• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Kerangka Berpikir

Proses belajar mengajar merupakan salah satu proses yang melibatkan guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang awal mulanya tidak tahu menjadi tahu. Pembelajaran kimia merupakan salah satu pembelajaran yang dekat dengan kehidupan nyata di lingkungan sekitar, sehingga pembelajaran dalam penelitian ini dapat digunakan metode pendekatan kontekstual. Pada proses awal pengumpulan informasi, menurut guru kimia di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung bahwa sebagian besar guru belum pernah mengembangkan aplikasi e-modul, karena guru hanya menggunakan slide Powerpoint dalam setiap pertemuan yang akan dibagikan ke peserta didik selama proses pembelajaran daring, sehingga akan memboroskan file penyimpanan dalam bentuk terpisah. Selain itu, materi yang masih sulit diajarkan oleh guru kimia salah satunya pada materi asam basa, karena pada materi ini memiliki bahan sub topik yang sulit dikaitkan dengan kehidupan nyata dan peserta didik masih cenderung pasif untuk bertanya, terkadang peserta didik masih merasa kesulitan dalam membedakan materi asam basa.

Oleh karena itu, dilakukanlah suatu pengembangan e-modul berbasis android dengan pendekatan kontekstual pada materi asam basa, dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D) dalam kriteria valid, efektif dan praktis yang dapat membantu dalam kegiatan proses pembelajaran daring dan bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran luring serta bisa mengaitkan materi dalam kehidupan nyata, supaya peserta didik lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran daring

Kesulitan belajar di materi asam basa

Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Penelitian

Belum ada penerapan e-modul dalam pembelajaran

Dilakukan pengembangan e-modul dalam bentuk aplikasi android dengan model pengembangan Borg and Gall (2003)

Hasil yang diperoleh produk dapat memenuhi valid, efektif dan praktis

18 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji efektivitas produk tersebut (Hanafi, 2017). Selain itu penelitian R&D dapat diartikan juga sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggung jawabkan (Hanafi, 2017).

Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah e-modul berbasis android dengan pendekatan kontekstual pada materi asam dan basa. Model pengembangan media modul elektronik berbasis kontekstual mengacu pada pengembangan Borg and Gall (2003). Alasan peneliti menggunakan model Borg and Gall (2003) karena pada model pengembangan ini memiliki satu tahap keistimewaan dalam pengembangan produk yang tidak dimiliki oleh model lainnya, yaitu pada tahap revisi (Amirzan, 2018). Tahap revisi ini dianggap penting dalam pengembangan suatu produk untuk memperbaiki hasil dari tanggapan validator (Amirzan, 2018).

Uji coba terbatas dilakukan pada kelompok dengan skala kecil untuk membuktikan apakah model dikembangkan cukup efektif untuk mengatasi masalah dihadapi dengan jumlah partisipan 9 peserta didik. Konsep tersebut dilakukan pada kegiatan pembelajaran kimia dengan menerapkan suatu modul elektronik berbasis kontekstual.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan diterapkan adalah pengembangan produk menurut Borg and Gall (2003) yang dimodifikasi menjadi lima langkah, seperti Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Desain Pengembangan Produk Model Borg and Gall

(Sugiyono, 2013) Langkah-langkah yang digunakan untuk penelitian dan pengembangan modul, meliputi:

1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi

Pada tahap awal pengembangan modul elektronik adalah melakukan suatu penelitian dan mengumpulkan informasi yang bertujuan untuk menganalisis kebutuhan di sekolah (Sari, 2020). Tahap pengumpulan informasi dilakukan dengan cara wawancara ke guru kimia di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung. Sebelum melaksanakan pengumpulan informasi, peneliti menyusun lembar wawancara yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan wawancara (Rachmawati, 2007). Lembar wawancara berisi sebanyak tiga puluh empat pertanyaan dengan berbagai aspek seperti kurikulum, pengalaman mengajar, Kompetensi Dasar yang sulit diajarkan, model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran selama luring/daring serta pembelajaran interaktif dengan urgensi dalam pengembangan modul elektronik untuk mengetahui berbagai informasi dalam pengembangan modul elektronik. Tahap pengumpulan informasi ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Penelitian dan pendahuluan

