• Tidak ada hasil yang ditemukan

The exposure of tv commercials and audience behavior (tv commercial of instant noodles product cases in two urban and semi urban community in bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "The exposure of tv commercials and audience behavior (tv commercial of instant noodles product cases in two urban and semi urban community in bogor)"

Copied!
226
0
0

Teks penuh

(1)

(

Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas

Urban dan Semi Urban di Kota Bogo r)

DINI ASMIRA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

©

Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2006

Hak cipta dilindungi

(3)

DINI ASMIRA. 2006. Keterdedahan Iklan di Televisi dan Perilaku Khalayak (Kasus Iklan Produk Mie Insta nt di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor dibimbing oleh SUMARDJO dan SUTISNA RIYANTO SUBARNA

Berkembangnya stasiun televisi swasta ternyata diikuti meningkatnya porsi belanja iklan di televisi. Tujuan penelitian ini adalah menjawab permasalahan; (1) Seberapa tingkat keterdedahan khalayak terhadap iklan mie instant yang ditayangkan di televisi (2) Faktor -faktor manakah yang berhubungan dengan keterdedahan terhadap iklan mie instant yang ditayangkan di televisi (3) Seberapa jauh terdapat keeratan hubungan keterdedahan iklan mie instant yang ditayangkan di televisi dengan persepsi khalayak tentang iklan mie instant (4) Seberapa jauh terdapat keeratan hubungan persepsi dengan perilaku khalayak iklan mie instant yang ditayangkan di televisi. Penelitian ini dirancang menggunakan metode penelitian survey. Jumlah responden adalah 108 khalayak iklan mie instant yang ditayangkan di televisi yang diambil secara cluster random sampling. Data dianalisa dengan menggunakan Rank Spearman dan deskripsi kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat keterdedahan khalayak terhadap iklan mie instant yang ditayangkan di televisi rendah dilihat dari frekuensi dan lama keterdedahan; (2) Faktor-faktor yang berhubungan secara nyata negatif dengan keterdedahan iklan mie instant yang ditayangkan di televisi adalah tingkat pendidikan, jumlah pendapatan dan tempat menonton televisi, sedangkan yang berhubungan nyata positif adalah ketersediaaan waktu, jumlah stasiun televisi, frekuensi menonton televisi; (3) Frekuensi keterdedahan berhubungan nyata positif dengan kemudahan memahami iklan; (4) Terdapat hubungan nyata positif antara persepsi dengan sikap positif dan fre kuensi pembelian mie instant.

(4)

(TV Commercial Of Instant Noodles Product Cases In Two Urban and Semi Urban Community in Bogor) under the direction of SUMARDJO and SUTISNA RIYANTO SUBARNA

The growth of private TV stations is followed by increasing a number of purchasing TV commercials. The aim of this research are (1) Knowing the level of audience exposure to TV commercials of instant noodle products; (2) Knowing some factors which correlate to exposure TV commercials of instant noodle products; (3) Determining the correlation between exposure to TV commercials of instant noodle products and audience perception, and (4) Determining the correlation between audience perception and consumer behavior about TV commercial of instant noodles products. This research is done using survey research method. The number of the respondent is 108 audience who were exposed by TV commercials of instant noodle products which were taken by cluster sampling method. The data is analyzed using rank spearman and qualitative description. The result of this research are: (1) The level of audience exposure to TV commercials of instant noodle products is low based on frequency and the length of exposure; (2) The factors whose negative significant correlation to the exposure of TV commercials of instant noodle products namely the level of education, the amount of income and the place for watching TV, whereas the factors whose positive significant correlation is time providing, the numbers of TV stations, frequency of watching TV; (3) The frequency of exposure has positive significant correlation to the ease in understanding TV commercials; (4) There is positive significant correlation between perception and positive attitude and the frequency of purchase.

(5)

(Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor)

DINI ASMIRA

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada Program Studi Komunikasi

Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)

Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor)

Nama : Dini Asmira

NIM : P054040171

Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sumardjo. MS Ketua

Ir. Sutisna Riyanto Subarna, MS Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi

Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Dr. Ir. Sumardjo. MS

Tanggal Ujian: 19 Juni 2006

Dekan Sekolah Pascasarjana,

Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro. MS

(7)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterdedahan Iklan di Televisi dan Perilaku Khalayak (Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor ) adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2006

(8)

Penulis dilahirkan di Pariaman pada tanggal 29 Maret 1982. Merupakan anak ke pertama dari dua bersaudara oleh pasangan suami istri Burhanuddin dan Mirhamah.

Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD Negeri No 23 Maransi Padang Pariaman Sumatera Barat dan tamat tahun 1993, Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di tempuh di SMP 3 Nan Sabaris Padang Pariaman Sumatera Barat dan tamat tahun 1996, selanjutnya Pendidikan Sekolah Menengah Atas di tempuh di SMA 1 Nan Sabaris Padang Pariaman Sumatera Barat dan tamat tahun 1999. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu dan tamat tahun 2003. Pada tahun 2004 penulis melanju tkan pendidikan pada program Magister Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan Institut Pertanian Bogor.

(9)

Subhanallah Walhamdulillah Walaailaahaillallaha Wallahu Akbar, atas kekuatan serta rahmat dan hidayah yang diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan magister di Institut Pertanian Bogor dengan tesis yang berjudul ”Keterdedahan Iklan di Televisi dan Perilaku Khalayak (Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor)”.

Karya ini merupakan hasil bantuan dan doa dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih dan penghargaa n yang tak terhingga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Sumardjo, MS selaku ketua komisi pembimbing atas pengarahan, bimbingan dan dorongan yang tiada henti, sehingga penulis terpacu untuk menyelesaika n studi., Bapak Ir. Sutisna Riyanto,MS selaku anggota komisi pembimbing, yang telah menyempatkan waktu di sela -sela kesibukan, perhatian, dedikasi, motivasi dan kesabaran untuk membimbing penulis dan memberikan saran sejak persiapan penelitian hingga tesis ini selesai. Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, serta seluruh staf pengajar yang telah membekali ilmu kepada penulis. Terima kasih kepada Bapak Ir. Hadiyanto MS selaku dosen penguji luar komisi. Staf pegawai SPs IPB yang telah membantu kelancaran administrasi dengan sangat sabar. Ayahanda Burhanuddin dan Ibunda tercinta Mirhamah atas semua pengorbanan, curahan kasih sayang dan do’a sepanjang hidup menjadi semangat terbesar dalam menjalani hidup, semua kebahagiaan ini hanya pantas diberikan kepadamu. Adinda tersayang Delvi Suryani atas dukungan dan doa yang tiada henti. Rekan-rekan terbaik Kak Tata, Ayuk Icha , Mas Heru yang telah sangat baik berada di saat-saat sulit, Mama Farrah, Umi Yuni, Peggy, Pak Rangkuti, Pak Narso, Mince, Mbak Aan, Bu Afrina, Diah, Pak Mujianto, Melky, Abi Jufri, aa’ Deden, Irfan, Bu Adriana dan Nita atas kebersamaan dan kekeluargaan selama menempuh pendidikan. Teman-teman di Forum Mahasiswa Pascasarjana (WACANA) IPB Pak Ridwan, Pak Rahmat, Pak Akrab dan pengurus periode 2006-2007 Pak Nirwan, Hasbi, Fitri, Ipoell, Mbak Icha, Sukri, Badri, Solihin semoga kita tetap “dekat dan bersahabat”. Bapak I Gede S.AP, Ahyar, Fitri IPN atas motivasi dan dukungan moril yang begitu besar.

Terimakasih saya ucapkan kepada seluruh warga RW 12 Kelurahan Gunung Batu dan Desa Benteng RW 3 Bogor atas kerjasama yang baik selama penulis melaksanakan penelitian serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala dukungan baik moril maupun materil. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dari tesis ini yang memerlukan banyak perbaikan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat. Amin.

