• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2.2 Hipotesis

Berdasarkan tujuan dan landasan teori serta uraian dan kerangka berpikir, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang nyata dalam Advertising, Personal Selling,

Sales Promotion dan Publicity terhadap keputusan konsumen

berlanganan speedy secara simultan pada PT. Telkom Divisi Regional V Jawa Timur.

2. Terdapat pengaruh yang nyata Advertising, Personal Selling, Sales

Promotion dan Publicity terhadap keputusan konsumen secara parsial

3.1. Definisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel ditujukan agar konsep yang digunakan dapat diukur secara empiris serta menghindari terjadinya kesalahan penafsiran dan pengertian makna yang berbeda.

Definisi operasional bertujuan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada PT. Telkom Indonesia DIVRE V JATIM (Divisi Regional V Jawa Timur), hal ini dilakukan untuk mencari pengaruh

advertising, personal selling, sales promotion dan publicity terhadap

keputusan berlanganan speedy dimana variabel-variabel tersebut adalah variabel bebas dan variabel terikat.

Definisi operasional atas variabel-variabel tersebut dijabarkan sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (X), terdiri dari : a. Advertising (periklanan) (X1)

kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan PT. Telkom Indonesia DIVRE V JATIM. Adapun indikator dari periklanan, antara lain :

(1). Informative

Informasi yang disampaikan dalam iklan dapat memberikan informasi yang jelas tentang suatu produk.

(2). Persuading

Suatu produk yang menarik dapat memberikan pengaruh serta memberikan ketertarikan kepada konsumen untuk membelinya (3). Reminding

Suatu produk selalu ditampilkan berulang-ulang, sehingga mengingatkan konsumen akan produk tersebu.

Untuk mengukur indikator periklanan (Advertising)

menggunakan skala likert dengan ketentuan sebagai berikut :

Sangat setuju : 5

Setuju : 4

Ragu-ragu : 3

Tidak setuju : 2

Sangat tidak setuju : 1

b. Personal selling (Penjualan Individu) (X2)

merupakan bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Indikator dari personal selling adalah:

(1). Kemampuan berkomunikasi.

(2). Presentasi berdasarkan manfaat produk.

(3). Kemampuan mengatasi keluhan atau keberatan konsumen. Untuk mengukur indikator Personal selling (Penjualan Individu) dapat menggunakan skala likert dengan ketentuan sebagai berikut :

Sangat setuju : 5

Setuju : 4

Ragu-ragu : 3

Tidak setuju : 2

Sangat tidak setuju : 1

c. Sales promotion (Promosi Penjualan) (X3)

Adalah aneka bentuk insentif jangka pendek untuk mendorong penjualan barang atau jasa. Seles promotion merupakan istilah singkat dari penawaran nilai tambah yang dirancang untuk menggerakkan dan mempercepat respon dari costumer untuk mendorong terjadinya pembelian produk. Indikator dari seles

promotion tersebut adalah :

(1). Potongan Harga, tingkat kesesuaian konsumen pada potongan harga (Discount).

(2). Brosur, ketertarikan konsumen pada brosur yang di sebar. (3). Bonus, tingkat periklanan khusus yang dapat menarik minat

konsumen.

Untuk mengukur indikator Sales promotion (Promosi Penjualan) dapat menggunakan skala likert dengan ketentuan sebagai berikut :

Sangat setuju : 5

Setuju : 4

Tidak setuju : 2 Sangat tidak setuju : 1 d. Publisitas (X4)

Publisitas merupakan pemberitahuan secara komersial di media masa atau sponsor dengan tujuan untuk mendorong permintaan atas produk barang atau jasa dan ide perusahaan. Indikator dari publisitas tersebut antara lain :

(1). Pameran pada even-even. (2). Pidato/seminar.

(3). Publikasi pada media massa.

Untuk mengukur indikator publisitas dapat menggunakan skala likert dengan ketentuan sebagai berikut :

Sangat setuju : 5

Setuju : 4

Ragu-ragu : 3

Tidak setuju : 2

Sangat tidak setuju : 1 2. Variabel terikat ( Y )

Keputusan berlanganan Y, Adalah keputusan konsumen untuk berlangganan telkom speedy pada PT. Telkom Divisi Regional V Jawa Timur baik dari bauran promosi yang dijalankan perusahaan. Indikatornya antara lain :

2. Personal selling (Penjualan Individu)

3. Sales promotion (Promosi Penjualan)

4. Publicity (Publisitas)

Untuk mengukur indikator keputusan berlanganan telkom speedy dapat menggunakan skala likert dengan ketentuan sebagai berikut :

Sangat setuju : 5

Setuju : 4

Ragu-ragu : 3

Tidak setuju : 2

Sangat tidak setuju : 1

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel

3.2.1 Populasi

Pengertian populasi menurut pendapat Sugiyono (2002 : 72) adalah: “Wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi merupakan keseluruhan bahan atau elemen yang diteliti, semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok subyek yang lengkap dan jelas. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi dalam penelitian adalah konsumen yang berlangganan telkom speedy pada PT. Telkom Divisi Regional V Jawa Timur khususnya di daerah Surabaya

serta yang berusia usia mulai dari 25 tahun sampai 55 tahun, dan memiliki latar belakang profesi yang berbeda-beda.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah suatu prosedur dimana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri-ciri yang dikehendaki dari populasi. Pengambilan jumlah sampel secara perkiraan atau estimasi sampai mencukupi untuk mewakili seluruh sampel penelitian.

Sampel penelitian ini adalah konsumen yang berlangganan telkom speedy pada PT. Telkom Divisi Regional V Jawa Timur. Karena sampel ini ditentukan berdasarkan pelanggan yang berusia mulai dari 25 tahun sampai 55 tahun dan latar belakang profesi yang berbeda-beda maka sampel diambil menggunakan rumus unknown population, yaitu :

² n = Z a / 2 σ ( Riduwan, 2004 : 66) e Keterangan : n = jumlah sampel Z = derajat koefisien = 1,96 σ = standart devisiasi = 0,25 e = standart error (5% = 0,05)

Perhitungan : 2 n = Z a / 2 σ e n = (1,96) . (0,25) 2 0,05 n = 96,04 ≈ 97 Responden

Dari perhitungan tersebut, diperoleh jumlah sampel yang didapat adalah 97 responden. Sampel dalam penelitian ini dibulatkan menjadi 100 responden yang berlangganan telkom speedy pada PT. Telkom Divisi Regional V Jawa Timur. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar hasil yang diperoleh lebih representatif.

3.2.3 Tek nik Penar ikan Sampel

Penelitian ini diambil dengan cara menyebarkan kuesioner kepada populasi dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu sebagian konsumen yang menggunakan produk telkom speedy PT. Telkom Divisi Regional V Jawa Timur.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Adapun perolehan data tersebut sebagai berikut :

1. Jenis Data

Data primer, adalah data yang dikumpulkan atau diperoleh secara langsung dengan cara memberikan angket atau kuesioner kepada pembeli atau pelanggan yang melakukan pemasangan produk speedy pada PT. Telkom Divisi Regional V Jawa Timur yang dijadikan responden.

2. Sumber Data

Data primer, bersumber dari konsumen yang pernah melakukan pembelian produk speedy pada PT. Telkom Divre V Jawa Timur berdasarkan jawaban yang diberikan responden atas daftar pertanyaan atau kuesioner.

3. Teknik Pengumpulan Data

Kuesioner, adalah cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang pernah melakukan pembelian atau pemasangan speedy pada PT. Telkom Divre V Jawa Timur.

3.4 Tek nik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1 Tek nik Analisis Data

Prosedur perhitungan variabel terhadap indikator yang ada :

1. Setiap variabel yang mempunyai indikator, akan dibuat pertanyaan sesuai dengan indikator yang ada.

2. Data diambil dari pertanyaan-pertanyaan yang terlampir dalam kuesioner.

3. Kemudian hasil (score) dari angket atau kuesioner dibagi sesuai dengan jumlah pertanyaan.

4. Hasil dari pembagian tersebut merupakan nilai untuk masing-masing variabel.

3.4.1.1 Asumsi Klasik

Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, multikolinier dan heteroskedastisitas dalam hasil estimasi, karena apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut, uji F dan t yang dilakukan sebelumnya menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh untuk itu dilakukan uji asumsinya. Tujuan utama penggunaan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien regresi yang terbaik linier dan tidak bias. Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased

Estimator) artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak

boleh bias.

Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dihindari beberapa asumsi dasar (Klasik) yaitu :

1. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

bebas. Menurut Santoso ( 2001 : 206 ), deteksi adanya multikolinieritas adalah :

a. Besaran VIF ( Variance Inflation Factor ) dan Tolerance 1) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1

2) Mempunyai angka tolerance mendekati 1

b. Besaran korelasi angka variabel independent

Koefisien korelasi antar variabel independent haruslah lemah dibawah 0,5 jika korelasi kuat, maka terjadi problem multikolinieritas.

2. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t – 1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah rgresi yang bebas dari autokorelasi.

Menurut Wahid Sulaiman (2004 : 96), deteksi adanya autokorelasi adalah : Besaran DURBIN = WATSON yaitu :

Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen.

H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0) H1 : ada autokorelasi (r ≠ 0)

Tabel 3.1

Penga mbilan keputusan ada tidaknya autokor elasi

Kr iter ia Keputusan

1,21 < DW < 1,65 Tidak dapat disimpulkan

1,65 < DW < 2,35 Tidak ada autokorelasi

2,35 < DW < 2,79 Tidak dapat disimpulkan

DW < 1,21 atau DW > 2,79 Terjadi autokorelasi

(Wahid Sulaiman 2004 : 96)

3. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari pengamatan ke pengamatan yang lain.

Menurut Santoso ( 2001 : 210 ), deteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu.

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur ( bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3.4.1.2 Uji Nor malitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak.untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai

metode diantaranya adalah metode smirnov dan metode shapiro wilk, (Sumarsono, 2002 : 40).

Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara. Yaitu dengan "Normal P-P Plot" dan "Tabel Kolmogorov Smirnov". Yang paling umum digunakan adalah Normal P-P Plot.

Pada Normal P-P Plot prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan:

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali 2007:110-112).

3.4.1.3 Uji Validitas

Yang dimaksud dengan validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi sebenarnya yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji apakah tiap butir pertanyaan benar-benar telah sahih, analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikansinya lebih kecil dari 5 % ( level of significance ) menunjukkan

bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai pembentuk indikator. Adapun persamaan rumus yang digunakan adalah :

r =

n (ΣXY) - (ΣX ΣY)

[n ΣX 2 – (ΣX) 2] [n ΣY 2 – (ΣY) 2] ...(Husein umar, 2003 : 74) Keterangan :

r = Koefisiensi produk moment

X = Skor total tiap-tiap item

Y = Skor total

n = Jumlah responden

3.4.1.4 Uji Reliabilitas

Yang dimaksud dengan reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrument pengukuran. Analisis keandalan butir bertujuan untuk menguji konsistensi butir-butir dalam penelitian ini menggunakan teknik Hoyt. Dalam uji reliabilitas koefisien korelasi yang nilai signifikansinya lebih besar dari 0,6 (level of signifikan) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai pembentuk indikator. Ghozali (2001 : 135 ), yaitu nilai ketentuan (mutlak) yang menjadi ukuran besarnya nilai apakah butir-butir pertanyaan konsisten atau layak sebagai pembentuk indikator (tingkat ketepatan dan keakuratan) seperti yang dikemukakan oleh Hoyt ( 1941 ) dan Azwar ( 1997 : 92 ), bahwa reliabilitas test dapat di estimasikan dengan pendekatan analisis variant, Hoyt merumuskan sebagai berikut :

k Σ si

r11 = 1- ...(Riduwan, 2007 : 115)

k – 1 st

Keterangan :

