• Tidak ada hasil yang ditemukan

Power Otot Tungkai a. Power

Sebagai aktifitas fisik, lompat jauh memerlukan power sebagai komponen penentu dalam pencapaian prestasi maksimal. Aktifitas gerak yang dihasilkan merupakan adanya otot, tulang, persendian, ligamen, tendon yang bekerja secara sinergis melalui tarikan otot serta jumlah otot yang diaktifkan.

Beberapa pendapat berkaitan dengan power disampaikan oleh beberapa ahli diantaranya adalah:Harsono (1988:200) menyatakan bahwa, “Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan

maksimal dalam waktu yang sangat cepat”. Menurut Rushall & Pyke (1992:252) bahwa, ”Power dideskripsikan sebagai fungsi dari kekuatan dan kecepatan dari gerakan”. Sedangkan menurut Suharno (1993:59) bahwa,”Power adalah kemampuan otot atlet untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam satu gerak yang utuh”.

Power adalah kekuatan otot yang bekerja dalam waktu singkat. Menurut Bompa (1999: 61), power adalah kemampuan otot untuk mengeluarkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat. Rumus yang digunakan dalam power adalah: power atau daya ledak otot= kerja atau waktu= kekuatan x jarak tempuh. Kekuatan adalah kemampuan komponen fisik seseorang dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja, sedangkan Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan yang sejenisnya secara berturut-turut dalam waktu yang singkat.

Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa power adalah kemampuan untuk mengerahkan kekuatan otot dan kecepatan otot dalam waktu singkat. Kualitas power tercermin dari perbaduan dua unsur komponen fisik yaitu antara kekuatan otot dan kecepatan otot dalam menghasilkan gerak yang kuat dan cepat. Semakin kuat dan cepat tenaga yang dimiliki semakin besar daya yang dihasilkan.

b. Otot Tungkai

Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi. Gerakan akan terjadi apabila otot-otot pada tubuh berkontraksi sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Di dalam tubuh dikenal ada tiga jenis otot, yaitu:

1) Otot rangka (Skeletal muscle)

Otot rangka merupakan sejenis otot berstria yang menghubungkan antara satu tulang ke tulang yang lain. Otot rangka digunakan untuk pergerakan dan menjaga sikap badan.

Otot polos ditemukan dalam dinding-dinding organ dan struktur seperti kerongkongan , lambung , usus , bronchi , rahim , uretra , kandung kemih , pembuluh darah , dan pili arrector di kulit Tidak seperti otot rangka, otot polos tidak berada di bawah kendali kesadaran.

3) Otot jantung (Cardiac muscle)

Otot jantung juga merupakan "otot polos" tapi lebih mirip dengan struktur otot rangka, dan ditemukan hanya dalam jantung.

Tungkai manusia terdiri dari dua, yaitu: tungkai atas dan tungkai bawah. Yang dimaksud dengan tungkai adalah anggota gerak tubuh bagian bawah yang terdiri dari tulang anggota gerak bebas (sceleton extremitas inferior liberae), yang terdiri dari:

1) Tulang paha (os femur)

2) Tulang tempurung (os patella) 3) Tungkai bawah (crus/crural)

a) Os Tibia b) Os Fibula

4) Ossa tarsalia, terdiri dari: a) Os talus

b) Os calcaneus c) Os cuboideus d) Os naviculare pedis

e) Os cuneiforme I, II, dan III

5) Ossa metatarsalea; yaitu tulang-tulang telapak kaki yang terdiri dari 5 buah tulang

6) Ossa palangea digitarium pedis; yaitu tulang jari yang masing-masing jari terdiri dari 3 ruas tulang kecuali ibu jari hanya terdiri dari 2 ruas tulang.

Sebagai tulang anggota gerak bawah bebas, tungkai bawah mempunyai tugas penting dalam melakukan aktifitas gerak yang secara sistematis dalam sistem penggerak yang melibatkan komponen otot, tulang, sendi dan sistem syaraf.

Otot yang dimaksud adalah otot rangka (Skeletal muscle) yang berfungsi sebagai penggerak. Terdapat tiga otot penggerak tungkai, dimana masing-masing penggerak terdiri dari beberapa otot, yaitu:

1) Otot penggerak paha, yaitu:

Gambar 6: Komponen Otot Tungkai Atas Bagian Anterior dan Posterior, (http://www.infofisoterapi.com/wp. content/ uploads/ 2010/04)

2) Otot penggerak tungkai bawah, yaitu:

Gambar 7: Komponen Otot Penggerak Tungkai Bawah Bagian Anterior dan Posterior, (http://www.infofisoterapi.com/ wp. content/ uploads/2010/04)

3) Otot penggerak telapak kaki, yaitu: tibialis anterios, gastrocnemius, soleus, peroneus longus, peroneus brevis, tibialis posterior, peroneus tertius.

