• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Berpikir

Efektivitas iklan adalah sampai sejauhmana keterdedahan masyarakat terhadap tayangan yang diterimanya dapat mempengaruhi keputusan pembelian terhadap produk yang diiklankan. Efektivitas iklan ini dapat ditunjukkan oleh tiga indikator yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan konatif (tindakan). Ketiga indikator ini menunjukkan sampai sejauhmana iklan dapat diterima oleh khalayaknya, dapat dipahami dengan baik pesannya, dan dapat mempengaruhi perilaku kons umsi khalayak terhadap produk yang diiklankan. Dalam penelitian ini menduga bahwa persepsi khalayak timbul dari keterdedahan tayangan iklan mie instant berdasarkan kemudahan dipahami, daya tarik dan dorongan untuk membeli berhubungan dengan perilaku khalayak tersebut terhadap produk yang diiklankan.

Persepsi tidak timbul dengan sendirinya tetapi dari yang dilihat dan dipahami oleh khalayak yang disebut dengan keterdedahan. Dalam proses tersebut iklan yang ditayangkan harus dapat diterima dengan baik oleh masyarakat sehingga ketika terdedah tayangan tersebut khalayak akan mempunyai persepsi dari stimuli yang diterimanya. Keterdedahan ini dapat dilihat dari jumlah waktu khalayak menonton iklan dan frekuensi keterdedahan iklan mie instant tersebut. Diduga dengan jumlah waktu dan frekuensi pada variabel keterdedahan ini akan mempengaruhi persepsi yang ada pada khalayak.

Keterdedahan khalayak pada tayangan iklan mie instant tersebut diduga bervariasi terkait dengan faktor karakteristik individu dan perilaku penggunaan televisi pada khalayak di masyarakat urban dan semi urban. Dewasa ini terlihat adanya kecenderungan acara-acara televisi yang menduduki rating tertinggi juga disertai dengan iklan yang banyak juga. Dalam hal ini diduga jika semakin banyak acara menarik yang ditonton oleh masyarakat maka kesempatan untuk terdedah oleh iklan akan semakin lama. Termasuk juga ketersediaan waktu khalayak untuk menonton tayangan televisi, sehingga secara umum diduga bahwa jika semakin banyak waktu yang tersedia untuk menonton televisi maka semakin besar peluang khalayak tersebut terdedah oleh iklan mie instant. Apalagi ditunjang ketika

menonton televisi pada waktu-waktu senggang yang biasanya dimanfaatkan oleh pihak pengiklan untuk lebih banyak menayangkan iklannya.

Preferensi dari perilaku menonton televisi juga dapat dilihat melalui stasiun televisi yang ditonton dengan asumsi bahwa semua orang umumnya akan mencari dan berpindah-pindah stasiun televisi tergantung acara yang disukainya. Ketika ada tontonan yang disukai biasanya orang akan betah menonton dalam waktu yang lama dengan frekuensi yang tinggi untuk menonton televisi setiap hari. Kecenderungan tersebut umumnya membuat penonton akan mengganti channel televisinya beberapa kali dalam sehari. Dengan berganti-ganti stasiun televisi diduga beragam pula stimuli iklan yang diterima oleh khalayak tersebut sehingga peluang untuk terdedah oleh tayangan iklan mie instant pun akan semakin besar.

Demikian juga halnya dengan karakteristik individu khalayak dalam penelitian ini. Pemahaman terhadap masalah ini timbul ketika seseorang menilai adanya perbedaan aktual dengan keadaan ideal. Perbedaan ini terjadi karena proses yang berbeda pada setiap orang tergantung dari karakteristik responden tersebut (usia, jumlah anggota keluarga, pendidikan, pekerjaan, tingkat konsumsi, pendapatan keluarga dan lain-lain). Tahap pemahaman masalah ini dapat terjadi karena adanya motif yang bersifat internal seperti penilaian tentang dirinya (konsep diri) atau oleh stimulus yang bersifat eksternal seperti komponen yang membentuk iklan itu sendiri (model, musik, slogan, pengemasan iklan) sebagai pemicu timbulnya persepsi pada diri khalayak.

