BAB V PENUTUP
B. Saran
1. Pelaksanaan layanan prima di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat sudah baik untuk perbaikan pelayanan prima yang akan datang agar dipertahankan dan ditingkatkan lagi dalam pelayanan kedepannya.
2. Meningkatkan pemahaman pustakawan terhadap koleksi dan sistem penyusunan yang digunakan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat, meningkatkan sarana dan prasarana penunjang dalam memberikan pelayanan seperti memperbaiki toilet, AC, loker dan komputer agar dapat berfungsi dengan baik serta penambahan koleksi perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka.
85
Akli, Zul. “Strategi Pemberdayaan Pustakawan Dalam Mewujudkan Layanan Prima Di Perpustakaan.” artikel diakses pada 19 Maret 2016 dari http://pustakawan.pnri.go.id/uploads/karya/Pidato_Ilmiah_Zul_Akli_%28Fi nal%29.pdf
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Prkatek. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Aziz, Safrudin. “Total Quality Service (TQS) Sebuah Alternatif Peningkatan Kualitas Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi,” artikel diakses pada
tanggal 19 Maret 2016 dari http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-maktabah/article/view/1600/1343
Barata, Atep Adya. Dasar-dasar Pelayanan prima, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2014.
Brady, Shaun et.al. “Customer Service in The Self-Service Public Libraryi..”
artikel diakses pada tanggal 04 April 2016 dari
http://plvn.net.au/sites/default/files/customer_service_excellence_in_the_sel fservice_public_library_report.pdf
Creswell, John W. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Penerjemah Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Darmono. Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo, 2007.
Daryanto dan Setyobudi, Ismanto. Konsumen dan Pelayanan Prima. Yogyakarta: Gava Media, 2014.
Djunaidi dan Achmad, Mulkan. “Layanan Prima Sebagai Usaha Pemberdayaan perpustakaan.” artikel diakses pada tanggal 15 Desember 2015 dari http://digilib.unsri.ac.id/download/Layanan%20Prima%20%20Sebagai%20 %20Usaha%20%20Pemberdayaan%20%20Perpustakaan.pdf
Harmoko, Sapto. “Analisis Tingkat Kepuasan Pemustaka Terhadap Kualitas Layanan Pada Perpustakaan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.” artikel diakses 24 Maret 2016
dari http://jurnal.ugm.ac.id/bip/article/view77125969
Hassan, Fuad et.al. Kamus Istilah Psikologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan 1981. Hermawan, Rachman dan Zen, Zulfikar. Etika Kepustakawanan. Jakarta: Sagung
Seto, 2010.
HS, Lasa. Kamus Istilah Perpustakaan. Jakarta: Kanisius, 1990.
International Federation of Library Associations and Institutions.“IFLA/UNESCO Public Library Manifesto 1994.” artikel diakses pada tanggal 4 Maret 2016
dari http://www.ifla.org/publications/iflaunesco-public-library-manifesto-1994
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis. Jakarta: STIA-LAN, 1999.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Muliono, Anton M. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Balai Pustaka, 1988.
Murniaty. “Mewujudkan Pelayanan Prima di Bagian Pelayanan Pengguna
Perpustakaan.” artikel diakses pada tanggal 09 Maret 2016 dari
http://repository.usu.ac.id/bit/stream123456789282221132296412.pdf
---. “Pelayanan Perpustakaan Tolak Ukur Keberhasilan Perpustakaan.”
artikel diakses pada 13 Maret 2016 dari
http://prepository.usu.ac.id/bit/stream123456789336391Pelayanan%20Perp ustakaan%20Sintong%20Binge.pdf
NS, Sutarno. Membina Perpustakaan Desa. Jakarta: Sagung Seto, 2008.
Perpustakaan Nasional RI [PNRI]. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan umum. Jakarta: PNRI, 2000.
---. Standar Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan dan Kepustakawanan. Jakarta: PNRI, 2011.
---. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: PNRI, 2009.
Qalyubi, Syihabuddin, et.al. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, 2007.
Rahayuningsih, Fransisca. Mengukur Kepuasan Pemustaka Menggunakan Metode Libqual. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015.
Rahmah, Elva. “Analisis Kepuasan Pemustaka Terhadap Layanan Perpustakaan Universitas Negeri Padang.” artikel diakses pada 24 Maret 2016 dari http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-palim64c6ad268efull.pdf Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1999.
Simamora, Bilson. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004.
Spiegiel, Murray R. Teori dan Soal-soal Statistik Versi SI (metrik). Jakarta: Erlangga, 1984.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2007.
Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peniliti Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada Univeristy Press, 2012.
Tjiptono, Fandy. Service Management Mewujudkan Layanan prima. Yogyakarta: Andi, 2012.
Tschohl, John. Achieveng Exccellence Through Customer Service. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007.
Umar, Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. ed. 1. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Upriyadi. Layanan Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2015. Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: bumi Aksara, 2009.
Ipon, WJ. Dan Purawijaya, Sukarsih. “Teknnik Komunikasi Dalam Layanan
Prima.” artikel diakses pada tanggal 19 Maret 2016 dari
http://perpusnas.go.id/Attachment/Literatur/Kelabu-Teknik-Komunikasi-Dlm-Layanan-Prima.pdf
Wasito, Hermawan. Pengamtar Metodologi Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Wawancara pribadi dengan Ibu Bunga. Jakarta, 13 Mei 2016. Wawancara pribadi dengan bapak Jaka. Jakarta, 13 Mei 2016. Wawancara pribadi dengan bapak Joko. Jakarta, 16 Mei 2016.
Yusuf, Taslimah. Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta: Universitas Terbuka, 1996.
Layanan Internet Loker Pengunjung
Meja Resepsionis dan Mesin Penelusur Koleksi Security Gate
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Siti Sarah, S. Sos.
Jabatan : Kepala Subbidang Pelayanan Perpustakaan KPAK Jakarta barat Wawancara dilakukan antara Peneliti (P) dan Informan (I) pada tanggal 13 Mei 2016.
P : pertama saya ingin mengetahui tentang latar belakang kenapa KPAK memberikan pelayanan prima, sebabnya apa?
I : ia eee kalau sebabnya sesuai dengan tugas pokok kita perpustakaan yang ada di Undang-undang No. 43 dan peraturan Gubernur No. 243 tahun 2014 bahwa di situ perpustakaan KPAK (kantor perpustakaan dan arsip) itu mempunyai tugas pertama melayani masyarakat yang datang ke sini (KPAK), kalau kita sebutnya yang melayani ditempat itu namanya stationary, ada yang namanya di dalam tugasnya melayani masyarakat yang ada di keliling melayani masysrakat yang tidak bisa kesini kita bantu melayani dengan paket, itu tugasnya. Nah dengan tugas itu kita juga harus mempunyai modal, modal apa? Kita tidak hanya tugas kaya begitu aja kita juga harus punya eee bekal, bekal itu ada yang didapat dari lahir ada juga yang dapat dari diklat, nah yang di dapat dari lahir biasanya ee contoh ada tata krama, ada etika gimana kalo ada orang yang datang kesini terutama yang kita layani dengan stationary, stationary itu kalo dia kesini berati tamu kita kalo tamu kita berati rajanya kita karena kita juga membuat sesuai dengan Undang-undang No. 25 dibawah layanan publik, semua yang menyangkut masyarakat adalah layanan publik. Orang yang datang kesini itu kita nggak harus tanya mau baca buku atau mau maen itu adalah raja buat kita. Gimana sih orang kalo memperlakukan raja? Nah itulah kenapa harus ada layanan prima. Layanan prima yang saya artikan, kalo orang mau tanya apa. Kebetulan yang kita jual ini kan jasa, nah tidak harus orang kesini baca buku, umpama kalau dia mau liat-liat koran mau baca majalah cuma mau tanya informasi kita harapkan itu bisa kita jawab. Nah dengan itu apapun yang kita harapkan apapun yang menjadi pertanyaan, kita bisa menunjuki. Umpama kalo pertanyaan yang tidak ada di tupoksi kita yang tidak ada di buku kita bisa menunjukan ooo tempatnya ada di sebelah sana, itu layanan prima pertama. Kedua mempermudah orang, kalo layanan itu mudah ya jangan dipersulit itu yang saya tahu tentang layanan prima, itulah pengertian orang tentang layanan prima. Tapi kita sederhanakan kalo mudah jangan diperesulit. Itu aja sih simpelnya. Yang realnya di lapangan ini kan layanan ini apa-apa gratis, tidak ada yang transaksi duit nah itu juga termasuk layanan prima. Mempermudah tidak pake biaya, ee cepat dan tepat. Ee kemarin ada satu bulan yang lalu kita nggak bisa cepat karena mesin kartu anggota rusak lumayan beberapa hari tidak bisa terpakai. Nah itu yang membuat layanan kita tidak prima, karena kita tidak bisa cepat dan tepat. Tapi
dari layanan prima cepat dan datanya juga harus akurat, jelas itu langsung kita proses.
