• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mendengar nama Bali tentu di antara kalian sudah tidak asing lagi. Masyarakatnya sampai sekarang kuat mempertahankan tradisi Hindu. Namun demikian, agama Hindu yang mereka anut telah tercampur dengan budaya masyarakat asli Bali sebelum Hindu. Melalui proses sinkretisme ini, lahirlah agama Hindu Bali yang bernama Hindu Dharma.

Pada abad ke-7, nama Bali dalam berita Cina disebut dengan rnama Dwa-pa-tan, yang terletak di sebelah timur kerajaan Holing (Jawa). Menurut para ahli nama Dwa-pa-tan ini sama dengan Bali.

Pengaruh Hindu di Bali berasal dari Jawa Timur, ketika Bali berada di bawah kekuasaan Majapahit. Ketika Majapahit runtuh, ada sebagian penduduk yang melarikan diri ke Bali, sehingga banyak penduduk Bali sekarang yang menganggap dirinya keturunan dari Majapahit.

Prasasti yang menceritakan raja yang berkuasa di Bali ditemukan di Desa Blanjong, dekat Sanur. Prasasti ini berangka tahun 914. Dalam prasasti ini disebutkan Raja yang bernama Khesari Warmadewa,

istananya terletak di Sanghadwala. Prasasti ini ditulis dengan huruf nagari (India) dan sebagian lagi berhuruf Bali Kuno, tetapi berbahasa Sansakerta. Raja selanjutnya yang berkuasa adalah adalah Ugrasena pada tahun 915. Ugrasena digantikan oleh Tabanendra Warmadewa (955-967). Tabanendra kemudian digantikan oleh Jayasingha Warmadewa yang membangun dua buah pemandian suci di Desa Manukraya. Jayasingha kemudian digantikan oleh Jayasadhu Warmadewa yang memerintah dari tahun 975-983. Jayasadhu digantikan oleh adiknya Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi. Ia kemudian digantikan oleh Dharmodayana yang terkenal dengan nama Udayana yang naik tahta pada tahun 989. Udayana memerintah sampai tahun 1011. Salah seorang anaknya yaitu Airlangga menikah dengan putri Dharmawangsa (raja Jawa Timur) sehingga Ia menjadi raja di Jawa Timur, sementara Marakata adiknya memerintah di Bali (1011-1022). Marakata adalah raja yang sangat memperhatikan kehidupan rakyatnya, sehingga ia dicintai dan dihormati oleh rakyatnya. Untuk kepentingan peribadatan, ia membangun prasada atau bangunan suci di Gunung Kawi daerah Tampak Siring. Selanjutnya Marakata digantikan oleh adiknya yang bernama Anak Wungsu, yang memerintah dari tahun 1049-1077. Pada masa pemerintahannya, keadaan negeri Bali sangat aman dan tentram. Rakyat hidup dengan bercocok tanam. Selain itu, rakyat juga memelihara binatang seperti kerbau, kambing, lembu, babi, bebek, kuda, ayam, dan anjing. Anak Wungsu tidak memiliki anak dari permaisurinya. Ia meninggal pada tahun 1077 M dan didharmakan di Gunung Kawi dekat Tampak Siring.

Pengganti Anak Wungsu adalah Sri Maharaja Sri Walaprahu. Setelah pemerintahan Sri Walaprahu, muncul seorang ratu bernama Paduka Sri maharaja Sri Sakalendukirana Isana Gunadharma Laksmiddhara Wijayatunggadewi. Masa pemerintahannya tidak banyak diketahui. Ia digantikan oleh Sri Suradhipa yang memerintah dari tahun 1115-1119 M dan digantikan oleh Sri Jayasakti. Pada masa pemerintahan Sri Jayasakti, dia sangat memperhatikan rakyatnya tindakan yang dilakukan anatara lain meringankan beban pajak rakyatnya. Sri Jayasakti memerintah hingga tahun 1150 dan digantikan oleh Ragajaya. Setelah masa pemerintahan Ragajaya, di Bali

Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak begitu saja menerima budaya-budaya baru tersebut. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. Terjadilah proses akulturasi kebudayaan.

Pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai bidang, antara lain:

1. bidang agama, dibuktikan dengan berkembangnya agama Hindu dan Budha di Indonesia. Pada awalnya, masyarakat Indonesia banyak menganut animisme dan dinamisme. Animisme adalah kepercayaan terhadap arwah nenek moyang sedangkan dinamisme adalah kepercayaan

Aktivitas Kelompok

Untuk mengenal kerajaan-kerajaan yang brcorak Hindu-Budha di Indonesia, coba perhatikan kamu, kerajaan mana yang menurut Kalian paling berperan dalam mengembangkan ajaran Hindu-Budha di Indonesia, berikan alasannya.

