• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik siswa kelas V SD yang berusia 10-11 tahun berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Pada tahap ini anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat, tertarik pada dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri, aktif bergerak, suka bermain dan hal-hal yang menggembirakan, suka mencoba hal-hal baru, memiliki sifat kooperatif dan dapat bekerja sama dan bergaul dengan teman secara baik, mulai belajar dengan menggunakan prinsip ilmiah sederhana, belajar dengan bekerja mengamati, berinisiatif, mencoba, dapat mengikuti peraturan yang ada, mulai terdorong untuk berprestasi serta anak telah memiliki kemampuan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret misalnya benda yang dapat dilihat, didengar, diraba, dan diotak-atik dengan penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, belum mampu berpikir secara abstrak karena pengalaman yang dimiliki masih terbatas serta dalam memahami konsep, siswa sangat terikat pada proses mengalami sendiri. Artinya, siswa akan mudah memahami konsep apabila pengertian konsep tersebut dapat diamati atau siswa melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut.

Hal itu bertentangan dengan karakteristik Matematika yang menyatakan bahwa matematika adalah suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dibangun dengan pola pemikiran deduktif yang diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran yang sudah ada sebelumnya dan diterima sehingga kebenaran antar konsep dalam Matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Bangun ruang merupakan bagian dari ruang lingkup matematika kelas V SD. Bangun ruang disebut juga bangun berdimensi tiga yang mempunyai bagian berupa sisi, rusuk, titik sudut serta mengandung tiga unsur yaitu panjang, lebar dan tinggi. Konsep dan keterampilan yang tercakup dalam bangun ruang sangat baik dalam

memberikan apresiasi dan pengalaman bagi siswa SD untuk belajar menjadi bermakna. Artinya, dalam pembelajaran Matematika tentang bangun ruang khususnya prisma perlu adanya pendekatan, model maupun media pembelajaran yang mewakili kenyataan agar materi Matematika tentang bangun ruang yang abstrak dapat tersalurkan ke dalam pemikiran siswa kelas V.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran matematika tentang bangun ruang yaitu melalui pendekatan kontekstual dengan media konkret. Pendekatan Kontekstual adalah suatu proses pembelajaran yang membantu guru dalam mengaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari dalam konteks pribadi, sosial dan budaya sehingga siswa benar-benar memperoleh pemahaman tentang apa yang telah dipelajari. Media konkret adalah media benda asli yang masih dalam keadaan utuh, ukuran sebenarnya dan dikenali sebagai wujud asli untuk memudahkan konsep yang akan disampaikan kepada siswa, sehingga siswa tertarik.

Penerapan pendekatan kontektual dengan media konkret dalam pembelajaran Matematika tentang Bangun ruang ini sesuai dengan karakteristik siswa kelas V SD, karena melalui pendekatan kontekstual ini siswa mengkonstruksi atau menemukan serta menggali sendiri materi bangun ruang berdasarkan pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari siswa sesuai dengan karakteristik siswa mencoba hal-hal baru, mengembangkan sifat rasa ingin tahu yang kuat yang dimiliki siswa melalui kegiatan aktif bertanya, siswa bekerja sama dalam kelompok sesuai dengan karakteristik bahwa siswa memiliki sikap kooperatif, menghadirkan media konkret terkait materi bangun ruang yang mendukung proses pembelajaran matematika dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sesuai dengan karakteristik siswa belum mampu memahami hal-hal abstrak dan masih senang bermain dan tertarik dengan lingkungan sekitar, melakukan refleksi di akhir kegiatan pembelajaran dan penilaian sebenarnya. Selain itu penerapan media konkret dapat membantu meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran Matematika tentang bangun ruang, karena dengan media konkret,

siswa dapat melihat, memegang, maupun mengotak-atik secara langsung bentuk, ukuran, warna dan sebagainya. Dari bangun ruang tersebut, siswa dapat mengetahui, memahami dan mengerti jumlah sisi, titik sudut dan rusuk bangun ruang tersebut. Sehingga siswa dapat menanamkan pengetahuan secara sendirinya melalui media konkret. Media konkret juga dapat menarik perhatian dan minat siswa dalam pembelajaran sehingga siswa akan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan lebih interaktif dan tujuan pembelajaran tercapai.

Pembelajaran Matematika tentang “Sifat-Sifat Bangun Prisma’’ melalui pendekatan kontekstual dengan media konkret pada siswa kelas V dilaksanakan dengan langkah-langkah yaitu: (1) guru mengkonstruk pengetahuan siswa dengan guru meminta siswa mengamati benda-benda disekitar kelas yang termasuk bangun ruang. Kemudian siswa menyebutkan nama-nama media konkret bangun ruang tersebut berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki siswa (konstruktivisme); (2) guru menggali rasa ingin tahu siswa dengan bertanya mengenai jumlah sisi, titik sudut dan rusuk yang terdapat pada media konkret bangun ruang yang dipegang, dipilih maupun diketahui siswa misalnya prisma tegak segiempat yang alasnya daerah persegi panjang (questioning); (3) siswa menggali informasi sendiri mengenai banyaknya sisi, titik sudut dan rusuk dari media konkret bangun ruang tersebut prisma tegak segiempat yang alasnya daerah persegi panjang (inquiry); (4) siswa secara berkelompok menyelesaikan masalah mengenai sifat-sifat yang dimiliki bangun ruang tersebut (learning community); (5) siswa mendeskripsikan, menghitung dan menunjukkan letak sisi, titik sudut dan rusuk secara individu salah satu bangun ruang di depan kelas dengan media konkret berupa kemasan cokelat, kotak kapur, kotak susu, kerangka dan sebagainya menggunakan bahasa yang baik (modelling) ; (6) guru bersama siswa melakukan refleksi (reflection); dan (7) guru melakukan penilaian proses yaitu pada saat pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun prisma dan penilaian hasil melalui tes evaluasi di akhir pembelajaran (authentic assessment).

Berdasarkan langkah-langkah tersebut, diharapkan penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret akan menimbulkan rasa senang pada diri siswa dan siswa merasa tidak bosan dengan pembelajaran yang sedang dijalani sehingga

siswa akan aktif dalam belajar dan pembelajaran akan lebih bermakna. Selain itu jika penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran bangun ruang pada siswa kelas V SD dilaksanakan dengan langkah-langkah yang tepat, siswa kelas V SDN Gumilir 04 mampu belajar Matematika tentang sifat-sifat bangun prisma dengan rasa senang, aktif, tidak bosan dan pembelajaran dapat meningkat 85 % serta mencapai KKM yaitu 70. Bagan kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar 2.8 sebagai berikut.

SISWA

Karakteristik siswa kelas V SD yang berusia 10-11 tahun berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Pada tahap ini anak telah memiliki kemampuan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret.

MATEMATIKA BANGUN RUANG

 Matematika

 bahan kajian yang memiliki objek abstrak

 pola pemikiran deduktif

 kebenaran antar konsep bersifat sangat kuat dan jelas.

 Bangun ruang

 bangun berdimensi tiga

 Mempunyai sisi, rusuk dan titik sudut

 mengandung tiga unsur yaitu panjang, lebar dan tinggi.

Gambar 2.8: Bagan Kerangka Berpikir

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET

 Penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret dalam pembelajaran Matematika tentang bangun ruang yang terdiri dari tujuh langkah yaitu konstruktivisme dengan media konkret, bertanya mengenai media konkret, inkuiri melalui media konkret, masyarakat belajar mengenai media konkret, permodelan dengan media konkret, refleksi dan penilaian autentik ini sesuai dengan karakteristik siswa kelas V SD yaitu belum mampu memahami hal-hal abstrak, masih senang bermain dan tertarik dengan lingkungan sekitar, senang mencoba hal-hal baru, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, karena siswa mengkonstruksi serta menggali sendiri materi bangun ruang berdasarkan pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, siswa dituntut aktif, kreatif, berpikir kritis, bekerja sama, media konkret yang mendukung proses pembelajaran memanfaatkan lingkungan sekitar sehingga pembelajaran menjadi bermakna

Penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran bangun ruang pada siswa kelas V SD melalui langkah-langkah yang tepat, siswa kelas V SDN Gumilir 04 mampu belajar Matematika tentang sifat-sifat bangun prisma dengan rasa senang, aktif, tidak bosan dan pembelajaran dapat meningkat 85 % serta mencapai KKM yaitu 70

Dokumen terkait