. ya

(80)

9. Anda tahu mencontek itu sebuah kecurangan, tapi anda tetap mencontek. a. ya

b. tidak pasti c. tidak

10. Anda dapat memahami pelajaran yang diberikan di sekolah. a. ya

(81)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Madjid, S.Ag, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Remaja Rosdakarya, cet II, Bandung, 2005.

Drs. Abu Ahmad, Drs. Munawar Sholeh, Psikologi Perkembagan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005.

Drs. Andi Mappiare, Psikologi Remaja, Usaha Nasional, Surabaya, 1982.

Dra. Siti Sundari HS, M.Pd, Kesehatan Mental Dalam Kehidupan,PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekata Sepanjang Rentang Kehidupan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1996.

Prof. Dr. F.J Monks, Prof. Dr. A.M.P. Knoers, Prof. Dr. Siti Rahayu Haditomo, Psikologi Perkembangan, Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, Gajah Mada University Press.

Prof. Dr. Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi Off set, Yogyakarta, 1981. --- , Metodologi Research II, Andi Off set, Yogyakarta, 1981. Prof. Dr. Suharsimimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 2002.

(82)

Tempat/ Tgl. Lahir Jenis Kelamin

: Salatiga, 1 Januari 1980 : Laki-laki

Agama Alamat

: Islam

: Jl. Melati 1/ 5 Prokimad Karangduren, Kec. Tengaran Kab. Semarang, Jawa Tengah 50775

Pendidikan : TK Rimbani Salatiga, lulus tahun 1986

SD Muhammadiyah Salatiga, lulus tahun 1992 SMP Muhamadiyah Salatiga, lulus tahun 1995 SMU Negeri I Tengaran, lulus tahun 1998

STAIN Salatiga, Tarbiyah PBA, lulus tahun 2001 STAIN Salatiga, Tarbiyah PAI, lulus tahun 2006

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini kami buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 9 September 2006 Penulis

Gambar

KEADAAN SISWA SMK NEGERII TENGARANTABEL II
TABEL IV;
DAFTAR WALI KELASTABEL VI
TABEL VIIJAWABAN HASIL ANGKET TENTANG KEPERCAYAAN DIRI SISWA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran waktu pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik yang dibutuhkan oleh

Penilaian objek wisata ini dapat ditentukan dengan metode biaya perjalanan ( Travel Cost Method ). Metode biaya perjalanan ini bertujuan untuk mengetahui nilai ekonomi

Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh umur penyimpanan starter terhadap jumlah bakteri Acetobacter xylinum dan nata de coco hasil fermentasinya. Nata de coco yang

Konsisten (taat azas) ke luar, artinya struktur yang satu tidak bertentangan dengan struktur lainnya. Kitab yang satu juga tidak lebih tinggi daripada kitab yang

Gambar 16 : Gudang Penampung Ruang Penyimpanan Foto di kantor Perusahaan Blibli.com

Dimas Pratama Sandy (D9216051), 2020, Internalisasi Nilai-Nilai Karakter di Pondok Pesantren Al-Hikam Kalisari Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro. Skripsi,

Untuk ibu bersalin yang mengalami hipertensi, ternyata 15 ibu bersalin (19,2%) memiliki bayi yang tidak asfiksia, hal ini dikarenakan penanganan efektif pada saat

Pada bab empat menjelaskan mengenai perkembangan program dan pelaksanaan MUI kota Surabaya baik di bidang organisasi atau sekretariatan, bidang fatwa dan hukum, bidang