• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerabat Kerja Produksi

BAB III PT MULTIVISION PLUS DAN SINETRON ISLAM KTP

B. Sekilas tentang Islam KTP

3. Kerabat Kerja Produksi

Setiap produksi, selain para artis, yang paling penting adalah kerabat kerja produksi. Orang-orang yang terlibat dalam kerabat kerja produksi dapat dilihat dalam kolom berikut ini:

Job Description Penanggung Jawab

Produser : Raam Punjabi

Eksekutif Produser : Gobind Punjabi Produser Pelaksana : Anjasmasra Pimpinan Kreatif : Rakkhee Punjabi

Kreatif : Martias Syamas

Sutradara : Syaiful Drajat AS

Co. Sutradara : Putri Rindung Bulan Penulis Skenario : Warid AS dan team Pimpinan Produksi : Sigit

Supervisi Produksi : Arie Aziz

Editor : Asep Zaetu dan Robby Utama

Supervisi Editor : Bayu Pamungkas Penata Kamera : Khadafi Kamal Penata Artistik : Ibnu CH Afief

Penata Musik : Laurensius Steven dan Shusant Opening Design

Koordinator Pemain Koordinator Musik

: Andre Talan

: Okkie Arisman “yayang” Iskandar

Koordinator Editor Editor Mixing Editor Offline Asisten Editor Technical Support Promo On air Unit Manager Asisten Sutradara Pencatat Adegan Asisten Penata Artistik Penata Suara/VTR Asisten Penata Suara Asisten Kameramen Penata Cahaya

Teknisi Lighting Penata Rias

Asisten Penata Rias Penata Busana Accessories Warehouse

Koordinasi Kendaraan Assisten Penata Busana Asisten Unit

Pembantu Umum Pengemudi Operator Diesel Pengawas Alat

: Shinta dan Setiawan : Santo

: Sophian, Amal, dan Nugraha : Yanuar, Saefudin, dan Tedy : Irman, Sugeng, Badai, dan Moel : Agoes, Anom, dan Huda

: Hendra Pero

: Yul Syamas, Puryanto, dan Gufran

: Ali Tegal dan George Hutabarat : Bambang, Jimmy, Yusuf, Surai, Wahyu, Ali Tange, Herman, Iksan, Achan, Bayu.

: Dillah

: Opay dan Pendi

: Rudi Takur, Arief Ajeh, dan Nur : Mul Lampung, Otoy, Mali, Toing, Agus 2001, Jaman, Black, Kardi, dan Nying2

: Guntur : Guswani : Ayang dan Afi : Tohir Danasasmita : Belman

: Herman : Puji Arif

: Niken dan Alisa : Solly, Jaloe dan Kris : Wahyu, Kacung, dan Fajar : Ujang, Rismanto, Yanto, Tedy, Nana, dan Jaka

: Tuin dan Asep : Teguh

BAB IV

ANALISIS PRODUKSI PROGRAM SINETRON ISLAM KTP

Layaknya produksi lainnya, sinetron Islam KTP terlebih dahulu melalui beberapa tahapan sebelum akhirnya dapat ditonton oleh masyarakat melalui media televisi. Tahapan tersebut dimulai dari tahapan perencanaan, tahapan produksi, dan pascaproduksi.

A. PERENCANAAN PRODUKSI SINETRON ISLAM KTP

Dalam sebuah proses produksi program televisi, keberhasilan sebuah produksi program televisi sangat ditentukan oleh keberesan tahap perencanaan dan persiapan. Oleh karena itu, pada tahap ini harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar dalam tahap produksinya pun berjalan dengan baik dan lancar.1

Pra-produksi merupakan tahap paling penting dalam sebuah produksi televisi. Pra-produksi, merupakan semua tahapan persiapan sebelum sebuah produksi dimulai. Makin baik sebuah perencanaan produksi, maka akan memudahkan nantinya dalam produksi. Jika tahap ini telah terlewati, maka sebenarnya sudah tujuh puluh lima persen tahapan keseluruhan produksi. Pada perencanaan program melibatkan berbagai

1

Drs. Darwanto, S.S, Televisi sebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. ke-1, h.174

keputusan yang tidak hanya mengenai program itu sendiri namun juga aspek yang terlibat seperti nama program, format acara yang akan disajikan, sasaran program, dan juga tujuan program.

