• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 Kajian Pustaka

2.4. Kerangka Berfikir

Pemberian maaf adalah kesediaan untuk menanggalkan/menghilangkan apa yang telah terjadi/memberikan kebebasan/mengikhlaskan kekeliruan masa lalu, tidak lagi mencari-cari nilai dalam amarah dan kebencian sehingga dapat mencegah atau menepis keinginan berespon destruktif (merusak/menyakiti) terhadap diri sendiri ataupun orang lain yang kemudian dapat meningkatkan dorongan untuk berkonsiliasi dengan pihak yang telah disakiti.

Seseorang yang memilik t ingkat pemberian maaf yang rendah cenderung t ingkat agresivit asnya t inggi. Hal ini sepert i yang dikemukakan oleh Wort hingt on Jr, pakar psikologi di Virginia Commonw ealt h Universit y, AS, dkk merangkum kait an ant ara memaafkan dan kesehat an. Dalam karya ilmiahnya, “ Forgiveness in Healt h Research and M edical Pract ice” (M emaafkan dalam Penelit ian Kesehat an dan Prakt ek Kedokt eran),di jurnal Explore, M ei 2005, Vol.1, No.3, Wort hingt on

dkk memaparkan dampak sikap memaafkan t erhadap kesehat an jiw a raga, dan penggunaan “ obat memaafkan” dalam penanganan pasien. Orang yang t idak memaafkan t erkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan t ubuh. M ereka yang t idak memaafkan memiliki akt ifit as ot ak yang sama dengan ot ak orang yang sedang st res, marah, dan melakukan penyerangan (agresif).

Penelitian tersebut mengemukan bahwa orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif). Artinya, dengan memberikan maaf, sikap marah yang mungkin timbul dapat dicegah atau dapat diminimalisir. Sehingga hal-hal yang mengarah pada bentuk-bentuk penyerangan (baik secara verbal ataupun non verbal) cenderung lebih rendah.

Dimana agresivitas itu sendiri menurut Chaplin dalam kamus psikologi adalah kecenderungan habitual (yang dibiasakan) untuk memamerkan permusuhan.pernyataan diri secara tegas, penonjolan diri, penuntutan atau pemaksaan diri; pengejaran dengan penuh semangat suatu cita-cita. Dominasi sosial, kekuasaan sosial,khususnya yang diterapkan secara ekstrim.

Dan agar ke-2 hal tersebut dapat dilihat lebih jelas lagi pengaruhnya. Maka sesuai dengan penegrtian masing-masing variabel di atas, penelitipun

mengembangkan ke-2 variabel itu menjadi masing-masing: variabel pemberian maaf dikembangkan dengan menambahkan 2 dimensi yang ada. Yaitu: reduction in revenge dan reduction in avoidance. Dan untuk variabel agresivitas dikembangkan dengan menambahkan empat dimensi yang ada menurut Buss dan Pery (dalam Luthfi,dkk). Yaitu: agresi fisik, agresi verbal, rasa marah dan sikap permusuhan.

Disamping itu, peneliti juga menambahkan beberapa lainnya. Yaitu berdasarkan pada hal lain yang dapat menjelaskan gambaran umum orang tersebut.seperti jenis kelamin, usia, sedang berkonflik/tidak dan lamanya konflik itu terjadi.

Gambar 2.1. Skema kerangka berfikir

Keterangan:

Kotak yang memiliki arah panah menuju kotak tersebut sebagai dependen variabel, sedangkan kotak yang tidak ada arah panah menuju kotak tersebut sebagai independen variabel.

Usia Jenis Kelamin Pemberian maaf Reduction in avoidance Agresivitas Sedang berkonflik/tidak Lamanya konflik terjadi Reduction in revenge Agresi fisik Agresi verbal Rasa marah Rasa marah

2.5 Hipotesis

Karena di dalam penelitian ini terdapat dua aspek pemberian maaf, 4 (empat) faktor demografi seperti jenis kelamin, usia, sedang mengalami konflik/tidak dan lamanya konflik itu terjadi.dari awal hingga hari penelitian dan 4 (empat) aspek agresivitas. Maka dapat ditarik sebanyak 11 hipotesa minor. Untuk setiap korelasi antara suatu jenis pemberian maaf dengan agresivitas.

Selanjutnya untuk keperluan analisa statistika maka hipotesa-hipotesa diatas diubah menjadi hipotesa mayor yaitu:

Ha: ada pengaruh yang signifikan antara pemberian maaf dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor.

Ho: tidak ada pengaruh yang signifikan antara pemberian maaf dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor.

Sedangkan untuk hipotesa minor yaitu :

HO1 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in revenge dengan

agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor

Ha1 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in revenge dengan

agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor

HO2 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dengan

Ha2 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dengan

agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor.

HO3 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan

agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor

Ha3 : Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor

HO4 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor

Ha4 : Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan agresifitas pada remaja

awal SMA YZA Bogor

HO5 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara sedang mengalami

konflik/tidak dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor. Ha5 : Ada hubungan yang signifikan antara sedang mengalami konflik/tidak

dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor.

HO6 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi.dari awal hingga hari penelitian dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor.

Ha6 : Ada hubungan yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi.dari awal

hingga hari penelitian dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor.

HO7 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan

reduction in revenge dengan agresi fisik pada remaja awal SMA YZA Bogor.

Ha7 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan agresi fisik pada remaja awal SMA YZA Bogor.

HO8 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan

reduction in revenge dengan agresi verbal pada remaja awal SMA YZA Bogor.

Ha8: Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan agresi verbal pada remaja awal SMA YZA Bogor. HO9 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan

reduction in revenge dengan rasa marah pada remaja awal SMA YZA Bogor.

Ha9 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan rasa marah pada remaja awal SMA YZA Bogor.

HO10 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan

reduction in revenge dengan sikap permusuhan pada remaja awal SMA YZA Bogor.

Ha10 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai metode dan hal-hal yang menentukan penelitian, dan dalam hal ini akan dibatasi secara sistematis sebagai berikut: jenis penelitian, variabel penelitian, subjek penelitian, metoe dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur dan teknik analisis data.

3. 1 Jenis penelitian

3.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian 3.1.1.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian maaf terhadap agresifitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor. Pengaruh tersebut disajikan dalam data yang berbentuk angka-angka sehingga bisa diketahui nilai pengaruhnya. Oleh karena itu pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian informasi atau datanya menggunakan tehnik statistik. Kountur (2009). Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah dengan metode statistika. Dengan pendekatan kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pengukuran korelasional digunakan untuk menentukan besarnya arah hubungan.

3.1.1.2 Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelanjutan metode deskriptif. Pada metode deskriptif, data dihimpun, disusun secara sistematis, faktual dan cermat. Namun tidak dielaskan hubungan di antara variabel. Hubungan antara variabel diteliti dan dijelaskan. metode penelitian korelasional. (Hasan:1997). Dan menurut sevilla penelitian korelasi adalah penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Adapun dalam penelitian ini, variabel yang dikorelasikan tersebut adalah pemberian maaf terhadap agresifitas remaja awal SMA YZA 2 Bogor.

3.2 Definisi konseptuap dan definisi operasional variable

Dokumen terkait