informasi

Perencanaan Pengembangan produk awal

Gambar 3.2. Bagan Tahap Pengumpulan Informasi 2. Perencanaan

Setelah mengumpulkan informasi, langkah selanjutnya membuat perencanaan yang dilakukan dengan membuat desain e-modul berdasarkan kebutuhan dan kelayakan modul (Sari, 2020). Pada tahap ini di lakukan penjelajahan literatur untuk mendapatkan desain panduan yang baik dan layak digunakan sebagai modul elektronik. Peneliti mulai merancang dalam format modul serta desain modul yang akan dipakai. Bagian kerangka e-modul terdapat halaman sampul depan, kata pengantar, daftar isi, peta konsep, pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran, glosarium, daftar pustaka, bidata penulis dan halaman sampul belakang (Direktorat Pembinaan SMA, 2017). Komponen inti e-modul mengikuti konsep pendekatan kontekstual dengan beberapa kegiatan inti seperti konsep pembuka, sekilas info, fakta terkini, materi pembelajaran, pertanyaan tinjauan, aktivitas belajar, refleksi mandiri,evaluasi pembelajaran, tugas individu dan uji kompetensi.

3. Pengembangan Produk Awal

Pengembangan produl e-modul dilakukan dengan tahapan sebagai berikut (Wardiah, 2003):

a. Pemilihan Format

Pemilihan format bertujuan untuk merancang isi e-modul berbasis android dengan pendekatan kontekstual pada materi asam dan basa, yang diawali dengan membuat bagian sampul depan modul hingga sampul belakang modul. Format e-modul yang akan digunakan adalah halaman sampul, halaman francis, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, diskusi, rangkuman, latihan soal, glosarium dan biodata penulis.

b. Rancangan Awal

Rancangan awal panduan merupakan hasil draf modul sebelum dilakukan uji coba awal. Berikut rancangan awal modul:

1.) Pembuatan Layout Modul

Merancang layout modul terdapat dua hal yang perlu didesain yaitu bagian sampul dan bagian background isi modul. Sampul modul terdiri dari dua macam yaitu sampul depan dan sampul belakang. Sampul dibuat semenarik mungkin dengan memberikan warna hijau yang menggambarkan dengan kehidupan nyata pada lingkungan sekitar. Sampul belakang dilengkapi dengan informasi tentang tujuan pengembangan e-modul berbasis kontekstual. Sampul e-modul ini didesain menggunakan aplikasi Canva. Tampilan aplikasi Canva dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Tampilan Desain Sampul Depan dan Sampul Belakang 2.) Penyusunan Komponen Modul

Komponen modul didesain sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang meliputi halaman sampul, halaman francis, kata pengantar, petunjuk penggunaan modul, daftar isi, peta konsep, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, lembar diskusi, lembar rangkuman, refleksi, lembar latihan soal, glosarium, dan biodata penulis. Penyusunan komponen modul dilakukan dengan menggunakan Microsoft Power Point 2019 lalu diubah ke dalam bentuk aplikasi android menggunakan aplikasi Android Studio. Tampilan menyusun komponen modul dapat dilihat pada Gambar 3.4 dan tampilan membuat aplikasi android dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.4. Tampilan Penyusunan Komponen Modul

Gambar 3.5. Tampilan Pembuatan Aplikasi Android 3.) Validasi Produk

Produk akan dinilai kelayakan atau divalidasi oleh dua dosen Prodi Pendidikan Kimia Universitas Sanata Dharma dan satu guru Kimia di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung. Validasi dilakukan dengan cara memberikan produk e-modul berbentuk aplikasi android kepada pada validator diminta untuk menilai berdasarkan instrumen validasi yang sudah disusun. Hasil penilaian dari validator akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif yang dapat dijadikan sebagai nilai kelayakan modul elektronik pada materi asam basa. Setelah dianalisis, modul akan dilakukan revisi terlebih dahulu sebelum dilakukan pada tahap uji coba lapangan sesuai dengan saran validator (Wardiah, 2003).

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu pengembangan e-modul kimia berbasis kontekstual materi asam basa untuk peserta didik kelas XI MIPA.

D. Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah peserta didik SMA Yos Sudarso Metro, Lampung yang berjumlah 9 peserta didik di kelas XI MIPA. Teknik pengambilan sampel adalah Teknik purposive sampling di mana pertimbangan pemilihan sampel penelitian adalah berdasarkan peserta didik yang telah dipilihkan oleh guru.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2021 hingga September 2021. Uji coba terbatas dilaksanakan pada bulan September 2021 di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, dikarenakan tujuan utama dalam sebuah penelitian ialah mendapatkan data (Sugiyono, 2013). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi pada tahap pengumpulan informasi awal berupa data yang akan digunakan untuk analisis kebetuhan pengembangan produk (Sari, 2020). Tahap wawancara telah mendapatkan informasi mengenai permasalahan yang dihadapi sekolah terutama dalam pembelajaran pada materi asam dan basa.

2. Validasi Produk dan Validasi Instrumen Penelitian

Validasi produk dan validasi Instrumen Penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi kelayakan produk serta instrumen penelitian yang akan digunakan (Wardiah, 2003). Teknik pengumpulan hasil validasi dilakukan dengan cara memberikan e-modul elektronik dan lembar validasi kepada validator. Begitupun pada teknik pengumpulan hasil

validasi instrument penelitian dilakukan dnegan cara memberikan instrumen penelitian dan lembar validasi kepada validator. Lembar validasi produk maupun validasi instrumen penelitian digunakan untuk mendapatkan penilaian dan saran-saran dari validator dapat dijadikan masukan untuk revisi produk dan instrumen penelitian.

3. Angket

Angket respon peserta didik digunakan untuk mengumpulkan pendapat dan komentar dari peserta didik terhadap penggunaan modul elektronik.

Angket respon peserta didik akan memuat penilaian terhadap tampilan atau penyajian modul elektronik serta penggunaan pada produk yang telah dibuat.

4. Tes

Test yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pretest dan lembar posttest. Soal pretest akan digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik sebelum melakukan kegiatan. Soal posttest akan digunakan untuk mengetahui pengetahuan peserta didik setelah menggunakan produk e-modul. Data yang telah didapatkan akan digunakan untuk mengetahui efektivitas hasil belajar peserta didik dalam penggunaan e-modul.

G. Instrumen Penelitian 1. Lembar Wawancara

Lembar wawancara yang berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan wawancara dalam melakukan penelitian (Sari, 2020). Lembar wawancara berisi sebanyak tiga puluh empat pertanyaan yang meliputi aspek kurikulum, pengalaman belajar, KD yang sulit diajarkan, pendekatan pembelajaran selama luring dan daring, media pembelajaran interaktif.

Setiap aspek dikembangkan dalam beberapa indikator yang akan mendukung data penelitian. Kisi-kisi wawancara dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 2.

2. Lembar Validasi

Instrumen ini digunakan untuk para validator dalam bentuk lembar validasi yang berisi tanggapan dan penilaian terhadap produk yang

disesuaikan dengan karakteristik modul yang layak digunakan. Validitas ini merupakan salah satu aspek untuk mendukung kelayakan produk dan angket pada materi asam basa yang dikembangkan (Latifah & Dwiningsih, 2018).

a. Lembar Validasi Media

Lembar validasi media digunakan untuk menilai kualitas produk e-modul dari segi media. Angket ini memuat aspek aspek kualitas produk yang berisi indikator komponen e-modul. Aspek kualitas penggunaan produk yang berisi tentang indikator kualitas produk bagi pengguna.

Aspek kualitas manajemen yang berisi indikator tentang manajemen produk dalam penggunaan. Aspek kualitas penerapan yang menunjukkan indikator tentang kualitas produk dalam belajar. Skala penilaian yang digunakan pada lembar validasi ini adalah skala Likert 1-4 dengan kriteria (4) sangat baik, (3) baik, (2) kurang, (1) sangat kurang. Selain itu terdapat kolom untuk memberi tanggapan atau komentar dan saran dari validator. Kisi-kisi uji kelayakan komponen media dan lembar validasi komponen media dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.

b. Lembar Validasi Materi

Angket ini digunakan para validator untuk menilai materi yang telah dikemas dalam bentuk e-modul, dengan aspek kelayakan isi yang berisi indikator tentang kesesuaian dan keakuratan materi. Aspek kelayakan penyajian yang berisi tentang indikator penyajian dalam materi. Aspek kelayakan bahasa, yang berisi indikator tentang kesesuaian bahasa serta simbol yang digunakan. Aspek pendekatan yang berisi tentang pendekatan kontekstual dalam modul. Skala penilaian yang digunakan pada lembar validasi adalah skala Likert 1-4 dengan kriteria (4) sangat baik, (3) baik, (2) kurang, (1) sangat kurang. Selain itu terdapat kolom untuk memberikan tanggapan atau komentar dan saran dari validator.

