Berdasarkan tinjauan pustaka yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan kerangka berfikir sebagai berikut:
1. Perbedaan pengaruh metode latihan acceleration sprint dengan sprint training terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.
Kecepatan diyakini memberikan konstribusi positif dalam prestasi lari cepat dan lompat jauh. Dalam nomor lompat horisontal khususnya lompat jauh memerlukan mekanisme lari yang bagus dan juga kecepatan optimal saat
melakukan take off (bertolak). Dari 4 unsur utama dalam lompat jauh awalan merupakan unsur dominan dalam pencapaian prestasi yang maksimal dibanding unsur lainnya. Tujuan awalan lompat jauh adalah untuk mengembangkan gerakan lari yang konsisten sambil mencapai kecepatan maksimal saat bertolak. Pengembangan gerakan lari yang konsisten adalah dalam upaya untuk mendapatkan kecepatan yang optimal dan efektif . Oleh karena itu diperlukan metode latihan yang tepat.
Metode latihan acceleration sprint dengan sprint training yang dilakukan secara sistematis, berulang-ulang dan kontinyu akan berakibat pada perubahan biokimia, biokmekanika, sistem otot rangka, kardiorespirasi dan perubahan mekanisme organisasi sistem syaraf yang mengarah pada peningkatan dalam kemampuan kerja yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.
Metode latihan acceleration sprint memiliki beberapa komponen terdiri dari: Jogging, striding, sprinting, dan walking, latihannya lebih ditekankan adalah melatih frekeunsi langkah dengan intensitas semakin lama semakin tinggi. Sedangkan metode latihan sprint training adalah pengembangan skill yang dilakukan dengan kecepatan tinggi yang dilakukan dengan teratur dengan kecepatan maksimum yaitu berlari dengan jarak-jarak pendek
Dua metode latihan ini mempunyai karakteristik biomekanik umum yang berbeda.
Tabel 7: Perbedaan Biomekanika Umum
Biomekanika Umum Saat Akselerasi (Acceleration Sprint)
Kecepatan Maksimal (Sprint Training) Postur saat berlari Condong ke depan Tegak Lebar langkah Lebih pendek Lebih panjang Frekuensi langkah Sub maksimum Maksimum Sudut lutut minimum
mendekati mid support
Lebih kecil Lebih besar
Hyperextension pada
pinggul Lebih kecil Lebih besar
Waktu kontak
dengan tanah/lantai Lebih panjang Lebih pendek (KOI-ASCA, 2010: 6)
Selain perbedaan karakteristik biomekanika umum di atas, latihan lari cepat acceleration sprint dan sprint training mempunyai beberapa kesamaan. Kedua latihan tersebut sama-sama mengembangkan kecepatan dan kekuatan otot. Dengan pemulihan yang mendekati 100% (untuk acceleration sprint)dan pemulihan 100% (untuk sprint training), latihan ini juga merupakan latihan kecepatan murni, karena unsur daya tahan (endurance) dihindari. Sistem energi sama-sama menggunakan 90% ATP-PC and LA, penggunaan LA and O2 dan O2 keduanya tak jauh berbeda.
Dalam lari awalan lompat jauh tidak hanya dibutuhkan kecepatan maksimal tetapi diperlukan kecepatan optimal, artinya seorang pelompat jauh dalam melakukan awalan/ancang-ancang tidak hanya membutuhkan kecepatan lari yang maksimum tetapi juga membutuhkan kecepatan lari yang terkontrol untuk mendapatkan momentum yang tepat dalam melakukan perpindahan kecepatan, dari kecepatan horisontal ke kecepatan vertikal (saat melakukan tolakkan) dengan maksimal.
Dengan beberapa kesamaan dan perbedaan karakteristik metode latihan tersebut di atas, maka metode latihan acceleration sprint dan sprint training diduga akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan prestasi lompat jauh. Metode latihan acceleration sprint mempunyai keuntungan efektif untuk mengembangkan langkah (stridle lenght) dan frekuensi langkah sehingga pengembangan awalan lompat jauh lebih tercapai dengan baik, karena terdapat session metode latihan dengan intensitas berbeda bisa memberi kesempatan untuk memperbaiki teknik yang salah, sedangkan metode latihan sprint training memang mempunyai kelebihan efektif mengembangkan kecepatan maksimum tetapi kurang efektif mengembangkan frekuensi langkah dan kecepatan reaksi terutama pada saat perpindahan kecepatan horisontal ke kecepatan vertical, sehingga metode latihan acceleration sprin tmemiliki pengaruh yang lebih baik daripada dengan metode latihan sprint training terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.
