• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

2.4 Keputusan Tata Usaha Negara

Menurut Hadjon (2002, 124) Keputusan tata usaha negara (KTUN) sering disebut dengan istilah keputusan administrasi negara. KTUN sebagai keputusan administratif merupakan satu pengertian yang sangat umum yang dalam praktik bentuknya dapat beraneka ragam.

Dalam Bahasa Belanda KTUN ini biasa disebut beschikking yang berarti norma hukum yang bersifat individual dan konkret sebagai keputusan pejabat tata usaha negara atau administrasi negara (beschikkingsdaad van de administratie). Dalam praktik, keputusan yang bersifat beschikking ini biasa disebut juga dengan istilah penetapan.

2.4.1 Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara

Beberapa para pakar mendefenisikan mengenai keputusan tata usaha negara diantaranya Van Der Pot seperti dikutip oleh Triwulan (2011,316) menyatakan bahwa de rechtshandelingen der bestuursorganen, hun wulverklaringen voor het bijizondere geval, gericht op een wijziging in de wereld

der rechtsverhoudingen yang diartikan sebagai Tindakan hukum yang dilakukan

alat-alat pemerintahan, pernyataan kehendak mereka dalam menyelenggarakan hal khusus, dengan maksud mengadakan perubahan dalam lapangan hubungan hukum.

Keputusan tata usaha negara (beschikking) menurut Muchsan dalam Ihkwan adalah penetapan tertulis yang diproduksi oleh pejabat Tata Usaha Negara, mendasarkan diri pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, bersifat konkrit, individual dan final.

Dalam Undang-Undang No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyebutkan bahwa Keputusan tata usaha negara adalah suatu penetapan tertulis yang di keluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan keputusan tata usaha negara adalah penetapan atau tindakan hukum yang dilakukan oleh alat-alat pemerintah

20

yang bertujuan untuk mengadakan perubahan dalam lapangan hubungan khusus berdasarkan sesuatu kekuasaan istimewa yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang bersifat konkret, individual dan final.

2.4.2 Tujuan Keputusan Tata Usaha Negara

Tujuan dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negara menghasilkan suatu putusan, yaitu Keputusan Tata Usaha Negara menurut Nasir ( 2003, 151) adalah mengabulkan atau menolak sebagian atau seluruhnya terhadap tuntutan yang diajukan oleh penggugat. SF Marbun (2001,20) menyebutkan “dalam rangka yang menitikberatkan pada kepentingan individu dalam suatu masyarakat dan juga sebagai pengendali yuridis terhadap tindakan-tindakan badan/pejabat tata usaha negara, baik secara preventif maupun secara represif.” Secara preventif dimaksudkan adalah untuk mencegah terjadinya tindakan-tindakan badan/pejabat tata usaha negara yang melawan hukum dan merugikan masyarakat, sedangkan secara represif ditujukan terhadap tindakan-tindakan badan/pejabat tata usaha negara yang melawan hukum dan merugikan masyarakat harus dijatuhi sanksi.

Berdasarkan pendapat diatas tersebut disimpulkan bahwa Keputusan Tata Usaha Negara adalah hasil putusan terhadap ajukan penggugat yang menghasilkan hasil penolakan atau pengabulan dalam menitikberatkan pada kepentingan individu suatu masyarakat sebagai pengendali yuridis terhadap tindakan badan atau pejabat TUN.

Fariz Pradipta (2009, 1) mengatakan “Tujuan dibentuknya peradilan TUN untuk menghasilkan sebuah keputusan adalah memberi pengayoman hukum dan kepastian hukum, baik bagi rakyat maupun bagi administrasi negara dalam arti terjaganya keseimbangan kepentingan masyarakat dan kepentingan individu.”

Menurut Nasir (2003, 2) pada Sidang Paripurna DPR RI saat pembahasan RUU PTUN tujuan dibentuknya peradilan TUN untuk menghasilkan suatu putusan adalah :

1. Memberikan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat yang bersumber dari hak-hak individu

21

2. Memberikan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat yang didasarkan kepada kepentingan bersama dari individu yang hidup dalam masyarakat tersebut

Dari pendapat diatas tujuan dibentuknya peradilan TUN adalah memberikan perlindungan maupun pengayoman hukum terhadap hak-hak masyarakat yang bersifat individu bagi masyarakat, badan/pejabat yang didasarkan kepada kepentingan bersama dalam bermasyarakat dan juga sebagai pengendali yuridis terhadap tindakan-tindakan badan/ pejabat tata usaha negara. 2.4.3 Ciri-Ciri dan Macam Keputusan Tata Usaha Negara

Dalam mengambil suatu keputusan-keputusan yang ada pada tata usaha negara, terdapat berbagai keputusan, menurut Hadjon (2002:126-130) keputusan akan dibagi sesuai dengan ciri-ciri masing masing dan sesuai dengan tindakan-tindakan keputusan tertentu.