Melalui informasi yang diperoleh dari iklan, diharapkan khalayak mempunyai rasa tertarik, membutuhkan, dan rasa ingin membeli barang dan jasa yang diiklankan. Dapat disebutkan bahwa informasi tersebut kemudian menjadi seperangkat pengetahuan yang membimbing dan mengarahkan masyarakat pada keputusan untuk membeli. Keterdedahan terhadap tayangan iklan tersebut diduga menumbuhkan persepsi mereka terhadap materi tayangan iklan yang ditonton serta membangkitkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap masalah. Perilaku khalayak terhadap iklan berbeda -beda karena pengetahuan tentang mie instant tidak hanya didapat dari iklan tetapi lewat informasi lain sehingga walaupun khalayak terdedah oleh tayangan iklan belum tentu mereka mempunyai

perilaku dalam hal ini minat dan keputusan pembelian yang positif terhadap iklan mie instant tersebut. Oleh karena itu diduga ada hubungan terhadap pengetahuan tentang keunggulan dan kelemahan terhadap produk mie instant yang diiklankan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat digambarkan kerangka pemikiran penelitian seperti tersaji pada Gambar 2:

Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Keterdedahan dan Perilaku Khalayak Tayangan Iklan Mie Instant

Hipotesis

Keterdedahan Tayangan Iklan (Y1)

Y1.1Frekuensi Keterdedahan Y1.2 Lama Keterdedahan

Persepsi terhadap Iklan (Y2): Y2.1.Kemudahan dipahami Y2.2.Daya Tarik Y2.3.Dorongan Membeli

Perilaku Khalayak (Y3): Y3.1 Pengetahuan

tentang produk Y3.2. Sikap terhadap

produk

Y3.3. Tindakan terhadap produk

Perilaku Penggunaan TV (X2): X2.1. Motivasi Menonton X2.2. Ketersediaan Waktu untuk

Menonton

X2. 3. Preferensi Menonton Televisi X2.3.1. Jumlah Stasiun TV X2.3.2.Jumlah Acara Tontonan X2.3.3.Jumlah Tempat Menonton X2.3.4Jumlah Suasana Menonton

X2.4. Frekuensi Menonton Televisi Karakteristik Individu (X1): X1.1. Umur

X1.2. Jenis kelamin

X1.3. Jumlah Anggota Keluarga X1.4. Status Perkawinan X1.5. Tingkat Pendidikan X1.6 .Jenis Pekerjaan X1.7. Tingkat Konsumsi X1.8.Jumlah Pendapatan keluarga X1.9. Status Sosial

Berdasarkan kerangka pemikiran hipotesis dalam penelitian ini bahwa:

1. Persepsi terhadap tayangan iklan (kemudahan dipahami, daya tarik, dorongan membeli) berhubungan nyata positif/negatif dengan perilaku khalayak (pengetahuan tentang produk, sikap terhadap produk, tindakan terhadap produk)

2. Keterdedahan menonton tayangan iklan mie instant berhubungan nyata positif/negatif dengan persepsi terhadap tayangan iklan (kemudahan dipahami, daya tarik, dorongan membeli)

3. Perilaku penggunaan televisi (motif menonton, ketersediaan waktu untuk menonton, preferensi stasiun televisi yang ditonton, frekuensi menonton televisi) berhubungan nyata positif/negatif dengan keterdedahan menonton tayangan iklan produk mie instant ditelevisi (frekuensi keterdedahan tayangan iklan, lama keterdedahan tayangan iklan).

4. Karakteristik individu berhubungan nyata positif/negatif dengan keterdedahan menonton tayangan ikla n produk mie instant di televisi (frekuensi keterdedahan tayangan iklan, lama keterdedahan tayangan iklan).

Populasi dan Sampel

Populasi dala m penelitian ini adalah penduduk yang menonton iklan mie instant di dua lokasi wilayah Bogor. Lokasi penelitian dipilih secara purposive yaitu di urban dan semi urban. Sampel berjumlah 108 orang yang diambil secara cluster random sampling dengan cluster laki dan perempuan. Wilayah urban yaitu diwakili oleh RW 12 Kelurahan Gunung Batu dengan jumlah penduduk 1095 jiwa terdiri dari 4 RT dengan jumlah KK yaitu 287 KK. Sedangkan wilayah semi urban adalah RT 3 Desa Benteng terdiri dari 5 RT dan berjumlah 1725 jiwa. Oleh karena itu pengambilan sampel agar representative dan mewakili unit penelitian maka diambil jumlah sampel masing-masing RT dengan me ngambil secara random dengan klasifikasi seperti pada Tabel 1:

Tabel 1. Kriteria dan Jumlah Pengambilan Sampel Khalayak di Masyarakat Urban dan Semi Urban

No Lokasi Penelitian Laki-laki Perempuan 1. Urban (4 RT)

a. Tokoh masyarakat, pegawai dan tokoh agama 8 8

b. Masyarakat biasa 8 8

c. Masyarakat yang belum menikah/pelajar/mahasiswa

8 8

2. Semi Urban (5 RT)

d. Tokoh masyarakat, pegawai dan tokoh agama 10 10

e. Masyarakat biasa 10 10

f. Masyarakat yang belum menikah/pelajar/mahasiswa

10 10

Jumlah 54 54

Disain Penelitian

Penelitian ini dirancang dengan menggunaka n metode penelitian survey. Variabel bebas yang diukur adalah karakteristik individu responden dan perilaku penggunaan media televisi, sedangkan variabel terikatnya adalah keterdedahan terhadap tayangan iklan, persepsi terhadap tayangan iklan mie instant dan perilaku khalayak terhadap produk mie instant.

Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dan informasi lain yang diperlukan digunakan tiga macam tekhnik yaitu: (1) pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden tentang segala hal yang berkaitan dengan masalah penelitian, (2) mencatat data yang telah ada pada Dinas/Instansi yang terkait dengan masalah penelitian.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer diambil atau diperoleh langsung berdasarkan wawancara yang berpedoman pada kue sioner yang telah dipersiapkan sebelumnya yang langsung dilakukan kepada responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder Pengumpulan data sekunder yaitu data -data pendukung yang diperoleh dari kantor Pemerintah Daerah Bogor dan dari kantor kelurahan setempat.

Instrumentasi

Pada metode penelitian atau analisis survey, instrumen penelitian yang digunakan dua jenis yaitu kuisioner dan wawancara. Untuk pengumpulan data digunakan instrumen utama berupa kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang relevan dengan peubah-peubah dan indikator yang diteliti.

Instrumen yang digunakan berupa daftar pertanyaan tertutup dan terbuka, yaitu : 1. Data umum responden yang meliputi: usia, jenis kelamin, pengeluaran

untuk konsumsi (tingkat konsumsi), tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan jumlah pendapatan.

2. Data perilaku penggunaan televisi meliputi motivasi menonton, ketersediaan waktu untuk menonton, preferensi menonton televisi dan frekuensi menonton TV.

3. Data tayangan iklan produk mie instant di televisi meliputi; frekuensi keterdedahan dan lama keterdedahan tayangan iklan mie instant.

4. Data mengenai persepsi responden terhadap tayangan iklan mie instant 5. Data perilaku responden yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan

tindakan.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Agar diperoleh validitas instrumen, daftar pertanyaan disusun dengan cara sebagai berikut :

1. Menyesuaikan isi pertanyaan dengan keadaan responden

2. Menyesuaikan dengan apa yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu untuk memperoleh data yang sama

3. Mempertimbangkan teori dan kenyataan yang telah diungkapkan para ahli dari berbagai pustaka empiris

4. Memperhatikan nasihat-nasihat para ahli dan dosen pembimbing

Untuk menentukan reliabilitas instrumen maka terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen pada responden yang memiliki karakteristik relatif sama dengan karakteristik obyek penelitian.