P : kalau untuk strateginya sendiri nih, strategi yang dilakukan KPAK dalam memberikan layanan prima seperti apa ya?
I : strateginya gini, eee kita ada yang namanya jemput bola, jemput bola tu artinya gini kita punya pusling kepanjangan dari perpustakaan keliling. Iya sih kendala pusling itu koleksinya tapi paling nggak kita bisa memberikan pelayanan kepada orang yang nggak bisa datang kesini. Kedua kita bisa memberikan layanan sabtu minggu, tadinya orang yang tidak bisa datang karena sibuk kita juga membuka layanan sampai sabtu minggu, nah itu juga kan strategi. Yang selanjutnya kita bisa memberikan layanan paket ke sekolah. Umpama sekolah-sekolah itu membutuhkan refernsi yang tidak ada disekolahnya kita bisa mengirimkan layanan paket, nah itu juga strategi. Yang terakhir mungkin yang sekarang lagi ngetrand yang digalakan oleh gubernur kan, bukan karena gubernur tapi karena program juga saya bilang programnya lumayan bagus karena mendekatkan bahan bacaan ke masyarakat. Ada kan sekarang dibangun yang namanya RPTRA (ruang publik terbuka ramah anak) nah itu juga strategi.
P : kalau untuk lokasi RPTRAnya sendiri dimana aja bu?
I : ada sebelas titik diantaranya ada di Kembangan Utara, Kembangan Selatan, Meruya Utara, Meruya Selatan, Kali deres, Pegadungan, Krendang, ee Duri Kosambi sama Rawa Buaya. Yang sudah diresmikan itu ada sebelas-sebelanya yang sudah eksis ada sembilan nah yang tiga belum karena belum ada pengelolanya. Karena yang merekrut itu lurah dan BPMPKB, nah kita hanya menyediakan sarana dan prasarana yang ada di dalam.
P : berarti RPTRA ini ada di setiap kelurahan?
I : eee saya liat iya setiap kelurahan. Nah Jakarta Barat ini kan ada lima puluh enam kelurahan yang baru ada sebelas. Sisanya masih akan dibangun sampai 2018 kalo nggak salah.
P : kalau untuk tenaga pengelola RPTRAnya yang merekrut siapa ya bu?
I : yang merekrut kantor BPMPKB dulu KB namanya, nah BPMPKB itu lah yang merekrut orangnya nanti setelah direkrut satu tahun akan diserahkan ke lurah, dan lurah yang menjaga samapi seterusnya. Tapi untuk menyediakan bahan bacaan dan fasilitas seperti rak itu kita.
P : kalau tentang paket buku, prosedurnya seperti apa ya bu?
I : biasa aja, sederhana, simple. Yang butuh buku kan dia jadi dia bersurat mengirim surat ke kita
ya kita hibahin lagi, itu nggak masalah itu nggak masuk dalam aset kita.
P : kalau untuk kendala yang dihadapi KPAK dalam menjalankan strategi apa saja ya bu?
