• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

2.7 Keputusan Pembelian

2.7.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) mendefinisikan keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif.

Menurut Helga Drumond (2003:68) keputusan pembelian adalah semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan itu dan menilai pilihan-pilihan secara sistematis dan obyektif serta sasaran-sasarannya yang menentukan keuntungan serta kerugiannya masing-masing.

Sedangkan menurut Kotler (2007:223) keputusan pembelian yaitu “beberapa tahapan yang dilakukan konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan keputusan pembelian adalah suatu proses yang dijalankan individu mulai dari mencari, memilih, membandingkan, serta menilai pilihan secara sistematis untuk menentukan keuntungan serta kerugiannya masing-masing sebelum melakukan pembelian. 2.7.2 Tipe Pengambilan Keputusan

Schiffman dan Kanuk (1994) menyebutkan tiga tipe pengambilan keputusan konsumen : (a) Pemecahan masalah yang diperluas (extensive problem solving), (b) pemecahan masalah terbatas (limited problem solving), (c) pemecahan masalah rutin (routinized response behavior).

a. Pemecahan Masalah yang Diperluas

Ketika konsumen tidak memiliki kriteria untuk mengevaluasi sebuah kategori produk atau merek tertentu pada kategori tersebut, atau tidak membatasi jumlah merk yang akan dipertimbangkan ke dalam jumlah yang mudah dievaluasi, maka proses pengambilan keputusannya bisa disebut sebagai pemecah masalah yang diperluas. (Schiffman dan Kanuk 1994).

Pemecahan masalah yang diperluas biasanya dilakukan pada pembelian barang-barang tahan lama dan barang-barang mewah seperti, rumah, mobil dan peralatan elektronik.

b. Pemecahan Masalah Terbatas

Pada tipe keputusan ini, konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut. Namun konsumen belum memiliki preferensi tentang merek tertentu. Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk bisa membedakannya antara berbagai merek tersebut. Konsumen menyederhankan proses pengambilan keputusan.

c. Pemecahan Masalah Rutin

Konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan dibelinya. Ia juga telah memiliki standar untuk mengevaluasi merek. Konsumen sering kali hanya meriview apa yang telah diketahuinya. Konsumen hanya membutuhkan informasi yang sedikit.

2.7.3 Struktur Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan yang terorganisir. Menurut Kolter (2000:109), setiap keputusan pembelian mempunyai struktur sebanyak tujuh komponen :

1. Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat mengambil keputusan pembelian suatu produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini, perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli suatu produk serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.

2. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat mengambil keputusan pembelian dalam suatu produk.Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu, corak, dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk yang berasngkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik mereknya.

3. Keputusan tentang merk

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merk memilki perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen harus memilih sebuah merk dalam melakukan pembeliannya, merk sudah dikenal memiliki nama akan memudahkan konsumen dalam mengambil keputusannya. 4. Keputusan tentang penjualnya

Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli. Dalam hal ini produsen, pedagang besar dan pengecer harus mengetahui bagaimana menyukai barang tersebut.

5. Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini, perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

6. Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini menyangkut tersedianya uang untuk membeli produk.

7. Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang akan dibeli, secara tunai atau kredit. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembelinya.

2.7.4 Tahapan Keputusan Pembelian

Menurut Sarwono dan Prihantono (2012), Beberapa tahapan keputusan pembelian antara lain :

Ini adalah titik dimana konsumen potensial menyadari bahwa mereka perlu membeli produk, atau memanfaatkan suatu layanan sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

2. Pencarian Informasi

Setelah kebutuhan diidentifikasikan oleh konsumen, tahap selanjutnya adalah melakukan pencarian informasi untuk mengetahui bagaimana kebutuhan dapat dipenuhi.

3. Tahap Evaluasi

Setelah pencarian telah dilakukan. Tahap evaluasi dimulai, dengan konsumen mengevaluasi alternatif yang tersedia untuk menentukan mana yang terbaik, seperti mengevaluasi fitur produk dan merek.

4. Keputusan Pembelian

Setelah evaluasi alternatif dilakukan, langkah selanjutnya adalah keputusan untuk membeli. Dalam hal ini, konsumen memproses informasi dari pencarian informasi dan memutuskan melakukan opsi pembayaran pada produk.

5. Evaluasi Pembelian

Ini adalah tahap akhir dari proses pengambilan keputusan. Proses ini tidak hanya mempengaruhi apakah mereka akan menjadi konsumen tetap, tetapi juga apakah mereka akan menawarkan saran yang positif atau negatif kepada konsumen potensialnya lainnya.

Pola perilaku ketika akan melakukan pembelian online sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pola diatas. Akan tetapi terdapat beberapa hal yang

mengubah pola perilaku tersebut dalam dunia online. Hal ini dikarenakan karakteristik dunia online yang serba cepat, mudah dalam memperoleh informasi yang bersifat global. Menurut Sarwono dan Prihantono (2012). Perilaku yang berubah karena dampak transaksi online diantaranya :

a. Cara memperoleh informasi produk atau jasa

b. Cara melakukan pembelian dari mana saja karena konsumen hanya cukup dengan membuka website perusahaan

c. Hilangnya tatap muka langsung dengan pihak penjual d. Cara menawar harga

e. Kemudahan dalam memperoleh barang yang dibeli

f. Kemungkinan berkurangnya loyalitas terhadap perusahaan tertentu karena kemudahan dalam memilih barang melalui internet

2.8 Kerangka Konseptual

Menurut Nawawi (2001:40) kerangka konseptual merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil yang akan dicapai yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesa dalam peneitian. Agar konsep-konsep tersebut dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pinkylips_shop Keputusan pembelian Promosi X3 Harga X2 Produk X1 Kepercayaan X4 Faktor-faktor yang mempengaruhi

Dokumen terkait