r11 = nilai reabilitas

Σ si = Jumlah varians skor tiap-tiap item pertanyaan

St = Varians total

k = jumlah item pertanyaan

3.4.1.5 Tek nik Analisis Regr esi Linier Ber ganda

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka metode analisis data dan uji statistika yang digunakan adalah regresi linier berganda, yaitu untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dalam melakukan pembelian produk speedy pada PT Telkom Divisi Regional V Jawa Timur. Faktor-faktor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Advertising, Personal Selling Sales Promotion dan Publicity. Yang bentuk

persamaan adalah : Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ e ( Sudjana, 1996 : 380 ) Dimana : Y = keputusan berlanganan X1 = Advertising X2 = Personal Selling X3 = Sales Promotion X4 = Publicity bo = konstanta

b1b2b3b4 = koefisien regresi untuk variabel X1X2X3X4

3.4.2 Uji Hipotesis a. Uji F

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat secara simultan digunakan uji F dengan rumus : 1) Fhitung

JK Regresi

Fhitung = ( Sudjana, 1996 : 382 )

JKg / (n – k – 1)

Dimana :

JK Regresi = jumlah regresi

JK g = jumlah kuadrat galat

k = jumlah variabel bebas

n = jumlah sampel

Untuk menghitung R2 digunakan rumus : JK Regresi

R2 ( Sudjana, 1996 : 383 )

JK Total

Dimana : R2 = koefisien determinasi JK = jumlah kuadrat

2) Merumuskan hipotesis

H0 : β 1 = β 2 = β 3 = β 4 = 0, artinya secara simultan tidak ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Daerah penerimaan H0

Daerah penolakan H0

Fhitung

H1 : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ β 4 ≠ 0, artinya secara simultan ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3) Kriteria pengujian

a. H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel , artinya secara simultan ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

b. H0 diterima bila Fhitung≤ Ftabel, artinya secara simultan tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

4) Menentukan level of signifikan (α) sebesar 5 % dengan : df = n – k – I

Dimana : n = jumlah sampel

k = jumlah parameter regresi

convidence interval sebesar 95 %

Gambar 3.1 Kur va F

b. t test (Parsial) 1) Uji thitung

Untuk melihat pengaruh secara parsial masing-masingvariabel bebas terhadap variabel terkait, digunakan uji t. Rumus uji t yang digunakan untuk masing-masing variabel sebagai berikut :

Rumus : bi – (βi) thitung = ( Sulaiman 2004 : 87 ) Se (bi) Keterangan: bi : Koefisiensi variabel ke -i

βi : Parameter ke-i yang dihipotesiskan

Se (bi) : Kesalahan standar bi

2) Merumuskan hipotesis

H0 : β 1 = 0, artinya secara parsial tidak ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas dengan variabel terikat.

H1 : β 1 ≠ 0, artinya secara parsial ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3) Kriteria pengujian

H0 diterima jika -ttabel ≤ t hitung atau thitung ≤ ttabel, artinya secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

H0 ditolak jika thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel, artinya secara parsial ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

4) Menentukan level of signifikan ( α) sebesar 5 % dengan : df = n – k – I

Dimana :

n = jumlah sampel

k = jumlah parameter regresi

Convidence interval sebesar 95%. Gambar 3.2

Kur va t

H0 diterimajika : -ttabel ≤ t hitung atau thitung≤ ttabel H0 ditolak jika : thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel

Daerah penerimaan H0

Daerah penolakan H0 Daerah penolakan H0

4.1 Gambar an Umum Per usahaan

4.1.1 Sejarah Per usahaan PT. Telkom (Per ser o) Tbk

PT. TELKOM, Tbk adalah Suatu Badan Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi. PT TELKOM menyediakan sarana dan jasa layanan Telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia. Sejarah PT. TELKOM di Indonesia pertama kali berawal dari sebuah badan usaha swasta penyediaan layanan pos dan telegrap yang didirikan kolonial Belanda pada tahun 1882. Pada tahun 1905 pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan telekomunikasi sebanyak tiga puluh delapan perusahaan. Kemudian pada tahun 1906 pemerintah Hindia Belanda membentuk suatu jawatan Pos, telegrap dan telepon (Post, Telegraph en Telephone Dienst/

PTT). Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi perusahaan Negara

Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965 pemerintah memisahkannya menjadi perusahan Negara Pos dan Giro (PN

Pos dan Giro) dan perusahaan Negara Telekomunikasi (PN

Telekomunikasi). Pada tahun 1974 Perusahaan Negara Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL) yang menyelenggarakan jasa Telekomunikasi Nasional dan Internasional.