Bogor, Juli 2006

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 6

Kegunaan Penelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi Massa ... 7

Fungsi Komunikasi Massa ... 9

Televisi sebagai Media Komunikasi Massa ... 10

Iklan pada Televisi ... 12

Dampak Iklan terhadap Khalayak... 17

Persepsi Khalayak terhadap Iklan Televisi ... 18

Perilaku Khalayak Tayangan Iklan di Televisi ... 21

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran... 32

Hipotesis ... 35

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel ... 36

Desain Penelitian ... 36

Pengumpulan Data ... 37

Instrumentasi ... 37

Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 38

Analis is Data ... 39

Definisi Operasional ... 40

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Karakteristik Individu Khalayak pada Masyarakat Urban dan Semi Urban... 48

(11)

(

Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas

Urban dan Semi Urban di Kota Bogo r)

DINI ASMIRA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

©

Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2006

Hak cipta dilindungi

(13)

DINI ASMIRA. 2006. Keterdedahan Iklan di Televisi dan Perilaku Khalayak (Kasus Iklan Produk Mie Insta nt di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor dibimbing oleh SUMARDJO dan SUTISNA RIYANTO SUBARNA

Berkembangnya stasiun televisi swasta ternyata diikuti meningkatnya porsi belanja iklan di televisi. Tujuan penelitian ini adalah menjawab permasalahan; (1) Seberapa tingkat keterdedahan khalayak terhadap iklan mie instant yang ditayangkan di televisi (2) Faktor -faktor manakah yang berhubungan dengan keterdedahan terhadap iklan mie instant yang ditayangkan di televisi (3) Seberapa jauh terdapat keeratan hubungan keterdedahan iklan mie instant yang ditayangkan di televisi dengan persepsi khalayak tentang iklan mie instant (4) Seberapa jauh terdapat keeratan hubungan persepsi dengan perilaku khalayak iklan mie instant yang ditayangkan di televisi. Penelitian ini dirancang menggunakan metode penelitian survey. Jumlah responden adalah 108 khalayak iklan mie instant yang ditayangkan di televisi yang diambil secara cluster random sampling. Data dianalisa dengan menggunakan Rank Spearman dan deskripsi kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat keterdedahan khalayak terhadap iklan mie instant yang ditayangkan di televisi rendah dilihat dari frekuensi dan lama keterdedahan; (2) Faktor-faktor yang berhubungan secara nyata negatif dengan keterdedahan iklan mie instant yang ditayangkan di televisi adalah tingkat pendidikan, jumlah pendapatan dan tempat menonton televisi, sedangkan yang berhubungan nyata positif adalah ketersediaaan waktu, jumlah stasiun televisi, frekuensi menonton televisi; (3) Frekuensi keterdedahan berhubungan nyata positif dengan kemudahan memahami iklan; (4) Terdapat hubungan nyata positif antara persepsi dengan sikap positif dan fre kuensi pembelian mie instant.

(14)

(TV Commercial Of Instant Noodles Product Cases In Two Urban and Semi Urban Community in Bogor) under the direction of SUMARDJO and SUTISNA RIYANTO SUBARNA

The growth of private TV stations is followed by increasing a number of purchasing TV commercials. The aim of this research are (1) Knowing the level of audience exposure to TV commercials of instant noodle products; (2) Knowing some factors which correlate to exposure TV commercials of instant noodle products; (3) Determining the correlation between exposure to TV commercials of instant noodle products and audience perception, and (4) Determining the correlation between audience perception and consumer behavior about TV commercial of instant noodles products. This research is done using survey research method. The number of the respondent is 108 audience who were exposed by TV commercials of instant noodle products which were taken by cluster sampling method. The data is analyzed using rank spearman and qualitative description. The result of this research are: (1) The level of audience exposure to TV commercials of instant noodle products is low based on frequency and the length of exposure; (2) The factors whose negative significant correlation to the exposure of TV commercials of instant noodle products namely the level of education, the amount of income and the place for watching TV, whereas the factors whose positive significant correlation is time providing, the numbers of TV stations, frequency of watching TV; (3) The frequency of exposure has positive significant correlation to the ease in understanding TV commercials; (4) There is positive significant correlation between perception and positive attitude and the frequency of purchase.

(15)

(Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor)

DINI ASMIRA

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada Program Studi Komunikasi

Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(16)

Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor)

Nama : Dini Asmira

NIM : P054040171

Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sumardjo. MS Ketua

Ir. Sutisna Riyanto Subarna, MS Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi

Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Dr. Ir. Sumardjo. MS

Tanggal Ujian: 19 Juni 2006

Dekan Sekolah Pascasarjana,

Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro. MS

(17)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterdedahan Iklan di Televisi dan Perilaku Khalayak (Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor ) adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2006

(18)

Penulis dilahirkan di Pariaman pada tanggal 29 Maret 1982. Merupakan anak ke pertama dari dua bersaudara oleh pasangan suami istri Burhanuddin dan Mirhamah.

Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD Negeri No 23 Maransi Padang Pariaman Sumatera Barat dan tamat tahun 1993, Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di tempuh di SMP 3 Nan Sabaris Padang Pariaman Sumatera Barat dan tamat tahun 1996, selanjutnya Pendidikan Sekolah Menengah Atas di tempuh di SMA 1 Nan Sabaris Padang Pariaman Sumatera Barat dan tamat tahun 1999. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu dan tamat tahun 2003. Pada tahun 2004 penulis melanju tkan pendidikan pada program Magister Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan Institut Pertanian Bogor.

(19)

Subhanallah Walhamdulillah Walaailaahaillallaha Wallahu Akbar, atas kekuatan serta rahmat dan hidayah yang diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan magister di Institut Pertanian Bogor dengan tesis yang berjudul ”Keterdedahan Iklan di Televisi dan Perilaku Khalayak (Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor)”.

Karya ini merupakan hasil bantuan dan doa dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih dan penghargaa n yang tak terhingga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Sumardjo, MS selaku ketua komisi pembimbing atas pengarahan, bimbingan dan dorongan yang tiada henti, sehingga penulis terpacu untuk menyelesaika n studi., Bapak Ir. Sutisna Riyanto,MS selaku anggota komisi pembimbing, yang telah menyempatkan waktu di sela -sela kesibukan, perhatian, dedikasi, motivasi dan kesabaran untuk membimbing penulis dan memberikan saran sejak persiapan penelitian hingga tesis ini selesai. Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, serta seluruh staf pengajar yang telah membekali ilmu kepada penulis. Terima kasih kepada Bapak Ir. Hadiyanto MS selaku dosen penguji luar komisi. Staf pegawai SPs IPB yang telah membantu kelancaran administrasi dengan sangat sabar. Ayahanda Burhanuddin dan Ibunda tercinta Mirhamah atas semua pengorbanan, curahan kasih sayang dan do’a sepanjang hidup menjadi semangat terbesar dalam menjalani hidup, semua kebahagiaan ini hanya pantas diberikan kepadamu. Adinda tersayang Delvi Suryani atas dukungan dan doa yang tiada henti. Rekan-rekan terbaik Kak Tata, Ayuk Icha , Mas Heru yang telah sangat baik berada di saat-saat sulit, Mama Farrah, Umi Yuni, Peggy, Pak Rangkuti, Pak Narso, Mince, Mbak Aan, Bu Afrina, Diah, Pak Mujianto, Melky, Abi Jufri, aa’ Deden, Irfan, Bu Adriana dan Nita atas kebersamaan dan kekeluargaan selama menempuh pendidikan. Teman-teman di Forum Mahasiswa Pascasarjana (WACANA) IPB Pak Ridwan, Pak Rahmat, Pak Akrab dan pengurus periode 2006-2007 Pak Nirwan, Hasbi, Fitri, Ipoell, Mbak Icha, Sukri, Badri, Solihin semoga kita tetap “dekat dan bersahabat”. Bapak I Gede S.AP, Ahyar, Fitri IPN atas motivasi dan dukungan moril yang begitu besar.

Terimakasih saya ucapkan kepada seluruh warga RW 12 Kelurahan Gunung Batu dan Desa Benteng RW 3 Bogor atas kerjasama yang baik selama penulis melaksanakan penelitian serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala dukungan baik moril maupun materil. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dari tesis ini yang memerlukan banyak perbaikan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat. Amin.