Kisi-kisi lembar validasi komponen materi dan lembar validasi

komponen materi dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.

c. Lembar Validasi Tes

Lembar validasi soal pretest dan posttest yang terdiri dari sepuluh pernyataan. Aspek yang dinilai adalah aspek kesesuaian yang terdiri dari indikator ketepatan materi. Aspek kejelasan yang terdiri dari indikator kejelasan soal. Aspek kebahasaan yang terdiri dari indikator kejelasan butir soal dan aspek ketepatan yang terdiri dari indikator perintah pada soal dan aspek kebahasaan yang terdiri dari indikator ketepatan kaidah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar. Skala yang digunakan berupa skala Likert 1-4 dengan kategori (4) sangat baik, (3) baik, (2) tidak baik, (1) sangat tidak baik. Kisi-kisi lembar validasi soal dan lembar validasi soal secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 10 dan Lampiran 11.

D. Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik

Lembar validasi angket peserta didik terdiri dari empat aspek yaitu isi dan tujuan yang berisi indikator tentang kelayakan angket respon peserta didik; konstruksi yang berisi indikator kejelasan pada angket respon peserta didik; dan kebahasaan yang berisi indikator dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Skala yang digunakan adalah skala Likert 1-4 dengan kategori (4) sangat baik, (3) baik, (2) kurang, (1) sangat kurang. Kisi-kisi lembar validasi angket respon peserta didik dan lembar validasi angket respon peserta didik secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 9.

3. Soal Pretest dan Posttest

Soal pretest dan posttest sebanyak 10 soal pilihan ganda dengan topik pengertian asam basa, teori asam dan basa, indikator asam basa dan derajat keasaman (pH). Soal pretest akan digunakan untuk mengukur pengetahuan peserta didik sebelum menggunakan e-modul dalam pembelajaran dan soal posttest akan digunakan untuk mengetahui pengetahuan peserta didik setelah menggunakan e-modul dalam

pembelajaran. Kisi-kisi butir soal pretest dan posttest terdapat dalam Lampiran 14.

4. Angket Respon Peserta Didik

Angket respon peserta didik digunakan untuk mengetahui respon dari peserta didik terhadap e-modul. Angket respon peserta didik ini memiliki aspek kognitif yang berisi indikator tentang pemahaman pengetahuan peserta didik dalam penggunaan modul. Aspek afektif yang berisi indikator tentang perasaan yang dirasakan oleh peserta didik dalam penggunaan modul. Aspek kontekstual yang berisi tentang indikator yang berkaitan dengan kontekstual dalam modul. Aspek psikomotor yang berisi indikator tentang tanggapan peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari. Aspek kelayakan kegrafikan yang berisi tentang indikator kesesuaian dalam penggunaan bahasa, huruf dan gambar dalam modul.

Skala yang digunakan yaitu skala likert 1-4 dengan kriteria (4) sangat setuju, (3) setuju, (2) sangat tidak setuju, (1) tidak setuju. Kisi-kisi lembar angket respon peserta didik dan lembar angket respon peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 12 dan Lampiran 13.

H. Metode Analisis Data

1. Analisis Data Wawancara

Hasil data wawancara akan dianalisis secara deskriptif berdasarkan informasi yang didapatkan dari guru kimia, untuk mendapatkan informasi kebutuhan dalam penelitian.

