• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koordinasi Mata Kaki

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 25-37)

Koordinasi sebagai hubungan yang harmonis dari hubungan yang saling berpengaruh diantara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja yang ditunjukkan dengan berbagai tingkat keterampilan. Koordinasi

sangat sulit dipisahkan secara nyata dengan kelincahan, sehingga kadang-kadang suatu tes koordinasi juga bertujuan untuk mengukur kelincahan.

Koordinasi merupakan perpaduan fungsi beberapa otot secara tepat dan seimbang menjadi satu pola gerak. Koordinasi yang baik akan mampu mengkombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan dengan urutan yang benar dan melakukan gerakan yang kompleks secara mulus tanpa mengeluarkan energi berlebihan. Dengan demikian hasil gerakan yang dilakukan sangat efisien, halus, mulus dan terkoordinasi dengan baik.Koordinasi merupakan kemampuan biomotorik yang sangat kompleks. Koordinasi erat hubungannya dengan fleksibilitas, kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Koordinasi sangat penting di dalam mempelajari dan menyempurnakan teknik dan taktik. Suharno HP (1993:34), menyatakan bahwa, "Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa unsur gerak menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya". M. Sajoto (1995:17), menyatakan bahwa, "Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa gerakan kedalam satu pola gerakan yang selaras dan efektif sesuai tujuannya". Koordinasi pada prinsipnya merupakan pengaturan saraf-saraf pusat dan saraf tepi secara harmonis dalam menggabungkan gerak-gerak otot sinergis dan antagonis.

Tingkat koordinasi gerak seseorang merupakan cermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat dan efisien. Seorang dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan gerak yang masih baru baginya. Dengan tingkat keterampilan yang baik seseorang dapat mengubah dan berpindah secara cepat dari pola gerak yang satu dengan yang lain, sehingga dengan memiliki tingkat koordinasi gerak yang baik, maka pola gerakan menjadi lebih efisien.

Untuk dapat mencapai tingkat koordinasi yang baik, banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Suharno. HP (1993:35), menyatakan bahwa :

Faktor-faktor penentu koordinasi adalah :

a) Pengaturan saraf pusat dan saraf tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlet dan hasil dari latihan.

b) Tergantung tonus dan elastisitas dari otot. c) Baik tidaknya keseimbangan dan kelincahan. d) Koordinasi kerja saraf, otot dan panca indera.

Selain faktor-faktor tersebut, fleksibilitas, kekuatan, daya tahan, fleksibilitas,keseimbangan dan ritme berperan dan berpadu di dalam koordinasi gerak. Kalau salah satu unsur itu tidak ada atau kurang berkembang secara otomatis akan berpengaruh terhadap kesempurnaan koordinasi gerakan. Pemain bola basket yang tingkat koordinasinya tidak baik biasanya di dalam melakukan gerakan-gerakan cenderung kaku dan penuh dengan ketegangan. Dengan gerakan yang kaku ini mengakibatkan banyak mengeluarkan energi yang berlebihan, sehingga kurang efisien.

Keterampilan suatu cabang olahraga dapat melibatkan koordinasi mata tangan, misalnya melempar suatu obyek dengan sasaran tertentu. Keterampilan juga dapat melibatkan koordinasi mata kaki, misalnya dalam keterampilan menendang bola ke dalam sasaran. Beberapa keterampilan olahraga ada juga yang melibatkan koordinasi secara keseluruhan dari tubuh, misalnya gerakan keterampilan senam pada palang sejajar yang memerlukan perhitungan dan koordinasi yang sempurna agar dapat mengkombinasikan beberapa gerakan dari beberapa anggota tubuh menjadi rangkaian gerakan indah.

