• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Dalam dokumen DOK.PENUNJUKKAN LANGSUNG KLHS 2014 (Halaman 58-69)

PAKET PEKERJAAN :

PENGADAAN DOKUMEN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

LOKASI :

KECAMATAN BORONG

DIBUAT OLEH :

BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) TAHUN ANGGARAN 2014

KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN JASA KONSULTANSI

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

I. LATAR BELAKANG

Krisis ekologi saat ini umumnya direspon melalui berbagai pendekatan dan cara yang pada intinya difokuskan untuk memperbaiki, memutakhirkan atau memodernisasi hubungan manusia dan lingkungan hidupnya. Inti modernisasi ekologi ini terletak pada reformasi hubungan manusia dan lingkungan hidupnya dengan memperbaharui kebijakan, disain kelembagaan dan praktek-praktek perilaku social (social practices) untuk melindungi keberlanjutan kehidupan manusia.

Kabupaten Manggarai Timur merupakan salah satu kabupaten baru dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dibentuk

berdasarkan Undang – undang No. 36 Tahun 2007. Kabupaten ini

diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia pada tanggal 23 November 2007. Sebagai kabupaten baru, banyak persoalan pembangunan yang dihadapi oleh pemerintah daerah dan masyarakatnya. Persoalan – persoalan tersebut sangat beragam. Salah satu persoalan yang telah mengemuka dan sekaligus menjadi isu internasional adalah masalah lingkungan hidup. Isu-isu lingkungan hidup masih terus menerus menjadi perhatian untuk dapat diatasi secara optimal. Melalui Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kebijakan lingkungan dirumuskan dan diimplementasikan. Pada pasal (15), disebutkan, instrument Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) wajib dilaksanakan untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

Penyelenggara KLHS dapat memilih pendekatan dan metode sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi sepanjang tujuan, prinsip dan nilai-nilai yang terkandung dalam KLHS terpenuhi.

KLHS merupakan bagian dari instrument pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Selain KLHS instrument lainnya yang termasuk dalam kategori ini adalah: tata ruang, baku mutu lingkungan hidup, kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, AMDAL, UKL/UPL, perizinan, instrument ekonomi lingkungan hidup, peraturan

perundang-undanganberbasis lingkungan hidup, audit lingkungan hidup dan instrument lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.

Keterkaitan KLHS dengan instrumen pencegahan lainnya adalah bersifat saling melengkapi dan saling mendukung. Dalam perencanaan tata ruang, KLHS membantu dalam proses penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah. Baku mutu lingkungan hidup; kriteria baku kerusakan lingkungan hidup instrument ekonomi lingkungan hidup; dan analisis risiko lingkungan hidup digunakan sebagai salah satu indicator dan/atau pendekatan dalam pengkajian pengaruh KRP terhadap lingkungan hidup. KLHS dapat membantu pencegahan degradasi sumber daya alam dan lingkungan hidup di tingkat KRP sehingga membantu efektifitas pelaksanaan AMDAL; UKL-UPL dan perizinan. Terkait dengan hal ini,melakukan kajian daya dukung dan daya tampung lahan terhadap peralihan fungsi kawasan dari daerah tangkapan air (kawasan perkebunan) menjadi daerah pemukiman penduduk dan kompleks perkantoran.

KLHS sebagai sebuah kelembagaan baru yang diatur dalam UU No. 32 Tahun 2009, dalam penyelenggaraanya secara spesifik mendasarkan pada asas; penilaian mandiri (self assessment), akuntabel; dan partisipatif.Namun demikian, sebagai sebuah system yang tidak terpisah dari ketentuan peraturan perundang-undangan diatasnya yang mengamanatkan, secara umum KLHS dalam penyelenggaraanya juga mendasarkan pada asas sebagaimana disebutkan oleh UU No. 32 tahun 2009. Asas-asas tersebut adalah: tanggung jawab Negara; kelestarian dan keberlanjutan; keserasian dan keseimbangan; keterpaduan; manfaat; kehati-hatian; keadilan; ekoregion; keanekaragaman hayati; pencemar harus membayar; partisipatif; kearifan local; tata kelola pemerintahan yang baik; dan otonomi daerah.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud :

meningkatkan kredibilitas keputusan yang diambil dan mendorong kajian dampak lingkungan pada tingkat proyek (AMDAL) menjadi lebih efektif biaya dan waktu.

2. Tujuan :

KLHS bertujuan untuk menghasilkan KRP yang berwawasan lingkungan hidup. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

III. SASARAN

Sasaran dari Kegiatan ini adalah:

Tersedianya Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kecamatan Borong Kabupaten Manggarai Timur yang dapat memberikan informasi yang tepat guna, cukup dan dapat dipertanggungjawabkan untuk perencanaan pembangunan dan pengambilan keputusan.