Pada tahapan ini merupakan proses awal dari seluruh produksi program siaran, termasuk program siaran pendidikan, karena itu tahapan ini merupakan tahapan planning production atau pre production planning. Bermula dari timbulnya ide atau gagasan dan berpijak dari ide atau gagasan ini, produser mulai mengerjakan berbagai kegiatan untuk menghubungkan berbagai data yang diperlukan, untuk bahan pengembangan ide atau gagasan tersebut. Akhirnya produser yang bersangkutan bekerja sama dengan pengarah acara atau sutradara serta penulis naskah. Bahan-bahan yang terkumpul kemudian dirangkai oleh penulis naskah menjadi suatu naskah, sesuai dengan format program yang telah ditentukan.2

1. Penemuan Ide

Dalam sinetron Islam KTP, tahap perencanaan produksi dilakukan dalam waktu dua minggu, dimulai dari penemuan ide atau gagasan. Dalam sinetron ini ataupun sinetron lain yang diproduksi Multivision Plus, ide atau gagasan dapat muncul dari mana saja dan dari siapa saja, namun dalam sinetron Islam KTP ide atau gagasan muncul dari tim kreatif. Tim kreatif kemudian mengajukan suatu judul kepada produser. Setelah disetujui oleh produser, lalu tim kreatif

menunjuk produser pelaksana. Kemudian tim kreatif dan produser pelaksana melakukan meeting untuk menemukan penulis skenario dan sutradara.

2. Materi Produksi

Materi produksi merupakan bahan yang nantinya akan diproduksi. Materi produksi dalam sinetron ini disebut juga isi cerita yang dikembangkan dari ide yang ditemukan di awal. Materi produksi ditentukan oleh penulis skenario. penulis skenario mendapatkan masukan dari berbagai pihak, misalnya kreatif dari Multivision Plus, sutradara Islam KTP, ulama, buku-buku hadits, serta al-Qur’an.

Dari bahan-bahan tersebut, lalu dikembangkanlah ide menjadi sebuah cerita yang tertulis dalam sebuah naskah yang jelas, padat, dan secara operasional dapat dibuat visualnya. Penulis skenario mengusahakan agar setiap scene terdapat pelajaran agama (Islam), minimalnya pada setiap episode.

3. Kerabat Kerja Produksi

Proses produksi memerlukan waktu yang lama dan berliku- liku. Untuk mengantisipasi masalah ini diperlukan pengorganisasian yang tepat. Dalam sebuah proses produksi, setidaknya diperlukan kerabat kerja dengan tugas sebagai berikut:

a) Produser

Produser adalah orang yang memegang pimpinan dalam sebuah produksi program siaran televisi, tugasnya melaporkan

kepada produser eksekutif, yang bertanggung jawab pada pelaksanaan produksi.

Sementara produser eksekutif itu sendiri adalah pimpinan tertinggi yang mempunyai kewenangan mengelola suatu produksi, sering disebut sebagai orang yang selalu mengusahakan uang, ia bertanggung jawab atas jalannya pelaksanaan produksi.

Selain produser dan produser eksekutif, dalam sebuah produksi sinetron ada pula produser pelaksana, yang bertugas mengatur pelaksanaan produksi di lapangan, mengatur jalannya keuangan dan bertanggung jawab dalam keseluruhan produksi. b) Sutradara

Sutradara adalah orang yang bertanggung jawab pada produser dan bertugas menerjemahkan naskah menjadi gambar dan suara yang hidup, dan mengarahkan artis serta kerabat kerja dalam sebuah kegiatan, dari sejak pemahaman naskah hingga pascaproduksi. Sutradara dalam sinetron Islam KTP ini, dipilih berdasarkan kredibilitasnya serta kepadatan jadwal yang dimilikinya. Dalam sebuah wawancara, pimpinan produksi Islam KTP mengatakan:

“Biasanya sih kita lihat sutradara di sini siapa yang kosong. Kalau dia ada kerjaan kan enggak mungkin kita pakai. Misalkan kita ada satu nama, kayak kemarin ini kan pak Syaiful, coba kita ajak meeting.