Dalam melakukan servis sepaktakraw memerlukan koordinasi khusus. Bompa (1990:328), menyatakan bahwa, "Koordinasi khusus menggambarkan kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan dalam olahraga tertentu dengan cepat, tetapi juga dilakukan dengan mudah, mulus dan tepat". Dengan demikian koordinasi khusus berkaitan erat dengan kekhususan keterampilan gerak dan melengkapi atlet dengan

kemampuan tambahan agar dapat melakukannya dengan efisien dalam latihan dan kompetisi. Koordinasi khusus yang dikombinasikan dengan kemampuan lain seperti persepsi kinestetik, kekuatan, daya tahan yang penggunaanya didasarkan pada karakteristik cabang olahraga yang bersangkutan. Dalam melakukan servis memerlukan pengembangan koordinasi kekuatan secara maksimal. Koordinasi harus dikembangkan dengan gerakan tepat, mudah dan tepat.

Untuk menghasilkan sepakan servis yang lebih baik perlu dikoordinasikan antara gerakan kaki dengan visual. Koordinasi mata kaki pada waktu melakukan sepakan servis merupakan suatu kemampuan di dalam memadukan persepsi visual dengan gerakan kaki ke dalam satu pola gerak khusus, yaitu menyepak obyek sasaran berupa bola. Seorang pemain yang tidak memiliki tingkat koordinasi yang baik tidak akan menghasilkan kualitas sepakan yang baik dan menguntungkan dalam suatu permainan. Obyek yang digunakan berupa bola adalah obyek yang bergerak, pemain pada waktu menyepak bola dalam keadaan bergerak aktif, sehingga pemain yang melakukan servis tingkat kesulitannya tinggi namun harus dengan ketepatan sepakan yang relatif tinggi, sehingga pemain harus pandai-pandai mengkombinasikan antara persepsi visual, gerakan kaki dan perasaan gerak. Apabila di dalam mengkombinasikan beberapa gerakan kurang berhasil, maka servis yang dilakukan hasilnya juga kurang memuaskan.

Latihan yang baik untuk memperbaiki koordinasi adalah dengan melakukan berbagai variasi gerak dan keterampilan. Teknik untuk mengembangkan dan meningkatkan koordinasi adalah dengan banyak melatih dengan keterampilan baru dari cabang olahraga yang bersangkutan dan mengkombinasikan dengan cabang olahraga yang lain. Dalam melakukan latihan atau belajar gerakan keterampilan, faktor kesulitan dan komplektifitas gerakan harus senantiasa di tingkatkan. Untuk memperbaiki koordinasi perlu juga untuk meningkatkan

kelincahan dan keseimbangan, karena latihan itu akan mendukung tingkat koordinasi menjadi lebih baik.

Koordinasi adalah salah satu komponen kondisi fisik yang mempunyai peran penting terutama untuk cabang olahraga permainan termasuk permainan sepaktakraw. Dalam melakukan servis sepaktakraw dibutuhkan koordinasi mata-kaki yang baik. Harsono (1988:220) menyatakan,“Suatu keterampilan atau skill menuntut adanya koordinasi. Koordinasi yang dibutuhkan dalam keterampilan di antaranya koordinasi mata-kaki (foot-eye coordination) dan koordinasi mata-tangan (eye hand coordination)”.

Koordinasi mata-kaki dibutuhkan dalam gerakan seperti dalam skill menendang bola dan menggiring bola. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, gerakan servis sepaktakraw memiliki unsur gerakan yang cukup kompleks, sehingga dibutuhkan koordinasi mata-kaki yang baik. Koordinasi mata-kaki berperan dalam gerakan servis sepaktakraw terutama pada saat bola dilempar oleh apit (kanan/kiri) dan tekong sudah dalam posisi siap. Setelah bola dilempar apit (kanan/kiri) tekong melakukan gerakan menyepak bola dengan tepat mengenai kakinya dan mengarahkan ke dalam lapangan lawan. Dengan koordinasi mata-kaki yang baik, maka akan membantu gerakan servis menjadi lebih baik. Namun sebaliknya, koordinasi mata-kaki yang buruk, maka gerakan servis kurang lancar sehingga bola akan menyangkut net atau bola keluar dari lapangan permainan.