Bogor, Juli 2006

(20)

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 6

Kegunaan Penelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi Massa ... 7

Fungsi Komunikasi Massa ... 9

Televisi sebagai Media Komunikasi Massa ... 10

Iklan pada Televisi ... 12

Dampak Iklan terhadap Khalayak... 17

Persepsi Khalayak terhadap Iklan Televisi ... 18

Perilaku Khalayak Tayangan Iklan di Televisi ... 21

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran... 32

Hipotesis ... 35

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel ... 36

Desain Penelitian ... 36

Pengumpulan Data ... 37

Instrumentasi ... 37

Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 38

Analis is Data ... 39

Definisi Operasional ... 40

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Karakteristik Individu Khalayak pada Masyarakat Urban dan Semi Urban... 48

(21)

xi HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat Keterdedahan Khalayak di Urban dan Semi Urban

terhadap Tayangan Iklan Mie Instant ... 54

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Keterdedahan Tayangan Iklan Mie Instant... 56

Hubungan Keterdedahan Tayangan Iklan Mie Instant dengan Persepsi Khalayak di Urban dan Semi Urban... 62

Hubungan Persepsi terhadap Tayangan Iklan Mie Instant dengan Perilaku Khalayak Urban dan Semi Urban terhadap Produk Mie Instant ... 67

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ... 72

Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA... 74

(22)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kriteria dan Jumlah Pengambilan Sampel Khalayak di

Masyarakat Urban dan Semi Urban... 36 2. Keterangan Teoritis dalam Penyusunan Definisi Operasional... 43 3. Gambaran Umum Masyarakat di Urban dan Semi Urban ... 45 4. Karakteristik Khalayak di Masyarakat Urban dan Semi Urban ... 49 5. Perilaku Penggunaan Televisi oleh Khalayak di Urban

da n Semi Urban... 51 6. Tingkat Keterdedahan Khalayak terhadap Iklan Mie Instant

melalui Televisi ... 54 7. Koefisien Korelasi Karakteristik Khalayak dengan Keterdedahan

Tayangan Iklan Mie Instant di Televisi... 56 8. Deskripsi Hubungan antara Karakteristik Individu dengan

Keterdedahan Iklan Mie Instant ... 58 9. Koefisien Korelasi Perilaku Penggunaan Televisi dengan

Keterdedahan terhadap Iklan Mie Instant ... 61 10. Persepsi Khalayak di Urban dan Semi Urban terhadap

Tayangan Iklan Mie Instant di Televisi ... 63 11. Nama Pemeran Iklan Mie Instant yang diingat Khalayak

di Masyarakat Urban dan Semi Urban... 64 12. Slogan Merek Produk Iklan Mie Instant yang diingat Khalayak

di Masyarakat Urban dan Semi Urban... 64 13. Koefisien Korelasi Keterdedahan Iklan Mie Instant dengan

Persepsi terhadap Tayangan Iklan... 66 14. Rata-Rata Perilaku Khalayak diUrban dan Semi Urban terhadap

Produk Mie Instant ... 67 15. Hubungan Persepsi terhadap Tayangan Iklan Mie Instant dengan

(23)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Hirarkhi Kebutuhan Maslow ... 27 2. Kerangka Berpikir Penelitian Keterdedahan dan Perilaku

(24)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Karakteristik Khalayak Urban dan Semi Urban... 77 2. Perilaku Penggunaan TV oleh Khalayak Urban dan

(25)

Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi telah menyentuh ke setiap lini

kehidupan seiring dengan perkembangan media massa sebagai salah satu sarana

penyebaran informasi. Komunikasi melalui media massa saat ini tidak hanya

mencakup penyampaian informasi publik tetapi juga dalam bentuk komunikasi

pemasaran yang lebih dikenal sebagai iklan. Iklan telah menjadi bagian dari

kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Perkembangan industri periklanan di

Indonesia telah mencapai tingkat canggih ditunjang kemampuan kreator-kreator

iklan menggabungkan konsep teknologi dan ide kreatif membentuk sebuah iklan

yang menarik dan mengubah pengetahuan publik mengenai ketersediaan dan

karakteristik sebuah produk (product knowledge). Secara komersial indus tri

periklanan telah berperan secara signifikan. Bahkan, pasang surut industri

periklanan telah ikut menentukan hidup matinya industri media massa di

Indonesia.

Salah satu media massa yang menjadi sarana beriklan adalah televisi yang

di Indonesia telah berkembang begitu pesat seiring dengan perkembangan

teknologi. Selain faktor aktualitas, televisi dengan karakteristik audio visualnya

memberikan sejumlah keunggulan diantaranya mampu menyampaikan pesan

melalui gambar dan suara secara bersamaan dan hidup, serta dapat menayangkan

ruang yang sangat luas kepada sejumlah pemirsa dalam waktu bersamaan

(Nurrahmawati, 2002).

Daya tarik televisi sedemikian besar sehingga pola -pola kehidupan

rutinitas manusia sebelum adanya televisi bisa berubah sama sekali. Televisi bisa

menjadi panutan baru bagi kehidupan manusia yang pada akhirnya menjadi alat

atau sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia, baik untuk kepentingan politik

maupun perdagangan, bahkan diduga berpengaruh terhadap perubahan ideologi

serta tatanan nilai budaya yang sudah ada sejak lama (Kuswandi, 1996). Hal ini

karena fungsi mempengaruhi yang menyebabkan media memegang peranan

(26)

Media televisi menyediakan banyak informasi yang mendukung untuk

memberikan informasi mencakup semua aspek baik itu ekonomi, bisnis, politik

dan sebagainya. Dunia pertelevisian mulai berkembang pesat seiring dengan

makin banyaknya bermunculan stasiun-stasiun televisi swasta yang mampu

memberikan lebih beragam informasi untuk diakses oleh seluruh masyarakat

Indonesia. Daerah liputan yang meningkat menjadi 806,116 km dengan target

penonton 162,8 juta serta jumlah stasiun televisi bertambah dari empat stasiun

pada tahun 1971 menjadi 18 stasiun pada tahun 1994, diantaranya lima stasiun

televisi swasta. Televisi pemerintah pada umumnya memiliki program siaran

untuk memperkenalkan usaha-usaha pemerintah guna memperoleh dukungan dari

masyarakat, sedangkan televisi swasta lebih banyak menyiarkan kegiatan bisnis

dan hiburan selain informasi (Cangara, 2004).

Iklan dan televisi juga dapat dipandang sebagai kerjasama yang saling

menguntungkan televisi dan pihak produsen. Bagi pihak televisi iklan menjadi

pendukung utama pada setiap program tayangan yang membantu

perusahan-perusahaan televisi untuk menanggulangi masalah finansial. Omset utama dari

hidupnya televisi swasta adalah dari banyaknya iklan yang ada (Effendy, 2003).

Bagi produsen, iklan merupakan bentuk promosi yang dapat meningkatkan

penjualan. Menurut Kasali (1995) ada tiga kekuatan televisi lainnya berkaitan

dengan pemasangan iklan adalah efisiensi biaya, dampak dan pengaruh yang kuat.

Iklan biasanya ditayangkan disela acara-acara dan program televisi dengan

materi sesuai orientasi mereka yaitu kepada konsumen. Manajer pemasaran dan

manajer lainnya dalam perusahaan, bekerja untuk menganggarkan biaya promosi

yang diimplementasikan dari tujuan yang ingin dicapai melalui strategi periklanan

untuk mendongkrak penjualan dan memperkenalkan produk-produk baru dari

keberasaan produk-produk tersebut.

Menurut Prayudha (2004) periklanan umumnya didesain untuk mencapai

salah satu dari tiga tujuan dasar yaitu, menyiapkan informasi baru, memperkuat

hal yang sekarang dan mengubah pandangan yang sudah ada dalam masyarakat.

Memuaskan pelanggan merupakan pertahanan paling baik untuk melawan

persaingan. Perusahaan yang berhasil menjaga agar pelanggannya selalu puas

(27)

sering bahkan rela membayar lebih banyak untuk membeli produk perusahaan itu.

Salah satu untuk me nciptakan pelanggan tetap peduli dengan produk perusahaan

itu tercapai yaitu dengan kegiatan periklanan yang mempromosikan produk

perusahaan tersebut. Oleh karena itu bagi perusahaan, iklan adalah media paling

utama dalam usaha promosi penjua lan produk mereka dalam memperoleh profit

maksimum.

Media memang sangat berperan besar dalam membentuk sesuatu yang

ideal kepada publik. Seperti iklan-iklan yang masuk dalam ruang-ruang paling

privat dengan segala macam produk. Produk-produk pangan merupa kan salah satu

iklan yang paling banyak muncul di televisi. Dengan beragamnya produk-produk

iklan dari berbagai perusahaan menyebabkan masing-masing produk harus

mempunyai ciri dan kualitas tersendiri yang harus ditonjolkan ketika berhadapan

dengan konsumen. Oleh karena itu pada setiap produk iklan harus memperhatikan

berbagai unsur dalam iklan agar menjadi kombinasi yang menarik dan sepersuasif

mungkin untuk mempengaruhi minat pembeli terhadap produk tersebut

(Prayudha, 2004).

Iklan harus mementingkan kelompok sasaran tertentu karena tidak semua

pelanggan dapat efektif menjadi sasaran iklan. Sasaran iklan adalah sekelompok

orang yang mempunyai kepentingan terhadap produk yang ditawarkan dan

mereka mungkin membelinya atau sebagai pembeli potensial. Iklan selain

berfungsi memberitahukan kehadiran suatu produk, juga memperlihatkan citra

perusahaan pada konsumen. Tanpa iklan para konsumen yang berada jauh dari

pusat-pusat produksi tidak akan memperoleh informasi mengenai barang yang

dibutuhkannya. Jadi iklan da pat menambah nilai produk dengan memberikan

informasi kepada pelanggan (Prayudha, 2004).

Jika sebuah perusahaan ingin mempertahankan tingkat keuntungannya,

maka harus melangsungkan kegiatan periklanan secara memadai dan terus

menerus. Secara umum kegiatan ini akan menelan biaya mahal yang harus

ditanggung perusahaan dengan harapan volume penjualan akan meningkat dengan

adanya iklan produk mereka. Tentunya iklan yang dibuat benar-benar harus

(28)

ini memilih salah satu iklan di televisi yaitu iklan produk mie instant sebagai salah

satu iklan komoditi pertanian yang cukup dikenal didunia periklanan.

Rumusan Masalah

Televisi dibandingkan media massa lainnya mempunyai sifat istimewa

karena merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat

informatif, hiburan maupun pendidikan. Ketika gabungan dari ketiga unsur

tersebut maka informasi yang disampaikan mudah dimengerti karena terdengar

jelas secara audio dan terlihat jela s secara visual. Kelebihan lain dari televisi

adalah mempunyai jangkauan khalayak yang luas sehingga memudahkan

masyarakat dari berbagai tempat yang berbeda untuk menerima pesan yang

disampaikan pada saat bersamaan.

Munculnya televisi dalam kehidupan masya rakat menghasilkan suatu

peradaban baik dalam proses komunikasi dan informasi dan pola kehidupan

manusia itu sendiri. Sebagaimana yang dikatakan oleh Effendy (2004) bahwa

fungsi komunikasi adalah fungsi menyebarkan informasi, fungsi mendidik, fungsi

menghibur dan fungsi mempengaruhi. Pada dasarnya tujuan periklanan adalah

mengubah atau mempengaruhi sikap khalayak, dalam hal ini adalah

sikap-sikap konsumen. Tujuan periklanan komersial adalah membujuk khalayak untuk

membeli produk A bukan produk B atau mempromosikan kelanjutan membeli

produk A untuk seterusnya (Jefkins, 1999).

Sebagai sarana periklanan dengan peluang terbesar maka tidak diragukan

lagi bahwa perusahaan menempatkan periklanan sebagai prioritas dalam

komunikasi pemasaran produk-produk yang dikeluarkan. Begitu juga halnya

dengan iklan mie instant yang ditayangkan di televisi. Dengan bermacam produk

mie instant yang dikemas dalam berbagai sajian iklan akan menjadi daya tarik

tersendiri bagi khalayak. Tujuan akhir produsen terhadap pengeluaran belanja

iklan yang demikian besar seperti ini adalah untuk memperoleh keuntungan

maksimum .

Iklan di televisi adalah salah satu bentuk promosi tentang barang dan jasa

(29)

tayangan ikla n mie instant dengan produk yang berbeda-beda seperti iklan mie

sedap, mie kare, indomie, pop mie dan beberapa iklan mie instant lainnya.

Tayangan iklan akan efektif apabila bisa menarik khalayaknya untuk membeli

produk yang diiklankan. Begitu juga dalam penayangan iklan mie instant pada

televisi ini.

Agar iklan efektif dan mengena kepada khalayak pertama adalah, tayangan

iklan tersebut tededah oleh masyarakat. Hal ini membutuhkan bagaimana

strategi-strategi efektif dalam penayangan iklan sehingga mampu me nyentuh konsumen

potensial produk tersebut. Kedua, iklan yang ditayangkan mampu menarik

perhatian khalayak. Beberapa aspek seperti pengemasan, kata -kata yang menarik

serta iringan musik yang energik bahkan bisa dengan penyajian yang berbeda dari

iklan-iklan yang lain akan menarik minat khalayaknya untuk lebih memperhatikan

iklan tersebut. Ketiga, adalah kemasan pesan persuasif sehingga sedapat mungkin

yang mampu mendorong penonton untuk membeli produk yang diiklankan. Ada

pesan-pesan penting yang perlu dit onjolkan seperti manfaat atau dalam penelitian

ini adalah produk mie instant

Ketiga hal tersebut menunjukkan seberapa jauh tayangan iklan mie instant

telah efektif mengembangkan persepsi terhadap masyarakat sebagai khalayaknya.

Tentu saja ketertarikan dan keterpengaruhan khalayak ini akan bervariasi. Oleh

karena itu penelitian keterdedahan iklan ini tidak cukup hanya mengkaji tingkat

keterdedahan tetapi juga harus menelusuri faktor -faktor yang berhubungan atau

menentukan tercapainya keefektivan dari keterdedahan tayangan iklan mie instant

di televisi.

Sejalan dengan uraian diatas, penelitian ini bermaksud menjawab

permasalahan sebagai berikut:

1. Sampai sejauh mana tingkat keterdedahan khalayak pada masyarakat

urban dan semi urban terhadap tayangan iklan mie instant di televisi?

2. Apakah ada faktor internal dan eksternal yang menentukan keterdedahan

tayangan iklan mie instant di televisi?

3. Seberapa jauh terdapat keeratan hubungan keterdedahan iklan mie instant

di televisi dengan persepsi khalayak pada masyarakat urban dan semi

(30)

4. Seberapa jauh terdapat keeratan hubungan persepsi khalayak pada

masyarakat urban dan semi urban tentang iklan mie instant dengan

perilaku khalayak terhadap produk mie instant yang diiklankan di televisi?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bermaksud mengkaji tingkat keterdedahan khalayak terhadap

tayangan iklan mie instant di televisi beserta faktor -faktor yang mempengaruhi

perilaku khalayak tersebut. Secara spesifik, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat keterdedahan khalayak terhadap iklan mie instant yang

ditayangkan di televisi

2. Mengetahui faktor -faktor yang berhubungan dengan keterdedahan

terhadap iklan mie instant yang ditayangkan di televisi

3. Mengetahui hubungan keterdedahan iklan mie instant di televisi dengan

persepsi khalayak tentang tayangan iklan mie instant

4. Mengetahui hubungan persepsi khalayak tentang iklan mie instant dengan

perilaku khalayak terhadap produk mie instant yang diiklankan di televisi

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi masyarakat atau

pihak-pihak yang berhubungan dengan televisi, pengiklan, produsen dan

konsumen, yaitu:

1. Memberi sumbangan pemikiran bagi pihak periklanan dan televisi dalam

merancang dan menyeleksi serta menayangkan iklan di televisi

2. Menambah bahan penelitian bagi ilmu komunikasi pembangunan dan

komunikasi massa khususnya penelitian yang berkaitan dengan iklan pada

media televisi

3. Memberikan masukan kepada masyarakat sebagai khalayak untuk lebih

(31)

Komunikasi Massa

Pengertian

Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada

sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau

elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat

(Effendy, 2003). Seperti dikatakan Severin dan Tankard, Jr komunikasi massa itu

adalah keterampilan, seni dan ilmu. Bila dikaitkan dengan pendapat Devito bahwa

komunikasi massa itu ditujukan kepada massa dengan melalui media massa

dibandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, maka komunikasi massa

mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya.

Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut (Effendy, 2003):

a. Komunikasi berlangsung satu arah.

Berbeda dengan komunikasi antarpesona yang berlangsung dua arah, maka

komunikasi massa berlangsung satu arah. Ini berarti bahwa tidak terdapat arus

balik secara langsung dari komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain,

wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya

terhadap pesan yang disiarkannya itu, sehingga arus balik dari komunikan ke

komunikator disebut dengan arus tertunda. Sebagai konsukuensi dari situasi

komunikasi seperti itu, komunikator pada komunikasi massa harus melakukan

perencanaan dan persiapan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikannya

kepada komunikan harus komunikatif dalam arti dapat diterima secara inderawi

(received) dan secara rohani (accepted) pada satu kali penyiaran.

b. Komunikator pada komunikasi massa melembaga.

Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga,

yakni suatu institusi atau organisasi. Komunikator pada komunikasi massa,

misalnya wartawan surat kabar atau penyiar televisi yang menyebarluaskan

pasannya bertindak atas nama lembaga. Berdasarkan kenyataan tersebut maka

komunikator pada komunikasi massa dinamakan juga sebagai komunikator

kolektif, karena tersebarnya pesan komunikasi merupakan hasil kerjasama

(32)

c. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum.

