• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keragaan dan Pendugaan Parameter Genetik Serta Seleks

Mutan Ubi Kayu Generasi M1V3

Karakter Kuantitatif Mutan Ubi Kayu Generasi M1V3

Hasil analisis ragam terhadap karakter pertumbuhan dan karakter panen yang diamati pada ubi kayu hasil iradiasi sinar gamma generasi M1V3 menunjukkan terdapat perbedaan yang sangat nyata pada genotipe yang diamati. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada karakter Panjang daun lobus, lebar daun, panjang tangkai, diameter batang, tinggi tanaman, tinggi cabang pertama, jumlah umbi, jumlah umbi ekonomi dan bobot ubi. Karakter yang

diamati menunjukkan kondisi berbeda sangat nyata dimana genotipe mutan berpengaruh pada setiap karakter yang diamati. Rekapitulasi sidik ragam semua karakter disajukan pada Tabel 3.

Hasil analisis ragam menunjukkan adanya keragaman diantara genotipe yang diuji, yang disebabkan oleh pengaruh genotipe dan lingkungan. Nilai ragam yang diduga dari analisis dapat dipartisi menjadi ragam fenotipe, ragam lingkungan, dan ragam genotipe sehingga dapat diperoleh informasi tentang besarnya peran ragam genetik terhadap total keragaman yang diamati. Informasi tentang keragaman sangat diperlukan dalam melakukan kegiatan seleksi (Sungkono et al. 2009).

Tabel 3 Analisis ragam karakter pertumbuhan dan panen mutan ubi kayu generasi M1V3

Karakter kuantitatif Kuadrat tengah genotipe (KTG)

Kuadrat tengah

galat (KTg) F hit Pertumbuhan

Panjang daun lobus (cm) 0009.69 1.99 4.87**

Lebar daun (cm) 0000.54 0.22 2.46**

Panjang tangkai (cm) 0057.53 8.30 6.93** Diameter batang (mm) 180.70 35.59 5.08**

Tinggi tanaman (cm) 7278.95 1798.15 4.05**

Tinggi cabang pertama (cm) 3646.58 983.78 3.71** Panen

Jumlah umbi per tanaman 0021.48 5.49 3.91** Jumlah umbi ekonomis 14.50 5.20 2.79**

Bobot umbi (kg) 20.03 5.56 3.61**

** = sangat nyata pada taraf 1%

Tabel 4 menyajikan hasil rata-rata karakter panjang daun lobus, lebar daun, panjang tangkai, tinggi tanaman, tinggi cabang pertama, bobot umbi pertanaman, jumlah umbi pertanaman, jumlah umbi ekonomis, dan diameter batang tanaman dari 32 mutan ubi kayu generasi M1V3 dan lima genotipe asal. Karakter panjang daun lobus yang memiliki nilai tengah tertinggi sebesar 21.23 cm adalah mutan G3D1-2-2-3 dan G3D4-1-1-1 dengan genotipe asal UJ-5. Karakter lebar daun yang memiliki nilai tengah tertinggi sebesar 5.56 cm terdapat pada mutan G3D1-2-2-3 dan G3D4-1-1-1. Karakter panjang tangkai dari mutan ubi kayu memiliki nilai tertinggi 32.33 cm adalah mutan G4D2-2-3-1 dengan genotipe asal Malang-4 dan nilai tengah terendah pada mutan G1D1-5-3-1 yaitu 15.83 cm. Karakter panjang dan lebar daun pada tanaman ubi kayu memiliki peranan penting dalam menentukan luas area penghasil fotosintat, sedangkan karakter panjang daun berpengaruh dalam penentuan bentuk dari helaian daun pada tanaman ubi kayu.

Karakter tinggi tanaman yang memiliki nilai tengah paling tinggi sebesar 306.42 cm adalah mutan G4D1-2-2-3 dengan genotipe Malang-4. Karakter Tinggi cabang pertama yang memiliki nilai tengah tertinggi terdapat pada mutan G4D1- 2-2-3 dengan nilai rata-rata sebesar 199.28 cm yang merupakan mutan dari genotipe asal Malang-4. Penelitian Khumaida et al. (2015) menunjukkan bahwa

karakter tinggi tanaman dan tinggi cabang sangat dipengaruhi oleh genotipe tanaman.

