• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) bukanlah suatu hal yang mudah, diperlukan banyak persiapan-persiapan dan pembenahan baik dari standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Tahun ajaran 2008/ 2009, SMK Negeri 2 Depok mulai merintis penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Penyelenggaraan RSBI di SMKN 2 Depok ditahun pertama salah satunya adalah Kompetensi Keahlian Teknik Perbaikan Bodi Otomotif. Lulusan-lulusan program keahlian ini diharapkan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah terbaik didunia, selain itu juga diharapkan mempunyai kompetensi yang diakui secara internasional khususnya dibidang otomotif baik di dunia industri atau dunia usaha. Kompetensi Keahlian Teknik Perbaikan Bodi Otomotif SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta harus menyiapkan komponen-komponen review KTSP agar tujuan pemenuhan komponen penjaminan mutu dalam Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dapat berjalan dan tercapai dengan baik, lancar dan efisien.

Partner industri merupakan salah satu hal pokok dalam penjaminan mutu SMK RSBI dikarenakan industri memegang peranan yang sangat penting dan sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, tempat bagi siswa untuk melakukan praktik kerja lapangan dan nantinya menjadi institusi yang menampung para siswa untuk bekerja setelah lulus dari sekolahnya. Dengan memiliki partner industri, sekolah dapat menentukan kurikulum yang digunakan sebagai pedoman dalam menetukan proses pembelajaran, yang mencakup mata diklat yang diajarkan, bahan ajar dan sumber bahan, fasilitas yang digunakan, metode pembelajaran yang yang sesuai dengan program diklat, dan penggunaan media pembelajaran yang tepat, sehingga kompetensi lulusan yang diharapkan tercapai sesuai yang direncanakan.

Ketercapaian pemenuhan komponen penjaminan mutu bidang partner industri SMK RSBI dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan ini diharapkan menghasilkan beberapa industri yang dapat dijadikan partner atau bekerja sama dalam pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan. Diharapkan dengan adanya kerja sama antara institusi pendidikan dan industri atau perusahaan mampu menjawab kebutuhan dunia kerja baik nasional maupun internasional terhadap sumber daya manusia Indonesia.

Pelaksanaan kerja sama atau partner industri dengan institusi pendidikan dalam hal ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang tepat merupakan langka awal keberhasilan pendidikan dan wajib dilaksanakan oleh

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Pelaksanaan kerja sama tersebut menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang harus disepakati bersama, paling tidak meliputi : institusi pasangan, program pendidikan dan pelatihan bersama, kelembagaan kerjasama, nilai tambah atau kemanfaatan dan jaminan keberlangsungan ( sustainability).

Untuk mendukung pengembangan SMK RSBI, pada tahun 2009 pemerintah melalui Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor: 10/C/KEP/MN/2009 menetapkan 90 (sembilan puluh) SMK sebagai target dan sasaran pembengabnan SMK-SBI melalui proyek Indonesia Vocation Education Strenghthening (INVEST). Dan SMK Negeri 2 Depok merupakan salah satu sekolah yang dijadikan target dan sasaran INVEST.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka SMK N 2 Depok dalam melaksanakan kurikulum melalui kerjasama dengan mitra kerja (partner) tentunya membutuhkan kerja keras, dan menemui hambatan-hambatan yang perlu di pecahkan. Penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana pengimplementasian kurikulum yang telah dilaksanakan institusi pendidikan dalam hal ini adalah SMK Negeri 2 Depok. Evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalam pelaksanaan kurikulum SMK RSBI INVEST dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini yaitu membahas mengenai pelaksanaan kurikulum RSBI INVEST yang dilakukan oleh guru praktik di

Program Keahlian Teknik Perbaikan Bodi Otomotif SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta termasuk kendala-kendala yang dihadapi beserta cara mengatasi kendala tersebut yang difokuskan pada tiga komponen yaitu: 1. Perencanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan tanggung jawab guru, sebagai langkah awal keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaan. Perencanaan pembelajaran diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, metode pengajaran dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan. Perencannaan pembelajaran yang disusun oleh guru meliputi penyusunan silabus, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penyusunan dokumen pendukung (program tahunan/ program semester, pemetaan kompetensi dasar per unit, analisis alokasi waktu), dan perencanaan sumber belajar/ bahan ajar yang digunakan.

2. Pelaksanaan pembelajaran

Inti dari pelaksanaan kurikulum RSBI INVEST adalah bagaimana menerapkannya dalam proses pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan pembelajaran merupakan operasionalisasi konsep KTSP plus yang sudah tersusun dan masih bersifat potensial (tertulis) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa. Proses pembelajaran dalam kurikulum RSBI INVEST merupakan hasil terjemahan guru terhadap KTSP tertulis. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat

sebelumnya. Hal ini bertujuan agar materi yang disampaikan sesuai dengan yang telah direncanakan dan mempermudah guru dalam menyiapkan materi, sehingga tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. 3. Penilaian hasil belajar

Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Dengan adanya penilaian, maka dapat diketahui apakah seorang perserta didik telah menguasai kompetensi tertentu. Penilaian hasil belajar dapat digunakan untuk menentukan tindak lanjut terhadap peserta didik, apakah akan diberikan program pengayaan, remedial, atau melanjutkan ke kompetensi berikutnya. Dalam pelaksanaan penilaian hal-hal yang dilakukan oleh guru antara lain : merencanakan penilaian, melaksanakan penilaian, dan mengolah hasil penilaian.

Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan bahwa pelaksanaan kurikulum SMK RSBI INVEST membutuhkan peran pokok guru. Sehingga peran guru terkait dengan pelaksanaan kurikulum sangat penting dalam hal perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar siswa. Gambar berikut ini menggambarkan tugas pokok guru yang harus dievaluasi dalam rangka melaksanakan kurikulum RSBI INVEST.

Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian

Dokumen terkait