Pesan yang diseba rkan melalui media massa bersifat umum karena

ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi, tidak ditujukan

kepada perorangan atau kepada kelompok tertentu. Dari keterangan diatas jelas

bahwa semua media massa cetak dan elektronik adalah media massa yang

ditujukan kepada masyarakat umum, dan pesan–pesan yang disebarkan mengenai

kepentingan umum.

d. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan.

Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan

keserempakan (stimultanelty) pada pihak khalayak dalam menerima pesan–pesan

yang disebarkan. Hal inilah yang merupakan ciri paling hakiki dibandingkan

dengan media komunikasi lainnya. Karena radio dan televisi merupakan media

massa elektronik yang tidak diragukan lagi keserempakannya.

e. Komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen.

Komunikan atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat

yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju

komunikator bersifat heterogen. Dalam keberadaannya secara terpencar– pencar,

dimana satu nama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak

pribadi, masing–masing pun berbeda dalam berbagai hal: jenis kelamin, usia,

agama, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pengalaman hidup,

cita-cita dan sebagainya. Heterogenitas khalayak seperti itulah yang menjadi kesulitan

seorang komunikator dalam menyebarkan pesannya melalui media massa.

Para ahli komunikasi mengatakan, media massa sangat berpengaruh

terhadap pembentukan realitas sosial. Dampak kognitif berhubungan dengan

pemikiran, dampak emosional berhubungan dengan perasaan (senang, sedih,

marah, sinis dan sebagainya). Dampak kognitif juga mencakup niat, tekad, upaya,

dan usaha yang berkecenderungan diwujudkan menjadi suatu kegiatan. Media

massa tidak hanya memiliki dampak langsung terhadap individu, tetapi juga

mempengaruhi kebudayaan dan pengetahuan kolektif serta nilai-nilai di dalam

masyarakat. Media massa menghadirkan perangkat citra, gagasan dan evaluasi

yang menjadi sumber bagi audiencenya untuk memilih dan menjadikan acuan

(33)

Fungsi Komunikasi Massa

Berikut ini adalah fungsi–fungsi komunikasi massa menurut Harold D.

Lasswell (Susanto, 1995):

1. Pengawasan

Fungsi pengawasan terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Pengawasan peringatan ( warning or beware surveillance )

Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada

kita mengenai ancaman bahaya bencana alam, kondisi ekonomi yang

depresi, dan keadaan negara yang sedang gawat darurat terancam perang

dan lain-lain. Peringatan ini dapat diinformasikan segera dan serentak.

b. Pengawasan instrumental ( instrumental surveillance )

Jenis kedua ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi

kehidupan sehari– hari, misalnya tentang film yang dipertunjukkan di

bioskop, harga barang di pasar, memperkenalkan produk–produk baru.

Perlu dicatat adalah bahwa tidak semua contoh pengawasan instrumental

seperti disebutkan diatas kemudian dijadikan berita. Bahkan fungsi

pengawasan dapat dijumpai pula pada isi media yang dimaksud untuk

menghibur.

2. Interpretasi ( interpretation )

Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi

beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Pada kenyataannya

fungsi interpretasi ini tidak selalu berbentuk tulisan, adakalanya juga

berbentuk kartun atau gambar lucu yang bersifat sindiran.

3. Hubungan ( linkage )

Fungsi hubungan yang memiliki media itu sedemikian berpengaruhnya

kepada masyarakat sehingga dijuluki “ public making ability of the mass

media “ atau kemampuan untuk membuat sesuatu menjadi umum dari

media massa. Media massa mampu menghubungkan unsur– unsur yang

terdapat di masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh

perorangan. Contohnya kegiatan periklanan yang menghubungkan

(34)

4. Sosialisasi (socialization)

Fungsi komunikasi dilihat secara sosiologis ialah saling mengakrabkan,

bahkan meningkatkan integrasi sosial masing–masing melalui peningkatan

berbagai ketrampilan sosial (social skills).

Menurut Joseph R. Dominick sosialisasi sebagai fungsi komunikasi massa.

Sosialisasi merupakan transmisi–transmisi nilai (transmision of value)

yang mengacu kepada cara–cara dimana seseorang mengadopsi perilaku

dan nilai– nilai dari suatu kelompok. Media massa menjanjikan

penggambaran masyarakat, dan dengan membaca, mendengarkan, dan

menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku

dan nilai– nilai apa yang penting.

5. Hiburan (entertainment )

Hiburan merupakan fungsi media massa, dalam hal ini memang tampak

jelas pada televisi, film, dan rekaman suara. Media massa lainnya,

seperti bentuk surat kabar, meskipun fungsi utamanya adalah informasi

dalam bentuk pemberitaan, rubrik–rubrik hiburan selalu ada. Pendapat

bahwa hiburan merupakan fungsi media massa juga dikatakan

oleh Charles R.Wright dalam bukunya Mass Comunication A Sociological

Perspektive.

Televisi sebagai Media Komunikasi Massa

Televisi sebagai media massa baru lahir pada tahun 1946, ketika khalayak

dapat menonton siaran rapat Dewan Keamanan PBB New York (Amir, 1999).

Menurut Effendy (2003), televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film

(moving picture). Menurut Mar’at (Effendy, 2002), acara televisi pada umumnya

mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan penonton, sebab salah

satu pengaruh psikologis dari televisi seakan-akan menghipnotis penonton

sehingga mereka seolah-olah hanyut dalam keterlibatan kisah atau peristiwa yang

dihidangkan televisi.

Menurut Lyle (Effendy, 2003), televisi bertindak sebagai agent of

(35)

kebiasaan menonton bioskop. Persoalan displacement tersebut meliputi tiga asas

yaitu: Asas yang pertama ialah bahwa kesamaan fungsional terjadi apabila suatu

kebutuhan terpuaskan, baik oleh televisi maupun kegiatan yang lain, maka yang

terakhir ini akan diganti oleh televisi. Asas kedua adalah kegiatan yang diubah

(transformed activity) yaitu jika televisi tidak memuaskan suatu kebutuhan, akan

diganti oleh kegiatan lain. Asas yang ketiga adalah kegiatan yang marjinal,

berdasarkan asas ini, kegiatan yang terorganisasi akan lebih buruk dipengaruhinya

(Effendy, 2003).

Televisi mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur-unsur

kata-kata, musik dan sound effect serta memiliki unsur visual berupa gambar. Gambar

ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan

kesan yang mendalam pada penonton (Effendy, 2003). Pesan yang akan

disampaikan melalui media televisi memerlukan pertimbangan-pertimbangan agar

pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran (Ardianto dan Erdinaya,

2004). Faktor -faktor tersebut adalah khalayak/pemirsa, waktu, durasi dan metode

penyajian.

1. Khalayak/pemirsa. Untuk komunikasi melalui media elektronik khususnya

televisi faktor pemirsa perlu mendapat perhatian lebih. Dalam ha l ini

komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik yang

termasuk kategori anak-anak, remaja, dan dewasa. Hal ini perlu karena

berkaitan dengan materi pesan dan jam penayangan.

2. Waktu. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan agar setiap acara

ditayangkan secara proporsional dan dan dapat diterima oleh khalayak

sasaran atau khalayak yang dituju.

3. Durasi. Berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap

penayangan acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis

acara dan tuntutan skrip atau naskah. Suatu acara tidak akan mencapai

sasaran karena durasi terlalu singkat atau terlalu lama.

4. Metode penyajian. Fungsi mendidik dan membujuk tidak dapat diabaikan

selain dari fungsi utama televisi yaitu untuk menghibur dan memberi

(36)

menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan non hiburan dapat

mengandung unsur hiburan.

Apa sebenarnya yang menyebabkan televisi mampu menjadi primadona

dalam menayangkan iklan atau menjadi pilihan banyak perusahaan dalam

mengkomunikasikan produknya. Setidaknya secara kontekstual adalah karena

televisi memiliki tiga kekuatan (Sumartono, 2002):

1. Efisiensi biaya

Televisi selain mampu menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai

oleh media la innya, juga dapat menjangkau khalayak yang tidak terjangkau oleh

media cetak. Jangkauan massal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk

menjangkau setiap kepala .

2. Dampak yang kuat

Menekankan pada sekaligus dua indera: penglihatan dan pendengaran.

Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif

dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor .

3. Pengaruh yang kuat

Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi

khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya di televisi

sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan. Kebanyakan calon pembeli

lebih ”percaya” pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi

daripada yang tidak sama sekali.

