• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Berfikir

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 40-44)

Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan di atas dapat komponen-komponen kondisi fisik dan anthropometri yang menjadi prediktordalam prestasi keterampilan teknik dasar sepaktakraw dipaparkan dalam kerangka pikir penelitian sebagai berikut:

1. Hubungan KomponenAnthropometridengan Keterampilan Teknik Dasar Sepaktakraw.

a. Hubungan tinggi badan dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw. Tinggi badan merupakan ukuran posisi berdiri (vertical) dengan kaki menempel pada lantai, posisi kepala dan leher tegak, pandangan rata-rata air, dada dibusungkan, perut datar dan tarik nafas beberapa saat dan tinggi badan diukur dalam posisi berdiri sikap sempurna tanpa alas

Tinggi badan seorang pemain sepaktakraw dalam keadaan berdiri akan menunjang pemain tersebut ketika melakukan. Oleh karena itu komponen anthropometri tinggi badan dapat dijadikan prediktor keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

b. Hubungan berat badan dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw. Berat badan merupakan unsur anthropometri yang di ukur menggunakan timbangan dengan satuan kg. Jika berat badan tidak ideal dengan tinggi badan maka gerakan yang dilakukan tidak leluasa, sehingga mengurangi tingkat fleksibilitas dan kelincaham seseorang.

Keadaan mengenai ukuran tubuh berupa berat badanakan menguntungkan seoarang pemain untuk melakukan gerak yang lebih leluasa. Seperti ketika seorang pemain melakukan lompatan saat melakukan smash atau heading jika berat badan tidak ideal makan akan berat saat melompat sehingga mempengaruhi hasil yang kurang maksimal ketika melakukan teknik dasar. Oleh karena itu komponen anthropometri berat badan dapat dijadikan prediktor keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

c. Hubungan panjang tungkai dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

Tungkai merupakan anggota gerak bawah yang terdiri dari seluruh kaki, mulai dari pangkal paha sampai dengan kaki (trochanter-lantai). Panjang tungkai dalam gerakan sepaktakraw terutama saat smash dan servis akan memberikan kontribusi dalam dalam memukul bola saat bola pada titik tertinggi.

Ditinjau dari biomekanika, tungkai yang panjang memiliki jangkauan yang lebih panjang, dalam hal pengungkit/tuas. Dengan tungkai yang panjang, seorang yang memiliki pengungkit yang lebih panjang sehingga menghasilkan tenaga yang lebih besar. panjang tungkai berhubungan dengan hasil gaya dorongan yang dilakukan oleh gerakan tungkai terhadap gerak kedepan dari tubuh. Oleh karena itu

komponen anthropometri panjang tungkai dapat dijadikan prediktor keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

2. Hubungan Komponen Kondisi Fisik denganKeterampilanTeknik Dasar Sepaktakraw.

a. Hubungan kekuatan otot tungkaidengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw

Kekuatan merupakan kemampuan otot atau kelompok otot untuk mengeluarkan kekuatan maksimal dalam waktu yang secepat-cepatnya. Atau dengan kata lain kekuatan dapat dikatakan sebagai hasil kerja antara kekuatan dan fleksibilitas yang dimiliki oleh otot. Dalam gerakan keterampilan teknik dasar sepaktakraw kekuatan dibutuhkan ketika melakukan tendanganterutama saat smash dan service. Ketika melakukan smash dan service agar dapat gaya dorong yang besar dan cepat. Menganut Hukum III Newton aksi reaksi yang pada aplikasinya dalam sepaktakraw bahwa besarnya gaya dorong yang akan terjadi pada tubuh perenang akan sama besarnya dengan gaya/kekuatan yang dilakukan oleh pemain dalam melakukan smash dan servis.

Oleh karena itu komponen kondisi fisik kekuatan otot tungkai dapat dijadikan prediktor keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

b. Hubungan kordinasi mata-kakidengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw

Koordinasi merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesulitan dengan cepat efisien dan ketepatan sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Koordinasi mata-kaki merupakan kerjasama fungsi sensorik anggota tubuh antara mata dengan kaki seperti seorang melakukan tendangan servis, smash, sepak sila dalam permainan sepaktakraw. Oleh karena itu komponen kondisi fisik koordinasi mata-kaki dapat dijadikan prediktor keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

c. Hubungan kelincahandengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw Kekuatan merupakan suatu kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kontraksi atau tegangan dalam menerima beban saat beraktivitas. Kemudian kekuatan khusus didefinisikan sebagai kekuatan otot tertentu yang berkaitan dengan gerakan tertentu pada cabang olahraga.

Dalam olahraga keterampilan teknik dasar sepaktakraw gerakan tubuh merupakan gerakan yang luas dan kesegala arah. Oleh sebab itu dibutuhkan kelincahan yang baik. Oleh karena itu diduga komponen kondisi fisik kekuatan dapat dijadikan prediktor keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

d. Hubungan fleksibilitas dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw Fleksibilitas adalah kemampuan tubuh atau bagian tubuh dalam untuk melakukan gerakan seluas-luasnya tanpa merasa sakit. Seperti ketika melakukan gerakan service apabila tingkat fleksibilitasnya rendah maka gerakan service tidak akan maksimal

Dalam teknik dasar permainan sepaktakraw merupakan gerakan yang memerlukan fleksibilitas yang tinggi. Seperti melakukan smash service dan sepak sila. Ketika fleksibilitas rendah maka arah bola ketika melakukan sepak sila tidak akan teratur dan susah di terima kembali. Oleh karena komponen kondisi fisik fleksibilitas dapat dijadikan prediktor keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Hubungan antara Anthropometri dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

a. Terdapat hubungan antara tinggi badan dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw, tinggi badan dapat memprediksi keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

b. Terdapat hubungan antara berat badan dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw, berat badan dapat memprediksi keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

c. Terdapat hubungan panjang tungkaidengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw, panjang tungkai dapat memprediksi keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

d. Terdapat hubungan antara faktor anthropometri yang terdiri atas tinggi badan, Berat badan dan panjang tungkai secara bersama-samadengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw, seluruh komponen anthropometri tersebut dapat memprediksi keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

2. Hubungan antara kondisi fisik dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw. a. Terdapat hubungan antara kekuatan tungkai dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw, kekuatan tungkai dapat memprediksi keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

b. Terdapat hubungan antara koordinasi mata-kaki dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw, koordinasi mata-kaki dapat memprediksi keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

c. Terdapat hubungan antara kelincahan dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw, kelincahan dapat memprediksi keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

d. Terdapat hubungan antara fleksibilitas dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw, fleksibilitas dapat memprediksi keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

e. Terdapat hubungan antara fleksibilitas, kekuatan otot tungkai, kelincahan dan koordinasi mata-kaki secara bersama-sama dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw, seluruh komponen kondisi fisik tersebut dapat memprediksi keterampilan teknik dasar sepaktakraw.

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 40-44)

Dokumen terkait