2) Fleksibilitas

“Fleksibilitas (flexibility) merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan-latihan dengan amplitudo gerakan yang besar atau luas” (Jonath/Krempel, 1981). Flexibility refers to the range of motion around a joint (Bompa, 2000:31). Dapat dijelaskan bahwa fleksibilitas merupakan kemampuan pergelangan/persendian untuk dapat melakukan gerakan kesemua arah dengan amplitudo gerakan (range of motion) yang

besar dan luas sesuai dengan fungsi persendian yang digerakkan. Istilah lain dari fleksibilitas yang sering ditemukan adalah keluwesan, kelenturan dan fleksibilitas.

Fleksibilitas adalah salah satu elemen kondisi fisik yang menentukan dalam mempelajari keterampilan-keterampilan gerakan, mencegah cedera, mengembangkan kemampuan kekuatan, fleksibilitas, daya tahan, kelincahan dan koordinasi. Fleksibilitas berbicara tentang kemampuan fungsi persendian/pergelangan seperti sendi bahu, lutut, kaki, pinggul, pergelangan tangan dan lain-lain. Kemampuan fleksibilitas ditandai oleh keluasan gerakan yang dapat dilakukan pada persendian/pergelangan. Untuk mengetahui tingkat fleksibilitas togok (tubuh) dapat diukur menggunakan sits and reach test. Sedangkan untuk mengukur fleksibilitas sendi pinggul dapat menggunakan split test, dan lain sebagainya.

Kemampuan seseorang untuk melakukan berbagai bentuk gerakan dan keterampilan secara baik sangat ditentukan oleh amplitudo gerakan. Semakin besar amplitudo gerakan maka makin luas gerakan yang dapat dilakukan. “Keberhasilan melakukan gerakan-gerakan tergantung dari amplitudo sendi atau luas gerakan yang seharusnya melebihi fleksibilitas yang dibutuhkan oleh gerakan” (Bompa, 1993: 375).

Dengan demikian jelas bahwa fleksibilitas memegang peranan yang sangat besar dalam mempelajari keterampilan gerakan dan dalam mengoptimalkan kemampuan fisik yang lain. Untuk mengembangkan fleksibilitas lari cepat 100 meter, seorang pelari cepat harus memiliki amplitudo gerakan tungkai yang besar untuk bisa menghasilkan langkah yang jauh kedepan. Dengan kata lain, tanpa fleksibilitas lari tidak berkembang secara optimal.

Besarnya pengaruh fleksibilitas terhadap penguasaan keterampilan-keterampilan gerakan juga terlihat pada cabang olahraga senam, sepakbola, basket, sepaktakraw, lompat tinggi, lompat galah, golf, bulutangkis dan lain sebagainya. Hampir seluruh cabang olahraga yang

memerlukan koordinasi yang tinggi dan memerlukan fleksibilitas persendian tubuh sesuai dengan tingkat kebutuhan olahraganya, karena tiap cabang olahraga membutuhkan tingkat fleksibilitas yang berbeda

Seorang smasher dalam permainan sepaktakraw tidak akan bisa melakukan pukulan (spike) dengan kuat dan terarah tanpa didukung oleh kemampuan fleksibilitas persendian tubuh, bahu, kaki dan tangan, karena fleksibilitas diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan kekuatan otot lengan, bahu, otot perut dan otot tungkai untuk meloncat. smash adalah suatu keterampilan gerak yang dalam permainan sepaktakraw disebut dengan teknik memukul (spike/smash) dengan tingkat koordinasi gerakan melebihi teknik-teknik sepaktakraw yang lain.