Karakter bobot umbi per tanaman tergolong rendah dengan kisaran 2–11.6 kg per tanaman. Berdasarkan hasil nilai tengah rata-rata bobot umbi yang memiliki bobot tertinggi adalah mutan G1D2-1-2-2 dengan genotipe asal Jame- jame dan G4D1-1-3-3 dengan genotipe asal Malang-4 memiliki bobot umbi 11.66 kg. Berdasarkan karakter bobot umbi per tanaman yang memiliki bobot umbi > 8 kg terpilihlah 9 mutan dari 32 mutan yaitu mutan G1D2-1-2-2, G4D1-1-3-3, G5D1-2-1-2, G5D2-4-2-2, G4D1-2-2-3, G2D1-4-2-3, G2D2-2-3-1,G5D1-2-1-3, G3D4-1-1-1.

Mutan yang memiliki nilai rata-rata paling tinggi pada karakter jumlah umbi per tanaman adalah mutan G4D2-2-3-1 yang merupakan mutan dengan genotipe asal Malang-4, memiliki nilai rata-rata jumlah umbi sebanyak 13 umbi per tanaman. Mutan yang memiliki nilai rata-rata tertinggi pada karakter jumlah umbi ekonomis (panjang umbi >20 cm) adalah mutan G4D1-1-3-3 dengan jumlah rata-rata umbi dengan panjang umbi >20 cm sebanyak 9 umbi ekonomis. Umbi ekonomis (komersial) ialah umbi yang layak dijual dan memiliki panjang umbi >20 cm (Fukuda et al. 2010). Mutan yang memiliki nilai rata-rata paling tinggi pada karakter diameter batang adalah mutan G4D1-1-3-3 dengan diameter 44.64 mm dari genotipe asal Malang-4 (Tabel 4).

Tabel 4 Rata-rata karakter panjang daun lobus, lebar daun, panjang tangkai, tinggi tanaman, tinggi cabang pertama, diameter batang, jumlah umbi, jumlah umbi ekonomi, dan bobot umbi dari mutan ubi kayu generasi M1V3

Genotipe PD (cm) LD (cm) PT (cm) TT (cm) TCP (cm) DB (mm) JU JUE BU (kg)

Jame-jame 17.17 b-g 4.65 a-d 21.35 h-l 184.74 d-i 86.42 g-k 18.04 h-j 4.12 ij 2.78 d-h 1.96 j V1D1-1-1-1 17 b-g 5 a-c 24.66 d-k 77.50 j 61.33 jk 15.91 ij 5.22 f-j 2.22 gh 3.44 g-j V1D1-1-1-3 17.33 b-g 4.83 a-d 30.33 a-d 156.55 f-j 86.39 g-k 32.22 b-g 5.39 f-j 4.11 b-h 3.97 e-j V1D1-3-2-2 14.66 gh 4.5 b-d 18.33 l-n 156 f-j 104.5 c-k 16.62 ij 6.68 c-j 2.64 e-h 5.03 c-j V1D1-3-2-3 13.82 3.47 e 16.57 mn 213.88 b-g 94.85 f-k 18.66 h-j 6.86 c-j 4.56 a-h 5.91 b-j V1D1-3-3-1 15.11 e-h 4.9 a-c 20.32 j-n 144.81 g-j 95.44f-k 17.43 h-j 3.26 ij 2.09 h 2.22 ij V1D1-3-3-3 15.10 e-h 4.77 a-d 21.77 h-l 236.37 a-f 159.28 a-d 21.73 g-j 4.52 h-j 2.36 f-h 3.72 f-j V1D1-5-3-1 14.6 gh 4.24 c-e 15.79 n 122.95 h-j 70.90 h-k 22.23 g-j 2.26 j 1.98 h 3.16 h-j V1D1-5-3-2 15.11 e-h 4.7 a-d 23.41 f-l 184.99 d-i 65.82 i-k 23.09 g-j 3.77 ij 2.78 d-h 3.51 g-j V1D1-5-3-3 19 ab 4.16 c-e 24.67 d-k 166.67 e-i 56.33 k 26.77 e-i 4.16 i-j 2.66 e-h 4.00 e-j V1D2-1-2-3 18.33 bc 4.33 b-e 21.5 h-l 213.22 b-f 117.56 b-k 38.35 a-d 5.94 d-j 3.22 c-h 5.44 b-j V1D2-1-2-2 13.66 h 4.33 b-e 24.66 d-k 154.67 f-j 155 a-f 35.67 a-f 10.17 a-e 6.83 a-f 11.66 a Ratim 13.83 h 4.66 a-d 19.66 j-n 184.44 d-i 131.78 b-h 22.14 g-j 4.83 g-j 2.83 d-h 4.5 d-j V2D1-3-2-2 14.84 f-h 4.16 c-e 19.11 k-n 277.17 a-c 96.86 d-k 25.53 f-j 7.30 b-i 5.8 a-h 6.79 b-i V2D1-3-2-3 15.5 d-h 4.33 b-e 22.33 g-l 184.33 d-i 112.48 b-j 20.40 g-j 6.83 c-j 4.00 b-h 5.16 c-j V2D1-4-2-2 18 bcd 4.9 a-c 25 c-j 252.67 a-d 139.39 b-g 26.19 e-i 5.57 e-j 2.5 e-h 3.45 g-j V2D1-4-2-3 17.33 b-g 4.66 a-d 23.83 f-l 203.83 b-h 114.47 b-k 24.19 f-j 9.66 a-f 7.33 a-d 9.33 a-c V2D1-5-2-2 16.43 b-h 4.68 a-d 20.69 i-n 118.40 ij 62.20 jk 14.06 j 7.04 c-i 5.08 a-h 6.42 b-j V2D1-5-2-3 15.5 d-h 4.23 c-e 23.66 f-l 196 c-i 122.5 b-j 25.28 f-j 5.4 f-j 3.73 b-h 6.53 b-j UJ-5 15.42 d-h 4.16 c-e 24.07 f-k 185.67 d-i 71.67 h-k 31.01 c-g 7.11 c-i 8.05 ab 5.55 b-j V3D1-2-2-3 21.23 a 5.56 a 30.66 ab 229.89 a-g 99.44 c-k 22.84 g-j 10.89 a-c 7.00 a-e 7.83 a-h V3D4-1-1-1 21.23 a 5.5 a 30 a-e 237.56 a-f 125.75 b-i 23.29 g-j 10.11 a-e 7.33 a-d 8.00 a-g V3D1-1-2-1 17.19 b-g 4.08 c-e 26.61 b-h 245.29 a-e 121.08 b-j 27.4 d-i 9.23 a-g 6.44 a-h 7.02 a-h