Karena kan memang sebelum-sebelumnya, sebelum Islam KTP, pernah juga bikin sinetron kayak gini. Akhirnya dipilih dia”.3

Dalam pemilihan sutradara dalam produksi yang dilakukan Multivision Plus adalah sutradara yang berpengalaman atau dengan kata lain telah cukup lama berkecimpung dalam dunia penyutradaraan dan telah menghasilkan karya yang cemerlang.

Syaiful, sutradara yang dipercaya memimpin Islam KTP, sebelumnya telah berkerja sama dengan pihak Multivision Plus dalam sinetron Mengintip Surga. Oleh karena itu, tidak diperlukan lagi brainstorming berkali-kali antara produser dengan sutradara, karena telah memilik saling pengertian dalam persepsi.

c) Penulis naskah/skenario

Penulis skenario adalah orang yang bertanggung jawab menuliskan runtutan isi cerita. Isi cerita yang dibuat merupakan pengembangan dari ide atau gagasan yang telah dibuat oleh tim kreatif. Layaknya penentuan sutradara, demikian pula dalam penentuan pemilihan penulis skenario, penulis yang dipilih merupakan orang yang dinilai berdasarkan kredibilitas dan hasil produksi sebelumnya.

Penulisan skenario pada sinetron ini, dilakukan dalam tim berjumlah enam orang yang diketuai oleh Warid AS. Kelima

3

Wawancara dengan Sigit, pimprod Sinetron Islam KTP, Senin, 23 Agustus 2010, di kantor Multivision Plus

penulis lainnya yakni, Har, Sapo, Ai, Pri, dan Abi. Keenamnya bekerja dengan pembagian tokoh/karakter dalam cerita. Setelah ditentukan siapa yang menjadi penulis skenario dan sutradara, kemudian meeting dilanjutkan untuk pematangan konsep agar ide atau gagasan siap untuk segera diproduksi.4

Setelah skenario berhasil dirampungkan, proses selanjutnya adalah pencarian pemain (artis/aktor) karena penentuan pemain baru dapat dilakukan setelah ditentukan karakter tokoh yang dibutuhkan.

d) Artis/aktor

Dalam meeting yang melibatkan sutradara, penulis skenario, produser, produser pelaksana, dan kreatif, dilakukanlah pematangan konsep dengan membahas mulai dari apa yang akan diproduksi, stasiun televisi mana yang dijadikan target untuk menayangkan program tersebut, bagaimana format cerita yang akan disajikan, serta jadwal dimulai produksi.

Perencanaan ini menjadi sangat diperlukan dalam tahapan perencanaan produksi, untuk menjelaskan siapa artis yang akan memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, kemana cerita akan dibawa, serta kapan akan mulai produksi. Hal ini menjadi penting, mengingat setiap stasiun televisi memiliki segmen (target audien) yang berbeda-beda, sehingga nantinya para pemain serta

4

Wawancara dengan Warid AS, penulis skenario Sinetron Islam KTP, Kamis, 9 Desember 2010, di Graha Valencia Bintaro

alur cerita disesuaikan dengan segmen dari stasiun televisi yang menjadi target dari perencanaan pihak rumah produksi.

Produser, sutradara, kreatif, dan tim casting, masing- masing mendapatkan skenario yang telah dirampungkan oleh penulis skenario sebelumnya. Dari skenario yang telah dibuat tersebut, didapatkan karakter yang dibutuhkan dari para pemain. Tim casting melakukan casting kepada setiap peserta yang mengikuti casting. Tentu saja para calon pemain ini diminta untuk berakting memerankan salah satu tokoh seperti yang dibutuhkan oleh skenario.

Nama-nama calon terbaik menurut tim casting beserta video ketika mereka mengikuti casting, kemudian diserahkan kepada produser, sutradara, penulis skenario, dan kreatif untuk dipilih satu nama yang paling sesuai untuk memerankan satu tokoh. Dalam sebuah meeting, produser, sutradara, dan penulis skenario duduk bersama kemudian memilih satu dari beberapa nama yang diberikan tim casting.

Pemain utama (sentral figure) serta beberapa pemain pendukung dipilih langsung oleh sutradara yang akan memimpin produksi. Tiga pemeran utama yang akan memerankan tokoh Jami, yakni Lionil Hendrik, tokoh Karyo, yakni Aiman Ricky, dan tokoh Mamad, yakni Reza Aditya, diminta shalat oleh sang sutradara

untuk menentukan apakah mereka lolos casting atau tidak.5 Menurut sutradara, pemilihan pemain didasarkan atas dasar feeling

karena nama-nama yang diterima dari tim casting sudah dipastikan nama-nama orang pilihan yang mampu berakting.

