• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA

4.5. Modal Sosial Dalam STM Dos Roha

4.5.1. Kepercayaan Dalam Membangun Solidaritas

Trust sebagai penyangga modal sosial di dalam organisasi STM tidak semata-mata muncul, akan tetapi ada saat masing-masing individu mulai menjalin interaksi dan memiliki hubungan yang lebih erat lagi. Kepercayaan sosial merupakan elemen utama dalam terbentuknya organsasi STM yang telah ada sebelum STM Dos Roha ini terbentuk. STM Dos Roha hanya memanfaatkan keberadaan trust atau kepercayaan sosial yang sudah dimiliki oleh masing-masing anggota yang terlibat dalam organisasi. Trust yang muncul dalam STM Dos Roha karena anggota memiliki anggapan bahwa dalam kehidupan sehari-hari harus didasarkan semangat tolong menolong.

Dari penuturannya saat wawancara

“….saya merasa perlu masuk dalam STM karena suatu saat bila terjadi sesuatu pada keluarga saya STM adalah pihak terdekat yang saya rasa dapat membantu saya. Saya tau tentang keberadaaan STM Dos Roha dari tetangga yang orang batak Saya juga merasa butuh untuk bersosialisasi dengan sesama saya yang bisa menjadi keluarga saya disekitar tempat tinggal saya dan menjadi orang tua buat kami keluarga kecil yang masih muda perlu ….”

Pengalaman tolong menolong dari hari kehari diantara anggota STM sudah berlangsung lama karena mereka berada dalam lingkungan tempat tinggal yang sama pula. Lama kelamaan sikap saling tolong menolong yang mereka lakukan berubah menjadi suatu kepercayaan sosial dimana kepercayaan itu memperkuat ikatan tolong menolong yang diinstitusikan dalam sebuah organisasi yakni STM Dos Roha. Ikatan saling tolong menolong yang mereka bangun harus memenuhi prinsip keadilan atau faerness agar ikatan tersebut dapat berjalan dengan langgeng. Hal ini berlaku apa bila seseorang yang telah mendapat pertolongan dari orang lain, maka orang yang pernah mendapatkan pertolongan dari orang lain tersebut harus kembali meberikan pertolongan kepada orang lain pada saatnya nanti. Hal ini dapat dikatakan sebagai unsur rasa keadilan yang dapat dipenuhi dan dipraktekkan dalam suatu hubungan yang timbal balik atau resiprokal, maka hubungan itu dapat berjalan lancar, berlangsung terus dan bertahan lama.

Kepercayaan tidak akan tercapai dengan sendirinya, memerlukan proses untuk membangun kepercayaan secara terus menerus. Untuk menumbuhkan kepercayaan setiap kelompok (komunitas) paling tidak membutuhkan 4 hal yang mendasar, yaitu :

1. Penerimaan

Sejak awal hubungan, setiap orang membutuhkan jaminan bahwa mereka diterima sepenuhnya, termasuk rasa aman untuk mengemukakan pendapat dan berkontribusi dalam kegiatan kelompoknya. Membutuhkan suasana saling menghargai untuk tumbuhnya penerimaan dalam kelompok, sehingga kelompok

tersebut akan tumbuh menjadi komunitas yang kuat. Dalam perkembangan ikatan sosial sebuah komunitas.

Berikut petikan wawancara dengan Uli Simbolon

“....Latar belakang orang tua saya yang sebelumnya adalah anggota STM membuat saya gampang beradaptasi dengan anggota yang lain. Anggota yang lain sudah cukup dekat saya kenal, dan sudah seperti saudara juga orang tua buat saya. Jadi mereka dengan gampang menerima saya dan keluarga saya saat menjadi anggota STM....”

Setiap anggota STM berusaha untuk dapat saling mengenal dengan baik karena hal ini merupakan awal dari tumbuhnya STM Dos roha, kepercayaan tidak akan tumbuh terhadap orang baru dengan begitu saja, perlu pembuktian dalam sikap dan perilaku masing–masing dalam waktu yang relatif lama. Sikap dan perilaku yang berdasarkan kepada nilai–nilai universal yang diyakini sebagai nilai yang berlaku di STM seperti jujur, adil, kesetiaan, saling melindungi di antara sesama anggota. Apabila salah satu anggota STM melakukan kecurangan, maka kepercayaan terhadap orang tersebut otomatis akan luntur.

2. Berbagi Informasi dan Kepedulian

Setiap orang yang berhubungan dalam satu komunitas, agar bisa memecahkan masalah bersama, membutuhkan informasi antara lain mengenai :1) kehidupan, pengalaman, gagasan, nilai masing–masing, 2) Masalah–masalah yang dianggap penting dalam kehidupan mereka.