Malang-4 16.33 b-h 5 a-c 30 a-e 212.44 b-g 127.67 b-i 16.85 ij 10.5 a-d 8.83 a 10.16 ab V4D1-1-3-3 14.66 gh 4.33 b-e 27.66 b-g 240 a-f 171.67 ab 44.64 a 11.83 ab 9.00 a 11.66 a V4D1-1-3-2 15.79 c-h 4.23 c-e 24.26 f-k 213.19 b-g 89.64 g-k 23.89 g-j 7.94 b-i 6.77 a-g 7.41 a-h V4D1-2-2-2 17.19 b-g 4.75 a-d 31.76 ab 244.75 a-e 91.02 g-k 29.13 c-h 10.91 a-c 7.85 ab 6.80 b-i V4D1-2-2-3 17.09 b-g 5.27 ab 30.51 a-c 306.42 a 199.28 a 27.44 d-h 11.06 a-c 6.94 a-f 9.93 ab V4D1-4-3-3 17.67 b-f 4.83 a-d 28.33 a-f 233.56 a-f 91.67 g-k 16.92 ij 8.84 a-h 6.18 a-h 7.06 a-h V4D2-1-2-2 14.85 f-h 4.49 b-d 24.47 e-k 237.28 a-f 75.40 h-k 20.41 g-j 5.96 d-j 3.94 b-h 6.67 b-j V4D2-1-2-3 15 e-h 4.66 a-d 28.17 a-f 144.67 g-j 105 c-k 25.07 f-i 4.83 g-j 3.83 b-h 3.83 e-j V4D2-2-3-1 17.83 bcd 4.83 a-d 33.33 a 285 ab 124 b-j 21.15 g-j 12.833 a 6.5 a-h 8.5 a-e Adira-4 16.93 b-g 3.93 de 22.9 f-l 201.72 b-i 157.11 a-f 42.76 ab 9.66 a-f 4.95 a-h 8.61 a-d V5D1-2-1-1 16.33 b-h 4.5 b-d 30.17 a-d 203.36 b-h 120.14 b-j 26.63 e-i 7.77 b-i 3.11 d-h 5.94 b-j V5D1-2-1-2 15.33 d-h 4.66 a-d 28 a-g 178.61 d-i 146.72 a-g 17.31 h-j 7.66 b-i 8.16 ab 9.97 ab V5D1-2-1-3 15.83 c-h 4.66 a-d 27.67 b-g 272.67 a-c 161.89 a-c 37.17 a-e 7.61 b-i 5.44 a-h 8.39 a-f V5D2-4-2-2 14.83 f-h 4.1 c-e 26.33 b-i 218 b-g 157.95 a-e 39.17 a-c 10.39 a-d 7.72 a-c 9.39 a-c