Lalu dihitung tingkat reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha dimana pengukuran dilakukan hanya satu kali. Metoda tersebut digunakan untuk kuisioner yang memiliki lebih banyak pilihan jawaban serta bukan merupakan skor 1 dan 0, melainkan dalam bentuk kategori dan uraian (Arikunto, 2003), sehingga melahirkan bentuk kategori dan uraian. Adapun rumus tersebut adalah:

Keterangan :

r1 1 = Reliabilitas instrument

K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal S sb2 = Jumlah varians butir

s12 = Varians total

(

)

=

2 2 11

1

1

t b

k

k

r

σ

σ

)

1

(

6

1

2 2

=

n

n

b

r

s i

Nilai r11 diperoleh dibandingkan dengan nilai koefisien r dari tabel

korelasi. Bila r11 > r tabel maka instrumen dinyatakan relia bel sedangkan bila lebih

kecil maka perlu ada perbaikan atau dilakukan uji ulang terhadap pertanyaan tersebut.

Dalam penelitian ini, reliabilitas instrumen diuji pada awal pelaksanaan penelitian. Untuk instrumen motivasi menonton diperoleh nilai R =hitung sebesar

0,625 lebih besar dari nilai Rkritis sebesar 0,377. Untuk instrumen persepsi

terhadap iklan diperoleh nilai nilai Rhitung sebesar 0,860 lebih besar dari nilai Rkritis

sebesar 0,377. Untuk instrumen perilaku responden terhadap iklan diperoleh nilai

Rhitung sebesar 0,702 lebih besar dari nilai Rkritis sebesar 0,377. Sesuai dengan

kriteria perbandingan untuk menemukan reliabilitas variabel, maka alat ukur yang dipergunakan dalam penelitian ini sudah andal dan layak dipakai.

Analisis Data

Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif (rataan, simpangan baku untuk data skala rasio), distribusi- frekuensi dan analisis hubungan. Dengan bantuan analisis seperti ini dapat dilihat sebaran masing-masing kategori dari keadaan variabel yang diamati. Untuk memudahkan pengolahan data digunakan program SPSS versi 12. Hubungan antar variabel yang menjadi kerangka kerja analisis penelitian ini akan diukur korelasinya dengan menggunakan analisis Rank Spearman . Diharapkan analisis ini akan dapat memberikan gambaran yang tepat pada hubungan antar variabel. Analisisnya menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

rs = Koefisien korelasi Rank Spearman N = Banyaknya jenjang

Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan pengertian tentang beberapa variabel yang diukur yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Untuk memudahkan pengumpulan data, masing-masing variabel dikelompokkan ke dalam kategori-kategori yang sesuai dengan skala pengukuran sebagai berikut : 1. Keefektivan tayangan iklan di televisi adalah tingkat penerimaan responden

terhadap produk mie instant yang ditayangkan pada iklan televisi yang diterima oleh responden tersebut, yang diukur dari tiga indikator utama sebagai berikut:

a. Pengetahuan tentang produk yaitu tingkat pemahaman responden terhadap produk mie instant yang diiklankan. Pada tahapan ini dikategorikan dengan (1) rendah, (2) sedang dan (3) tinggi

b. Sikap terhadap produk adalah tingkat ketertarikan dan sikap yang ditunjukkan responden terhadap produk mie instant yang ditonton. Sub indikatornya adalah sikap positif dan sikap negatif. Pada tahapan ini dikategorikan dengan (1) rendah, (2) sedang dan (3) tinggi

c. Tindakan terhadap produk adalah tingkat selanjutnya dari responden yaitu pengambilan keputusan responden untuk mengkonsumsi produk mie instant yang diiklankan. Sub indikatornya adalah frekuensi pembelian dan voluem pembelian. Dikategorikan dengan (1) rendah, (2) sedang dan (3) tinggi

2. Keterdedahan tayangan iklan mie instant di televisi adalah intensitas responden menonton iklan mie instant di televisi yang diukur dalam data rasio dengan dua indikator utama sebagai berikut:

a. Frekuensi keterdedahan adalah jumlah intensitas responden menonton iklan setiap hari dalam rentang waktu seminggu yang telah ditentukan sebelumnya. Diukur dengan menggunakan distribusi frekuensi dalam hitungan jumlah waktu/frekuensi. Dikategorikan dengan (1) jarang, (2) kurang sering dan (3) sering.

b. Lama keterdedahan adalah lamanya waktu khalayak urban dan semi menonton iklan mie instant dalam satu hari dihitung setiap hari dalam

rentang waktu seminggu. Diukur dalam jumlah hitungan detik. Dikategorikan dengan (1) tidak lama, (2) kurang lama dan (3) lama.