Untuk menumbuhkan kepercayaan diantara sesama anggota STM, pertukaran informasi yang diberikan haruslah informasi yang jujur dan terbuka. Informasi yang

diberikan tidak akan berarti apabila dalam hubungan–hubungan tadi tidak didasari kepedulian. Setiap anggota akan terlibat untuk memecahkan masalah yang ada dalam kelompok apabila ada kepedulian di antara anggota. Biasanya hal ini berlangsung pada saat pertemuan rutin yang diadakan setiap bulannya. Pada saat itu terjalin komunkasi dan interaksi dimana setiap anggota akan menginformasikan apa saja yang mereka ketahui. Adapun informasinya mencakup berbagai bidang, mulai dari masalah-masalah global seperti peristiwa-peirstiwa yang sedang terjadi sekarang sampai informasi yang lebih spesifik lagi. Tak jarang diantara anggota saling memberitahukan tentang masalah kesehatan mulai dari penyakit dan tempat pengobatannya, lowongan-lowongan pekerjaan kepada anak-anak anggota STM yang mencari pekerjaan, masalah pendidikan terkait dengan pemilihan sekolah anak, saling mengabarkan keadaaan sanak saudara diluar STM karena ikatan marga secara tidak langsung membuat ikatan persaudaraan menjadi lebih luas, sampai dengan yang menyangkut perjodohan.

Seperti penuturan salah satu informan S. Hutagalung

“….menurut saya menjadi anggota STM sangat bermanfaat, apa lagi seperti kami-kami yang sudah pensiun ini jadi bisa ketemu dengan masyarakat sekitar khususnya sesama anggota STM dan ada kesibukan. Apa lagi pertemuan setiap bulannya itu sangat efektif menjadi sarana kami dalam saling bertukar fikiran dan saling membagikan informasi. Karena sehari-harinya biasanya semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing jadi biasanya di pertamiangan itu lah kita bisa saling mengenal….”

Sikap pengurus yang terbuka atas setiap laporan keuangan serta pemberian hak-hak yang harus diterima anggota sebagaimana yang tercantum pada AD/ART

saat mengalami peristiwa kemalangan ataupun hajatan pernikahan akan menciptakan rasa percaya diantara anggota dan pengurus. Apabila setiap angggota mempunyai kemampuan dan kemauan saling berbagi, saling peduli, maka akan membantu kepentingan setiap anggota sebagai individu serta tujuan bersama dari STM itu sendiri.

3. Menentukan Tujuan

Kebutuhan yang ketiga adalah untuk menentukan tujuan bersama. Setiap anggota tidak akan tertarik dan memberikan komitmen yang dibutuhkan apabila tidak terlibat dalam perumusan tujuan. Tujuan yang sama akan menciptakan rasa percaya yang didasari bahwa setiap anggota STM mempunyai kepentingan yang sama dan akan saling membantu demi terwujudnya tujuan tersebut yaitu saling tolong-menolong serta menjalin kekerabatan yang lebih erat lagi diantara anggota STM.

Penuturan R Siahaan

”....awalnya saya menjadi anggota STM karena saya merasa perlu bergabung dengan sesama suku batak lainnya yang merupakan saudara bagi saya dan sesama saudara saya rasa perlu saling membantu, dan saya rasa semua anggota tujuannya sama masuk STM ini....”

Sampai saat ini bentuk-bentuk saling tolong-menolong yang didasari rasa saling percaya seperti menitipkan barang-barang mereka kepada anggota yanng lain saat bepergian, memberikan pnjaman yang biasanya berbentuk barang masih berlangsung diantara anggota STM. Hal ini merupakan wujud dari bentuk kepercayaan yang terjalin yang didasari adanya proses pengambilan keputusan dalam

menentukan komitmen semua anggota dan pegurus dalam pelaksanaan pemecahan masalah bersama.

4. Pengorganisasian dan Tindakan

Pada tahap awal dalam menentukan tujuan yang hendak dicapai oleh seluruh anggota memastikan ada yang akan bertanggung jawab untuk menggerakan semua kegiatan untuk mencapai tujuan, untuk itu diperlukan seorang atau sekelompok pemimpin. Dalam organisasi, kelompok, atau komunitas warga masyarakat peranan sikap dan perilaku pemimpin sangat dominan untuk menumbuhkan kepercayaan anggotanya. Perilaku pemimpin yang jujur, adil, peduli dan melindungi anggotanya, akan menumbuhkan kepercayaan dari semua unsur komunitasnya.

”....hubungan antara anggota STM dengan pengurus. Setiap anggota berhak untuk dipilih mejadi pengurus STM. Rasa kepercayaan terlihat dimulai saat pemilihan pengurus dimana semua anggota memberikan keprecayaan kepada pengurus yang terpilih untuk mengatur berjalannya STM Dos Roha....”