Pada tahun 1980 Indonesia mendirikan suatu badan usaha untuk jasa Telekomunikasi Internasional yang bernama PT. Indonesian Satelite Corporation (INDOSAT) yang terpisah dari PERUMTEL. Pada tahun 1989

pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No.3/ 1989 mengenai

Telekomunikasi, yang isinya tentang peran swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1991 sampai sekarang.

Perubahan di lingkungan PT. TELKOM Indonesia, Tbk terus berlanjut mulai dari perusahan jawatan sampai perusahaan public. Perubahan-perubahan besar terjadi pada tahun 1995 meliputi (1) Restrukturisasi Internal; (2) Kerjasama Internal; (3) Intial Publik Offering (IPO). Jenis usaha PT. TELKOM Indonesia, Tbk adalah penyelenggara jasa Telekomunikasi dalam negeri dan bidang usaha terkait seperti jasa sistem Telepon Bergerak (STBS) sirkuit pelanggan, teleks, penyewaan transpoder satelit, VSAT (Verry Small Apenture Terminal) dan jasa nilai tambah tertentu. Pada tanggal 1 Juli 1995 organisasi PT. TELKOM Indonesia, Tbk berhasil menrekstruktur jenis jasa Telekomunikasi menjadi tujuh divisi regional dan satu divisi network yang keduanya mengelola bidang usaha utama. Divisi regional sebagai pengganti struktur WITEL yang memiliki daerah teritorial tertentu, namun hanya menyelenggarakan jasa telepon lokal

dan mendapat bagian dari jasa SLJJ dan SLI. Divisi network menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh.

4.1.2 Visi dan Misi 4.1.2.1 Visi

Menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan

Telecommunication, Information, Media dan Edutainment (TIME) di

kawasan regional. 4.1.2.2 Misi

Menyediakan layanan TIME yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif dan menjaga model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia

4.1.3 Tujuan dan Peranan

Tujuan PT. Telkom Indonesia:

1. Meningkatkan pelayanan yang mampu menjangkau masyarakat luas hingga ke desa-desa potensial dengan mempercepat, memperluas, mengganti dan membangun fasilitas telekomunikasi baru dan memenuhi kebutuhan masyarakat luas.

2. Meningkatkan mutu jasa dan pelayanan yang tinggi serta menyediakan alternatif-alternatif pelayanan sesuai kebutuhan dan kemajuan teknologi.

3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan agar dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat.

4. Meningkatkan profesional karyawan melalui pengembangan dan peningkatan kesejahteraan, iklim kerja yang tinggi.

Peranan PT. Telkom Indonesia:

1. Memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.

2. Memperlancar kegiatan pemerintahan dan mendukung tercapainya tujuan pembangunan.

3. Mendorong upaya mencerdaskan bangsa. 4. Memperlancar pertumbuhan ekonomi nasional. 5. Memperkuat hubungan antar bangsa.

4.1.4 Str uktur Or ganisasi

Setiap perusahaan memeiliki struktur organisasi yang keberadaannya sangat penting bagi aktivitas perusahaan. Struktur organisasi PT. Telkom Divisi Regional V Jawa Timur unit Human Resources Development (HRD) merupakan suatu rangka ynag menunjukkan setiap tugas didalam organisasi sehingga jelas batas-batasnya, hubungannya, wewenangnya, dan tanggung jawabnya dalm usaha mencapai tujuan yang ditentukan. Pada struktur organisasi organisasi PT. Telkom Divisi Regional V Jawa Timur merupakan bagan untuk mengatur dan menggerakkan karyawan dalam melakukan kewajiban dan tanggung jawab. Proses pengorganisasian menyangkut tiga langkah yaitu :

1. Merinci semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan

2. Membagi semua bebeankerja dalamberbagai aktivitas secara logis sehingga dapat dijalankan oleh karyawan

3. Menyusun mekanisme mengkoordinir pekerjaan dari para anggota organisasi ke dalm satuan harmonis

Bentuk struktur organisasi PT. Telkom Divisi Regional V Jawa Timur adalah bentuk atau struktur organisasi ynag menggambarkan hubungan antar atasan dan bawahan dalam arti sebuah tugas dantanggung jawab. Dalam pengelolahan organisasinya, PT.Telkom memiliki sebuah dewan komisaris yang terdiri dari 1 (satu) ketua dan 4 (empat) orang anggota dewan direksi lainnya yang memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berbeda seperti : Direktur Sumber Daya dan Bisnis Pendukung, Direktur

Bisnis Jaringan Telekomunikasi, Direktur Bisnis, dan Jasa

Telekomunikasi, dan Direktur Keuangan.

Divisi – divisi regional telkom yang mewakili wilayah – wilayah di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Divisi I : Sumatera

2. Divisi II : Jakarta dan sekitarnya

3. Divisi III : Jawa Barat

4. Divisi IV : Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta

5. Divisi V : Jawa Timur

6. Divisi VI : Kalimantan

Gambar 4.1

Bagan Str uktur Or ganisasi Telkom Divisi Regional V J awa Timur

Sumber : Bagian Marketing PT. Telkom Indonesia Divisi Regional V Jawa Timur Tahun 2011

Adapun job description atau tugas-tugas dari struktur organisasi marketing Regional V Surabaya, yaitu :

1.Marketing Intelligen

Unit kerja marketing intelligen yaitu bertugas mengumpulkan informasi dari lingkungan perusahaan yang berkaitan dengan operasi pemasaran. Subsistem peneliti pemasaran menlakukan penelitian khusus mengenai operasi pemasaran produk pesaing atau kompetitornya (market and competitor intelligen, customer profiling and need analysis).

2.Promotion / Promosi

Unit kerja promosi berfungsi untuk melakukan analisis terhadap promosi yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan.

3. Pricing / Pentarifan

Unit kerja pricing atau pentarifan bertugas untuk menyesuaikan atau menentukan tarif produk yang akan dipasarkan.

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Kar akter istik Responden

Karakteristik responden merupakan ciri-ciri responden berdasarkan identitas yang dimiliki masing-masing responden. Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini dilihat dari umur, penghasilan dan jenis kelamin responden. Berikut karakteristik responden yang disajikan dalam tabel frekuensi berikut :

4.2.1.1 Klasifikasi Responden Menur ut Umur

Identitas responden berikut ini disajikan tabel frekuensi tentang umur responden :

Tabel 4.1

Klasifikasi Umur Responden

Umur Frekuensi Persentase

25 - 35 Th 58 0,58

35 - 45 Th 27 0,27

45 – 55 Th 15 0,15

Total 100 100%

Sumber: Hasil pengumpulan data kuesioner dan diolah penulis

Berdasarkan tabel 4.1, diketahui jumlah responden yang berumur 25 - 35 tahun sebanyak 58 orang (58%), jumlah responden yang berumur 35 – 45 tahun 27 orang (27%), jumlah responden yang berumur 45 – 55 tahun 15 orang (15%). Sehingga dari tabel diatas dapat disimpulkan usia 25 – 35 merupakan pelanggan yang lebih dominan.

4.2.1.2 Klasifikasi Responden Menur ut Peker jaan

Identitas responden berikut ini disajikan tabel frekuensi tentang pekerjaan responden:

Tabel 4.2

Klasifikasi Peker jaan Responden

Pekerjaan Frekuensi Persentase

PNS 27 0,27

Swasta 34 0,34

TNI 12 0,12

Dan Lain-lain 27 0,27

Total 100 100%

Sumber : Hasil pengumpulan data kuesioner dan diolah penulis

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui jumlah responden yang bekerja

Dokumen terkait