PD : Panjang daun lobus; LD : lebar daun; PT : panjang tangkai ; TT : tinggi tanaman ; TCP : Tinggi cabang pertama; DB : diameter batang ; JU : jumlah umbi ; JUE : jumlah umbi ekonomi ; BU : bobot umbi ; Angka-angka pada kolom karakter yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 % berdasarkan uji selang berganda Duncan

Karakter Kualitatif Mutan Ubi Kayu Generasi M1V3

Pengamatan kualitatif karakter pertumbuhan pada mutan ubi kayu meliputi karakter warna daun apikal ubi kayu, warna daun ubi kayu, bentuk central ubi kayu, jumlah lobus ubi kayu, dan warna tangkai daun ubi kayu. Pengamatan karakter kualitatif panen meliputi tipe umbi ubi kayu, lekukan umbi ubi kayu, bentuk umbi ubi kayu, warna luar umbi ubi kayu, warna parenkim ubi kayu, warna korteks ubi kayu, rasa umbi ubi kayu. Secara keseluruhan karakter yang diamati mengalami perubahan pada beberapa karakter yang dibandingkan dengan genotipe asalnya.

Warna Daun Muda Ubi Kayu

Karakter warna daun muda pada mutan ubi kayu generasi M1V3 yang dibandingkan dengan genotipe asal memiliki keragaman fenotipe. Terlihat pada genotipe Jame-jame dengan warna daun muda pada genotipe asal terlihat berwarna hijau keunguan dan terjadi perubahan beberapa mutan menjadi warna ungu dan hijau tua. Genotipe Ratim dengan warna kontrol ungu menjadi warna hijau keunguan. UJ-5, Malang-4 dan Adira-4 memiliki warna daun muda yang sama dengan kontrolnya, yaitu hijau keunguan untuk UJ-5, Malang-4 memiliki warna daun muda hijau dan warna hijau terang untuk genotipe Adira-4 (Tabel 5). Penampilan karakter warna daun muda dapat dilihat pada Gambar 3. Pubescence

pada daun apikal berfungsi menekan serangan hama pada per tanaman ubi kayu (Ceballos et al. 2015).

Gambar 3 Keragaan karakter warna daun muda pada genotipe asal ubi kayu (Jame-jame, Ratim, UJ-5, Malang-4, Adira-4) dan mutan ubi kayu generasi M1V3

Warna Daun, Bentuk Central Daun dan Jumlah Lobus Daun Ubi Kayu

Karakter warna daun yang diamati terlihat genotipe Jame-jame, UJ-5 tidak mengalami perubahan warna. Maharani (2015) menyatakan hasil iradiasi sinar gamma pada ubi kayu generasi M1V2 menyebabkan perubahan morfologi pada karakter daun ubi kayu baik dari karakter warna daun, bentuk tulang daun dan jumlah lobus. Genotipe Ratim terjadi perubahan warna dari hijau terang menjadi hijau tua. Genotipe Malang-4 dengan warna kontrol hijau tua berubah menjadi

Jame-jame Ratim UJ-5 Malang-4 Adira-4

hijau terang dan ada yang tetap menjadi hijau tua. Genotipe Adira-4 terjadi perubahan dari warna hijau terang menjadi warna hijau muda pada daun ubi kayu hasil mutan. Beberapa mutan yang berubah memiliki ciri-ciri yang dapat dilihat pada Tabel 5. Menurut Khumaida et al. (2015) iradiasi sinar gamma menyebabkan mutasi morfologi pada daun ubi kayu digenerasi M1V1 dan karakter warna daun berkorelasi positif dengan bobot umbi ubi kayu.

Karakter bentuk central daun beberapa mutan dengan genotipe asal Jame- jame ada yang berubah dari elliptic-lanceolate menjadi lanceolate. Mutan dengan genotipe asal Ratim berubah dari elliptic-lanceolate menjadi lanceolate. Genotipe asal UJ-5 karakter bentuk central daun tidak berubah. Genotipe asal Malang-4 mutan mengalami perubahan pada karakter bentuk sentral daun yaitu dari

lanceolate menjadi elliptic-lanceolate. Genotipe asal Adira-4 karakter bentuk central daun mengalami perubahan pada mutan dari elliptic-lanceolate menjadi

lanceolate. Pengamatan jumlah cuping pada setiap genotipe tidak berbeda terlihat pada genotipe Jame-jame, Ratim dan UJ-5 memiliki jumlah cuping 7. Genotipe Malang-4 dan Adira-4 memiliki jumlah lobus 7 pada pengamatan 9 BST.

Gambar 4 Keragaan mutan karakter jumlah lobus dan warna daun ubi kayu

Tabel 5 Rata-rata karakter warna daun muda, warna daun, bentuk central, jumlah lobus, warna tangkai, bentuk umbi, lekukan umbi,warna parenkim, warna korteks, warna luaran umbi, rasa dan tipe umbi dari mutan ubi kayu generasi M1V3

Genotipe WDM WD BC JL WT BU LU WP WK WLU RU TU

Jame-jame hijau keunguan hijau terang Elliptic-lanceolate Tujuh Hijau Cylindrical sedikit Putih Pink cokelat muda Manis Mixed V1D1-1-1-1 Ungu hijau terang Elliptic-lanceolate Tujuh Merah Cylindrical Beberapa Putih Pink cokelat muda Manis pedunculate V1D1-1-1-3 Ungu hijau terang Elliptic-lanceolate Tujuh Merah Cylindrical sedikit Putih Pink cokelat muda Manis Mixed V1D1-3-2-2 hijau keunguan hijau terang Lanceolate Tujuh Merah Cylindrical Beberapa Putih Pink cokelat muda Intermediet Mixed V1D1-3-2-3 hijau keunguan hijau terang Elliptic-lanceolate Tujuh Merah Cylindrical Beberapa Putih Pink cokelat muda intermediet Mixed V1D1-3-3-1 hijau keunguan hijau terang Elliptic-lanceolate Tujuh Merah Cylindrical Beberapa Putih Pink cokelat muda intermediet Mixed V1D1-3-3-3 hijau keunguan hijau terang Elliptic-lanceolate Tujuh Merah Cylindrical Beberapa Putih Pink cokelat muda intermediet Mixed V1D1-5-3-1 hijau keunguan hijau terang Lanceolate Tujuh Merah Cylindrical sedikit Putih Pink cokelat muda intermediet Mixed V1D1-5-3-2 hijau keunguan hijau terang Lanceolate Tujuh Merah Cylindrical sedikit Putih Pink cokelat muda intermediet Mixed V1D1-5-3-3 hijau keunguan hijau terang Lanceolate Tujuh Merah Cylindrical sedikit Putih Pink cokelat muda intermediet Mixed V1D2-1-2-3 Ungu hijau terang Obovate-lanceolate Tujuh Merah Cylindrical sedikit Putih Pink cokelat muda intermediet Mixed V1D2-1-2-2 hijau keunguan hijau terang Lanceolate Tujuh Merah Cylindrical sedikit Putih Pink cokelat tua Manis Mixed Ratim Ungu hijau terang Elliptic-lanceolate Tujuh Merah Cylindrical sedikit Putih Pink cokelat muda Manis Mixed V2D1-3-2-2 hijau keunguan hijau terang Lanceolate Tujuh Merah Cylindrical sedikit Putih Pink cokelat muda intermediet pedunculate V2D1-3-2-3 hijau keunguan hijau terang Lanceolate Tujuh Merah Cylindrical sedikit Putih Pink cokelat muda intermediet pedunculate V2D1-4-2-2 hijau keunguan hijau tua Lanceolate Tujuh Ungu Cylindrical Beberapa Putih Pink cokelat muda Manis pedunculate V2D1-4-2-3 hijau keunguan hijau tua Lanceolate Tujuh Ungu Cylindrical Beberapa Putih Pink cokelat muda Manis pedunculate V2D1-5-2-2 Ungu hijau tua Elliptic-lanceolate Tujuh Merah Cylindrical sedikit Putih Pink cokelat muda intermediet Mixed V2D1-5-2-3 Ungu hijau tua Elliptic-lanceolate Tujuh Merah Cylindrical sedikit Putih Pink cokelat muda intermediet Mixed UJ-5 hijau keunguan hijau tua Obovate-lanceolate Tujuh hijau kemerahan conical-cylindrical Beberapa Putih putih (krem) Putih Pahit Mixed V3D1-2-2-3 hijau keunguan hijau tua Obovate-lanceolate Tujuh Hijau Cylindrical Beberapa Putih putih (krem) Putih intermediet Mixed V3D4-1-1-1 hijau keunguan hijau tua Obovate-lanceolate Tujuh Hijau Cylindrical Beberapa Putih putih (krem) Putih Pahit Mixed V3D1-1-2-1 hijau keunguan hijau tua Elliptic-lanceolate Tujuh Hijau Cylindrical Banyak Putih putih (krem) Putih Pahit Mixed Malang-4 hijau keunguan hijau tua Lanceolate Tujuh hijau kemerahan Cylindrical sedikit Putih putih (krem) cokelat muda Pahit Sessile V4D1-1-3-3 hijau keunguan hijau tua Elliptic-lanceolate Tujuh hijau kemerahan Cylindrical Beberapa Putih putih (krem) cokelat muda intermediet Sessile V4D1-1-3-2 hijau keunguan hijau tua Elliptic-lanceolate Tujuh hijau kemerahan Cylindrical Beberapa Putih putih (krem) cokelat muda Pahit Sessile V4D1-2-2-2 Ungu hijau tua Elliptic-lanceolate Tujuh hijau kemerahan Cylindrical Beberapa Putih putih (krem) cokelat muda Pahit Mixed V4D1-2-2-3 Ungu hijau tua Elliptic-lanceolate Tujuh hijau kemerahan Cylindrical Beberapa Putih putih (krem) cokelat muda Pahit Mixed V4D1-4-3-3 hijau keunguan hijau terang Elliptic-lanceolate Tujuh kuning kehijau Cylindrical Beberapa Putih putih (krem) cokelat muda Pahit Mixed V4D2-1-2-2 hijau keunguan hijau tua Elliptic-lanceolate Tujuh hijau kemerahan Cylindrical sedikit Putih putih (krem) cokelat tua Pahit Mixed V4D2-1-2-3 hijau keunguan hijau tua Elliptic-lanceolate Tujuh hijau kemerahan Cylindrical sedikit Putih putih (krem) cokelat tua Pahit Mixed V4D2-2-3-1 hijau keunguan hijau tua Elliptic-lanceolate Tujuh hijau kemerahan cylindrical-cylindrical Beberapa Putih putih (krem) cokelat muda intermediet pedunculate

