• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepribadian Sehat Perspektif Erich Fromm

Dalam dokumen KONSEP KEPRIBADIAN SEHAT Studi Kasus Pad (Halaman 32-39)

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Subjek

3.5 Konsep Kepribadian Sehat

3.5.1 Kepribadian Sehat Perspektif Erich Fromm

Dalam keilmuwan Psikologi, Erich Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat (Orientasi Produktif). Individu diinterpretasikan memiliki Kepribadian Sehat (Orientasi Produktif), ketika individu tersebut memiliki + prosentase sebesar 100%. Dimana prosentase sebesar 100% tersebut dibagi rata pada keempat aspek dalam Orientasi Produktif.

Dalam konsep “Orientasi Produktif” terdapat 4 aspek yang mendukung

karakteristik Orientasi Produktif, diantaranya: a. Cinta yang Produktif

Aspek 1 memiliki prosentase sebesar 25%, yang kemudian prosentase sebesar 25% tersebut dibagi ke dalam 4 indikator. Sehingga pada tiap-tiap indikator memiliki bobot prosentase sebesar 6,25%

1) Perhatian

Analisis:

Dari sudut pandang salah satu masyarakat (Ketua RT), pekerjaan dari subjek ini sudah diketahui oleh semua masayarakat di desa Belung, hal ini mengindikasikan bahwa masayarakat juga memiliki perhatian yang cukup tinggi pada subjek.

Subjek memiliki sifat perhatian yang cukup tinggi pada sekitarnya, hal ini dibuktikan subjek merekrut orang-orang disekitarnya menjadi asisten. Perhatian yang diberikan masyarakat pada subjek juga cukup tinggi, karena menurut interpretasi dari jawaban responden, sudah banyak orang yang mengenal subjek.

Meski menurut Ketua RT semua masyarakat di desa Belung mengetahui dan menerima pekerjaan subjek, namun dari perspektif subjek, masih ada orang-orang yang kurang bisa menerima

pekerjaan subjek. Hal ini dikarenakan keraguan pada kemampuan subjek yang tidak didukung dengan pendidikan yang tinggi.

Dari analisis di atas, Observer menyimpulkan bahwa jika diprosentasekan penerapan konsep Orientasi Produktif; aspek Cinta yang Produktif; indikator Perhatian, pada pribadi subjek adalah sekitar 5,25%.

2) Tanggung Jawab

Analisis :

Subjek memilki sifat tanggung jawab yang tinggi, hal ini didasarkan pada keterangan Ketua RT bahwa, subjek segera membenahi jalan yang rusak, yang disebabkan oleh kendaraan pasiennya yang banyak. Sifat tanggung jawab yang tinggi pada diri subjek juga didukung oleh keterangan dari Ketua RT. Hal ini semakin menunjukkan bahwa subjek memilki sifat tanggung jawab yang tinggi.

Dari analisis di atas, Observer menyimpulkan bahwa jika diprosentasekan penerapan konsep Orientasi Produktif; aspek Cinta yang Produktif; indikator Tanggung Jawab, pada pribadi subjek adalah sekitar 6,25%.

3) Respect (rasa hormat) (+ 4,25%)

Analisis :

Respek atau rasa hormat yang diberikan masyarakat pada subjek cukup tinggi, hal ini didasarkan pada hasil pengamatan Observer selama berada di lapangan. Namun dari hasil pengamatan dan interpretasi pada jawaban subjek, Observer tidak menenmukan rasa hormat subjek yang cukup tinggi pada masyarakat. Sehingga bisa

ditarik benang merah, bahwasannya respek subjek pada masyarakat adalah kurang.

Dari analisis di atas, Observer menyimpulkan bahwa jika diprosentasekan penerapan konsep Orientasi Produktif; aspek Cinta yang Produktif; indikator Respect (rasa hormat), pada pribadi subjek adalah sekitar 4,25%.

