BAB II KAJIAN PUSTAKA
C. Kerangka Berfikir
1. Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Profesi Guru terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi
Persepsi seseorang akan tumbuh dan berkembang karena pengaruh
interaksi belajar. Melalui belajar seseorang akan membandingkan
pengalaman masa lalu dengan kenyataan yang dihadapi. Hal ini dapat
dipakai sebagai pertimbangan dalam memilih alternatif yang dipandang
tepat dalam menentukan keputusan dan sekaligus menentukan tindakan
serta prilaku yang memungkinkan untuk bertindak.
Persepsi seseorang akan dipengaruhi oleh kerjasama antara faktor
luar (stimulus) dan faktor dalam (personal). Kedua faktor itu secara
bersama-sama akan menentukan persepsi seseorang terhadap obyek yang
diamati. Adapun yang disebut faktor dalam adalah hal-hal yang berasal
dari dalam diri seseorang antara lain cipta, rasa, karsa dan jenis kelamin.
Sedang faktor luar meliputi pengalaman, lingkungan dan kepercayaan.
(Depdikbud, 2003 : 26).
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa persepsi adalah
pendapat atau tanggapan terhadap stimulus yang didapat dengan melalui
proses belajar dan dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam yang ada
dalam diri seseorang. Dengan demikian persepsi siswa tentang profesi
guru adalah proses pemahaman, menerima, mengorganisasikan dan
persepsi positif siswa terhadap profesi guru diharapkan siswa lebih
termotivasi untuk menjadi seorang guru.
2. Hubungan Antara Prestasi Belajar terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi
Prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang yang merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan. Prestasi
belajar siswa tampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai pelajaran
yang tercermin dalam rata-rata nilai rapornya. Tinggi rendahnya prestasi
belajar siswa berhubungan dengan kepercayaan diri, harapan, dan cita-
citanya. Prestasi belajar yang tinggi akan menjadi daya dorong siswa
untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan siswa
memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu menjalani pendidikan di
perguruan tinggi. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bukti bahwa
prestasi belajar memberikan sumbangan positif terhadap minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Budiarti, 2001:82).
Perbedaan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat
mempengaruhi cara pandang siswa terhadap lingkungan sekitarnya. Siswa
yang memiliki prestasi tinggi cenderung mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang lebih baik dari pada siswa yang berprestasi belajar
rendah. Siswa yang berprestasi belajar tinggi cenderung memiliki gairah
yang tinggi dalam belajar, sehingga siswa tersebut lebih berani untuk
Eko (2004:85), dalam penelitiannya, menyatakan bahwa ada
hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan minat
memilih fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di perguruan tinggi.
Dengan prestasi belajar yang tinggi siswa semakin percaya diri bisa
menempuh studi dengan baik. Dengan demikian prestasi belajar yang
tinggi dapat menumbuhkan minat siswa untuk melanjutkan studi ke
perguruan tinggi.
3. Hubungan Antara Lingkungan Belajar terhadap Minat Siswa SMA dalam Memilih Fakultas Keguruan di Perguruan Tinggi
Lingkungan belajar siswa adalah keseluruhan keadaan yang
melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi
pengaruh pada perkembangan siswa (Winkel, 2004:108). Lingkungan
belajar ini meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat, dimana ketiga lingkungan ini pengaruhnya sangat
kuat terhadap prestasi belajar siswa.
Petterson dan Loeber (1984) seperti dikutip oleh Syah (1995:138)
mengatakan bahwa lingkungan sosial yang dominan mempengaruhi
kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Lingkungan
keluarga yang baik akan membuat siswa dapat belajar dengan kondusif di
rumah sehingga prestasi belajar yang dicapai akan lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang berasal dari lingkungan keluarga yang kurang baik. Hal
yang memiliki pandangan yang positif terhadap fakultas keguruan, maka
juga akan mendorong minat siswa untuk memilih fakultas keguruan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak hanya terdiri dari
gedung saja, melainkan sarana dan prasarana lain yang menunjang
pendidikan. Lingkungan sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang
memadai akan mendukung siswa belajar secara optimal, sehingga dapat
mencapai prestasi belajar (Ewaldina, 2000:19). Penjelasan ini menjadi
dasar bagi penulis untuk menduga bahwa lingkungan sekolah yang
menyediakan informasi mengenai fakultas keguruan, maka akan
menimbulkan minat siswa memilih fakultas keguruan.
Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana siswa menjalin
hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Dalam
menjalin hubungan dengan anggota masyarakat tersebut perlu dijaga agar
tidak mendapatkan teman bergaul yang kurang baik. Jika tidak berhati-hati
dalam bergaul, anak dapat melupakan tugasnya sebagai pelajar. Ini akan
berdampak pada prestasi belajar yang rendah. Sebaliknya, bagi siswa yang
tinggal di lingkungan masyarakat yang anak-anaknya baik dan rajin dapat
memotivasi siswa untuk belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Syah
(1997:137), bahwa kondisi masyarakat di sekitar tempat tinggal anak akan
mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Terkait dengan minat dalam
memilih fakultas keguruan penulis menduga bahwa lingkungan
masyarakat yang memiliki pandangan yang positif terhadap profesi guru,
Dengan pengaruh positif yang kuat dari lingkungan belajar akan
berpengaruh baik terhadap prestasi siswa. Keadaan lingkungan belajar
siswa yang sebagian besar masyarakatnya berpendidikan akan
mempengaruhi dan memotivasi siswa untuk selalu menempuh jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Anggota masyarakat yang berpendidikan
pasti juga akan memberikan bimbingan dan dorongan bagi anggota
masyarakat lain termotivasi untuk selalu berkembang dalam pendidikan.
Dengan adanya dukungan lingkungan belajar yang mendukung akan
mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi..