• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

2.1.2 Keputusan Investasi

Menurut Syahyunan (2001:1), keputusan investasi merupakan keputusan terpenting dalam manajemen keuangan dalam hubungannya dengan peningkatan nilai perusahaan. Keputusan investasi pada dasarnya adalah keputusan bagaimana manajer keuangan mengalokasikan dana yang sudah didapatkan ke dalam bentuk-bentuk investasi yang dapat mendatangkan keuntungan. Adanya pilihan-pilihan investasi yang dapat menciptakan arus kas di masa depan merupakan kesempatan bertumbuh bagi perusahaan dalam rangka meningkatkan nilainya. Pilihan-pilihan investasi di masa yang akan datang dikenal dengan istilah set kesempatan investasi atau Investment Opportunity Set

(IOS).

Keputusan investasi akan tercermin pada sisi aktiva perusahaan. Dengan demikian akan mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap (Husnan,

1996:7). Keputusan investasi merupakan keputusan yang diambil untuk menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan pengembalian yang lebih besar dari apa yang telah diinvestasikan dan yang dikorbankan.

Keputusan investasi merupakan keputusan terpenting dari keputusan lainnya dalam hubungannya dengan peningkatan nilai perusahaan. Keputusan Investasi adalah keputusan yang diambil untuk menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang dan permasalahan bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana kedalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Secara singkat keputusan investasi yaitu penggunaan dana yang bersifat jangka panjang (Saragih : 2008).

Secara umum keputusan investasi meliputi investasi pada aktiva jangka pendek atau aktiva lancar dan aktiva jangka panjang atau aktiva tetap. Aktiva jangka pendek adalah aktiva dengan jangka waktu kurang dari satu tahun atau kurang dari satu siklus bisnis, yaitu dana yang diinvestasikan dalam aktiva jangka pendek diharapkan dapat diterima kembali dalam waktu dekat atau kurang dari 1 tahun dan dapat diterima sekaligus. Tujuan perusahaan melakukan investasi pada aktiva jangka pendek adalah sebagai modal kerja atau operasional perusahaan seperti persediaan, piutang, kas. Sedangkan aktiva jangka panjang adalah aktiva dengan jangka waktu lebih dari satu tahun, yaitu dana yang

15

diinvestasikan dalam waktu jangka panjang diharapkan diterima kembali dalam waktu lebih dari satu tahun dan pengembaliannya dilakukan secara bertahap. Tujuan perusahaan melakukan investasi pada aktiva jangka panjang untuk meningkatkan nilai peusahaan.

Menurut brealey et al. (2008), bahwa keputusan investasi dapat didefenisikan sebagai keputusan penganggaran modal, karena sebagian besar perusahaan mempersiapkan aggaran tahunan yang terdiri dari investasi modal yang disahkan. Menurut Horne dan Wachowicz (2009), penganggaran modal adalah proses mengidentifikasi, menganalisis dan menyeleksi proyek-proyek investasi yang pengembaliannya berupa arus kas diharapkan lebih dari satu tahun. Pengeluaran modal merupakan bagian dari penganggaran modal (capital budgeting). Dalam penelitian ini, objek penelitian merupakan keputusan investasi pada aktiva tetap yaitu pengeluaran modal (capital expenditure) pada aktiva tetap seperti tanah atau properti, bangunan, dan peralatan. Maka dapat disimpulkan bahwa keputusan investasi pada aktiva tetap adalah pengeluaran modal yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh manfaat lebih dari satu tahun dengan tujuan untuk ekspansi, penggantian, atau memperbaharui aktiva tetap atau mencari manfaat dalam jangka panjang.

Kriteria keputusan investasi menurut Hasibuan (2005:12) ada dua yaitu :

1. Keputusan penyaringan (screening decision), yaitu keputusan yang berdasarkan pada ukuran atau standar tertentu. Misalnya

perusahaan akan melakukan investasi bila menghasilkan ROI sebesar 20% per tahun, berarti bila ada usulan investasi yang ditaksir akan menghasilkan ROI sebesar 15% maka usulan tersebut akan ditolak.

2. Keputusan preferensi, yaitu suatu keputusan investasi yang didasarkan kepada beberapa alternatif tindakan yang saling bersaing. Misalkan suatu perusahaan akan melakukan investasi dengan membeli mesin baru, maka perusahaan mempunyai alternatif untuk membeli mesin jenis A, B, C, jika mesin A mempunyai ROI 15%, mesin B mempunyai ROI 20% dan mesin C mempunyai ROI 22 %. Berdasarkan keputusan preferensi maka mesin yang akan dibeli adalah mesin C.

Proses keputusan investasi menurut Husnan (2004:14) adalah menunjukkan bagaimana investor memilih sekuritas, berapa banyak investasi tersebut, dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Setiap melakukan keputusan investasi selalu saja memerlukan proses. Proses tersebut akan memberikan gambaran pada setiap tahap yang akan ditempuh oleh perusahaan. Menurut Fahmi (2011:6), secara umum proses manajemen investasi meliputi lima langkah berikut :

1. Menetapkan sasaran investasi.

Penetapan sasaran berarti melakukan keputusan yang bersifatfokus

ataumenempatkantargetsasaran terhadap yang akandiinvestasikan.Penetapan sasaran investasi sangat

17

disesuaikandengan apa yang akan ditujukan pada investasi tersebut. 2. Membuat kebijakan investasi.