Adira-4 hijau terang hijau terang Elliptic-lanceolate Tujuh hijau kemerahan Cylindrical Beberapa Putih Pink cokelat tua Pahit Mixed V5D1-2-1-1 hijau terang hijau tua Lanceolate Tujuh merah kehijauan Cylindrical sedikit Putih Pink cokelat tua Pahit pedunculate V5D1-2-1-2 hijau terang hijau tua Lanceolate Tujuh merah kehijauan Cylindrical sedikit Putih Pink cokelat tua Pahit pedunculate V5D1-2-1-3 hijau terang hijau tua Lanceolate Tujuh merah kehijauan Cylindrical sedikit Putih Pink cokelat tua Pahit Mixed V5D2-4-2-2 hijau terang hijau tua Lanceolate Tujuh merah kehijauan Cylindrical sedikit Putih Pink cokelat tua Pahit Mixed WDM : warna daun muda; WD : warna daun; BC : bentuk central; JL : jumlah lobus; WT :warna tangkai; BU : bentuk umbi; LU : luaran umbi; WP : warna parenkim; WK : warna korteks; WLU : warna luaran; RU: rasa umbi; TU: tipe umbi; Angka-angka pada kolom karakter yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 % berdasarkan uji selang berganda Dunca

Warna Tangkai Daun Ubi Kayu

Pengamatan warna tangkai daun dari mutan ubi kayu yang dibandingkan dengan genotipe asal memiliki keragaman fenotipe. Terlihat warna tangkai daun Jame-jame hasil mutasi berwarna merah sedangkan pada genotipe awal karakter warna tangkai berwarna hijau kemerahan. Mutan dengan genotipe asal Ratim tidak mengalami perubahan yaitu tetap berwarna merah disepanjang tangkai daun. Mutan dengan genotipe asal UJ-5 memiliki warna tangkai daun hijau disepanjang tangkai daun. Mutan dengan genotipe asal Malang-4 memiliki warna tangkai daun hijau dengan merah didekat daun sama dengan warna genotipe asal.

Terjadi perubahan warna pada mutan dengan genotipe asal Adira-4 dari warna tangkai merah kehijauan menjadi dominan hijau (Tabel 5). Penelitian Maharani (2015) memperlihatkan perubahan morfologi yang terlihat pada perubahan warna tangkai daun menjadi merah muda dan hijau pada dosis radiasi 15 Gy. Penampilan warna tangkai pada beberapa mutan disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 Keragaan karakter warna tangkai ubi kayu genotipe asal (A) dan mutan (B) ubi kayu generasi M1V3

Bentuk Umbi dan Lekukan Umbi Ubi Kayu

Pengamatan yang dilakukan pada karakter bentuk umbi dari genotipe Jame-jame memiliki bentuk umbi sama dengan control yaitu cilindrical. Mutan dengan genotipe asal Ratim memiliki bentuk umbi cilindrical yang tidak berubah, sedangkan mutan dengan genotipe asal UJ-5 memiliki bentuk umbi Conical- cilindrical pada control dan berubah menjadi cilindrical pada semua mutan. Mutan dengan genotipe asal Malang-4 mengalami perubahan dari cylindrical

menjadi conical-cylindrical. Genotipe Adira-4 memiliki bentuk umbi Cilindrical pada kontrol dan tetap dengan bentuk Cilindrical pada semua mutan ubi kayu dapat dilihat pada Tabel 5. Terkait dengan hasil ubi kayu, tipe yang dikehendaki adalah tipe Cilindrical karena hasil olahan akan lebih seragam jika dibandingkan dengan tipe Conical-cilindrical. Umbi yang terlalu besar dapat menyulitkan pengolahan dengan menggunakan mesin, sehingga diharapkan umbiberbentuk lebih seragam dengan ukuran yang sedang.