Dalam mencapai prestasi olahraga sepaktakraw sangat diperlukan kondisi fisik yang baik. Salah satu faktor pendukung kondisi fisik yang baik adalah kefleksibilitas. Untuk dapat melakukan smash dengan pola rangkain gerakan yang baik sangatlah bergantung terhadap fleksibilitas tubuh. Kondisi fisik merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap atlet terutama atlet sepaktakraw, karena dalam kondisi fisik terdapat factor-faktor kekuatan, daya tahan, keseimbangan, kelincahan, kelenturan, koordinasi fleksibilitas reaksi dan lain sebagainya. Komponen fisik yang diperlukan dalam permainan sepaktakraw salah satunya adalah fleksibilitas yang sangat terlihat saat melakukan smash. Dengan demikian fleksibilitas mempunyai peran terhadap salah satu keterampilan sepaktakraw karena fleksibilitas diperlukan saat melakukan smash dalam permainan sepaktakraw.

3) Kelincahan

Kelincahan pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengubah-ubah arah secara efektif dan cepat, sambil berlari dengan keadaan hampir penuh. Kelincahan terjadi karena kekuatan atau tenaga yang meledak. Mengubah arah gerakan tubuh secara berulang-ulang seperti halnya lari bolak-balik memerlukan kontraksi secara

bergantian pada kelompok otot tertentu. Sebagai contoh ketika lari bolak-balik seorang atlet harus mengurangi fleksibilitas pada waktu akan mengubah arah. Oleh karena itu otot perentang otot lutut pinggul mengalami kontraksi eksentris (penguluran), saat otot ini memperlambat momentum tubuh yang bergerak ke depan. Kemudian dengan cepat otot ini memacu tubuh ke arah posisi yang baru.

Kelincahan merupakan kemampuan untuk berpindah dan merubah posisi tubuh secara cepat dan efektif dalam sebuah kontrol. Kelincahan menurut Kirkendall, Gruber, dan Johnson (1980:122) adalah “kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya”. Selanjutnya Sajoto (1988:90) mendefinisikan “kelincahan sebagai kemampuan untuk mengubah arah dalam posisi di arena tertentu”. Seseorang yang mampu mengubah arah dari posisi satu ke posisi lainnya yang berbeda dengan koordinasi gerak yang baik dan dalam fleksibilitas tinggi berarti kelincahannya cukup tinggi.

Suharno (1993:33) menyatakan “kegunaan kelincahan adalah untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau stimulan, mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan”. Kelincahan sangat membantu pergerakan sepaktakraw kadalam pertandingan. Jadi apabila kelincahan yang dimiliki seseorang semakin baik, maka pergerakannya akan semakin baik pula. Tanpa gerakan kaki yang lincah atlet akan mengalami kesulitan untuk dapat bermain dengan maksimal. Gerakan kaki yang lincah dan teratur berarti altet dapat merubah-ubah arah dengan cepat.

Berdasarkan pandangan-pandangan dari beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelincahan mengandung makna kemampuan dan kesiapan tubuh seseorang untuk merubah arah dengan cepat, dalam

waktu yang sesingkat mungkin tanpa menggunakan tenaga yang banyak dengan mejaga keseimbangan.

Kelincahan juga dipengaruhi oleh keseimbangan tubuh, posisi dari pusat gravitasi, maupun fleksibilitas berlari dan kemampuan. Kelincahan dapat ditingkatkan dengan training atau latihan kelincahan dan juga peningkatan elemen tiap individu secara lebih spesifik yaitu fleksibilitas, keseimbangan, kekuatan dan koordinasi.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984: 8-9) adalah:

a) Tipe tubuh

Seperti telah dijelaskan dalam pengertian kelincahan bahwa gerakan-gerakan kelincahan menuntut terjadinya pengurangan dan pemacuan tubuh secara bergantian, dimana momentum sama dengan massa dikalikan fleksibilitas dihubungkan dengan tipe tubuh, maka orang yang tergolong mesomorfi dan meso ektomorfi lebih tangkas dari sektomorf dan endomorf.

b) Usia

Kelincahan anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun (memasuki pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3tahun) kelincahan tidak meningkat, bahkan menurun. Setelah masa pertumbuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun kembali. c) Jenis kelamin

Anak laki-laki menunjukkan kelincahan sedikit lebih baik daripada anak wanita sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan tampak lebih mencolok.

d) Berat badan

Berat badan yang berlebihan secara langsung mengurangi kelincahan.

e) Kelelahan

Kelelahan mengurangi ketangkasan terutama karena menurunnya koordinasi. Sehubungan dengan hal itu penting untuk memelihara daya tahan kardiovaskuler dan otot agar kelelahan tidak mudah timbul.

