• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka berpikir

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 33-37)

Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Penelitian Pengembangan Spesix LMS 2 Pandemi Covid-19 yang merebak akhir pada tahun 2019 telah merubah tatanan kehidupan di seluruh dunia termasuk Indonesia, pemerintah meninstruksikan kepada seluruh masyarakat untuk tinggal di rumah tidak keluar

OBSERVASI Penggunaan platform e-Learning

▪ Siswa kesulitan mengakses semua Mata pelajaran

▪ Tidak semua memiliki Komputer/Laptop , hanya Smart phone, jaringan internet kurang

▪ Banyak platform yg harus dikuasai siswa

▪ Kontrol guru terhadap siswa

▪ Guru dan siswa kesulitan dalam proses belajar

▪ Kurang fleksible dalam evaluasi

▪ Guru tidak bisa menganalisis butir soal untuk kelayakan soal dan belum ada rekap nilai per KD

▪ Supervisor/manajemen kesulitan memonitor atau

Analisa Kebutuhan Pemecahan

▪ Memudahkan interaksi akses Manajemen, Guru dan Siswa

▪ Siswa dapat mengeplorasi bahan ajar TA berlangsung

▪ Memudahkan Guru memonitor siswa dalam pembelajaran

▪ Dapat merekap pelaksanaan evaluasi dan hasilnya

▪ Guru dapat mengevaluasi/analisa butir soal

▪ Proses pembelajaran mudah di supervisi dan termonitor dengan baik

PENGEMBANGAN

Pandemi covid-19 merubah tatanan kehidupan termasuk pendidikan

Penggunaan Platform pembelajaran daring Di SMP N 6 Semarang belum sesuai

Adanya penurunan kualitas belajar dengan indikasi keikutsertaan belajar daring hanya 58,3% dan penurunan prestasi belajar 52,8%

kemana-mana, bila terpaksa harus mematuhi protokol kesehatan. Protokol kesehatan mengharuskan untuk tetap memakai masker, sering cuci tangan, jaga jarak dan hindari kerumunan. Pembatasan pergerakan ini berimbas di dunia pendidikan, pembelajaran tatap muka di kelas ditiadakan, para siswa melaksanakan pembelajaran secara daring/online dengan menggunakan komputer, laptop, gadget ataupun peralatan yang dapat menerima pembelajaran secara daring/online sepanjang dalam jaringan internet. Sarana prasarana dalam pembelajaran daring/online sudah menjadi kendala dalam proses pembelajaran ditambah lagi pengetahuan tentang ilmu teknologi informatika baik siswa maupun guru karena tidak pernah melaksanakan pembelajaran secara non tatap muka seperti ini menambah kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran.

Para guru diharuskan mengetahui ilmu teknologi informatika untuk menunjang dalam penyampaian materi pembelajaran secara daring/online. Saat ini terdapat beberapa platform e-learning baik yang berbayar maupun gratis yang disiapkan oleh beberapa vendor. Terbatasnya pengetahuan guru tersebut mengakibatkan penggunaan platform e-learning beragam/bermacam macam sesuai yang dikuasi oleh para guru, penggunaan platform untuk proses pembelajaran bisa berbeda dengan platform saat pelaksanaan ujian atau evaluasi pembelajaran.

Beberapa pengumuman atau interaksi antara pihak sekolah dan siswa juga bisa berbeda beda, hal ini mengakibatkan siswa juga harus menguasi banyak platform e-leraning yang digunakan pihak sekolah atau guru.

Berdasarkan Observasi terdapat kendala atau permasalahan dalam penggunaan platform e-learning tersebut juga dialami oleh SMPN 6 Semarang, para siswa harus mempersiapkan peralatan dan menguasai banyak platform e-learning.

Berbagai atau banyaknya platform e-learning antara lain Google Class Room, Office 365, Google meet, Google Form, Quezzis, dan media sosial lainnya seperti whattaps, facebook, instagram dan email, ini mengakibatkan mata pelajaran-mata pelajaran yang diajarkan akan terpisah-pisah tidak terakomodir dengan baik. Siswa yang tidak mengikuti informasi rencana pembelajaran dan bahkan tidak mengikuti pembelajaran yang sudah diinfokan, akan mengalami kesulitan mencari

materi-materi yang sudah diajarkan karena platform e-learning yang berbeda-beda Permasalahan ini mengakibatkan adanya penurunan prestasi siswa mencapai 52,8%

karena terjadi penurunan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di SMP N 6 Semarang.