Gambar 8: Komponen Otot Penggerak Telapak Kaki Bagian Anterior dan Posterior, (http://www.infofisoterapi.com/wp.content/ uploads/2010/04)

Kekuatan otot tungkai dan kecepatan otot tungkai memiliki konstribusi yang besar dalam terciptanya power otot tungkai. Power otot tungkai dibutuhkan hampir disemua cabang olahraga, seperti lari, lompat, loncat, renang dan olahraga lain yang melibatkan kerja otot tungkai yang dikerahkan secara maksimal dan dengan waktu yang singkat.

c. Peranan Power Otot Tungkai dalam Lompat Jauh

Dalam pencapaian prestasi olahraga, power otot tungkai memiliki konstribusi dan peranan yang sangat besar. Hampir semua cabang olahraga, dari cabang atletik sampai dengan cabang olahraga permainan, baik olahraga individu maupun olahraga beregu.

Besarnya power otot tungkai yang diperlukan pada masing-masing cabang olahraga tentunya berbeda-beda. Tergantung jenis dan cabang olahraga tersebut dalam melibatkan power otot tungkai. Olahraga bola voli berbeda dengan bola basket, olahraga badminton tentunya

berbeda dengan nomor-nomor cabang olahraga atletik dan seterusnya. Karena setiap cabang olahraga memiliki karakterikstik yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya dalam penggunaan power otot tungkai.

Menurut Harsono (1988: 48) bahwa “seorang individu yang mempunyai power adalah orangyang mempunyai: (1) a high decree muscular

strength,(2) a hingh degree ofspeed, (2) a high decree a skill in integrating speed and muscular strength”. Faktor utama daya ledak otot adalah kekuatan dan

kecepatan, semua faktor yang mempengaruhi kedua hal tersebut diatas akan mempengaruhi tenaga ledak otot. Power otot juga dipengaruhi oleh ketrampilan teknik dan koordinasi gerakan yang baik. Power otot tungkai dapat ditingkatkan dengan memberikan latihan kecepatan dan kekuatan otot serta meningkatkan efisiensi dan koordinasi gerakan.

1) Fase Awalan

Fungsi fase awalan dalam lompat jauh adalah usaha untuk mendapatkan kecepatan horisontal yang maksimum dan mengembangkan gerakan perpindahan dari gerakan horisontal ke gerakan vertikal. Mark Gutrhrie (2008:150) mengemukakan bahwa, “Tujuan awalan adalah untuk mengembangkan gerakan naik yang konsisten sambil mencapai kecepatan maksimum saat bertolak”. Power otot tungkai seorang pelompat juga merupakan komponen kondisi fisik penting yang ikut menentukan pencapaian prestasi maksimal bagi seorang pelompat.

Lari awalan lompat jauh pada hakekatnya merupakan penampilan kecepatan dan kekuatan dari otot tungkai. Meningkatnya kecepatan dan kekuatan (power) otot tungkai akan menyebabkan koordinasi kerja neuromuskuler menjadi lebih baik, sehingga peningkatan frekuensi langkah dalam segi waktu yang disebabkan oleh meningkatnya kecepatan dan peningkatan panjang langkah yang disebabkan oleh meningkatnya kekuatan otot tungkai akan menghasilkan kecepatan lari. 2) Fase Lompatan

Dalam lompat jauh fungsi daya ledak otot tungkai sangat berpengaruh. Dalam melompat, tungkai untuk melangkah lebih lebar

kearah depan. Sehingga dalam melompat, seorang pelompat harus mempunyai daya ledak otot tungkai yang besar. Hal ini karena daya kekuatan otot tungkai yang besar akan sangat membantu seorang pelompat untuk dapat mengarahkan tenaga pada saat melakukan awalan, berakselrasi, kecepatan dan mempertahankan kecepatan sampai tujuan. Kemampuan seseorang melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan jarak lompatan yang maksimal dipengaruhi oleh kemampuan teknik dan kondisi fisik.

Untuk melakukan tolakan yang maksimal harus dilakukan dengan kuat dan cepat. Aip Saifudin (1992: 91) mengemukakan, tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerakan dari gerak horizontal ke gerakan vertikal yang dilakukan dengan secara cepat, di mana sebelumnya testee sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekua-kuatnya pada langkah yang terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di udara. Perpaduan kecepatan dan kekuatan sangat penting untuk melakukan tolakan yang maksimal mungkin agar tubuh dapat melayang tinggi dan jauh di udara agar tolakan dapat mencapai hasil nilai yang maksimal.

Dokumen terkait