Gambar 8.15

Upacara pembakaran mayat di Bali (ngaben) merupakan salah satu peninggalan agama Hindu di Indonesia..

terjadi kekosongan pemerintahan. Baru pada tahun 1170 muncul nama seorang raja yang bernama Jayapangus. Pada masa pemerintahan Jayapangus, kitab hukum yang dipakai adalah kitab hukum Manawakamandaka.

Setelah Jayapangus masih banyak lagi raja lain-nya yang memerintah di Bali. Sewaktu Bali diperintah oleh Bhatara Sri Asta-asura-ratna Bumi Banten, Bali tahun 1430 ditaklukan oleh Gajah Mada dari kerajaan Majapahit. Raja Bali ini menjadi raja terakhir yang memerintah di Bali. Sejak tahun itu Bali diperintah oleh raja-raja keturunan Jawa yang menganggap dirinya sebagai “wong Majapahit” artinya keturunan Majapahit. Walaupun demikian, di Bali masih ter-dapat kerajaan-kerajaan lain seperti Gianyar, Tabanan, Karangassem, dan Buleleng.

Sumber:Tempo,Agustus 2002

C. Peninggalan-Peninggalan

Kebudayaan Hindu-Budha

kepada kekuatan-kekuatan benda-benda pusaka tertentu serta kepercayaan pada kekuatan-kekuatan alam. Setelah masuknya pengaruh India, kepercayaan asli bangsa Indonesia ini kemudian berakulturasi dengan agama Hindu-Budha. Akibat dari akulturasi antara animisme-dinamisme dan Hindu-Buddha, beberapa upacara keagamaan Hindu-Budha yang berkembang di Indonesia tidak selalu sama dengan ajaran Hindu-Buddha India. Akulturasi kebudayaan tersebut menghasilkan sinkretisme antara kebudayaan agama Hindu-Budha dengan kebudayaan asli bangsa Indonesia.

2. bidang politik dan pemerintahan. Lahirnya berbagai kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia merupakan salah satu bukti adanya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia. Pada awalnya, masyarakat Indonesia belum mengenal corak pemerintahan dengan sistem kerajaan. Sistem pemerintahan yang berlangsung di Indonesia masih berupa pemerintahan kesukuan yang dipimpin oleh seorang kepala suku. Dengan demikian, masuknya pengaruh India membawa pengaruh pada terbentuknya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia. 3. bidang Pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan

semacam asarama merupakan salah satu bukti pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan. 4. bidang sastra dan bahasa. Pengruh Hindu-Budha

pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya bahasa Sansakerta dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada masa kerajaan Hindu-Budha di Indonesia seni sastra sangat berkembang terutama pada zaman kejayaan kerajaan Kediri. Karya sastra itu antara lain: a. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa yang

disu-sun pada masa pemerintahan Airlangga. b. Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu

Panuluh disusun pada zaman kerajaan Kediri.

c. Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh disusun pada zaman kerajaan Kediri.

d. Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular yang disusun pada zaman kerajaan

Majapahit. Naskah yang berisi karya Gambar 8.16 sastara ditemukan di Bali.

e. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca disu-sun pada zaman kerajaan Majapahit.

f. Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung yang disusun pada zaman kera-jaan Majapahit.

5. bidang seni tari. Relief-relief yang terdapat pada candi-candi terutama candi Borobudur dan Prambanan menunjukan adanya bentuk tari-tarian yang berkembang pada masa itu. Tarian perang, tuwung, bungkuk, ganding, matapukan (tari topeng) merupakan jenis tarian yang terlihat di relief candi tersebut. Alat gamelan nampaknya digunakan untuk mengiringi tarian tersebut. Alat-alat gamelan tersebut, antara lain gendang, gong, kecer, gambang, saron, dan kenong.

6. hiasan pada candi atau sering disebut dengan relief yang terdapat pada candi-candi di Indonesia didasarkan pada cerita-cerita epik yang berkembang dalam kesusastraan yang bercorak Hindu ataupun Budha. Epik yang tertera dalam relief candi Prambanan misalnya mengambil dari cerita Ramayana dan relief pada candi Penataran mengambil epik kisah Mahabharata.

Gambar 8.17

Relief-relief yang berada di candi Jago.