Beberapa referensi kepustakaan yang digali menyatakan tentang penggunaan platform e-learning yang dapat mengakomodir seluruh mata pelajaran dan kegiatan sekolah dalam mendukung proses pembelajaran disekolah. Seperti yang diutarakan oleh Amiroh (2012:1), bahwa Learning Management System (LMS) atau Course Management System (CMS), juga dikenal dengan Virtual Learning Environment (VLE) adalah suatu piranti lunak yang dapat digunakan oleh guru/dosen seperti di universitas/perguruan tinggi ataupun di sekolah-sekolah dijadikan media pembelajaran daring dengan menggunakan internet

Ciri-ciri e-learning seperti yang disampaikan oleh Nursalam (2008:135) sebagai berikut :

1) Menggunakan jaringan layanan teknologi elektronika.

2) Menggunakan kelebihan komputer (peralatan digital dan jaringan komputer) 3) Memanfaatkan bahan ajar mandiri yang disimpan di komputer untuk bisa diakses

oleh guru dan siswa kapanpun dan dimanapun.

4) Menggunakan pembelajaran terjadwal, kurikulum, hasil ujian dan kegiatan administrasi.

Pengembangan peneliti ini mengadopsi model Research and Development (R&D) dari Alessi & Trollip karena model ini cocok dan relevan dengan penelitian pengembangan media pembelajaran learning management system. R&D adalah suatu metode pengembangan dan validasi suatu produk pendidikan, berupa analisis kebutuhan penelitian suatu produk, kemudian mengembangkannya, mengevaluasi produk melalui pengujian alpha (validasi ahli media dan ahli materi) dan pengujian beta pengguna dalam hal ini guru dan siswa dan tahap terakhir adalah pengujian produk.

Tahapan prosedur pengembangan Learning Management System berbasis Web ini adalah sebagai berikut : menginventaris kebutuhan fitur, mengidentifikasi

karakteristik guru dan siswa, mengidentifikasi sumber daya pendukung serta melakukan brainstroming berkomunikasi wawancara yang berkaitan dengan pembelajaran secara daring kepada para guru dan ditindaklanjuti dengan meninjau kesekolah langsung untuk berdiskusi dengan guru TIK atau yang menangani tentang pembelajaran daring secara keseluruhan di sekolah.

Mendesain produk dengan mentukan fitur yang dibutuhkan, mengumpulkan sumber materi proses pembelajaran, pembuatan flowchart dengan membuat diagram alur kegiatan untuk didesain dalam LMS yang dimulai dari inputan, pengunggahan dan akses dari proses pembelajaran tersebut serta menentukan dan mempersiapkan software pendukung. Software yang dibutuhkan dalam proses pengembangan LMS ini disesuaikan dengan fitur-fitur yang telah ditentukan.

Pada tahap pengembangan diawali dengan membuat fitur tampilan, kegiatan pengembangan fitur-fitur untuk memudahkan bagi yang terlibat dalam proses mengoperasikan pembelajaran, registrasi Domain dan Hosting agar LMS dapat diakses melalui internet, mengunggah website LMS, megkonversi web LMS di Android, kompilasi manual untuk memberikan informasi tata cara penggunaan LMS, selanjutnya diadakan pengujian produk, revisi dan dilaksanakan pengujian lapangan sebelum produk digunakan.

Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kualitas pembelajaran dengan menggunakan Spesix LMS berbasis Web, dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling, sampel diambil secara acak untuk menjadi anggota sampel dari populasi, hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan Sugiyono (2020:149) sederhana karena pengambilan sampel anggota dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.

Pada rencana penelitian akan dicari perbedaan hasil nilai evaluasi belajar mata pelajaran untuk melihat adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang menggunakan Spesix LMS berbasis Web dengan membandingakan hasil evaluasi belajar siswa pada mata pelajaran Prakarya yang di bagi dalam 2 kelompok siswa, kelompok pertama yaitu kelas VII A,B,E dan F pembelajaran dengan mengunakan platform e-learning lain yaitu dan kelompok kedua menggunakan Spesix LMS berbasis Web yaitu kelas

VII C,D, G dan H. Tiap kelas berisi kurang lebih @32 siswa atau setiap kelompok terdapat 128 siswa.

Hasil nilai evaluasi dua kelompok siswa diolah menggunakan fasilitas SPSS 25 Mac, diawali dengan pengumpulan 2 data mandiri, dilanjutkan dengan uji normalitas data. Jika data terdistribusi normal maka menggunakan statistik parametrik, tetapi jika data tidak terdistribusi normal maka gunakan statistik non parametrik. Jika datanya parametrik maka data tersebut akan diuji dengan independent sample t test, tetapi jika datanya non parametrik maka digunakan uji statistik non parametrik Mann Whitney.

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 33-37)

Dokumen terkait