Karakter lekukan umbi pada mutan dengan genotipe asal Jame-jame mengalami perubahan yaitu dari sedikit lekukan menjadi banyak lekukan pada mutan. Mutan dengan genotipe Ratim tetap memiliki sedikit lekukan pada

Jame-jame G1D2-122 Ratim G2D1-322 UJ-5 G3D1-223 Malang-4 G4D1-433 Adira-4 G5D2-422 A B A B A B A B A B

karakter lekukan umbi. Mutan dengan genotipe asal UJ-5 memiliki banyak lekukan baik dari kontrol maupun mutannya. Mutan dengan genotipe asal Malang-4 mengalami perubahan karakter lekukan umbi yaitu dari sedikit lekukan pada kontrol menjadi banyak lekukan pada mutan. Genotipe asal Adira-4 juga mengalami perubahan karakter lekukan umbi dari sedikit lekukan pada kontrol menjadi banyak lekukan pada mutan.

Warna Parenkim, Warna Korteks dan Warna Luar Umbi Ubi Kayu

Pengamatan warna parenkim pada genotipe Jame-jame, Ratim, UJ-5, Malang-4 dan Adira-4 memiliki warna yang sama yaitu Putih. Pengamatan warna

parenkim berkaitan dengan kandungan provitamin A (β-karoten) didalam ubi kayu dan kandungan karoten pada ubi terlihat pada intensitas warna ubi (Ferreira

et al. 2008).

Karakter warna korteks mutan dengan genotipe asal Jame-jame dan Ratim memiliki warna korteks sama dengan kontrol yaitu berwarna pink. Genotipe UJ-5 dan Malang-4 memiliki warna kontrol sama dengan mutan yaitu putih (krem). Genotipe Adira-4 memiliki warna korteks pink untuk kontrol dan pink untuk mutan (Tabel 5). Karakter warna korteks berkaitan dengan kandungan glikosida sianogenik dimana kandungan tertinggi ditemukan pada bagian korteks umbi (Omar et al. 2012). Glikosida sianogenik merupakan senyawa hidrokarbon yang dapat menghasilkan hidrogen sianida (HCN) yang bersifat racun bagi manusia.

Karakter warna luar umbi mutan dengan genotipe asal Jame-jame dan Ratim memiliki warna cokelat muda sama dengan warna kontrol. Mutan dengan genotipe UJ-5 memiliki warna luar umbi putih yang sama dengan warna kontrol. Warna putih merupakan warna dominan pada kulit luar umbi dari genotipe asal UJ-5 (Fukuda et al. 2010). Genotipe Malang-4 memiliki warna luar cokelat muda dan genotipe Adira-4 memiliki warna luar cokelat tua yang tidak mengalami perubahan warna pada mutan. Keragaan mutan pada karakter warna parenkim, warna korteks dan warna luar umbi dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Keragaan karakter bentuk umbi, warna parenkim umbi, warna korteks dan warna luaran umbi genotipe asal (Jame-jame, Ratim, UJ-5, Malang-4, Adira-4) dan mutan ubi kayu (G1D1-3-3-2, G2D2-3-3-2, G3D1-2-1-2, G4D1-1-1-3, G5D1-2-1-3) ubi kayu generasi M1V3

Jame-jame Ratim UJ-5 Malang-4 Adira-4

Tipe umbi Ubi Kayu

Pengamatan yang dilakukan pada karakter tipe umbi ubi kayu genotipe Jame-jame memiliki tipe mixed pada genotipe asal sedangkan mutan tidak mengalami perubahan. Mutan dengan genotipe asal Ratim memiliki tipe mixed

pada kontrol dan berubah menjadi padunculate pada umbi mutannya. Genotipe UJ-5 tidak mengalami perubahan pada karakter tipe umbi dimana umbi tetap dengan tipe mixed. Mutan dengan genotipe asal Malang-4 terjadi perubahan tipe umbi pada mutan dari tipe sessile menjadi tipe mixed. Mutan dengan genotipe asal Adira-4 mengalami perubahan bentuk dari bentuk mixed menjadi tipe umbi

pedunculate (Tabel 5).

Genotipe asal Mutan

Gambar 7 Keragaan karakter tipe umbi ubi kayu genotipe asal dan tanaman mutan

Rasa Umbi Ubi Kayu

Rasa umbi merupakan salah satu karakter kualitatif yang menentukan penggunaan umbi ubi kayu oleh konsumen, karena rasa umbi di pengaruhi oleh kandungan HCN pada umbi ubi kayu. Mutan dengan genotipe asal Jame-jame mengalami perubahan rasa, dimana rasa pada genotipe asal memiliki rasa yang manis berubah menjadi intermediet pada delapan mutan, tiga mutan tetap memiliki rasa umbi manis. Genotipe asal Ratim memiliki rasa manis pada genotipe asal dan 3 mutan ada yang tetap memiliki rasa manis dan ada 4 mutan yang berubah menjadi intermediet. Mutan dengan genotipe UJ-5 memilik rasa umbi pahit dan 1 mutan berubah menjadi intermediet. Genotipe Malang-4 memiliki rasa pahit pada genotipe asal dan pada mutan beberapa ada yang berubah menjadi intermediet dan ada yang tetap dengan rasa pahit. Mutan dengan genotipe asal Adira-4 memiliki rasa umbi yang pahit dengan mutan yang tetap memiliki rasa pahit. Keragaman mutan ubi kayu dengan karakter rasa umbi disajikan pada Tabel 5.

Heritabilitas Arti Luas (h2bs) 32 Mutan Ubi Kayu Generasi M1V3

Heritabilitas merupakan penggambaran proporsi ragam genetik terhadap ragam fenotipe yang dinyatakan dalam satuan persen. Pendugaan nilai heritabilitas digunakan untuk melihat peranan faktor genetik dan faktor lingkungan dalam memberikan penampilan akhir yang diamati (Syukur et al. 2012). Karakter yang memiliki nilai heritabilitas arti luas yang termasuk kriteria tinggi, dimana faktor genetik memberikan pengaruh yang besar dibandingkan dengan faktor lingkungan sehingga dapat dilakukan seleksi berdasarkan karakter dan sifat genetik dari genotipe tersebut. Nilai heritabilitas yang tinggi berperan dalam meningkatkan efektifitas seleksi dalam pemuliaan tanaman (Hardiati et al. 2003).

Nilai duga heritabilitas dari 32 mutan dapat dijelaskan dengan melihat nilai heritabilitas dari karakter pada setiap genotipe. Tabel 5 menyajikan nilai heritabilitas mutan ubi kayu hasil iradiasi sinar gamma generasi M1V3 dengan karakter pertumbuhan dan karakter panen. Hasil pendugaan ragam fenotipe, ragam lingkungan dan ragam genetik menunjukkan bahwa pada karakter lebar daun, tinggi cabang pertama, jumlah umbi, jumlah umbi ekonomi dan bobot umbi, pengaruh lingkungan masih ada terhadap karakter tersebut, sedangkan pada karakter Panjang daun lobus, lebar daun, diameter batang dan tinggi tanaman faktor genetik lebih dominan mengendalikan karakter tersebut, yang ditunjukkan oleh nilai heritabilitas arti luas dengan kriteria tinggi (Tabel 6).

Nilai heritabilitas ubi kayu hasil iradiasi sinar gamma generasi M1V3 berada pada kisaran 32.65%-66.41%. Hasil percobaan ini selaras dengan penelitian Khumaida et al. (2015), yang menyatakan nilai duga heritabilitas ubi kayu hasil mutasi generasi awal M1V1 memiliki nilai heritabilitas tinggi pada karakter tinggi tanaman, tinggi cabang pertama, jumlah umbi per tanaman dan jumlah umbi ekonomi. Karakter ini masih digunakan dalam kegiatan seleksi mutan ubi kayu hasil iradiasi sinar gamma pada generasi M1V3.

Tabel 6 Nilai duga heritabilitas arti luas (h2bs) 32 mutan ubi kayu hasil iradiasi sinar gamma generasi M1V3

Karakter kuantitatif σ2g σ2p σ2e h2bs(%) Kriteria

Pertumbuhan

Panjang daun lobus (cm) 2.57 4.56 1.99 56.32 Tinggi

Lebar daun (cm) 0.12 0.33 0.22 32.65 Sedang

Panjang tangkai (cm) 16.41 24.71 8.30 66.41 Tinggi Diameter batang (mm) 48.37 83.96 35.59 57.61 Tinggi

Tinggi tanaman (cm) 1826.93 3625.08 1798.15 50.39 Tinggi

Dokumen terkait