4) Pengetahuan

Analisis :

Subjek memiliki pengetahuan yang cukup banyak tentang pekerjaannya, sehingga bisa dikatakan subjek semakin mencapai sifat-sifat yang mengarah pada orientasi produktif. Pengetahuan subjek bisa dikatakan tidak sedikit, meski subjek hanya tamatan SMA. Dikarenakan pengetahuannya tidak hanya didapatkan dari bangku sekolah, makanya pengetahuan subjek dari hasil belajar dengan alam inilah yang membuat subjek bisa menggeluti pekerjaannya saat ini.

Dari analisis di atas, Observer menyimpulkan bahwa jika diprosentasekan penerapan konsep Orientasi Produktif; aspek Cinta yang Produktif; indikator Pengetahuan, pada pribadi subjek adalah sekitar 5,25%.

Berdasarkan hasil interpretasi dan analisis pada tiap-tiap indikator di atas, Subjek memiliki kesesuaian sekitar 21% dalam aspek Cinta yang Produktif pada konsep Kepribadian Sehat perspektif Erich Fromm.

b. Pikiran yang Produktif

Aspek 2 memiliki prosentase sebesar 25%, yang kemudian prosentase sebesar 25% tersebut dibagi ke dalam 3 indikator. Sehingga pada tiap-tiap indikator memiliki bobot prosentase sebesar 8,30%.

1). Kecerdasan

Analisis :

Dalam pekerjaannya, otomatis subjek dituntut untuk menjadi pribadi yang cerdas. Dari hasil interpretasi terhadap jawaban subjek nomor 11 (lihat lampiran tabel matrik), subjek jelas memiliki kecerdasan intelektual yang cukup tinggi.

Dalam pekerjaannya, subjek juga dituntut untuk cerdas secara emosi, karena saat bekerja subjek juga sering mendapati pasien-pasien yang membuat subjek merasa jengkel. Cerdas secara emosi dalam konteks ini adalah subjek harus bisa bersabar dan mengontrol emosi terhadap pasien-pasien yang rewel tersebut. Jika ada pasien yang rewel, subjek langsung mengevakuasinya ke rumah sakit, hal ini menggambarkan bahwa subjek tidak mau ambil pusing. Sehingga bisa dikatakan bahwa kecerdasan emosi subjek adalah sedang.

Dari analisis di atas, Observer menyimpulkan bahwa jika diprosentasekan penerapan konsep Orientasi Produktif; aspek Pikiran yang Produktif; indikator Kecerdasan, pada pribadi subjek adalah sekitar 7,80%.

2). Pertimbangan

Analisis:

Subjek mempertimbangkan metode-metode apa yang paling tepat untuk menangani pasien, yang pada akhirnya subjek memutuskan untuk mengkolaborasi metode tekhnologi qolbu, yang dikolaborasi dengan logika dan medis. Dalam pertimbangannya ketika akan menangani pasien, subjek mendahulukan pertimbangan-pertimbangan yang lebih mengedepankan logika.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut dipelajari dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Akan tetapi, ketika subjek menangani hal baru–penyakit baru, pertimbangan tersebut akan muncul dari

“pencerahan”, yang diberikan oleh alam.

Alasan subjek menggabungkan dua metode–Qolbu dan Medis adalah semakin banyaknya macam penyakit, sehingga tidak bisa hanya menggunakan salah satunya saja.

Dari analisis di atas, Observer menyimpulkan bahwa jika diprosentasekan penerapan konsep Orientasi Produktif; aspek Pikiran yang Produktif; indikator Pertimbangan, pada pribadi subjek adalah sekitar 8,30%.

3) Objektivitas

Analisis:

Sebagian metode yang digunakan subjek memang cukup susah untuk dirasionalisasikan, namun subjek mengaku bahwa, semua pertimbangan dalam menangani pasien selalu didahului oleh logika, sehingga bisa dikatakan bahwa subjek juga memiliki rasa objektivitas yang cukup tinggi.

Dari analisis di atas, Observer menyimpulkan bahwa jika diprosentasekan penerapan konsep Orientasi Produktif; aspek Pikiran yang Produktif; indikator Objektivitas, pada pribadi subjek adalah sekitar 7,80%.