Sumber:Lukisan Sejarah,

7. Wujud akulturasi pemujaan arwah leluhur den-gan ajaran Hindu-Budha dapat dilihat dari bentuk arca dan patung yang ditempatkan di candi. Seni arca yang berkembang di Indonesia memper-lihatkan unsur kepribadian dan budaya lokal dan tidak meniru dari India. Contoh raja yang diarcakan adalah raja Rajasa yang didewakan sebagai Siwa di candi makam Kagenengan, raja Anusapati sebagai Siwa di candi makam Kidal, raja Wisnuwardhana sebagai Budha di candi makam Tumpang, raja Kertanegara sebagai Wai-rocana Locana di candi makam Segala dan raja Kertarajasa Jayawardhana sebagai Harihara di candi makam Simping. Patung-patung dewa dalam agama Hindu yang merupakan pening-galan sejarah di Indonesia, antara lain:

a. arca Tribhuwanattunggadewi, b. arca batu Wisnu,

c. arca Siwa Mahadewa, d. arca Lorojongrang, e. arca Ganesha, dan f. arca Brahma.

Gambar 8.18

Arca Ganesa.

8. Pengaruh Hindu-Budha terdapat juga pada seni pertunjukan terutama seni wayang. Seni wayang sampai sekarang masih populer di kalangan masyarakat Indonesia. Seni wayang beragam bentuknya seperti wayang kulit, wayang golek dan wayang orang. Pada masa Hindu-Budha, kebudayaan pertunjukkan wayang ini yang mengambil epik cerita Ramayana dan Mahabharata. Meskipun demikian, cerita yang dikembangkan merupakan perpaduan antara cerita Hindu-Budha dan unsur-unsur budaya asli. Adanya unsur budaya asli dapat terlihat dari dimasukkannya tokoh-tokoh “baru” yang kita kenal dengan sebutan Punakawan. Tokoh-tokoh punakawan seperti Bagong, Petruk dan Gareng (dalam seni wayang golek disebut Astrajingga/ Cepot, Dewala dan Gareng).

9. bidang seni bangunan. Bidang seni bangunan adalah salah satu peninggalan budaya Hindu-Budha di Indonesia yang sangat menonjol antara lain berupa candi dan stupa. Berikut ini candi-candi yang ditemukan di Indonesia.

a Candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, antara lain: Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Prambanan, Kelompok Candi Dieng, Candi Sukuh , Candi Sarjiwan Candi Lumbung Candi Sewu, dan Candi Sari atau Candi Bendah

b Candi-candi di Jawa Timur, antara lain: Candi Badut, Candi Jago (Candi Jajaghu), Candi Kidal, Candi Panataran, Candi Jajawa (Candi Jawi), Candi Singhasari, Candi Rimbi, Candi Bajang Ratu dan Candi Sumber Awan

Gambar 8.20

Candi Dieng.

Sumber: Lukisan Sejarah, Sumber: Lukisan Sejarah,

Gambar 8.19

Candi Penataran.

c Candi di Jawa Barat, antara lain: candi Cang-kuang

d Candi-candi di luar Jawa, antara lain: di Su-matera terdapat beberapa candi seperti candi Muara Jambi, Candi Muara Takus, Candi Tua, Candi Bungsu, Candi Mahligai, dan Candi Gunung Tua. Di Bali terdapat Candi Padas atau Candi Gunung Kawi yang terletak di Desa Tampak Siring Kabupaten Gianyar.

Aktivitas Kelompok

Koleksikan oleh Kalian photo/gambar candi-candi yang ada di Indonesia. Bandingkan antara bentuk dan fungsi dari candi itu, baik yang ada di Jawa maupun di luar Jawa! Apakah yang dapat Kalian simpulkan?

Hipotesis Waisya = suatu pandangan yang menyatakan bahwa yang menyebarkan agama Hindu Budha di Indonesia golongan pedagang.

Hipotesis Ksatria = suatu pandangan yang menyatakan bahwa yang menyebarkan agama Hindu Budha di Indonesia golongan bangsawan atau para raja.

Hipótesis Brahmana = suatu pandangan yang menyatakan bahwa yang menyebarkan agama Hindu Budha di Indonesia adalah golongan pendeta atau brahmana.

Teori Arus Balik = suatu teori yang menjelaskan bahwa bangsa Indonsia ketika menerima pengaruh Hindu Budha tidak bersikap pasif, tetapi bersikap aktif yaitu banyak bangsa Indonesia yang pergi ke India untuk belajar agama Hindu Budha kemudian mereka kembali ke Indonesia dan menyebarkan ilmu yang mereka peroleh dari India.

Ekspedisi Pamalayu = Ekspedisi yang dilakukan oleh Kertanegara dengan mengirimkan tentaranya ke Melayu dalam rangka memperluas daerah kekuasaan Singgosari di luar Jawa.

• Ada beberapa pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis Ksatria, Hipotesis Brahmana, dan Teori Arus Balik.

• Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia antara lain: Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Mataram Kuno, Kera-jaan Sriwijaya, KeraKera-jaan Singhasari, KeraKera-jaan Kediri, KeraKera-jaan Janggala, Kerajaan Majapahit,Kerajaan Sunda, dan Kerajaan Bali.

• Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha itu kita dapat ketahui dari sumber dalam negeri dan luar negeri. Sumber dalam negeri antara lain prasasti, naskah, dan candi. Sementara sumber dari luar berupa naskah, prasasti dan berita yang dibawa oleh para petualang atau pendeta yang pernah singgah di Indonesia • Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh

terhadap perkembangan kebudayaan di Indonesia. Namun demikian kebudayaan asli Indonesia tidak begitu luntur dengan masuknya budaya-budaya baru tersebut. Kebudaya-budayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. Terjadilah proses akulturasi kebudayaan.

• Pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai bidang, antara lain berkem-bangnya agama Hindu-Budha, berkemberkem-bangnya sastra dan bahasa, seni tari, seni rupa, seni patung, seni wayang, dan seni bangunan (candi atau pura),

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)!

1. Pengaruh Hindu-Budha masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang India yang singgah ke wilayah Indonesia. Pernyataan tersebut adalah inti dari pendapat ....

a. brahmana b. waisya c. ksatria d. arus balik

2. Salah satu kelebihan hipotesis brahmana dalam proses masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia terlihat dari ....

a. berkembangnya sistem kerajaan di Indonesia

b. banyaknya bangunan candi yang memiliki seni arsitektur tinggi c. berkembangnya bahasa Sansekerta d. berkembangnya upacara-upacara

keagamaan

a. salah satu bukti yang menunjuk-kan peran aktif bangsa Indonesia dalam

3. Berikut merupakan kelompok candi yang terdapat di Jawa Timur, yaitu candi ....

a. Jago, Kidal, dan Badut

b. Kidal, Kalasan dan Prambanan c. Penataran, Prambanan dan

Boro-budur

d. Penataran, Kalasan dan Pram-banan

e. Jago, Penataran dan Prambanan 4. Salah satu bentuk akulturasi antara

budaya Indonesia dengan budaya India pada bentuk bangunan candi terlihat dari ....

a. relief yang dilukiskan pada can-di

b. arca atau patung yang terdapat di candi

c. bentuk stupa

d. bentuk candi yang berupa punden berundak

5. Relief candi Prambanan mengambil penggalan kisah yang terdapat dalam cerita ….

a. Arjunawiwaha b. Bharatayudha c. Mahabharata d. Ramayana

9. Pada masa Rakai Pikatan Kerajaan Mataram Kuno dapat bersatu kembali karena ….

a. Rakai Pikatan mendirikan Candi Lorojongrang

b. Samaratungga mendirikan Candi Borobudur

c. Rakai Pikatan menikahi Pramo-dawardhani

d. Pramodawardhani mendirikan Candi Kalasan

10. Kerajaan Mataram Kuno yang berpusat di Jawa Timur didirikan oleh .... a. Dyah Balitung.

b. Rakai Panangkaran c. Samaratungga d. Mpu Sindok

11. Raja Dharmawangsa mengalami keruntuhan akibat serangan dari …. a. Airlangga

b. Wurawari c. Mpu Sindok d. Dyah Balitung.

12. Kerajaan Mataram terbagi menjadi dua setelah Airlangga karena ….

a. serangan dari pasukan tentara Wurawari

b. Membagi rata kepada kedua anaknya

c. Memperluas wilayah kekuasaan-nya

d. Keinginan Mpu Bharada

13. Siapakah pendiri kerajaan Singhasari …..

a. Ranggawuni b. Anusapati c.

d. Tohjaya

Uji Kompetensi Bab 8

14. Puncak kejaayaan yang dialami Kera-jaan Singhasari terjadi pada masa …. a. Kertanegara.

b. Kertanegara. c. Ranggawuni. d. Anusapati.

15. Kerajaan Majapahit didirikan oleh …. a. Raden Wijaya.

b. Gajah Mada. c. Hayam Wuruk. d. Wikramawardhana.

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan jelas.

1. Uraikan proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.

2. Apa buktinya bahwa di kerajaan Mataram Lama telah terjalin hubungan harmonis antara agama Hindu dan Budha?

3. Berikan tiga contoh bentuk akulturasi budaya di Indonesia antara budaya asli Indonesia dengan budaya Hindu-Budha.

4. Uraikanlah bagaimana proses berdirinya kerajaan Majapahit. 5. Uraikanlah bagaimana proses berdirinya kerajaan Kediri.

Releksi

Masyarakat di Pulau Bali sampai saat ini masih memegang teguh tradisi Hindu. Hal tersebut semakin memperkaya kemajemukan Bangsa Indonesia. Perjalanan Sejarah memang telah berperan dalam membentuk keberagaman bangsa ini. Bukankah dengan pandangan demikian kalian akan lebih arif dalam memandang perbedaan?

Perkembangan Islam