Selanjutnya untuk keperluan penelitian ini maka variabel keterdedahan terhadap tayangan iklan mie instant ini dilakuka n dengan distribusi frekuensi dimana akan mendapatkan jumlah waktu yang digunakan oleh responden ketika terdedah oleh tayangan iklan mie instant dalam jangka waktu seminggu pada bulan februari 2006. Frekuensi yang diperoleh akan membantu mengklasifikasikan variabel terpaan terhadap tayangan iklan mie instant tersebut.

3. Persepsi terhadap tayangan iklan adalah tanggapan responden terhadap tayangan iklan mie instant yang ditayangkan di televisi, yang diukur dalam skala ordinal dilihat dari aspek VISUAL (visible/dapat dilihat, interested/menarik, simple/sederhana, utility/kegunaan, accurate/tepat dan legitimate/terpercaya). Dikategorikan dengan (1) rendah, (2) kurang baik dan (3) agak baik (4) baik dengan tiga indikator sebagai berikut:

a. Kemudahan dipahami adala h tanggapan responden terhadap iklan dilihat dari pengertian responden terhadap maksud dan tujuan iklan mie instant yang ditonton. Dilihat dari sub indikator ketepata n, bisa dilihat, kesederhanaa n, cerita iklan.

b. Daya tarik adalah tingkat keindahan dan tingkat persuasivitas iklan yang ditayangkan dan yang dirasakan responden ketika terdedah oleh tayangan iklan mie instant tersebut. Daya tarik dilihat dari aspek musik iklan, model iklan, slogan iklan, penyajian gambar/visual.

c. Dorongan membeli adalah efek daya bujuk iklan terhadap responden. Dilihat dari sub indikator antara lain kepercayaa n dan kepraktisan.

4. Karakteristik individu adalah variabel identitas individu responden yang diamati dalam penelitian. Untuk menerjemahkan data pada seluruh variabel ini selanjutnya digunakan analisis distribusi frekuens i. Terdiri dari:

a. Umur adalah lamanya tahun hidup responden yang dihitung sejak lahir sampai penelitian ini dilakukan. Diukur dalam tahun.

b. Jenis kelamin adalah perbedaan status biologis responden. Terdiri dari a) Laki-laki, b) Perempuan

c. Jumlah anggota keluarga, adalah semua orang yang mendiami satu rumah (tempat tinggal) dengan responden. Diukur dala m jumlah jiwa dan disajikan dalam skala interval.

d. Status perkawinan, keadaan responden dalam berumah tangga, dikategorikan : a. Kawin; b. Belum kawin; c. Duda/janda

e. Tingkat pendidikan adalah lamanya responden menempuh jenjang sekolah formal tertinggi yang telah diselesaikan oleh responden, terdiri dari lulusan: SD (1), SLTP (2), SLTA (3), So (4), dan S1 (4) dan S2 ( 5).

f. Jenis pekerjaan adalah kegiatan ekonomis yang dilakukan oleh responden setiap hari. Untuk data ini dilakukan pengkodean terhadap jenis pekerjaan dan selanjutnya dianalisis dalam tabel distribusi frekuensi.

g. Tingkat konsumsi adalah besarnya pengeluaran untuk konsumsi produk- produk pangan per bulan. Untuk data ini dilakukan pengkodean terhadap jenis pekerjaan dan selanjutnya dianalisis dalam tabel distribusi frekuensi. h. Jumlah pendapatan keluarga adalah banyaknya penghasilan yang diperoleh

responden dan anggota keluarga dalam satu bulan terakhir, baik yang dihasilkan dari pekerjaan pokok maupun dari pekerjaan sampingan. Dinyatakan dalam rupiah.