Suharno (1993:51) berpendapat bahwa kelincahan dibagi menjadi dua jenis, yaitu: (a) Kelincahan umum, artinya kelincahan seseorang untuk menghadapi olahraga pada umunya dan menghadapi situasi hidup dengan lingkungan, (b) Kelincahan khusus, artinya kelincahan seseorang untuk melakukan cabang olahraga lain tidak diperlukan.

Dari beberapa pendapat tersebut tentang kelincahan dapat ditarik pengertian bahwa kelincahan merupakan kemampuan seseorang untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan efektif dan cepat tanpa kehilangan keseimbangan. Seseorang dapat meningkatkan kelincahan dengan cara meningkatkan kekuatan otot. Harsono (1988) menjelaskan berbagai bentuk latihan kelincahan, yaitu:

a) Lari bolak-balik (Shuttle Run).

Atlet berlari bolak balik secepatnya dari titik yang satu ke titik yang lainnya sebanyak kira-kira 10 kali. Setiap atlet sampai pada suatu titik dia harus berusaha untuk secepatnya membalikkan badankemudian lari menuju titik yang lain. Perlu diperhatikan bahwa:

1) Jarak antara kedua titik jangan terlalu jauh, misalnya 10 m atau lebih, maka ada kemungkinan bahwa setelah lari beberapa kali bolak-balik dia tidak mampu lagi untuk melanjutkan larinya,dan atau membalikkan badannya dengan cepat disebabkan karena faktor keletihan. Jika Kelelahan mempengaruhi fleksibilitas larinya, maka latihan tersebut sudah tidak sahih (valid) lagi untuk digunakan sebagai latihan kelincahan.

2) Jumlah ulangan lari bolak balik jangan terlalu banyak sehingga menyebabkan atlet lelah. Jika ulangan larinya terlalu banyak maka menyebabkan seperti diatas. Faktor kelelahan akan mempengaruhi apa yang sebetulnya ingin dilatih yaitu kelincahan (Harsono, 1988:173).

b) Lari zig-zag (zig-zag run)

Latihan yang dilakukan untuk lari zig-zag hampir sama dengan lari bolak-balik, namun pada latihan lari zig-zag lari melintasi beberapa titik, misalnya 10 titik.

c) Squart trust

Atlet berdiri tegak, jongkok, tangan di lantai, lempar kakikebelakang sehingga tubuh lurus dalam posisi push up, kedua

tangan bersandar di lantai. Lemparan kedua kaki ke arah depan di antara kedua lengan, luruskan seluruh tubuh menghadap ke atas, satu tangan dilepas dari lantai lalu segera balikkan badan sehingga berada dalam posisi push up, kemudian kembali berdiri tegak. Seluruh rangkaian gerak dalam latihan ini dilakukan secepat mungkin.

d) Lari Rintangan

Di suatu ruangan atau lapangan ditempatkan beberapa rintangan. Tugas atlet adalah secepatnya melalui rintangan tersebut, baik dengan cara melompatinya, memanjat maupun menerobos. James. A. Baley (1986:199) mendefinisikan “kelincahan sebagai kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat dan efektif sambil bergerak ataupun berlari hampir dengan fleksibilitas maksimal”. Selanjutnya Mulyono B (2010:59) mengungkapkan bahwa “kelincahan (agilitas) adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat posisi tubuh pada ruang”. Ismaryati (2009:41) menyatakan kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran jasmani yang sangat diperlukan pada semua aktivitas yang membutuhkan fleksibilitas perubahan posisi tubuh dan bagian bagiannya. Kelincahan merupakan prasyarat untuk mempelajari dan memperbaiki keterampilan gerak dan teknik olahraga terutama gerakan gerakan yang membutuhkan koordinasi gerak. Kelincahan dibedakan menjadi kelincahan umum dan kelincahan khusus. Kelincahan umum tampak pada aktivitas olahraga dan melibatkan seluruh segmen bagian tubuh, sedangkan kelincahan khusus berkaitan dengan teknik gerakan olahraga tertentu dan hanya melibatkan segmen tubuh tertentu.