Iklan pada Televisi

Iklan merupakan salah satu bagian penting untuk membangun dan

menciptakan merek. Kreativitas menjadi kredo bagi setiap biro iklan yang baik,

tetapi kreativitas bukan satu-satunya yang dikejar pengiklan, diperlukan paduan

strategi pemasaran dan kreativitas iklannya . Ada empat hal yang membuat merek

jadi tangguh: diferensiasi, relevansi, esteem, dan knowledge. Melalui iklan,

kepribadian merek dapat dibentuk dan menjadi jaminan kualitas bagi konsumen

untuk membeli merek tersebut. Dalam periklanan konvensional, manfaat

(37)

periklanan bukan sekedar persuasi tetapi merupakan landasan bagi upaya

pemasaran pada pelanggan (Prayudha, 2004).

Kotler (Prayudha, 2004) mengatakan bahwa promosi merupakan bagian

dari bauran pemasaran yang terdiri atas lima variabel, yaitu advertising, sales

promotion, personal selling, publishing dan direct marketing. Dari kelima

variabel tersebut periklanan merupakan alat promosi yang paling umum

digunakan khususnya untuk produk konsumsi. Bagi konsumen, adversiting

mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Memperluas alternatif, artinya dengan adversiting konsumen dapat

mengetahui adanya berbagai produk yang pada gilirannya akan

menimbulkan pilihan.

2. Membantu produsen menumbuhkan kepercayaan kepada konsumen. Iklan

yang tampil secara mantap dihadapan masyarakat dengan ukuran yang besar

dan logo yang menarik akan menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa

perusahaan tersebut bonafid dan produknya bermutu.

3. Membuat orang kenal dan percaya pada produk yang ditawarkan

4. Memuaskan keinginan konsumen dalam pembelian produk

Secara tradisional iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan

suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media dan lebih

diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli (Ardianto, Elvinaro, 2004).

Ada dua jenis iklan yaitu iklan layanan masyarakat dan iklan komersial. Iklan

komersial bersifat menciptakan dan mendorong daya beli publik terhadap

produk-produk tertentu. Jika iklan komersial menjual kualitas, citra pengguna dan

pelayanan maka iklan layanan masyarakat menyajikan keadaan sosial, solusi dan

harapan (Masduki, 2001).

Kleppner (Nurrahmawati, 2002) juga memberikan definisi periklanan

sebagai suatu metode penyampaian pesan dari suatu sponsor melalui sebuah

medium impersonal (bukan tatap muka terhadap orang banyak). Secara umum

dari berbagai definisi periklanan, dapat disimpulkan bahwa periklanan memiliki

sejumlah ciri-ciri yaitu komunikasi yang berlangsung satu arah, non pribadi,

membayar ruang dan waktu, dan menyajikan informasi tentang barang, jasa atau

(38)

Penayangan iklan tentang suatu produk tidak pernah lepas dari tujuan iklan

itu dibuat. Suatu iklan senantiasa bertujuan untuk mengenalkan atau mengenalkan

kembali pada khalayak mengenai produk-produk tertentu (kognitif), menciptakan

kondisi agar khalayak tertarik pada produk itu (afektif) dan kemudian

menggunakannya (konatif) (Cahyana dan Suyanto, 1996).

Pesan-pesan iklan ini disusun secara mantap baik dalam kata -kata, kalimat,

memilih gambar dan warna, tempat pemasangan atau media yang cocok,

menjangkau jenis khalayak sasaran tertentu, menyebarkannya pada waktu yang

pas yang seluruhnya berada dalam penanganan orang-orang profesional

(Sumartono, 2002).

Ahli yang telah melakukan riset tentang iklan, yakni menurut John S.

Coulson (Prayudha, 2004), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:

1. Tidak ada satu alat pengukuran apapun yang mampu memberikan evaluasi

yang komplit mengenai iklan. Sebab iklan merupakan sesuatu yang rumit

serta memiliki tujuan dan sandaran yang beragam.

2. Elemen kunci yang mempengaruhi sukses iklan adalah khalayak sasaran.

Sebab ada khalayak yang mudah dan ada yang sulit menerima pesan iklan.

Umumnya wanita termasuk khalayak sasaran yang lebih mudah menerima

pesan dibanding dengan pria, golongan usia dewasa lebih mudah menerima

pesan daripada kaum remaja dan golongan anak-anak lebih mudah

menerima daripada remaja.

3. Aturan dasar yang mendukung kesuksesan iklan yaitu sejauh mana suatu

produk akrab dimata atau telinga khalayak sasaran. Kadang-kadang sebuah

produk yang diluncurkan ke ajang kompetisi belum dikenal sama-sekali oleh

khalayak sasaran. Oleh karena itu, sebuah produk sebaiknya bukan saja

berlaku sebagai tambahan pada iklan tetapi merupakan bagian organik

darinya.

4. Kemampuan produsen mengingatkan khalayak sasarannya akan produk

yang diiklankan lebih baik nilainya daripada angka penjualan yang

(39)

5. Bentuk iklan yang efektif harus memberikan informasi yang relevan dan

baru bagi khalayak sasarannya. Seba b bila diremehkan oleh khalayak secara

otomatis iklan tersebut sudah gagal.

6. Iklan hendaknya mudah dan jelas bagi khalayak sasarannya.

7. Jangan melakukan kesalahan dengan mencoba memunculkan terlalu banyak

ide.

8. Iklan yang dapat dipercaya tidak terlalu penting bagi khalayak sasaran. Bagi

mereka, yang penting harga murah. Meskipun begitu, kemungkinan tuntutan

akan standar mutu produk tetap ada.

9. Model iklan yang menarik dan popular bisa menambah kepercayaan akan

produk, yang pada akhirnya mampu”memaksa” khalayak sasaran untuk

membeli.

10. Model iklan yang dipakai harus sesuai dengan produk yang diiklankan.

11. Penambahan tema lagu atau musik pada iklan dapat membuat iklan mudah

diingat oleh khalayak sasaran.

Menurut Liliweri (1992) setiap iklan harus ditata sedemikian rupa

sehingga isinya dapat membangkitkan dan menggugah kesadaran khalayak bahwa

suatu produk yang diperlukan selama ini ternyata disediakan oleh orang lain.

Untuk mendapatkan kelompok orang yang menggunakan produk secara tetap

harus dilakukan tekhnik penyampaian pesan yang disebut A-T-R (awareness,

trial, reinforcement). Aplikasi teori A-T-R begitu kental dilakukan oleh hampir

sebagian besar perusahaan dalam mengiklankan produknya. Upaya untuk menarik

perhatian khalayaknya dengan berbagai cara mulai dari kemasan produk, tekhnik

presentasi, penggunaan model hingga iming-iming hadiah adalah suguhan yang

benar-benar atraktif. Hasil yang diharapkan pihak perusahaan tentulah

meningkatnya omzet penjualan.

Menurut Lucas and Britt (Sumartono, 2002) bahwa dalam komunikasi

periklanan, terdapat unsur– unsur yang menekankan bahwa proses komunikasi

periklanan ini lazim dikenal sebagai proses AIDCA dengan melalui tahap yang

dinamakan tahap AIDCDA. Kon gkritnya, pesan yang dibuat melalui iklan

harus lah mendapat perhatian (attention), menarik (interest), membangkitkan

(40)

ia mau mengambil keputusan (decision) untuk melakukan suatu tindakan (action)

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator. Oleh karena itu,

terpengaruh tidaknya khalayak sangat ditentukan sejauhmana iklan televisi

mampu mengaplikasikan komunikasi persuasif dalam mengugah minat dan

keinginan khalayak sasaran.

Isi pesan yang disampaikan adalah meliputi informasi yang disampaikan,

kesimpulan yang ditarik dan pertimbangan yang diusulkan (Berlo, 1960). Dalam

menyajikan pesan untuk menyatakan maksudnya, sumber dapat memilih

informasi tertentu, serangkaian pandangan tertentu, serangkaian bukti tertentu.

Secara umum pengolahan pesan menunjuk kepada keputusan-keputusan yang

diambil oleh sumber sehubungan dengan cara bagaimana ia harus menyampaikan

pesannya, pilihan yang harus dibuatnya mengenai kode dan isi dan mengenai cara

atu metode penyampaian kode pesan tersebut.

Penggunaan model iklan mer upakan cara yang efektif dalam

mempengaruhi khalayak televisi yang menonton iklan tersebut. Menurut Sudjono

(Sumartono, 2002) salah satu iklan perusahaan yang paling berhasil adalah iklan

yang menggunakan para tokoh sebagai model. Pernyataan ini sejalan de ngan

pendapat Bandura dan Walters (Sumartono, 2002) ya ng menyatakan bahwa kalau

seseorang melihat suatu rangsang dan ia melihat model bereaksi secara tertentu

terhadap rangsang maka dalam khalayan (imagination) orang tersebut terjadi

serangkaian simbol-simbol yang menggambarkan rangsang dari tingkah laku

batas tersebut.

Tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan model peraga yang

mendemonstrasikan suatu produk di televisi mampu merangsang atau menjadi

stimulus sehingga hal tersebut menimbulkan kecenderungan khalayak menirukan

tingkah laku model yakni munculnya keinginan untuk menggunakan produk

seperti yang dipakai model peraga tersebut. Dengan demikian proses meniru

tingkah pola public figure tersebut sejalan dengan teori hasil belajar (Sumartono,

2002).

Bandura (Sumartono, 2002) menyebutkan bahwa respons belajar sosial

meliputi, proses perhatian, proses retensi, proses reproduksi motorik dan proses

(41)

untuk untuk memperhatikan atau mengamati tingkah laku model. Proses perhatian

ini dipengaruhi oleh frekuensi kehadiran model dan karakteristik-karakteristik

yang dimilikinya. Model yang sering tampil dan memiliki karakteristik yang

menarik di mata individu pengamat, lebih mudah mengundang perhatian individu

dibandingkan dengan model yang jarang tampil, tidak menarik atau tidak

memiliki pengaruh.

Kedua, proses retensi, yakni proses dimana individu menyimpan tingkah

laku model yang telah diamatinya dalam ingatannya, baik melalui kode verbal

maupun imaginal atau pembayangan gerak. Kedua penyimpan itu memainkan

peranan penting dalam proses berikutnya, yakni proses reproduksi motoris.

Ketiga, proses reproduksi motoris, yaitu proses dimana individu mencoba

mengungkap ulang tingkah laku model yang telah diamatinya. Keempat, prosess

motivasional yaitu tingkah laku yang telah diamati tidak akan diungkapkan oleh

individu apabila individu tersebut kurang termotivasi.

Kebanyakan periklanan secara umum langsung mengarahkan kepada

pendengar yang dibagi menjadi segmen pasar yang lebih khusus, atau pendengar

yang sudah ditargetkan. Pembagian kelompok ini dapat dikategorikan dalam

beberapa langkah yang paling umum diantaranya, penggunaan produk, demografi

(masyarakat atau perorangan), sifat-sifat khusus, gaya hidup (berdasarkan pada

sikap, kepentingan dan pendapat mereka) dan daerah geografi (pembagian secara

geodemografi) (Prayudha, 2004).

Dampak Iklan terhadap Khalayak

Menurut Sumartono (2002) dalam konteks budaya dampak periklanan

dapat dirumuskan dalam beberapa kategori, pertama, dalam jangka pendek

periklanan hanya menerpa konsumen dalam proses sosialisasi. Akibat suatu

informasi tentang suatu produk pada tahap pertama pada tahap pertama menurut

tinjauan sosiologis memasuki tahap sosialisasi pesan. Kedua, adalah dampak

jangka panjang berupa berupa internalisasi terhadap sesuatu hal karena kekuatan

menanam dari iklan demikian besar sehingga konsumen baik perorangan maupun

(42)

dampak pada proses asimilasi, dimaksudkan seorang konsumen/sekelompok

konsumen mengubah sama sekali sikapnya terhadap unsur-unsur budaya yang

selama ini telah mereka lakukan. Keempat, dampak akulturasi berupa campuran

budaya (akibat pesan iklan) antara budaya lama dengan budaya yang ditawarkan

oleh iklan.

Dampak iklan yang luas ini didukung oleh beberapa penelitian seperti

hasil penelitian Nurrahmawati (2002) menyatakan bahwa secara keseluruhan

faktor pesan komunikasi verbal dan nonverbal dalam musik iklan teh botol sosro

menimbulkan perhatian pemirsa remaja terhadap iklan. Sejalan dengan hasil

penelitian Jamilah (2003), yang menyatakan bahwa pesan-pesan yang

disampaikan (klaim-klaim kesehatan) pada iklan televisi ternyata mempengaruhi

pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk pangan.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No.368/Men.Kes/SK/1994 tentang pedoman periklanan obat bebas,

obat tradisional, alat kesehatan kosmetika, perbekalan kesehatan rumah tangga,

dan makanan minuman tentang informasi informasi dan klaim iklan:

1. Informasi tentang Obat Bebas / Obat Bebas Terbatas, Obat Tradisional dan

Suplemen Makanan harus berdasarkan kebenaran ilmiah yang bentuk

pragmatisnya disebut "informasi produk".

2. Suplemen pelengkap hanya boleh memberikan functional/organ claim,

bukan diseaseclaim.

3. Label iklan harus sepenuhnya jujur (label must be truthful).

4. Beriklan hanya dapat dilakukan oleh produk-produk yang sudah terdaftar di

Indonesia.

Persepsi Khalayak terhadap Iklan Televisi

Kotler (2005) mengatakan seseorang yang termotivasi siap bertindak

Bagaimana tindakan sebenarnya seseorang yang termotivasi dipengaruhi oleh

persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh

individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi

(43)

pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh

dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat 2001).

Menurut Cangara (2004) pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi

yang sangat penting untuk mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang

kita inginkan. Pengaruh terhadap khalayak ini bisa terjadi dalam bentuk

perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan perilaku (behavior).

Pada tingkat pengetahuan pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi

dan perubahan pendapat. Perubahan pendapat terjadi bilamana terdapat perubahan

penilaian terhadap sesuatu objek karena adanya informasi yang lebih baru. Antara

perubahan persepsi dan perubahan pendapat terdapat hubungan yang sangat erat,

sebab persepsi dilakukan dengan interpretasi yang dapat diorganisir menjadi

pendapat.

Secara mudah, persepsi dapat dikatakan sebagai proses individu dalam

melakukan kontak/hubungan dengan dunia sekelilingnya. Orang dapat mengenal

dan sadar mengenai apa yang terjadi diluar diri kita. Apa yang terjadi sebenarnya

ialah bahwa seseorang menciptakan bayangan– bayangan internal tentang objek–

objek fisik dan sosial serta peristiwa–peristiwa yang dihadapi dalam lingkungan

pengembangan ini, yang pada dasarnya mencangkup kegiatan– kegiatan internal

yaitu melalui system syaraf ke otak, serta mengubahnya lagi kedalam

pengalaman– pengalaman bermakna. Efek (dalam hal ini persepsi) yang

diharapkan oleh pengiklan akan berbeda– beda didalam penerimaannya, karena

komunikan mempunyai pola pilihan tertentu dalam menerima pesan–pesan

komunikasi (Rakhmat 2001).

Menurut Lavidge dan Steiner (Effendy, 2004), persepsi masih berada

dalam tahap kognitif yaitu tahap dimana respon terhadap stimuli belum terwujud

dalam sikap atau tindakan. Disini stimuli akan menimbulkan perhatian yang

menyebabkan seseorang mempunyai kesadaran (awareness) dan pengetahuan

(knowledge) terhadap stimuli tersebut. Efek kognitif berhubungan dengan pikiran

atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak

mengerti, dan yang tadinya bingung menjadi merasa lebih jelas. Suatu tindakan

persepsi mensyaratkan kehadiran objek eksternal untuk dapat ditangkap oleh

(44)

Melalui bertindak dan belajar orang mendapatkan keyakinan dan sikap.

Kemudian keduanya mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Keyakinan

(belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran

sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek mempengaruhi keputusan

pembelian mereka (Kotler, 2003).

Efek merupakan unsur paling penting karena merupakan tujuan dari

keseluruhan proses. Penelitian tentang efek ini telah menjadi pusat perhatian

berbagai pihak baik para praktisi maupun para teoritisi. Selanjutnya Ardianto dan

Erdinaya (2004) mengatakan bahwa pada umunya kita lebih tertarik kepada apa

yang dilakukan media kepada kita daripada apa yang kita lakukan pada media

massa. Efek yang ditimbulkannya adalah sebagai berikut:

1. Efek kognitif

Adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif

bagi dirinya. Disini pesan yang disampaikan oleh komunikator ditujukan kepada

pikiran komunikan, dengan kata lain tujuan komunikator hanya berkisar pa da

upaya untuk memberitahu saja. Dampak yang ditimbulkan pada komunikan yang

menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya.

2. Efek afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari

komunikasi massa bukan sekedar memberi tahu khalayak tentang sesuatu tetapi

lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perassan iba, terharu,

sedih, gembira, marah dan sebagainya.