Namun, memang tidak semua pemain merupakan pilihan sutradara, pemain pendukung yang tidak terlalu banyak mendapat peran dalam adegan biasanya hasil dari pilihan tim casting semata. Seperti Dian, yang berperan sebagai ibu dari salah satu tokoh utama, yakni Jami, mengatakan bahwa ia tidak melalui tahapan

casting terlebih dahulu untuk mendapatkan perannya itu, ia hanya dihubungi oleh salah satu tim casting dan diminta memerankan tokoh sebagai ibunda dari Jami.

“Kalau aku sih, enggak ikutan casting, aku dihubungin sama tim nya dari sini. Mungkin karena kan memang aku sudah lama, jadi udah kenal, ngerasa aku yang

cocok gitu untuk peran ini”.6

Menentukan pemain yang sesuai dengan karakter tokoh dalam skenario terkadang bukan hal yang mudah. Selain harus menemukan tokoh yang sesuai bentuk tubuh, pembawaan, serta kemampuan akting dalam memerankan karakter yang ditentukan, pemain yang dicari adalah yang mampu memerankan karakter di luar karakter awal. Dalam mencari pemain, dibuat perkiraan juga

5

http://www.okezone.com/islamktp, diakses tanggal 30 Agustus 2010 pkl. 13:15

6

Wawancara pribadi dengan Dian Ristiani, Pemeran tokoh ibunda Jami, Jum’at, 20 Agustus 2010, di Taman Wiladatika Cibubur, pkl. 16:30 WIB

apakah karakter yang ada bisa diubah, karena bisa saja satu tokoh beubah karakter, supaya tidak monoton, cerita dapat terus mengalir, dan penonton tidak bosan.7

e) Kru Produksi/Kerabat Kerja Produksi

Setelah ditemukan artis yang sesuai dengan karakter tokoh dalam cerita, tahapan dilanjutkan dengan penentuan kru produksi. Tidak berbeda dengan penentuan pemain, penentuan kru produksipun dilakukan sepenuhnya oleh sutradara. Terutama pemilihan cameraperson (kameramen) dan soundman (penata suara).

“Untuk tim juga, tim produksi semua yang ada di sini saya yang pilih. Karena kan ini team work jadi harus ada perasaan nyaman. Jadi sama kantor saya minta, saya mau cameramen yang ini, soundman yang itu, dan kantor pasti mengizinkan karena yang akan mengerjakan ini saya, jadi harus dibuat senyaman mungkin”.8

Sebagai pimpinan dalam kegiatan shooting (pengambilan gambar), segala sesuatu yang terjadi di lokasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab sutradara. Konsep sepenuhnya ada dan dalam kekuasaan sutradara. Semua kru dan pemain mengikuti apa yang

7

Wawancara pribadi dengan pimpinan produksi Islam KTP, Sigit, Senin, 23 Agustus 2010 di kantor Multivision Plus, pkl. 13:00 WIB.

8

Wawancara pribadi dengan sutradara Islam KTP, Syaiful Drajat AS, Minggu, 29 Agustus 2010 pukul 16:15 WIB di lokasi Shooting Islam KTP Jl. IPTN, Cibubur

diinginkan sutradara. Sutradara mengarahkan para kru dan pemain untuk memvisualisasikan cerita yang masih berupa kata menjadi gambar bergerak yang bisa dilihat dan didengar.

Atas dasar itulah, sutradara harus merasa senyaman mungkin dengan orang-orang yang bekerja sama dengannya. Proses pengambilan gambar adalah kerja tim yang membutuhkan kekompakkan dan kenyamanan dari masing-masing orang yang terlibat. Maka, sutradara berhak menentukan siapa saja orang- orang yang dirasa nyaman sebagai rekan kerja untuk menghasilkan tontonan yang bagus.

Dalam perencanaan ini, kru yang terlibat dalam produksi terdiri dari; (a) asisten penyutradaraan, terdiri dari; asisten sutradara, klaper, pencatat time code; (b) soundman; (c)

lightingman; (d) camera person; (e) penata artistik; (d) pengarah lapangan, dsb.

Dokumen terkait