i. Status sosial adalah hirarki jabatan responden dalam struktur kemasyarakatan baik secara formal maupun non formal. Digunakan dalam 3 kategori yaitu ulama, cendikiawan, pemerintahan/swasta dan masyarakat biasa serta masyarakat biasa yang belum menikah

5. Perilaku penggunaan media TV adalah cara yang terpola dari responden dalam menonton siaran televisi yang diukur dengan me nggunakan indikator sebagai berikut:

a. Motivasi menonton adalah dorongan yang berasal dari dalam (intrinsik) maupun dari luar (ektrinsik) diri responden untuk menonton televisi. Motivasi dilihat dari beberapa aspek seperti hiburan, informasi kriminal, berita dalam negeri, berita luar negeri, berita dunia selebritis, mengisi waktu luang, faktor kebiasaan keluarga, perkembangan model, mengetahui perkembangan musik, sambil beristirahat. Semua item pada variabel ini akan dituangkan dalam

kuisioner dan dilakukan pengskoran kemudian untuk dikategorikan menjadi (1) tinggi, (2) sedang dan (3) rendah.

b. Ketersediaan waktu untuk menonton adalah lamanya waktu menonton televisi responden dihitung dalam jumlah jam/hari dalam rentang waktu yang telah ditentukan. Dikategorikan menjadi (1) tinggi, (2) sedang dan (3) rendah. c. Preferensi menonton adalah perilaku responden menonton stasiun televisi

setiap hari dalam rentang waktu yang telah ditentukan. Variabel ini dituangkan dalam panduan kuisioner yang meliputi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut; jumlah stasiun televisi, acara televisi yang ditonton, suasana dan tempat menonton. D ianalisis dengan menggunakan pengkodean dan tabulasi distribusi frekuensi.

d. Frekuensi menonton TV adalah jumlah seringnya masyarakat menonton televis i dalam satu minggu pada waktu yang telah ditentukan. Dianalisis dengan menggunakan tabulasi distribusi frekuensi.

Secara rinci variabel-variabel pene litian ini dan pengukurannya disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2. Kerangka Teoritis dalam Penyusunan Definisi Operasional

N o Variabel Teori Indikator Sub Indikator Kategori/Keterangan 1 Perilaku

Khalayak

T ingkat penerimaan responden terhadap produk mie instant yang ditayangkan pada televisi yang diterima oleh responden tersebut Pengetahuan tentang produk • Pengetahuan positif • Pengetahuan negatif • Rendah • Sedang • Tinggi Sikap terhadap produk • Sikap positif • Sikap negatif • Rendah • Sedang • Tinggi Tindakan terhadap produk • Frekuensi pembelian • Volume pembelian • Rendah • Sedang • Tinggi

2 Persepsi Tanggapan responden terhadap tayangan iklan mie instant yang ditayangkan di televisi • Kemudahan dipahami • Daya Tarik • Dorongan membeli • Rendah • Sedang • Tinggi 3 Keterdedah an tayangan iklan mie instant Intensitas responden menonton iklan mie instant di televisi • Frekuensi keterdedahan • Jarang • Kurang sering • Sering

N o Variabel Teori Indikator Sub Indikator Kategori/Keterangan • Lama keterdedahan • Kurang lama (1) • Agak lama (2) • Lama (3) 4 Perilaku penggunaan media televisi

Cara yang terpola dari responden dalam menonton siaran televisi

Motivasi menonton • Rendah (1) • Sedang (2) • Tinggi (3) Ketersediaan waktu untuk menonton

Pagi, siang, sore, malam • Rendah(1) • Sedang (2) • Tinggi (3) Preferensi menonton televisi Stasiun televisi Acara televisi Suasana menonton Tempat menonton • Sedikit (1) • Sedang (2) • Banyak (3) Frekuensi menonton TV Frekuensi • Rendah (1) • Sedang (2) • Tinggi (3) 5 Karakteristi k individu Variabel identitas individu responden yang diamati dalam penelitian