I : kendalanya kita banyak. Contoh, kalau layanan paket kan bukunya harus ada. Kedua ee kita nggak bicara tentang dana sih, tapi kembali lagi kalo bukunya ada kita bisa kemana-mana memang kendala di buku doang. Kedua rak, orang identik meminta perpustakaan nggak minta buku aja mereka juga minta rak.
P : kalau untuk mengetasi kendala yang dihadapi bagaimana ya bu?
I : waktu dia dateng sebelum menjadi anggota kita jelasin peraturannya setelah menjadi anggota nanti ada kewajiban dan ada sanksi kewajiban seperti apa dan sanksi seperti apa. Seumpama sanksinya kalo dia terlambat mengembalikan lima hari maka dia tidak bisa meminjam lagi sampai lima hari.
P : kemudian bagaimana cara KPAK memberikan pelayanan prima dalam konteks kehandalan?
I : kalau kehandalan kan kemarin kita pinya e-Jakarta bisa di download di hp android, ee itukan kehandalan yang kita punya. Tapi bukan berarti membatasi orang, itu tujuannya apa sih handal tapi semua orang bisa make selama dia make android. Kita udah punya lima puluh ribu copy yang bisa di download.
P : kemudian dalam konteks komunikasi bagaimana cara yang di lakukan KPAK dalam memberikan pelayanan prima?
I : eee ini saya baru mau menggalakan bikin komunikasi itu seperti ini contoh bikin eee semacam komunitas, tujuannya apa sih? Dari situ kita hisa mengumpulkan saran apa dari masyarakat, semacam kakinya kita. Nah anggotanya berdasarkan data kunjungan siapa yang rajin datang kita jadikan ketua dan anggotanya si A si B tapi berdasarkan data kunjungan. Tujunanya untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya terkait dengan layanan yang ada di perpustakaan. Kita juga punya abang none buku yang punya tugas strategis bagaimana agar bisa mengajak yang lain untuk datang.
P : kalau untuk standar/SOP dalam komunikasi, apakah KPAK juga memilikinya?
I : kalau untuk standarnya kita say hallo, kalau ada yang baca kita samperin keingiinannya seperti apa, kalau ada yang punya saran bisa dimasukan di kotak saran atau juga bisa lewat e-mail. Eee untuk SOPnya disini itu kita sapa.
P : kemudian bagaimana cara KPAK memberikan pelayanan prima dalam konteks perhatian?
kebetulan di bawah tidak ada permainan yang membahayakan. Kalau di lantai dua kita tidak memberlakukan kaya gimana banget gimana dia baca seenak mungkin menurut dia. Kita hanya melihat jangan sampai membahayakan keadaannya. Tapi kalau ada pertanyaan dimana bukunya kita samperin. Kebetulan di bawah ada OPAC kalau mau cari buku kita ke OPAC dulu, dan layanan mandiri untuk peminjaman dan pengembalian buku.
P : bagaimana cara KPAK memahami kebutuhan pemustaka?
I : untuk mengetahui butuhnya apa sih yang pertama harus ada usulan yang kita taruh di atas meja sirkulasi. Karena sekarang apapun yang mau kita perbuat harus ada permintaan dari masyarakat, harus jelas.
P : pelayanan priam ini kan nggak mungkin berdiri sendiri ni, kira-kira sarana prasarana/fasilitas apa saja yang dibutuhkan dan apakah sudah efektif?
I : iya dengan berkembanya ilmu dan teknologi sekarang kita siapkan komputer, wi-fi yang cuku, saya rasa dengan kaya begitu akan kelihatan oh ini sudah disiapkan. Kalau yang kecil-kecil kalau dia mau tulis sesutau kita siapkan pulpen. Yang lainnya sih eee ketersediaan kamar kecil, kesediaan musholla nah itu kan bagian dari layanan. Kendalanya kadang-kadang sekarang ATK aja kita bolehnya lima puluh juta setahun dipake semua orang, nah kalau kita hitung juga masyarakanya emang nggak cukup banget. Kalau menurut saya sarana sudah ada namun belum optimal.
