• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keragaan Usaha

Dalam dokumen Buku Pengem. Buah2an (Halaman 52-55)

IV. Keragaan Usaha dan Perkembangan Tanaman

4.1 Keragaan Usaha

Sampai saat ini, Sumatera Barat masih mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber utama pendapatan mayoritas masyarakatnya. Disamping tanaman perkebunan, kontribusi tanaman pangan dan hortikultura cukup dominan dalam mengisi perolehan pendapatan daerah. mulai dari tanaman padi, jagung, berbagai sayuran dan buah-buahan serta sebagian tanaman hias.

Tanaman buah-buahan yang sangat menonjol perkembangannya dewasa ini diantaranya adalah jeruk, manggis, pisang, sirsak, dan durian. Selain itu peran buah-buahan yang lain seperti jambu biji, Jambu Jamaica, Jambu Air Citra, Sukun, Stroberry, Salak, Sawo, markisah, pepaya, buah naga juga sudah mulai meningkat. Ditunjang oleh mangga dan duku dari daerah lain, buah-buahan ini sudah mulai memperlihatkan kemampuan dan kapasitasnya sebagai pesaing dari buah-buahan luar negeri yang membanjiri pasar-pasar tradisional dan pasar swalayan di berbagai daerah Sumatera Barat.

Secara umum, disadari bahwa belum banyak komoditas buah-buahan yang menjadi pilihan sebagai sumber pendapatan yang utama bagi masyarakat. Komoditas ini kebanyakan masih berfungsi sebagai usaha sampingan atau komoditas tambahan bagi petani atau rumah tangga. Tanaman buah-buahan lebih banyak diusahakan dalam sebuah kebun campuran. Dimana didalamnya secara intensif diusahakan tananam lain sebagai sumber utama pendapatan. Kebanyakan petani lebih mengutamakan komoditas pangan dan atau sayuran tertentu sebagai sumber utama pendapatan keluarga. Kenyataan ini merupakan sesuatu yang lumrah, karena kebutuhan akan bahan pangan dan sayuran jauh lebih tinggi dan konsisten, bahkan cenderung meningkat dibanding dengan peningkatan permintaan akan buah-buahan. Tetapi perkembangan jumlah manusia yang seiring dengan peningkatan

pengetahuan akan kesehatan serta membaiknya perekonomian, secara perlahan juga berpengaruh kepada permintaan akan buah- buahan sebagai bahan pangan tambahan penyeimbang dalam tubuh. Sehingga potensi komoditas buah-buahan sebagai sumber utama pendapatan mulai jadi perhatian dan pilihan.

Tidak hanya sebagai pengaruh dari pertumbuhan jumlah penduduk, tetapi program pengembangan buah-buahan yang intens dilakukan telah merubah persepsi petani terhadap tanaman buah- buahan. Tanaman yang tadinya hanya sebagai tanaman pekarangan atau tanaman yang tumbuh liar dan sering tidak diperhatikan, sekarang sudah mulai dipelihara dan diusahakan secara baik oleh beberapa petani. Tanaman ini ternyata mampu memberi kontribusi yang nyata pada perolehan pendapatan keluarga petani.

Banyak petani sudah mulai merintis dan mengembangkan tanaman buah-buahan secara serius dengan investasi yang cukup besar serta penerapan teknologi sesuai dengan tuntutan tanaman. Usaha yang dilakukan sudah bergerak kearah usaha komersial, tidak lagi hanya sekedar menanam dan menunggu untuk mengambil hasilnya. Bahkan ada sebagian petani sudah mengusahakan kebun buah-buahan dalam skala yang cukup luas, jauh lebih luas dibanding usahatani padi, jagung, ubi ataupun sayuran sebagai sumber utama pendapatan.

Beberapa usaha buah-buahan yang saat ini mulai berkembang diantaranya;

1. Pertanaman Sirsak yang dilaksanakan pada tahun 2009 di pekarangan oleh masyarakat Nagari Batu Balang Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota yang awalnya menerima bantuan bibit sirsak sebanyak 2.500 batang, saat ini sirsak tersebut telah berproduksi, sehingga masyakat nagari batu batang saat ini disamping sirsak dikonsumsi sendiri, juga sudah menjual buah sirsak, untuk peningkatan pendapatan keluarga

2. Beberapa kebun stroberry yang telah berkembang di Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar, yang awalnya dilaksanakan tahun 2012 dilaksanakan Demplot Stroberry sebanyak 3.000 batang di samping Pasar Sayur segar di Nagari Aie Angek Kecamatan X Koto, melihat keberhasilan demplot stroberry tersebut banyak petani sekitar ikut membudidayakan stroberrry dimaksud karena harga jual yang menjanjikan (1 kg Rp. 60.000,-).

3.Beberapa kebun durian yang dikembangkan oleh pengusaha dan petani di Kabupaten Dharmasraya dan di Kabupaten Sijunjung. Luas usaha berkisar antara 2 – 10 ha. Bahkan satu petani ada yang sudah mengembangkan kebun durian mendekati 20 ha, sebagian sudah mulai berbuah. Begitu juga halnya di Sijunjung, beberapa kebun durian dan manggis (1-5 ha), kebun jambu biji di Padang Pariaman dan Padang (3-8 ha), dan yang banyak berkembang saat ini adalah kebun jeruk yang tersebar diberbagai kabupaten dan kota seperti Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman Barat, Kota Padang, Kota Pariaman dan daerah lainnya. Luasan usahatani jeruk berkisar antara 0,25 – 5 ha per petani, melihat keberhasilan pertanaman durian tersebut maka pada tahun 2012 banyak kelompok tani ingin mengembangkan durian, untuk itu pada tahun 2012 telah dibantu bibit durian untuk masyarakat Kabupaten Dharmasraya sebanyak 8.000 batang. Kabupaten Sijunjung (9.000 batang) dan Kota Sawahlunto sebanyak 8.000 batang.

4. Beberapa kebun jambu biji di Kabupaten Padang Pariaman yang bermula dari kebun H. Zahari Zakaria mengembangkan usaha budidaya jambu biji. Usaha tersebut ternyata mampu menghasilkan pendapatan cukup tinggi buat petani. Kalau usaha pertanian ini dilakukan dengan sungguh-sungguh petani bisa sejahtera. Ini dibuktikan dengan usaha

budidaya jambu biji pak haji ini, dia dapat menghasilkan Rp 10 juta per minggu, jambu biji milik H. Zahari Zakaria, ARIZA FARM di Korong Limpato, Nagari Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman tidak hanya menghasilkan pendapatan, usaha tersebut juga mampu membuka lapangan kerja untuk warga sekitar. ‘Hebatnya pak haji juga telah mempekerjakan 15 orang perhari dengan gaji

Rp 50 ribu perhari ini membuktikan bahwa usaha pertanian bisa mensejahterakan petani.

5.Usaha kebun buah-buahan lainnya yang sudah berkembang adalah usaha buah naga di Padang dan Padang Pariaman, kebun salak di Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kota Bukittinggi dan Padang Panjang. Tidak kalah pentingnya, tanaman sirsak, sukun dan belimbing juga sudah diusahakan petani secara luas sebagai sumber perolehan pendapatan. Sementara buah-buahan lainnya seperti durian, rambutan, alpukat, sawo,nangka, mangga dan pepaya sudah lebih dulu dikembangkan, hampir disemua daerah.

Kondisi ini merupakan suatu kemajuan bagi sektor pertanian daerah, khususnya subsektor hortikultura. Potensinya untuk mengisi perolehan pendapatan masyarakat cukup tinggi, begitu juga perannya dalam mengisi pendapatan daerah. berdasarkan data statistik, di Sumatera Barat saat ini berkembang lebih kurang 20 komoditas buah-buahan dengan sebaran yang berbeda pada setiap daerah, tergantung dukungan sumberdaya alam dan preferensi petaninya (Tabel 4.1).

Dalam dokumen Buku Pengem. Buah2an (Halaman 52-55)

Dokumen terkait