Tahap ini berkaitan dengan bagaimana perusahaan mengelola danayang berasal dari saham, obligasi, dan lainnya untuk kemudian didistribusikan ke tempat-tempat yang dibutuhkan. Perhitunganpendistribusian danainiharuslahdilakukan dengan prinsip kehati-hatiankarena berbagai hal dapat timbul pada saat dana tersebut tidak mampu untuk ditarik kembali.

3. Memilih strategi portofolio.

Ini menyangkut keputusan peranan yang akan diambil oleh pihak perusahaan,yaitu apakah bersifat aktif atau pasif saja. Pada saat perusahaan melakukan investasi aktif maka semua kondisi tentang perusahaan akan dengan cepat tergambarkan di pasar saham. Investasi aktif akan selalu mencari informasi yangtersedia dan kemudian selanjutnya mencari kombinasi portofolio yang paling tepat untuk dilaksanakan. Sementara secara pasif hanaya dapat dilihat pada indeks rata rata atau dengan perkataan lain berdasarkan reaksi pasar saja, tanpa ada sikap atraktif.

4. Memilih aset.

Di sini pihak perusahaan berusaha memilih asset investasi yang nantinya akan memberi imbal hasil yang tertinggi (maximal

return). Imbal hasil di sini dilihat sebagaikeuntunganyang akan

5. Mengukur dan mengevaluasi kinerja.

Tahap ini adalah menjadi tahap reevaluasi bagi perusahaan untuk melihat kembali apa yang telah dilakukan selama ini dan apakah tindakan yang telah dilakukan selama ini telah benar-benar maksimal atau belum. Jika belum, maka sebaiknya segera melakukan perbaikan agar kerugian tidak akan terjadi ke depan nantinya.

Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan kelima tahap-tahap yang ada dalam proses keputusan investasi.

Keputusan alokasi aset Batasan Jumlah dana,

pajak,dan laporan Strategi Portofolio aktif Strategi portofolio pasif

Becnhmarking terhadap

indeks portofolio pasar

Sumber : Tandelilin (2001:10) Gambar 2.1

Proses Keputusan Investasi 2.1.3 Laba Bersih

Menurut Niswonger, dkk (2000:27) laba bersih adalah kelebihan pendapatan atas beban yang dikeluarkan dalam proses menghasilkan pendapatan. Laba bersih setelah pajak adalah laba bersih yang diperoleh

Penentuan tujuan investasi

Pemilihan strategi portofolio

Penentuan kebijakan investasi

Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio

19

dalam satu periode dikurangi pajak.

Menurut PSAK Nomor 1, informasi laba diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, dan untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya (IAI 2007).

Menurut Soemarso (2004), laba bersih merupakan angka terakhir dalam laporan laba rugi. Jumlah ini menunjukkan kenaikan bersih terhadap modal. Namun apabila perusahaan ,menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih (net loss). Sedangkan menurut Chairi dan Ghozali (2001), mengungkapkan laba bersih adalah laba akuntansi merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa laba bersih (net

income) adalah nominal terakhir dalam laporan laba rugi atas kenaikan

bersih terhadap modal. 2.1.4 Dividen

Kebijakan dividen memiliki pengaruh kepada rasio profitabilitas karena perolehan dari profitabilitas akan selaras pada pembagian dividen yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut Weston dan Copeland (1992), kebijakan dividen akan menentukan penempatan dari perolehan laba perusahaan, yaitu antara membayar kepada pemegang saham atau menginvestasikan kembali kepada perusahaan. Sedangkan menurut Harmono (2009), dividen adalah persentase laba yang

dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen tunai, penjagaan stabilitas dividen dari waktu ke waktu, pembagian dividen saham, dan pembelian kembali saham. Maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen adalah pembagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham atau reinvestasi ke dalam perusahaan.

Laba yang diinvestasikan kedalam perusahaan atau dianggap tidak dibagikan kepada pemegang saham dianggap sebagai laba ditahan. Menurut weston dan Copeland (1992), bahwa laba ditahan

(retained earnings) merupakan salah satu sumber dana yang paling

penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham. Menurut harmono (2009), apabila perusahaan memilih membagi laba sebagai dividen, tentunya akan mengurangi laba yang akan ditahan. Dampaknya adalah adanya pengurangan sumber dana internal perusahaan. Namun jika perusahaaan meemilih menahan laba, dimana dividen tidak dibagikan kepada pemegang saham, maka akan memperkuat atau memperbesar dana internal perusahaan. Rasio pembayaran dividen

(dividend payout ratio) ikut menentukan besarnya jumlah laba

perusahaan yang dievaluasi untuk pemaksimalan kekayaan para pemegang saham.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk melihat pengaruh kebijakan dividen terhadap keputusan investasi seperti yang dilakukan Hidayat (2010), bahwa perusahaan NFC yang memperoleh

Dokumen terkait