1. Keputusan-keputusan dalam rangka ketentuan-ketentuan larangan atau perintah (gebod)

Keputusan-keputusan ini merupakan keputusan yang paling biasa. Kategori yang paling penting adalah perizinan. Sistemnya adalah bahwa undang-undang melarang suatu tindakan tertentu atau tindakan-tindakan tertentu yang saling berhubungan. Larangan ini tidak dimaksudkan secara mutlak, namun untuk dapat bertindak dan mengendalikan masyarakat dengan cara mengeluarkan izin, khususnya dengan menghubungkan peraturan-peraturan pada izin tersebut

2. Keputusan-keputusan yang menyediakan sejumlah uang

Keputusan-keputusan jenis ini sering terjadi, bentuk-bentuk keputusan antara lain:

a. Keputusan tentang subsidi-subsidi diberikan karena penguasa ingin melancarkan kegiatan-kegiatan masyarakat tertentu.

b. Keputusan bagi orang-orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup mereka

c. Keputusan tentang berbagai asuransi sosial dan asuransi rakyat memberikan hak atas suatu tunjangan dalam keadaan tertentu

d. Keputusan tentang pemberian hak atas suatu tunjangan dalam keadaan tertentu.

3. Keputusan-keputusan yang mebebankan suatu kewajiban keuangan

Contoh yang paling penting ialah penetapan pajak, misalnya di Nederland ada kewajiban yang membayar premi-premi berdasarkan asuransi sosial dan asuransi rakyat.

22

Diartikan keputusan-keputusan yang menyebabkan dapat diberlakukannya beberapa peraturan yang saling berkaitan bagi seseorang tertentuatau suatu denda tertentu.

5. Keputusan-keputusan untuk penyitaan

Disebut kewenangan-kewenangan untuk penyitaan, apabila suatu organ penguasa melalui jalan hukum publik dapat mengadakan penyitaan atas barang-barang dari para warga, atau untuk digunakan demi kepentingan umum.

6. Keputusan-keputusan yang bebas dan yang terikat

Keputusan bebas bilamana penguasa mempunyai kebebasan bertindak, sedang keputusan terikat apabila seolah-olah dapat dibaca langsung dari undang-undang kapan keputusan itu harus diputuskan.

7. Keputusan yang memberikan keuntungan dan yang memberi beban

Keputusan yang memberikan keuntungan seperti dalam praktek perizinan : pemegang izin diperbolehkan berbuat tindakan-tindakan tertentu, sedang yang meberi beban misalkan pemegang izin terikat pada peraturan-peraturan tertentu.

8. Keputusan-keputusan yang seketika akan berakhir dan yang berjalan lama Keputusan dapat menyangkut suatu tindakan yang berlaku satu kali dan yang akan berakhir atau dapat menyangkut suatu keadaan yang berjalan lama.

9. Keputusan yang bersifat perorangan dan yang bersifat kebendaan

Keputusan yang bersifat perorangan adalah suatu keputusan yang isinya tergantung dari sifat-sifat pribadinya si pemohon misalnya si pemohon harus menyerahkan ijazah-ijazahnya atau surat-surat keterangan tentang kelakuan baik sebagai bukti-bukti sifat-sifat pribadinya. Sedangkan keputusan yang bersifat kebendaan adalah suatu keputusan yang isinya tergantung dari sifat objek yang bersangkutan, misalnya dalam hal izin Ordonansi Gangguan dan izin Mendirikan Bangunan.

Ada beberapa macam keputusan tata usaha negara menurut bebarapa ahli, Van Der Wel seperti dikutip oleh Triwulan (2011, 325) menyebutkan macam-macam keputusan adalah :

1. Keputusan yang bersifar membebani (belastende beschikkingen), keputusan yang bersifat menguntungkan (begunstigende beschikkingen), dan keputusan yang bersifat penetapan status (statusverleningen)

2. Keputusan yang bersifat penolakan (de afwijzende beschickkingen)

Menurut E. Utrecht yang dikutip oleh Triwulan (2011, 326) menyebutkan istilah “keputusan” dengan “ketetapan” memiliki macam-macam ketetapan antara lain :

23

1. Ketetapan positif dan ketetapan negatif, ketetapan positif menimbulkan hak atau kewajiban bagi yang dikenai ketetapan, ketetapan negatif tidak menimbulkan perubahan dalam keadaan hukum yang telah ada.

2. Ketetapan deklaratur versus ketetapan konstitutif adalah menyatakan bahwa hukumannya demikian (rechtsvastellende berschikking). Ketetapan konstitutif adalah mebuat hukum (rechtcheppend).

3. Ketetapan kilat dan ketetapan yang tetap adalah ketetapan yang bermaksud mengubah redaksi (teks) ketetapan lama dan suatu pernyataan pelaksanaan.

4. Ketetapan yang berisi dispensasi, izin (vergunning) dan konsesi.

Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa macam-macam keputusan tata usaha negara pada dasarnya adalah keputusan yang bersifat positif, keputusan negatif, keputusan yang menguntungkan, dan juga keputusan yang berisi penolakan.

2.4.4 Klasifikasi Keputusan Tata Usaha Negara

pada perpustakaan PTUN Medan jenis atau klasifikasi perkara terdapat koleksi Keputusan Tata Usaha Negara yang terdiri dari :

1. Keputusan Pertanahan 2. Keputusan Kepegawaian 3. Keputusan Pajak 4. Keputusan Perizinan 5. Keputusan Lelang 6. Keputusan Tender

7. Keputusan Badan Hukum 8. Keputusan kehutanan 9. Keputusan Perumahan 10. Keputusan Pemilukada 11. Keputusan Partai Politik

24

Dokumen terkait