Menurut Suharno (1993:52) “kegunaan kelincahan adalah untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda, mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, membuat gerakan menjadi efisien dan efektif, mempermudah daya orientasi dan antisipasi terhadap lawan dan lingkungan bertanding serta menghindari terjadinya

cedera”. Kelincahan yang dilakukan oleh atlet atau pemain tenis meja saat berlatih maupun bertanding tergantung oleh kemampuan mengkoordinasikan sistem gerak tubuh dengan respon terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi.Kelincahan dapat dilihat dari kemampuan bergerak cepat, mengubah posisi dan arah, menghindari benturan antar pemain dan kemampuan menghindar dari pemain di dalam lapangan. Kelincahan ditentukan oleh faktor fleksibilitas bereaksi, kemampuan untuk menguasai situasi dan mampu mengendalikan gerakan secara tiba-tiba. Kemampuan bergerak mengubah arah dan posisi tergantung pada situasi dan kondisiyang dihadapi dalam waktu yang relatif singkat dan cepat. Harsono (1993:51), berpendapat “kelincahan merupakan kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya”.

Kelincahan berperan khusus terhadap mobilitas fisik seseorang. Menurut Ismaryati (2006:41) “kelincahan bukan merupakan kemampuan fisik tunggal atau satu-satunya, akan tetapi tersusun dari komponen komponen koordinasi, kekuatan, fleksibilitas, waktu reaksi dan kekuatan. Komponen-komponen tersebut saling berhubungan atau berinteraksi”.

Dari uraian di atas dapat dapat diambil suatu pengertian untuk menjelaskannya.Kelincahan dimaksud sebagai kemampuan untuk bergerak mengubah arah dan posisi dengan tepat dan cepat sehingga memberikan kemungkinan seseorang untuk melakukan gerakan ke arah yang berlawanan dan mengatasi situasi yang dihadapi lebih cepat dan lebih efisien. Kelincahan berperan signifikan terhadap berbagai olahraga, pada khususnya olahraga yang memerlukan ketangkasan dan dimainkan secara beregu.

Faktor-faktor yang menentukan kelincahan menurut Suharno (1993:51) antara lain sebagai berikut: (a) fleksibilitas reaksi dan

fleksibilitas gerak yang baik, (b) kemampuan berorientasi terhadap masalah yang dihadapi, (c) kemampuan mengatur keseimbangan, (d) fleksibilitas sendi-sendi, dan (e) kemampuan mengerem gerakan-gerakan. Untuk melatih kelincahan, dapat dilakukan dengan latihan anaerobik dan latihan berlari zig-zag.

Menurut Fauzee H.A (1989:18) bahwa “untuk menjadi pemain sepaktakraw keterampilan yang harus dikuasai adalah teknik, taktik danformasi”. Sedangkan menurut Ratinus Darwis (1991:155) “prestasi yang baik dalam permainan sepaktakraw itu bisa didapat dengan usaha latihan yang teratur dan kontinyu”. Prestasi akan timbul bila kondisi fisik baik, atau dengan kata lain kondisi harus ditingkatkan untuk mendapatkan prestasi. Dari beberapa pendapat di atas menunjukkan bahwa untuk dapat bermain sepaktakraw yang baik, di samping kondisi fisik yang baik, keterampilan teknik dan taktik perlu dikuasai secara baik pula. Dalam penelitian ini ditekankan pada penguasaan teknik dasar bermain sepaktakraw.

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 25-37)

Dokumen terkait