IV. LOKASI KEGIATAN

Kegiatan jasa konsultansi KLHS ini dilaksanakan di Kecamatan Borong Kabupaten Manggarai Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

V. SUMBER PENDANAAN

Sumber dana seluruh Pekerjaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Manggarai Timur melalui Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Tahun Anggaran 2014 dengan pagu anggaran Rp. 115. 000.000.-(Seratus Lima Belas Juta Rupiah).

VI. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA ANGGARAN

Organisasi Pengguna Jasa adalah Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Manggarai Timur Tahun Anggaran 2014.

VII. DATA STANDAR

Data Standar yang disediakan oleh Pengguna Anggaran adalah sebagai berikut:

 Data-data lingkungan hidup yang dimiliki oleh Pengguna Anggaran di SKPD (Badan Lingkunan Hidup Daerah) dan harus dipelihara oleh penyedia jasa.

VIII. STANDAR TEKNIS

Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam pelaksaan pekerjaan jasa konsultasi KLHS dilakukan oleh sebuah team lintas keahlian. Diharapkan tenaga ahli yang diusulkan memiliki kualifikasi dan persyaratan tertentu sebagaimana yang dipersyaratkan dalam kerangka acuan ini yaitu sebagai berikut :

1. Team leader harus mempunyai latar belakang pendidikan Ilmu

Lingkungan/Teknik Lingkungan/Ekologi Sumber Daya Alam dengan degree strata 1/ memiliki pengalaman kerja dalam penyusunan KLHS dan mempunyai pengalaman minimal 4 tahun.

2. Tenaga ahli Planalogi, dengan kualifikasi Strata 1 Teknik Planalogi

yang memiliki pengetahuan mendalam dalam Urban Environmental

Management dan Pengalaman minimal 4 Tahun untuk pekerjaan yang serupa.

3. Tenaga ahli Kesehatan Masyarakat memiliki pengetahuan tentang

Kesehatan Lingkuangan Masyarakat dan Pengalaman minimal 4 Tahun.

4. Asisten Tenaga Ahli, Tenaga ahli Geodesi/geografi memiliki

pengetahuan tentang kebumian serta kemampuan bidang GIS dengan latar belakang Teknik Geodesi/geografi dan Pengalaman minimal 2 Tahun.

IX. STUDI-STUDI TERDAHULU

Studi-studi terdahulu yang pernah dilaksanakan adalah Penerapan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan KLHS Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTT periode Tahun 2013 – 2018.

Salah satu tujuannya adalah memberikan masukan terkait

pengarusutamaan prinsip berkelanjutan meliputi keterkaitan,

keseimbangan dan keadilan dalam implementasi Kebijakan, Rencana dan Program yang tertuang pada RPJMD Provinsi NTT Tahun 2013 – 2018.

Dari Hasil pengkajian belum memasukan pengalihan alih fungsi lahan dan daya tampung lahan berkaiatan dengan perubahan alih fungsi lahan dari daerah tangkapan air (daerah perkebunan) menjadi daerah permukiman pendududk dan kompleks perkantoran.

X. REFERENSI HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 9 Tahun 2005 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 tahun

2006;

6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.

XI. LINGKUP KEGIATAN Lingkup Kegiatan

 Rapat Persiapan/Koordinasi awal dalam rangka penyamaan

pandangan, difokuskan kepada diskusi dan mendapat umpan balik dari seluruh pihak terkait utamanya adalah pihak SKPD dan Stakeholder kunci lainnya;

 Mengkaji dampak lingkungan atas pengalihan fungsi tata ruang

lahan lehong dan Kegiatan/Rencana/Program memberi

kesempatan untuk memasukan aspek LH dalam proses perencanaan pada tahap awal sehingga dapat sepenuhnya memprakirakan dampak lingkungan potensial, termasuk yang bersifat kumulatif jangka panjang dan sinergistik;

 Forum Group Discussion dilaksanakan untuk mengelaborasi

analisis dampak KRP pada tataran konsep melalui empat kali pertemuan dan diskusi dengan SKPD dan stakeholder kunci lainnya. Termasuk melakukan workshop dalam rangka uji public terhadap dan umpan balik dari seluruh pihak, termasuk mencoba

melakukan sinkronisasi dengan KRP, dalam rangka

penyempurnaan substansi materi;

 Dalam pelaksanaan FGD dihadirkan narasumber yang dapat

menjelaskan dan menjembatani kegiatan FGD serta memberikan penjelasan tentang tujuan dan maksud penyusunan KLHS ini;  Melakukan inventarisasi dan kajian kebijakan yang mempunyai

dampak proses pengambilan keputusan di Kecamatan Borong;

 Mengkaji daya dukung lahan dan daya tampung lahan berkaitan

(daerah perkebunan) menjadi daerah permukiman penduduk dan kompleks perkantoran;

 Rapat Pembahasan dengan ahli dan tim yang terlibat dalam

penyusunan untuk melakukan kajian isu-isu lingkungan yang mungkin terjadi;

 Melakukan kegiatan pelaporan dan Tinjauan (Reporting and

Review);

 Finalis Laporan dan Penyerahan Laporan.