Umur • Muda • Dewasa • Tua Jumlah anggota keluarga • Sedikit • Sedang • Banyak Status perkawinan • Kawin (1) • Tidak kawin (2) • Janda/duda (3) Tingkat pendidikan Distribusi frekuensi • Tidak Sekolah (1) • SD (2) • SLTP (3) • SLTA ( 4) • PT (5) Jenis pekerjaan • PNS • Swasta • Pedagang • Buruh • Petani • Pelajar • Ibu RT • Tidak Bekerja Tingkat konsumsi • Rendah • Sedang • Tinggi Jumlah Pendapatan keluarga • Rendah • Sedang • Tinggi

Status sosial 1.Masyarakat

biasa/belum menikah 2.Keanggotaan

masyarakat biasa 3.Tokoh masyarakat

Lokasi penelitian dilaksanakan pada dua wilayah yang mewakili dua karakteristik masyarakat urban dan semi urban di Bogor. Dua wilayah tersebut adalah Kelurahan Gunung Batu RW 12 dan Desa Benteng RW 3. Karakteristik dan gambaran wilayah dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 3. Gambaran Umum Masyarakat di Urban dan Semi Urban

No Profil Lokasi Urban Semi Urban

1 Luas (Ha2) 99.565 248, 5

2 Populasi (jiwa) 19.500 8.570

- Laki -laki 9.853 420

- Perempuan 9.547 4.450

3 Populasi berdasarkan umur 15 - 60

- Laki -laki 5.456 2.523

- Perempuan 5.792 3.005

3 Kepala Keluarga (KK) 4.109 1.873

4 Tingkat pendidikan (Jiwa)

Tamat SD 5.649 1.034

Tamat SLTP 5.755 735

Tamat SLTA 5.625 259

Tamat akademi (D 1-D3) 539 18

Tamat PT (S1-S3) 1.665 5

5 Sarana Informasi (Unit)

TV milik Pribadi 3.950 1.428

Radio 2.275 1.904

Sumber: Data primer Profil Kelurahan Gunung Batu dan Desa Benteng 2004.

Kondisi kedua wilayah penelitian sangat berbeda mulai dari karakteristik geografis dan penduduknya. Kelurahan Gunung Batu sebagai salah satu wilayah urban yang berada kurang lebih 4 km dari Kota Bogor dan kurang lebih 124 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat. Posisi kelurahan ini berbatasan sebelah utara dengan Kelurahan Kebun Kelapa, Kelurahan Pasir Jaya sebelah selatan, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Pasir Mulya serta sebelah barat dengan Kelurahan Loji. Kelurahan Gunung Batu terletak pada ketinggian 250m dpl

dengan curah hujan rata-rata 3000-4000 mm/tahun dengan keadaan suhu rata -rata 21-300 C.

Kelurahan Gunung Batu merupakan daerah perkotaan yang cukup padat dengan penduduk heterogen. Jumlah penduduk Kelurahan Gunung Batu seluruhnya adalah 19.500 orang terdiri dari 14 RW. Kelurahan Gunung Batu yang cukup luas dengan jumlah 99.565 ha digunakan untuk lahan pemukiman 71.428 ha dengan ketinggian 350 m diatas permukaan laut.

Dari komposisi penduduk sebagaimana tampak pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa jumlah angkatan kerja produktif dan anak-anak cukup besar. Penduduk usia produktif dalam hal ini adalah pada usia 15 – 60 tahun. Apabila dilihat dari struktur dan komposisi penduduk maka sebagian besar penduduk berpendidikan SD sampai SLTA. Lebih jauh dapat diketahui penduduk tidak tamat SD dengan proporsi terkecil yaitu 1.80 %. Tabel 2 menunjukkan tingkat pendidikan penduduk dilihat dari jumlah angkatan kerja yang ada.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa proporsi jumlah penduduk usia produktif hampir berimbang dengan penduduk berusia tidak produktif. Kondisi ini tentunya berpengaruh terhadap beban tanggungan yang diterima penduduk usia produktif yang bekerja. Artinya jumlah penduduk yang menggantungkan diri kepada penduduk yang bekerja sebenarnya tidak hanya penduduk dengan usia tidak produktif akan tetapi juga penduduk usia produktif yang belum bekerja.

Dokumen terkait