2. Analisis Lembar Validasi

a. Analisis Validasi Materi dan Media

Data validasi yang dianalisis dalam lembar validasi ini adalah data hasil penilaian/tanggapan terhadap e-modul dari segi media dan materi dengan bentuk penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.1. Skor Penilaian Validator (Mastura & Nurhafidhah, 2017) Keterangan Skor Penilaian Skor

Sangat Kurang 1

Kurang 2

Baik 3

Sangat Baik 4

Menurut Mastura & Nurhafidhah (2017) penilaian kelayakan modul dalam setiap aspek dan keseluruhan dari masing-masing validator dengan hasil data validasi yang diperoleh dengan skor 1-4 dalam setiap pernyataan dapat dicari menggunakan rumus:

Persentase hasil = Skor yang diperoleh dari validator

Skor maksimal x 100 (3.1) Nilai persentase dari masing-masing validator yang telah diperoleh akan dicari rata-ratanya dengan menggunakan rumus:

x̄ = ∑x

𝑛 (3.2) Keterangan:

x̄ = skor rata-rata keseluruhan

∑x = jumlah skor total dari masing-masing validator n = jumlah validator

Hasil data skor yang telah diperoleh akan diubah menjadi nilai kualitatif dengan pedoman kriteria dalam tabel menurut Arikunto (2007).

Tabel 3.2. Kriteria Validitas Produk Tingkat Pencapaian Skor Validitas

80% - 100% Sangat valid

61% - 80% Valid

41% - 60% Cukup valid

21% - 40% Kurang valid

≤ 20% Sangat kurang valid

b. Analisis Validasi Angket Respon Peserta Didik

Data validasi yang dianalisis dalam angket validasi ini adalah data hasil penilaian atau tanggapan terhadap lembar respon peserta didik oleh para validator dengan bentuk penilaian dapat dirujuk ke Tabel 3.1. Menurut Mastura & Nurhafidhah (2017), penilaian kelayakan modul dalam setiap aspek dan keseluruhan dari masing-masing validator dengan hasil data validasi yang diperoleh dengan skor 1-4 dalam setiap pernyataan dapat dicari menggunakan rumus:

Persentase hasil = Skor yang diperoleh dari validator

Skor maksimal x 100 (3.3) Nilai persentase dari masing-masing validator yang telah diperoleh akan dicari rata-ratanya dengan menggunakan rumus:

x̄ = ∑x

𝑛 (3.4) Keterangan:

x̄ = skor rata-rata keseluruhan

∑x = jumlah skor total dari masing-masing validator n = jumlah validator

Hasil data skor yang telah diperoleh akan diubah menjadi nilai kualitatif dengan pedoman kriteria dalam tabel menurut Arikunto (2007).

Tabel 3.3. Skor Penilaian Kriteria Validitas Angket Tingkat Pencapaian Skor Validitas

80% - 100% Sangat valid

61% - 80% Valid

41% - 60% Cukup valid

21% - 40% Kurang valid

≤ 20% Sangat kurang valid

c. Validasi Butir Soal Pretest dan Posttest

Data yang diperoleh dari lembar validasi ini adalah data hasil penilaian/tanggapan terhadap lembar soal pretest dan posttest dari validator dengan bentuk penilaian dirujuk pada Tabel 3.1. Data yang diperoleh dalam bentuk nilai 1-4 dalam setiap pernyataan yang kemudian akan dianalisis dengan menggunakan rumus Aikens’V dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2007).

V = ∑s

n(c−1) (3.5) Keterangan:

V = indeks validitas skala Aikens’V

s = skor yang ditetapkan setiap validator dikurangi skor terendah dalam kategori yang dipakai

r = skor yang diberikan validator

c = skor penilaian tertinggi n = jumlah validator

skor yang telah didapatkan kemudian diubah menjadi data kualitatif dengan pedoman kriteria (Ratnawati, 2016).

Tabel 3.4. Kriteria Validitas Aikens’V Skala Aikens’V Validitas

V ≤ 0,4 Rendah 0,4 ≤ V < 0,8 Sedang V ≥ 0,8 Tinggi d. Analisis Angket Respon Peserta Didik

Data hasil angket respon peserta didik dianalisis untuk mendapatkan penilaian kepraktisan modul dengan bentuk penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.5. Skor Penilaian Angket Respon Peserta Didik

Persentase angket respon peserta didik dapat dihitung menggunakan rumus (Mastura, dkk., 2017):

P = f

N x 100 (3.6) Keterangan:

P = Persentase hasil N = Total skor maksimum f = Total skor peserta didik

nilai persentase dari masing-masing peserta didik dicari rata-ratanya dengan menggunakan rumus:

x̄ = ∑x

n (3.7) Keterangan:

x̄ = skor rata-rata

∑x = jumlah skor total masing-masing peserta didik n = jumlah peserta didik

skor yang telah didapatkan kemudian diubah menjadi data kualitatif dengan pedoman kriteria kepraktisan (Surati, 2020).