P : kalau menurut ibu apakah lokasi KPAK sudah strategis?
I : kalau menurut saya sudah strategis.
P : kalau untuk waktu pelayan yang diberikan KPAK, waktunya kapan saja ya bu?
I : kalau pelayanan kita sesuai dengan pergub No. 234 tentang perpustakaan bahwa perpustakaan itu buka selama tujuh hari senin sampai minggu dari jam 09:00 – 20:00 WIB
P : kalau untuk kriteria pemilihan pustakwan KPAK apa saja ya bu?
I : kalau pustakawan persyaratan serendah-rendahnya D3, dan menjadi pegawai negeri sipil. Tapi kalau yang mengerti perpustakaan disini banyak nah kalau menjadi pustakawan syarat utama harus jadi PNS.
Wawancara dilakukan antara Peneliti (P) dan Informan (I) pada tanggal 13 Mei 2016.
P : Apa yang bapak ketahui tentang pelayanan prima?
I : menurut saya pelayanan prima itu adalah kita memberikan pelayanan kepada para pemustaka sehingga para pemustaka itu merasa bahwa pemustaka di KPAK Jakarta Barat ini sangat dilayani oleh pustakawannya, apa yang dibutuhkan oleh pemustaka dibantu oleh pustawanannya. Maksudnya segala bentuk yang berhubungan dengan perpustakaan entah itu mencari buku yang diinginkan maupun baca atau apapun itu dibantu oleh para pustakawannya dengan syarat diberikan dengan senyuman, dengan sapaan dan lain sebagainya.
P : kemudian apa latar belakang KPAK memberikan pelayanan prima?
I : kalau latar belakangnya pasti setiap perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan pasti dia memiliki peraturan tentang pelayanan prima nggak cuma di perpustakaan yang berhubungan antara petugas dengan sesorang yang menjadi konsumen itu pasti ada pelayanan primanya. Kalau KPAK sendiri latar belakangnya karena kita ingin setiap pemustaka yang datang ke KPAK Jakarta barat ini jadi betah datang kesini, jadi datang ke sini nggak cuma sekali dua kali tap terus berkala.
P : selanjutnya bagaimana cara pustakawan atau bapak dalam memberikan pelayanan prima, apa sudah berjalan efektif?
I : kalau menurut saya sih kita di sini sebagai pustawana atau petugas perpustakaan memberikan pelayanan prima ketika saat pemustaka pertama datang kita sapa dengan selamat pagi/selamat siang maupun selamat sore kemudian kita berikan mengisi daftar hadir kita minca KTP untuk di tukar dengan kunci loker, biasanya ada pemustaka yang mencari buku biasanya kita arahkan ke mesin pencari OPAC biasanya sih pemustaka
bertanya “ini dimana mas bukunya?” nanti kita arahkan di sini atau di sini nati kita bantu
juga untuk mencari buku tersebut. Kalau efekti menurut saya sih sudah efektif sejauh ini.
P : kalau keluhan dari pemustaka sendiri tentang KPAK ini bagaimana?
I : kalau keluhan sih tentang sarana prasarananya sendiri seperti AC mati dan suasana panas dan nggak ada koneksi internet sih di sini.
P : kemudian bagaimana bapak memberikan pelayanan prima dalam konteks kehandalan?
I : kalau menurut saya kehandalan pelayanan ke pemustakanya dengan cara keramah tamahan kita. Karena kalau kita ramah ke orang pasti orang merasa enak lah datang ke
P : bagaimana sikap bapak ketika melihat ada pemustaka yang tidak berhasil menemukan koleksi yang di cari?
I : kalau ada pemustaka yang tidak berhasil menemukan koleksi biasanya kita bantu mencari lagi biasanya ada pemustaka yang cari lewat OPAC terus dia berusaha cari sendiri kalau tidak ketamu dia tanya ke pustakawan kita bantu cari berdasarkan golongannya.
P : kemudian bagaimana bapak memberikan pelayanan prima dalam konteks komunikasi?