Berdasarkan hasil interpretasi dan analisis pada tiap-tiap indikator di atas, Subjek memiliki kesesuaian sekitar 24% dalam aspek Pikiran yang Produktif pada konsep Kepribadian Sehat perspektif Erich Fromm.

c. Kebahagiaan

Aspek 3 memiliki prosentase sebesar 25%, yang kemudian prosentase sebesar 25% tersebut dibagi ke dalam 2 indikator. Sehingga pada tiap-tiap indikator memiliki bobot prosentase sebesar 12,50 %.

(1) Prestasi Kehidupan yang Paling Tinggi

Analisis:

Dari hasil interpretasi jawaban subjek, dapat dikatakan bahwa makna atau prestasi dalam kehidupan adalah bergerak. Ketika

seseorang bisa “bergerak” maka secara otomatis orang tersebut

akan mencapai prestasi dalam kehidupannya. Dalam hal ini subjek merasa masih berproses mencapainya.

Motivasi bisa dikaitkan sebagai pendorong ari dalam diri untuk mencapai sesuatu (prestasi dalam hidup; bahagia). Motivasi tersebsar subjek yakni ingin mengantarkan anak-anaknya menjadi orang yang sukses.

Dari analisis di atas, Observer menyimpulkan bahwa jika diprosentasekan penerapan konsep Orientasi Produktif; aspek Kebahagiaan; indikator Prestasi Kehidupan yang Paling Tinggi, pada pribadi subjek adalah sekitar 12,00%.

(2) Bukti Keberhasilan Individu dalam Kehidupan.

Analisis:

Menurut subjek, kebahagiaan itu relatif. Sehingga jelas bahwa kebahagiaan itu juga bersifat subjektif, tergantung pada pengalaman dan perasaan masing-masing individu. Jika dikaitkan dengan pekerjaannya, bahagia menurut subjek adalah ketika seseorang bisa menolong orang lain. Jawaban dari subjek ini

merupakan bias dari hakekat pekerjaannya, yang pekerjaan tersebut menurut subjek adalah menolong orang lain.

Subjek sudah merasakan kebahagiaan ketika subjek bisa menolong dan membantu menyembuhkan pasien dari penyakitnya. Dari interpretasi terhadap jawaban subjek pada soal nomor 21, 22, 23, dan 24, subjek sudah merasakan kebahagiaan dalam kehidupannya. Hal ini tersiratkan dari aktivitas keseharian subjek dengan pemaknaan subjek terhadap makna kebahagiaan.

Dari analisis di atas, Observer menyimpulkan bahwa jika diprosentasekan penerapan konsep Orientasi Produktif; aspek Kebahagiaan; indikator Bukti Keberhasilan Individu dalam Kehidupan, pada pribadi subjek adalah sekitar 12,00%.

Berdasarkan hasil interpretasi dan analisis pada tiap-tiap indikator di atas, Subjek memiliki kesesuaian sekitar 24% dalam aspek Kebahagiaan pada konsep Kepribadian Sehat perspektif Erich Fromm.

d. Suara Hati

Aspek 4 memiliki prosentase sebesar 25%, dan dikarenakan pada aspek 4 hanya memiliki 1 indikator, maka bobot prosentase indikator tersebut adalah sebesar 25%.

Analisis:

Memang pada awalnya, subjek merasa bahwa subjek tidak bisa menerima pekerjaan ini, namun dikarenakan tuntutan akan kebutuhan hidup yang mendesak dan karena nasehat yang diberikan oleh orang-orang terdekat, akhirnya subjek menerima pekerjaannya saat ini.

Dalam pekerjaannya, subjek tidak memiliki atasan, karena itu bisa dikatakan bahwa tidak ada orang yang mendikte subjek untuk

bekerja. Pekerjaan ini adalah murni keikhlasan subjek atas kemampuan yang diberikan Allah melalui alam kepadanya. Sehingga jelas bahwa pekerjaan ini merupakan suara hati subjek. Berdasarkan hasil interpretasi dan analisis di atas, Subjek memiliki kesesuaian sekitar 23% dalam aspek Suara Hati pada konsep Kepribadian Sehat perspektif Erich Fromm.

Dalam dokumen KONSEP KEPRIBADIAN SEHAT Studi Kasus Pad (Halaman 32-39)

Dokumen terkait