Pada kenyataannya trust atau kepercayaan sosial yang dimiliki oleh setiap anggota dalam STM dapat berjalan lancar karena didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1). Pengalaman sosial yaitu pengalaman kolektif yang dialami oleh masyarakat bersuku batak yang bermukim di Pasar II Kelurahan Tanjung Sari ini, menyangkut berbagai pengalaman kehidupan sebagai masyarakat pendatang. Sebagai masyarakat pendatang yang jumlahnya minoritas, mereka merasa harus membuat suatu ikatan sosial dengan anggota masyarakat lainnya yang memiliki latar belakang budaya dan agama yang sama. Pengalaman kehidupan itulah pada mulanya yang memunculkan trust. Trust atau kepercayaan sosial yang sudah dimiliki menjadikan

tingkat kebersamaan dan solidaritas diantara mereka pun tinggi. Karena dalam berbagai kegiatan di dalam STM senantiasa mereka lakukan secara bersama-sama, selalu bertemu, sehingga diantara mereka mudah dibangun dan melakukan kerjasama dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Kerjasama akan terjalin dengan baik apabila dilandasi oleh kepercayaan di antara anggota STM. Kepercayaan inilah yang membentuk ikatan sosial menjadi kuat. 2). Ketetanggaan yaitu bahwa STM Dos Roha yang berada dan terletak di Pasar II Kelurahan Tanjung Sari. Dilihat dari segi letaknya yang menunjukkan aspek ketetanggaan itulah yang membuat anggota STM mudah bertemu satu sama lain. Selain itu, ikatan persaudaraan didasarkan oleh hubungan kekerabatan. Adanya hubungan persaudaraan menjadikan trust atau kepercayaan sosial didalam STM ini menjadi besar. Bagi mereka melakukan tindakan yang bertetangan dengan norma agama dan norma budaya merupakan sesuatu hal yang harus selalu dihindari karena akan merusak nama baik keluarga.

Bermanfaatnya modal sosial yaitu adanya trust yang terbangun selama ini ternyata mampu berperan sebagai “pelumas” seperti yang dikatakan oleh Petty dan Ward (1999), sikap saling percaya merupakan unsur pelumas yang sangat penting untuk kerjasama yang mampu mempertahankan kehidupan bersama diantara anggota STM. Sehingga menyebabkan mudah dibinanya kerjasama yang saling menguntungkan (mutual benefit) diantara anggota, sehingga mendorong timbulnya hubungan resiprositas (timbal balik) yang akan menyebabkan modal sosial dapat tertambat kuat dan bertahan lama pada kelompok kelompok sosial. Karena diantara orang-orang yang melakukan hubungan tersebut mendapatkan keuntungan timbal

balik dan tidak ada salah satu pihak yang dirugikan. Disini hubungan telah memenuhi unsur keadilan (fairness) diantara sesama anggota.

Adanya mekanisme kontrol sosial dalam organisasi STM, yaitu untuk menciptakan kontrol sosial dalam organisasi STM Dos Roha maka diberlakukan sanksi. Sanksi akan diberikan kepada anggota yang melanggar ketentuan-ketentuan yang telah menjadi kesepakatan bersama. Sanksi yang diberikan adalah sanksi moral yaitu apabila anggota tidak memenuhi kewajibannya untuk hadir dalam setiap pertemuan yang telah disepakati dan juga membayar iuran yang telah ditentukan dalam musyawarah.

Berbagai jenis pekerjaan/ profesi yang ditekuni oleh masing-masing anggota STM membuat mereka setiap harinya jarang untuk bertemu satu sama lain. Profesi yang kebanyakan ditekuni oleh setiap anggota memiliki tingkat mobilitas yang tinggi tetapi tidak membuat ikatan sosial diantara mereka semakin renggang. Melainkan kesempatan untuk bertemu satu dengan yang lainnya mereka lakukan dalam setiap pertemuan rutin yang sudah dijadwalkan dan dilakukan secara bergilir dirumah anggota-anggota STM. Dalam setiap kesempatan pertemuan yang mereka lakukan sudah mampu menjalin kekompakan dan mempererat jalinan kekerabatan diantara sesama anggota yang pada akhirnya menciptakan kerjasama.

Bermanfaatnya modal sosial pada STM Dos Roha ini sangat dirasakan oleh masing-masing anggota sehingga dalam mencapai tujuannya yang bersifat realistis yaitu yang langsung menyentuh kebutuhan anggota, dengan menjadikan modal sosial pada STM Dos Roha dapat berjalan. Umumnya tujuan ini telah diketahui secara jelas oleh masing-masing anggota yakni yang telah tertulis dalam Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) STM Dos Roha dan sudah menjadi kebutuhan setiap anggotanya.

Dokumen terkait