I : kalau cara komunikasi sendiri biasanya saya sesuaikan dulu kalau dia udah dewasa atau usia biasanya kita dengan cara sopan ramah, tapi kalau misalkan pemustakanya masih muda atau SMA SMP atau kuliah itu saya ajak bercanda-bercanda sih.
P : biasanya kan sering terdapat pemustaka yang kesulitan dalam menemukan koleksi, kemudian cara bapak dalam komunikasi ke pemustaka tersebut seperti apa?
I : biasanya kan kita duduk di depan (meja sirkulasi) pasti kita lihat sekeliling juga, misalkan ada pemustaka yang tidak menemukan koleksi kita samperin langsung terus kita tanya “ada yang bisa di bantu?” kemudian pemustakanya bilang “saya mau cari ini
mas, dimana ya kira-kira?.” Nanti kita cari di OPAC dulu kemudian muncul pilihan
bukunya nanti kita tanya lagi kepemustaka cocoknya yang mana setelah dilihat baru kita cari lagi.
P : apakah di KPAK ini juga ada pengunjung yang berkebutuhan khusus?
I : kalau berkebutuhan khusus biasnya di anak-anak. Kemarin sempat ada pemustaka tuna wicaraitu kita bantu, tapi dia lebih seneng baca bukunya di bawah (koleksi anak-anak) di buku anak-anak.
P : kalau di ruang remaja/dewasa ini apa juga ada pemustaka yang berkebutuhan khusus?
I : kalau di ruang remaja/dewasa ini sejauh ini hampir nggak ada sih.
P : kemudian ada pelayanan khusus tidak sih bagi pemustaka yang berkebutuhan khusus?
I : kelau perhatian khusus pasti ada, misal di layanan anak pasti kita dampingi terus, dia mau butuh apa kita dampingi.
P : kalau bicara fasilitas, apakah fasilitas yang disediakan KPAK sudah memadai?
P : kemudian waktu pemberian pelayanan KPAK sendiri apakah menurut bapak sudah tepat?
I : kalau waktu pelayanan justru pemustaka malah kaget, karena kita tutup hanya libur nasional jadi setiap hari kita buka. Malah pemustaka rata-rata seneng kita buka setiap hari dari pagi sampai malam.
P : bagaimana sikap bapak ketika pemustaka tidak menemukan koleksi sedangkan bapak sedang sibuk bertugas?
I : biasanya di sini tugas lagi numpuk karena pemustaka yang ingin meminjam lagi banyak tapi yang kita dahulukan yang peminjam dulu karena kalau mencari buku hanya semenit dua menit langsung ketemu jadi kita bantu cari baru selesaikan tugas tadi.
Wawancara dilakukan antara Peneliti (P) dan Informan (I) pada tanggal 09 Mei 2016.
P : menurut bapak apa itu pelayanan prima?
I : pelayanan prima adalah pelayanan yang secara rutin misal sirkulasi.
P : menurut bapak apa latar belakang KPAK memberikan pelayanan prima?
I : kalau latar belakang kan jelas supaya minat membaca itu agar meningkat, kita sampai mengadakan mobil keliling yang melayani SD/SMP/SMA yang tidak terjangkau oleh perpustakaan ini kita sebutnya jemput bola, sebelum jemput bola kita koordinasikan terlebih dahulu dengan pihak sekolah, itu yang pertama. Yang kedua supaya masyarakat kita senang dengan membaca agar generasi kita kedepannya baik dan jangan ada buta aksara.
P : bagaimana cara KPAK dalam memberikan pelayanan prima?
I : caranya harus santun, sopan, ramah dan mementingkan hak pengunjung yang ada di sini. Kita juga harus mengetahui apa kebutuhan dia, kalau ada saran silahkan di masukan di kotak (meja sirkulasi) karena itu tanpa minat pemabaca ini kita tidak tau apa kebutuhan mereka.
P : kalau menurut bapak apakah pelayanan yang telah diberikan tersebut sudah berjalan efektif?
I : yang saya lihat sudah berjalan sekitar 80%.
P : kemudian bagaimana menurut bapak pelayanan prima yang dilakukan KPAK