2. Perbedaan peningkatan prestasi lompat jauh antara siswa yang memiliki power otot tungkai baik, power otot tungkai sedang dan power otot tungkai kurang baik .
Power otot tungkai dibutuhkan hampir disemua cabang olahraga, seperti lari, lompat, loncat, renang dan olahraga lain yang melibatkan kerja otot tungkai yang dikerahkan secara maksimal dan dengan waktu yang singkat. Besarnya power otot tungkai yang diperlukan pada masing-masing cabang olahraga tentunya berbeda-beda. Tergantung jenis dan cabang olahraga tersebut dalam melibatkan power otot tungkai.
Lompat jauh adalah serangkaian lari ancang-ancang, tolakan, melayang, dan mendarat yang dilakukan secara berkesinambungan yang komponen dasarnya adalah kecepatan dan kekuatan otot tungkai. Meningkatnya kecepatan lari dan power otot tungkai akan menyebabkan koordinasi kerja neuromuskuler menjadi lebih baik, sehingga selain
menghasilkan kecepatan lari yang optimal akan menambah kekuatan dan kecepatan daya tolak pada saat melakukan awalan dan tolakan.
Power otot tungkai yang dimiliki seseorang tidaklah sama, ada yang baik, sedang dan ada kurang baik. Tingkat kemampuan ini tentunya akan berpengaruh pada kecepatan lari dan kemampuan melakukan tolakan. Seseorang yang memiliki power otot tungkai yang baik akan mudah mengembangkan kecepatan lari awalan (kecepatan horisontal) dan melakukan gerakan tolakan (kecepatan vertikal) dengan baik dibanding dengan seseorang yang memiliki power otot tungkai sedang, maupun power otot tungkai kurang baik.
3. Pengaruh interaksi antara metode latihan dan power otot tungkai terhadap peningkatan prestasi lompat jauh
Kecepatan lari yang optimal yang digunakan dalam awalan yang merupakan rangkaian gerakan lompat jauh adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan lari yang maksimal sekaligus menguntungkan untuk aktifitas gerak selanjutnya. Ada bebapa hal harus diperhatikan dalam usaha meningkatkan kecepatan lari awalan lompat jauh, salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan metode latihan yang tepat sehingga hasil yang diperoleh akan maksimal.
Metode latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan yang optimal lari awalan lompat jauh adalah melalui metode latihan acceleration sprint dan metode latihan sprint training. Kedua metode latihan ini sama-sama mengembangkan kecepatan dan kekuatan otot tungkai selain itu metode latihan acceleration sprint dan metode latihan sprint training memiliki bentuk yang berbeda baik aktivitas, teknik pelaksanaan, komponen bentuk aktivitas, dan pengaruh dari bentuk aktivitas yang dilakukan maupun dalam pengembangan sistem energi yang digunakan.
Power otot tungkai memberikan konstribusi yang sangat besar dalam pelaksanaan teknik lari awalan yang efesien dan kecepatan seseorang.
Peran power otot tungkai dalam kecepatan lari awalan lompat jauh akan menjadi lebih baik, apabila metode latihan yang digunakan mempunyai efek adaptasi terhadap otot-otot penunjang gerakan lari awalan. Perbedaan power otot tungkai yang dimiliki seseorang juga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kecepatan lari awalan. Oleh karena itu, diperkirakan terdapat interaksi antara metode latihan dan power otot tungkai terhadap peningkatan prestasi lompat jauh. Siswa yang memiliki power otot tungkai baik dan sedang yang mendapat perlakuan metode latihan sprint training menunjukkan hasil lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki power otot tungkai baik dan sedang yang mendapat metode latihan acceleration sprint. Sedangkan siswa yang memiliki power otot tungkai kurang baik yang mendapat perlakuan metode latihan acceleration sprint memiliki peningkatan prestasi lebih tinggi dibanding siswa yang memiliki power otot tungkai baik dan sedang yang mendapat metode latihan sprint training terhadap peningkatan prestasi lompat jauh.