Tabel 3.6. Kriteria Kepraktisan Persentase Keterangan 85% – 100% Sangat Praktis 69% – 84% Praktis

53% – 68% Cukup Praktis 37% – 52% Tidak Praktis

20% - 36% Sangat Tidak Praktis e. Analisis Hasil N-Gain

Soal pretest dan posttest yang sudah dikerjakan oleh peserta didik dianalisis perhitungan skor Gain Ternormalisasi dengan menggunakan rumus (Panjaitan, dkk., 2015):

N-Gain = Skor Posttest−Skor Pretest

Skor maksimal−Skor Pretest x 100 (3.8) Nilai yang diperoleh dari skor N-Gain akan dibagi dalam tiga kategori:

Tabel 3.7. Kriteria N-Gain (Hake, 1999) Skor N-Gain Kriteria 0,70 < N-Gain Tinggi 0,30 ≤ N-Gain ≤ 0,70 Sedang

N-Gain < 30 Rendah

32 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Model pengembangan Borg and Gall (2003) digunakan dalam pengembangan e-modul berbasis android dengan pendekatan kontekstual dalam materi asam dan basa. Tahapan dalam proses pengembangan modul elektronik adalah penelitian dan pendahuluan informasi, perencanaan, pengembangan produk awal, uji coba terbatas dan revisi produk. Masing-masing tahapan dijelaskan sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian dan Pendahuluan Informasi

Proses tahap penelitian dan pengumpulan informasi awal dilakukan melalui wawancara dan penelusuran literatur. Wawancara dilakukan dengan seorang guru kimia dari SMA Yos Sudarso Metro di Lampung. Hasil wawancara akan digunakan untuk menganalisis kebutuhan dasar pengembangan modul elektronik.

1. Hasil Analisis Kebutuhan Sumber Belajar

Sumber belajar menjadi peran penting dalam proses pembelajaran yang harus dikembangkan secara berkelanjutan yang harus sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didorong dengan pembatasan waktu dalam pembelajaran tatap muka dan membiasakan diri untuk belajar mandiri (Rahmadi, dkk., 2018). Adanya sumber belajar seperti e-modul akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi dalam pembelajaran luring maupun daring. Berdasarkan kegiatan wawancara, dalam pembelajaran luring guru kimia masih mengalami kendala dalam keterbatasan alokasi waktu, sehingga terdapat materi yang belum terkomunikasikan. Selain itu, peserta didik masih cenderung pasif dalam pembelajaran kimia dan guru masih merasa kesulitan dalam letak pemahaman materi dari masing-masing peserta didik terutama dalam pembelajaran daring guru kimia masih mengalami kendala dalam pemberian materi karena jaringan internetnya kurang stabil.

Pengembangan e-modul berbasis android ini akan memberikan dampak

positif dalam pembelajaran, karena e-modul yang dikembangkan dalam bentuk android dan peserta didik dapat menggunakannya di mana saja dan kapan saja tanpa adanya batasan waktu dan tempat. Hasil wawancara dapat dilihat pada Lampiran 3.

2. Analisis Silabus

Silabus merupakan suatu rancangan pembelajaran yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator pembelajaran, alokasi waktu pembelajaran, penilaian serta sumber bahan ajar yang digunakan (Sanjaya, 2008). Silabus yang digunakan kelas XI SMA kurikulum 2013 revisi. Selama kegiatan pandemi, silabus yang digunakan adalah silabus khusus pandemi yang terdapat perbedaan pada topik pembelajaran, dengan menggunakan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan kurikulum 2013 dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) disesuaikan dengan KD. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan

Silabus merupakan suatu rancangan pembelajaran yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator pembelajaran, alokasi waktu pembelajaran, penilaian serta sumber bahan ajar yang digunakan (Sanjaya, 2008). Silabus yang digunakan kelas XI SMA kurikulum 2013 revisi. Selama kegiatan pandemi, silabus yang digunakan adalah silabus khusus pandemi yang terdapat perbedaan pada topik pembelajaran, dengan menggunakan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan kurikulum 2013 dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) disesuaikan dengan KD. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan

Dokumen terkait