XII. KELUARAN/ OUT PUT

Hasil atau Keluaran yang harus diserahkan kepada Pengguna Anggaran adalah laporan pendahuluan, Laporan interim, laporan akhir, dalam bentuk buku laporan KLHS Kabupaten Manggarai Timur sebanyak 4 (empat) rangkap dan dalam bentuk Compact Disk/DVD sebanyak 4 (empat) rangkap.

XIII. PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PPK

Peralatan, Material, Personil dan fasilitas yang disediakan oleh PPK adalah sebagai berikut :

 Akomodasi dan Ruang Kantor harus disediakan oleh penyedia jasa sendiri;

 Staf Pengawas/ Pendamping

Pengguna Anggaran dapat mengangkat team pengawas/team pendamping (Apabila dianggap perlu).

XIV. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTASI Peralatan, Material, Personil dan fasilitas yang disediakan oleh PPK adalah sebagai berikut :

 Komputer/Notebook minimal 2 Unit

 Printer minimal 1 Unit

 Kendaraan Roda dua minimal 2 unit

 Kamera digital minimal 1 unit

 GPS minimal 2 unit.

 Meter Roll 1 unit

XV. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Jangka Waktu pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi Kajian Lingkungan Hidup Strategis ini adalah 60 (Enam Puluh ) hari kalender.

XVI. PERSONIL

Konsultan harus menyediakan tenaga ahli dan staf peneliti sebagai tenaga pendukung yang meliputi bidang:

a. Tenaga ahli:

1. Ahli Bidang Ilmu Lingkungan : 1 orang

2. Ahli Perencanaan Wilayah/ Planologi : 1 orang

3. Ahli Kesehatan Masyarakat : 1 orang

b. Tenaga Pendukung:

1. Asisten Tenaga Ahli (Geodesi) : 1 orang

XVII. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN Langkah Pelaksanaan :

1. Penapisan adalah rangkaian langkah-langkah untuk

menentukan apakah suatu KRP perlu dilengkapi dengan KLHS atau tidak. Penentuan KRP telah memenuhi kriteria pelaksanaan KLHS dilakukan melalui kesepakatan pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Pelingkupan adalah rangkaian langkah-langkah untuk menetapkan nilai penting KLHS, tujuan KLHS, isu pokok, ruang lingkup KLHS, kedalam kajian dan kerincian penulisan dokumen, pengenalan kondisi awal dan telaah awal kapasitas kelembagaan. Kegiatan ini dilakukan melalui pendekatan sistematis dan metodologis yang memenuhi kaidah ilmiah.

3. Pengkajian adalah rangkaian langkah-langkah untuk

melakukan kajian ilmiah dan/atau pengujian secara metodologis, pemetaan kepentingan, dialog dan konsultasi, serta penemuan pilihan-pilihan alternatif rumusan maupun perbaikan dan penyempurnaan terhadap rumusan yang ada.

4. Perumusan dan pengambilan keputusan adalah

langkah-langkah persetujuan rekomendasi hasil KLHS dan interaksi antar pihak berkepentingan dalam rangka mempengaruhi hasil akhir KRP. Beberapa model pelaksanaan KLHS menetapkan keputusan perbaikan KRP sebagai hasil akhirnya, namun beberapa model lain menambahkan penetapan rencana pengawasan dan pemantauan sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam keseluruhan proses KLHS.

VIII. LAPORAN PENDAHULUAN

Buku Laporan Pendahuluan, yang menguraikan Tujuan dan Sasaran Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kecamatan Borong Kabupaten Manggarai Timur, metodologi pelaksanaan pekerjaan, rencana kerja, dan dukungan tenaga ahli beserta time schedule serta Laporan ini harus diserahkan rangkap 4 (empat).

XIX. LAPORAN ANTARA

Buku laporan Antara, merupakan fakta dan analisa dari kegiatan ini, menguraikan gambaran eksiting Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Di dalam laporan ini juga menguraikan tentang hasil identifikasi Kebijakan, Rencana dan Program.

Buku Laporan akhir merupakan laporan akhir pembuatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang didasarkan atas Kebijakan, Rencana, dan Program yang berwawasan Lingkungan Hidup.

XXI. PESYARATAN KERJASAMA

Persyaratan Kerjasama pekerjaan konsultan KLHS dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan melalui LPSE Kabupaten Manggarai Timur.

XXII. ALIH PENGATAHUAN

Apabila dipandang perlu oleh Pengguna Anggaran, maka penyedia jasa harus mengadakan ekspose/pemaparan hasil kajian, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf di Lingkungan Organisasi Pengguna Anggaran.

XXIII. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) KLHS ini dibuat, sebagai pedoman/ acuan bagi konsultan kedalam pekerjaan dengan persamaan visi antara Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa.

Dalam dokumen DOK.PENUNJUKKAN LANGSUNG KLHS 2014 (Halaman 58-69)

Dokumen terkait