3. Efek behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul dalam diri khalayak dalam

bentuk perilaku, tindakan atau kegia tan. Terkait dengan “Model Hirarkhi Efek”

dari Lavidge dan Steiner, persepsi masih berada di dalam tahap kognitif yaitu

suatu tahap dimana respon terhadap stimuli belum terwujud dalam sikap dan

tindakan. Disini stimuli yang menimbulkan perhatian menyebabka n seseorang

mempunyai kesadaran (awareness) dan pengetahuan (knowledge) terhadap stimuli

(45)

Efek (dalam hal ini persepsi) yang diharapkan oleh pengiklan, belum tentu

tercapai karena komunikan mempunyai pola selektivitas tertentu dala m menerima

pesan – pesan komunikasi (Effendy, 2003).

Persepsi itu sendiri berakar dari beberapa faktor yaitu (Rosady, 1998):

1. Latar belakang budaya, kebahasaan, dan adat istiadat yang dianut

masyarakat.

2. Pengalaman masa lalu seseorang atau kelompok tertentu menjadi landasan

atas pandangannya.

3. Nilai– nilai yang dianut (moral, etika, dan keagamaan yang dianut, atau

nilai– nilai yang berlaku dalam masyarakat).

4. Berita dan pendapat–pendapat yang berkembang dan kemudian

mempunyai pengaruh terhadap pandangan seseorang.

Perilaku Khalayak Tayangan Iklan di Televisi

Konsumen ketika sebagai suatu mesin pengolahan informasi, pengambil

keputusan yang nyata, hal ini adalah penting untuk memahami bagaimana

kebutuhan informasi sampai padanya. Dengan kata lain bagaimana membuat agar

informasi sampai kepada konsumen. Perilaku menurut Laing sebagaimana dikutip Littlejohn (1978) merupakan suatu tindakan terhadap orang lain yang bisa

diamati, karena itu perilaku bersifat umum.

Menurut Winardi (1991) perilaku manusia secara keselur uhan merupakan

sebuah fungsi dari interaksi dari seseorang dalam lingkungannya. Akan tetapi,

perilaku seringkali dicetuskan oleh aspek tertentu atau kejadian tertentu di dalam

lingkungan, dan bukan oleh lingkungan secara kolektif. Engel, et al., (1994),

mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam

mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk

proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

Para konsumen bertindak atau bereaksi secara psikologikal terhadap

sesuatu kejadian, obyek, atau orang tertentu yang menimbulkan pengaruh tertentu

atas mereka dengan cara tertentu dan yang menyebabkan timbulnya reaksi tertentu

(46)

pemasaran stimulus seperti: 1) kemasan, 2) kata-kata yang terdapat pada sebuah

pesan promosional, 3) atau pendapat seorang teman tentang produk tertentu jarang

sekali demikian jela s bagi mereka yang bereaksi terhadapnya. Tapi terlepas dari

apakah hal tersebut bersifat kurang jelas ataupun jelas keterangan psikologikal

tentang perilaku manusia adalah bahwa stimulus (S) mempengaruhi konsumen

untuk menimbulkan suatu reaksi (response = R).

Malik (1994) mengatakan persuasi melalui periklanan merupakan proses

yang dilakukan oleh pemasang iklan guna membujuk calon pembeli agar

memutuskan membeli produk yang ditawarkan. Menurutnya , ada dua hal yang

harus diperhatikan dalam melakukan persuasi melalui periklanan:

Penciptaan pengenalan produk, dapat dilakukan melalui:

1. Kemasan dan slogan. Kemasan merupakan sarana efektif untuk

mengenalkan suatu produk. Sedangkan slogan menggambarkanproduk dan

alasan-alasan orang membutuhkan produk.

2. Diferensiasi, adalah upaya menciptakan ucapan “proposisi penjualan yang

unik” sehingga menjadi klaim perusahaan guna membedakan dengan

perusahaan lainnya.

3. Asosiasi, merupakan usaha pemasang iklan menghubungkan mereka

dengan slogan, merek dagang atau karakter dan kemasan, serta

pengalaman-pengalaman positif.

4. Repetisi/terpaan berulang-ulang

5. Iklan harus disiarkan berulang-ulang dengan harapan bahwa kelak

khalayak akan membaca mendengarkan atau mengamati ketika iklan itu

muncul. Kemungkinan bahwa khalayak akan mengingat sebagian iklan

iklan bertambah sebagaimana terpaan iklan akan mencapai konsumen

dengan suatu pesan yang menciptakan pengenalan produk, membedakan

produk dari para pesaingnya, menghubungkan produk dengan pengalaman

yang menyenangkan dalam pencipaan makna iklan.

Bandura (Sumartono, 2002) mengatakan bahwa sebagian besar perilaku

manusia dipelajari melalui hasil pengamatannya tersebut, seseorang dapat

(47)

Effendy (2003) mempelajari tentang perilaku manusia setidaknya kita dihadapkan

pada tiga asumsi pokok yakni :

1. Asumsi yang menyatakan bahwa perilaku manusia dianggap seperti suatu

mesin yang terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung satu sama

lain sehingga stimulus dari satu bagian aka n menimbulkan respon pada

bagian lainnya.

2. Asumsi yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya bersifat

hedonistik, berupaya mencari kesenangan dan mengindari kesulitan,

sehingga manusia selalu berusaha untuk memperbanyak pendapatannya

dan mengurangi kekurangannya.

3. Asumsi yang menyatakan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh

lingkungan. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa perilaku itu dapat

dipelajari dan dapat dihasilkan, maka ia dapat dikendalikan.

Tiga asumsi pokok tentang perilaku manusia tersebut memberikan

pengertian yang distributif bahwa iklan televisi sebagai suatu kreasi inovatif telah

berfungsi sebagai stimuli. Artinya, iklan televisi telah menjadi suatu kekuatan

yang memiliki daya rangsang (stimuli) yang tinggi dengan menawarkan aneka

ragam kebutuhan. Dengan kata lain, iklan televisi mampu mengarahkan

membentuk respon yang voluntary. Akibatnya, iklan televisi akhirnya memiliki

andil yang kuat dalam membentuk lingkungan atau perilaku ma nusia untuk

bersikap hedonis (Sumartono, 2002).

Engel, et a l., (1995), menjelaskan tahap-tahap pengambilan keputusan itu

meliputi; tahap menerima stimulus, mengenal dan sadar terhadap masalah

(problem awareness), pencarian informasi, penilaian alternatif, pembelian dan

tahap perilaku setelah membeli. Kotler (2003), mengemukakan lima tahap proses

pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen yaitu tahap pengenalan

masalah, tahap pencarian informasi, tahap evaluasi, tahap keputusan dan tahap

perilaku pasca pembelian.

1. Tahap pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau

kebutuhan. Suatu masalah harus diselesaikan atau dicari solusinya. Kebutuhan itu

(48)

dorongan fisik (internal) terjadi ketika indera seseorang dipengaruhi seperti rasa

haus, dingin, panas, lapar dan sebagainy

Gambar

Gambar 1. Hirarkhi Kebutuhan Maslow (Maslow, 1954)
Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Keterdedahan dan Perilaku Khalayak Tayangan Iklan Mie Instant
Tabel 1.  Kriteria dan Jumlah Pengambilan Sampel Khalayak di Masyarakat Urban dan Semi Urban
Tabel 2. Kerangka Teoritis dalam Penyusunan Definisi Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Perencanaan Teknis Longsoran (Paket 7) pada lokasi yang telah diuraikan diatas, tentu saja bertujuan untuk mengatasi masalah – masalah yang akan muncul di lokasi

Foto copy proposal rangkap 3 sudah ditandatangani oleh Kaprodi dan dosen pembimbing (soft cover)4. Foto copy sertifikat seminar 5 kegiatan seminar (menunjukan bukti

Hak selanjutnya yang dimiliki pers sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam ayat ketiga pada pasal yang sama adalah bahwa pers dijamin kebebasannya

Dengan adanya CoRe dan PaP-eRs, guru bisa mengantisipasi segala kesulitan yang akan timbul ketika pelaksanaan pembelajaran, sehingga guru dapat menyiapkan

a. Apabila dalam satu hari terdapat kegiatan pengawasan yang bersamaan waktu dengan 2 kegiatan PKS sekaligus, maka perhitungan jam kerja untuk penugasan kegiatan

Jenis data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah balanced panel dimana setiap unit cross section memiliki jumlah observasi time series yang sama, dimana unit cross

Mikro hidro adalah sebuah istilah yang digunakan untuk unit instalasi pembangkit listrik yang menggunakan energi air dalam skala kecil. Pembangkit listrik mikro hidro

Untuk sistem Jawa Timur yang menggunakan pentanahan dengan tahanan tingi maka nilai tahanan yang digunakan adalah 500Ω dengan arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah