• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS ANDROID DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI ASAM BASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS ANDROID DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI ASAM BASA"

Copied!
196
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS ANDROID DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PADA MATERI ASAM BASA

SKRIPSI

Disusun oleh:

Fransiska Romana Febrianti NIM: 171444022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

(2)

SKRIPSI

PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS ANDROID DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PADA MATERI ASAM BASA

Oleh:

Fransiska Romana Febrianti NIM: 171444022

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

(Risnita Vicky Listyarini, M.Sc) Tanggal: 17 November 2021

ii

(3)

SKRIPSI

PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS ANDROID DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PADA MATERI ASAM BASA

Disusun oleh:

Fransiska Romana Febrianti NIM: 171444022

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Pada Tanggal : 25 November 2021 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Susunan Panitia Penguji:

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd ………

Sekretaris : Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D …...………….

Anggota : Risnita Vicky Listyarini, M.Sc ………….…..…

Anggota : Fransisca Ditawati Nur Pamenang, S.Pd., M.Sc. ………....

Anggota : Johnsen Harta, M.Pd. ………

Yogyakarta, 25 November 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

iii

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si

(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Kesuksesan berasal dari pantang menyerah.

Siapapun yang pantang menyerah akan sukses kemudian hari”

Penulis sangat berterima kasih atas bimbingan dan dukungan yang diberikan dari pihak-pihak tertentu hingga terselesaikannya skripsi ini. Oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan berterimakasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan orang-orang yang tepat untuk hadir didalam kehidupan saya.

2. Kedua orang tua yang selalu mensuport baik segi finansial maupun psikis.

3. Seluruh sahabat saya yang selalu menyemangati dalam keadaan apapun.

iv

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar Pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 November 2021 Penulis,

Fransiska Romana Febrianti

NIM: 171444022

v

(6)

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Fransiska Romana Febrianti NIM : 171444022

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Pengembangan E-Modul Berbasis Android Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Materi Asam Basa”

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 25 November 2021 Penulis

Fransiska Romana Febrianti

vi

(7)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS ANDROID DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PADA MATERI ASAM BASA Fransiska Romana Febrianti

Universitas Sanata Dharma 2021

E-modul memberikan dampak yang baik dalam menyelesaikan suatu permasalahan di dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran daring. Peserta didik masih cenderung pasif. Selain itu, pendidik masih merasa kesulitan dalam memberikan materi yang cukup banyak dengan keterbatasan waktu dan kesulitan untuk mengetahui letak pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari, khususnya pada topik asam basa dalam membedakan asam dan basa serta memahami perhitungan pH. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan e- modul berbasis kontekstual pada materi asam basa yang valid, praktis dan efektif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Research and Development (R&D), dengan model pengembangan Borg and Gall yang dimodifikasi menjadi lima tahap yaitu tahap penelitian dan pendahuluan informasi, tahap perencanaan, tahap pengembangan produk, tahap uji coba terbatas dan tahap revisi. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi, lembar soal tes, dan lembar angket respon peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) model pengembangan Borg and Gall (2003) sesuai digunakan untuk pengembangan e-modul berbasis android dengan pendekatan kontekstual pada materi asam basa; (2) produk telah memenuhi kriteria valid dari segi media sebesar 87,28% dengan kriteria sangat valid dan materi sebesar 82,27% dengan kriteria sangat valid; (3) produk memiliki nilai kepraktisan berdasarkan hasil angket respon diperoleh hasil nilai rata-rata 88,461% dengan kategori sangat praktis; (4) efektivitas e-modul dari nilai N-gain diperoleh nilai rata-rata 0,763 dengan kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengembangan e-modul berbasis android dengan pendekatan kontekstual pada materi asam basa telah memenuhi kriteria valid, efektif dan praktis.

Kata kunci: E-modul, pendekatan kontekstual, asam basa

vii

(8)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF ANDROID-BASED E-MODULES WITH A CONTEXTUAL APPROACH

TO ACID-BASE MATERIALS

Fransiska Romana Febrianti Sanata Dharma University

2021

E-modules have a good impact in solving a problem in the world of education, especially in online learning. Students still tend to be passive. In addition, teachers still find it difficult to provide enough material with limited time and difficulty in knowing where students' understanding of the material being studied is located, especially on acid-base material in distinguishing acids and bases and understanding pH calculations. This study aims to develop a contextual- based e-module on acid-base topic that is valid, practical and effective. The method used in this study is Research and Development (R&D), with the Borg and Gall development model modified into five stages, namely the research and information introduction stage, planning stage, product development stage, limited trial stage and revision stage. The research instruments used in this study were validation sheets, test question sheets, and student response questionnaire sheet. The results showed that (1) the development model of Borg and Gall (2003) was suitable for the development of an android-based e-module with a contextual approach to acid- base material; (2) the product has met the valid criteria in terms of media by 87.28% with very valid criteria and 82.27% material with very valid criteria; (3) the product has a practical value based on the results of the response questionnaire, the results obtained an average value of 88.461% with a very practical category;

(4) the effectiveness of the e-module from the N-gain value obtained an average value of 0.763 with a high category. Based on the results of the research that the development of an android-based e-module with a contextual approach to acid- base material has fulfill the valid, effective and practical criteria.

Keywords: E-module, contextual approach, acid base

viii

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaannya, sehingga dapat diselesaikannya skripsi yang berjudul

“Pengembangan E-Modul Berbasis Android Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Materi Asam Basa”. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya dukungan dan doa dari berbagai belah pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. M Andy Rudhito S.Pd, selaku ketua Jurusan Pendidikan Kimia MIPA yang telah berkenan memberikan izin dalam menjalankan penelitian skripsi.

3. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sanata Dharma.

4. Bruder Yohanes Sarju, S.J., MM., selaku Ketua LKM USD yang selalu memotivasi dalam penulisan skripsi maupun perkuliahan.

5. Bapak Stefanus Gagas Wibowo, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Yos Sudarso Metro yang telah memberikan izin dalam melaksanakan penelitian skripsi di SMA Yos Sudarso Metro.

6. Ibu Risnita Vicky Listyarini, M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah sabar memberikan arahan dan selalu memberikan motivasi dalam penulisan skripsi maupun perkuliahan.

7. Ibu Valentina Yesi Febriani, S.Pd.,Gr, selaku guru Kimia SMA Yos Sudarso yang sudah bersedia diwawancarai sebagai salah satu narasumber penelitian dan sebagai salah satu guru yang membantu proses pengambilan data di SMA Yos Sudarso Metro.

8. Bapak Johnsen Harta, M.Pd dan Ibu Fransisca Ditawati Nur Pamenang S.P.d., M.Sc, selaku validator ahli dari produk dan media e-modul berbasis

ix

(10)

kontekstual beserta seluruh instrumen yang digunakan dalam keperluan penelitian.

9. Kedua orang tua terhebat yang selalu memberikan dukungan secara psikis dan secara finansial selama masa perkuliahan berlangsung.

10. Sahabat-sahabat saya yang selalu mengerti dan memberikan dukungan dalam keadaan apapun. Kak Ari, Kak Pitri, Atin, Indah, Siti, Faufik, dan Wahyu sebagai “Tim Ngalong Day” yang selalu menemani disaat mengerjakan skripsi di malam hari. Kak Husein, Kak Okta, Kak Rico, Kak Tian dan Ce Elni sebagai kakak yang selalu memberikan semangat serta dukungan selama mengerjakan skripsi. Nely, Angel, Feika dan Florentina sebagai teman kampus yang selalu membantu untuk menghibur diri disaat lelah. Terakhir buat orang spesial yang selalu memberikan semangat dan memotivasi ketika terjebak dalam berpikir.

11. Peserta didik kelas XI MIPA SMA Yos Sudarso Metro yang telah bersedia membantu menjadi responden dalam penelitian.

12. Teman-teman Angkatan 2017 yang selalu berjuang bersama hingga akhir perkuliahan selesai.

Fransiska Romana Febrianti Yogyakarta, 25 November 2021

x

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...iv

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Landasan Teori... 6

1. E-Modul ... 6

2. Pendekatan Kontekstual ... 8

3. Materi Asam dan Basa ... 11

B. Penelitian yang Relevan ... 14

C. Kerangka Berpikir ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

A. Jenis Metode Penelitian ... 18

B. Desain Penelitian... 18

1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi ... 19

2. Perencanaan... 20

3. Pengembangan Produk Awal ... 20

C. Variabel Penelitian ... 23

D. Sampel Penelitian ... 23

E. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

F. Metode Pengumpulan Data... 23

1. Wawancara ... 23

2. Validasi Produk dan Validasi Instrumen Penelitian ... 23

3. Angket ... 24

4. Tes... 24

G. Instrumen Penelitian ... 24

xi HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...vi

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...vi

ABSTRAK ... ....vii

ABSTRACT...viii

KATA PENGANTAR...ix

DAFTAR ISI ... xi

(12)

1. Lembar Wawancara ... 24

2. Lembar Validasi ... 24

3. Soal Pretest dan Posttest ... 26

4. Angket Respon Peserta Didik... 27

H. Metode Analisis Data ... 27

1. Analisis Data Wawancara ... 27

2. Analisis Lembar Validasi ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Hasil Penelitian dan Pendahuluan Informasi ... 32

1. Hasil Analisis Kebutuhan Sumber Belajar ... 32

2. Analisis Silabus ... 33

3. Hasil Analisis Materi ... 33

B. Hasil Perencanaan ... 33

1. Sampul Depan dan Sampul Belakang ... 34

2. Penyusunan Komponen Modul ... 35

3. Pembuatan E-Modul Menggunakan Aplikasi Android Studio ... 40

C. Hasil Pengembangan Produk ... 41

1. Hasil Validasi Produk ... 41

2. Hasil Validasi Instrumen Penelitian ... 50

D. Uji Coba Terbatas... 52

1. Hasil Pretest dan Posttest... 52

2. Hasil Angket Respon Peserta Didik ... 53

E. Revisi Produk ... 54

F. Kelebihan dan Keterbatasan Produk ... 55

1. Keunggulan Produk ... 55

2. Keterbatasan Produk ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN ... 63

xii

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Skor Penilaian Validator (Mastura & Nurhafidhah, 2017) ... 27

Tabel 3.2. Kriteria Validitas Produk ... 28

Tabel 3.3. Skor Penilaian Kriteria Validitas Angket ... 29

Tabel 3.4. Kriteria Validitas Aikens’V ... 30

Tabel 3.5. Skor Penilaian Angket Respon Peserta Didik ... 30

Tabel 3.6. Kriteria Kepraktisan ... 31

Tabel 3.7. Kriteria N-Gain (Hake, 1999) ... 31

Tabel 4.1. Hasil Validasi Produk dari Aspek Materi ... 41

Tabel 4.2. Komentar dan Saran Terhadap Materi ... 42

Tabel 4.3. Hasil Revisi Validasi Materi ... 43

Tabel 4.4. Hasil Validasi Produk dari Aspek Media ... 46

Tabel 4.5. Komentar dan Saran Terhadap Media ... 46

Tabel 4.6. Hasil Revisi Validasi Media ... 47

Tabel 4.7. Hasil Validasi Lembar Angket Respon Peserta Didik ... 50

Tabel 4.8. Validasi Soal Pretest dan Posttest ... 51

Tabel 4.9. Hasil N-gain Peserta Didik ... 53

Tabel 4.10. Hasil Angket Respon Peserta Didik ... 54

xiii

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Reaksi NH3 dan H+ ... 12

Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Penelitian ... 17

Gambar 3.1. Desain Pengembangan Produk Model Borg and Gall ... 19

Gambar 3.2. Bagan Tahap Pengumpulan Informasi ... 20

Gambar 3.3. Tampilan Desain Sampul Depan dan Sampul Belakang ... 21

Gambar 3.4. Tampilan Penyusunan Komponen Modul ... 22

Gambar 3.5. Tampilan Pembuatan Aplikasi Android ... 22

Gambar 4.1. Tokoh Pemandu Pembelajaran ... 34

Gambar 4.2. Sampul Depan dan Belakang E-modul ... 35

Gambar 4.3. Sistematika Penyajian E-modul ... 35

Gambar 4.4. Bagian Pendahuluan ... 36

Gambar 4.5. Pendekatan Kontekstual ... 36

Gambar 4.6. Peta Konsep ... 37

Gambar 4.7. Konsep Pembuka dan Sekilas Info ... 38

Gambar 4.8. Fakta Terkini dan Materi Pembelajaran ... 38

Gambar 4.9. Pertanyaan Tinjauan ... 38

Gambar 4.10. Aktivitas Belajar ... 39

Gambar 4.11. Refleksi Mandiri ... 39

Gambar 4.12. Uji Kompetensi Gambar 4.13. Tugas Individu... 40

Gambar 4.14. Evaluasi Pembelajaran ... 40

Gambar 4.15. Rancangan Produk Ke Aplikasi Android ... 41

xiv

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Perizinan Penelitian... 64

Lampiran 2. Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara ... 65

Lampiran 3. Hasil Wawancara dengan Guru Kimia SMA Yos Sudarso Metro .... 69

Lampiran 4. Kisi-kisi Lembar Validasi Komponen Materi ... 74

Lampiran 5. Lembar Validasi Komponen Materi ... 75

Lampiran 6. Kisi-kisi Lembar Validasi Komponen Media ... 79

Lampiran 7. Lembar Validasi Komponen Media ... 80

Lampiran 8. Kisi-kisi Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik ... 83

Lampiran 9. Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik ... 84

Lampiran 10. Kisi-kisi Lembar Validasi Soal Pretest dan Posttest ... 86

Lampiran 11. Lembar Validasi Soal Pretest dan Posttest ... 87

Lampiran 12. Kisi-kisi Lembar Angket Respon Sebelum Diperbaiki ... 90

Lampiran 13. Lembar Angket Respon Peserta Didik Sebelum Diperbaiki ... 91

Lampiran 14. Kisi-kisi Butir Soal Pretest dan Posttest Sebelum Diperbaiki ... 94

Lampiran 15. Hasil Validasi Produk Komponen Materi oleh Validator 1 ... 104

Lampiran 16. Hasil Validasi Produk Komponen Materi oleh Validator 2 ... 108

Lampiran 17. Hasil Validasi Produk Komponen Materi oleh Validator 3 ... 113

Lampiran 18. Hasil Validasi Produk Komponen Media oleh Validator 1 ... 117

Lampiran 19. Hasil Validasi Produk Komponen Media oleh Validator 2 ... 121

Lampiran 20. Hasil Validasi Produk Komponen Media oleh Validator 3 ... 125

Lampiran 21. Hasil Validasi Angket oleh Validator 1 ... 129

Lampiran 22. Hasil Validasi Angket oleh Validator 2 ... 132

Lampiran 23. Hasil Validasi Angket oleh Validator 3 ... 135

Lampiran 24. Hasil Validasi Soal Pretest dan Posttest oleh Validator 1 ... 138

Lampiran 25. Hasil Validasi Soal Pretest dan Posttest oleh Validator 2 ... 142

Lampiran 26. Hasil Validasi Soal Pretest dan Posttest oleh Validator 3 ... 146

Lampiran 27. Kisi-kisi Lembar Angket Respon Peserta Setelah Diperbaiki ... 150

Lampiran 28. Lembar Angket Respon Setelah Diperbaiki ... 151

Lampiran 29. Kisi-kisi Butir Soal Prestest dan Posttest Setelah Validasi ... 154

Lampiran 30. Rekapitulasi Hasil Validasi Materi ... 164

Lampiran 31. Rekapitulasi Hasil Validasi Media ... 166

Lampiran 32. Rekapitulasi Hasil Validasi Angket Respon ... 168

Lampiran 33. Rekapitulasi Hasil Validasi Soal Pretest dan Posttest ... 169

Lampiran 34. Rekapitulasi Hasil Angket Respon Peserta Didik ... 172

Lampiran 35. Rekapitulasi Komentar Peserta Didik ... 174

Lampiran 36. Rekapitulasi Hasil N-Gain... 177

xv

(16)

Lampiran 37. Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest ... 178 Lampiran 38. Surat Selesai Penelitian ... 179 Lampiran 39. Dokumentasi Penelitian ... 180

xvi

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan perlu menekankan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan kemudahan penggunaan seluruh proses pendidikan (Kurniawan & Hidayah, 2020). Penggunaan teknologi pada pembelajaran dalam menyelesaikan permasalahan dalam bidang pendidikan merupakan hal yang menjadi keharusan dalam kehidupan khususnya dalam pembelajaran daring. Teknologi dapat memberikan dampak positif sebagai sumber belajar dengan menyajikan suatu informasi dari media elektronik, seperti penggunaan pada e-modul (Triyono, 2015).

E-modul merupakan bahan ajar mandiri yang dapat digunakan peserta didik dalam kegiatan belajar tanpa sepenuhnya pendampingan guru yang telah disusun secara sistematis dengan bentuk tampilan elektronik (Sugianto &

Abdullah, 2013). Modul elektronik tersebut memiliki kelebihan dibandingkan dengan modul cetak yaitu memiliki sifat yang interaktif yang dapat memuat teks dan gambar secara menarik (Arsal, dkk., 2017). E-modul ini juga dapat digunakan tanpa batas ruang dan waktu (Arsal, dkk., 2017). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung, guru menyatakan bahwa selama pembelajaran daring merasa kesulitan dalam memberikan materi terhadap peserta didik karena beberapa peserta didik mengalami kendala jaringan internet yang kurang stabil. Peserta didik harus mengunduh materi berbentuk Power point pada grup WA dalam jangka waktu yang berdekatan dan membutuhkan paket data yang banyak dan membutuhkan tempat penyimpanan dokumen yang besar.

E-modul dapat memberikan solusi untuk meningkatkan daya tarik dan membangun kemampuan belajar yang memungkinkan peserta didik menggunakan media pembelajaran yang mendukung potensi belajarnya untuk meningkatkan hasil belajarnya (Nisa, dkk., 2020). Berdasarkan hasil

(18)

wawancara, guru menuturkan bahwa peserta didik di SMA Yos Sudarso, Lampung cenderung kurang aktif dan kurang memberikan respon selama pembelajaran daring. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya motivasi terhadap peserta didik untuk belajar (Maradona, 2016).

Peningkatan hasil belajar peserta didik juga didasari oleh adanya peserta didik yang mandiri dalam melakukan suatu kegiatan belajar berdasarkan aktivitas tanggung jawab dan motivasi yang ada di dalam diri peserta didik (Azhar, 2014). Kemandirian dalam belajar tidak muncul secara otomatis, tetapi perlu adanya suatu media pembelajaran yang bisa digunakan dengan tanpa batasan ruang dan waktu. Tersedianya media pembelajaran juga dapat merangsang perhatian dan minat peserta didik melalui informasi yang dikemas menjadi e-modul yang diharapkan dapat membantu kemandirian peserta didik dalam pembelajaran daring (Azhar, 2014).

Kimia merupakan mata pelajaran yang mengandung konsep materi dengan kesulitan tinggi untuk dipahami oleh peserta didik. Peserta didik merasa kesulitan dalam memahami ilmu kimia dikarenakan tidak diberikan pengalaman secara langsung terhadap suatu fenomena kimia yang melibatkan submakroskopis, mikroskopis dan simbolik (Sunyono, 2017). Walaupun konsep tersebut dapat dilihat secara visual namun perlu penjelasan lebih lanjut dengan menggunakan metode khusus seperti penggunaan media pembelajaran yang dapat memberi gambaran fenomena secara nyata dan mudah dipahami (Munandar & Jofrishal, 2016). Asam basa merupakan konsep yang sangat penting dalam pembelajaran kimia, karena materi asam basa berkaitan dengan konsep kimia lain seperti larutan penyangga, hidrolisis dan kimia organik (Cetingul, 2018). Konsep yang dibahas pada materi asam basa melibatkan konsep representasi simbolik, seperti menggambarkan kompleksitas dan cakupan konsep materi asam basa dengan kehidupan sehari-hari (Amry, dkk., 2017). Materi asam dan basa merupakan salah satu materi yang bersifat abstrak dan sebagian peserta didik mengalami kesulitan dalam memahaminya (Damayanti, 2016). Selain itu, senyawa asam basa banyak digunakan di lingkungan sekitar dan terkadang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-

(19)

hari, sehingga materi asam basa ini dekat dengan pembelajaran yang berbasis kontekstual.

Pendekatan kontekstual merupakan pembelajaran yang mendekatkan peserta didik pada sesuatu yang nyata sesuai dengan lingkungan sekitar sehingga pengetahuan yang diperoleh melalui proses belajar mengajar di kelas merupakan pengetahuan yang dibangun dan dimiliki sendiri (Mulyasa, 2009).

Efektivitas penerapan strategi pembelajaran kontekstual di era Covid-19 dinilai cukup baik, karena selain peserta didik belajar materi kimia, peserta didik juga dapat mengaitkan materi dengan kehidupan nyata, sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang diterimanya (Mulatsih, 2020).

Pembelajaran kontekstual dapat membantu peserta didik tidak hanya mendengarkan dan mencatat, tetapi juga melakukan Tindakan sesuai topik yang dipelajari, serta memperoleh pengalaman langsung peserta didik dalam proses pembelajaran. Melalui proses pengalaman peserta didik diharapkan ada suatu perkembangan baru peserta didik, dalam aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Pembelajaran kontekstual dapat membantu guru dalam menghubungkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata peserta didik dan dapat mendorong peserta didik untuk menghubungkan antara pengetahuan peserta didik dan aplikasi kehidupan nyata di lingkungan (Hamruni, 2015).

Berdasarkan penelitian Pramitasari, dkk., (2011) dalam pembelajaran kontekstual peserta didik menumbuhkan kebahagiaan, minat, dan antusiasme, karena metode pembelajaran kontekstual sangat efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

E-modul dengan pendekatan kontekstual pada materi asam basa memiliki kelebihan di antaranya anggaran pembuatan yang cukup ekonomis, efisien untuk dibawa yang dapat digunakan tanpa batasan ruang dan waktu yang dilengkapi dengan teks maupun gambar (Sugihartini & Jayanta, 2017).

Gambar yang dimasukkan ke dalam e-modul dapat mengurangi tingkat kejenuhan dan meningkatkan pemahaman peserta didik dalam belajar melalui e-modul (Samiasih, 2017).

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dirumuskan: “Apakah e-modul berbasis android dengan pendekatan kontekstual pada materi asam basa memenuhi kriteria valid, efektif dan praktis?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah “Mengetahui validitas, efektivitas dan kepraktisan dari e-modul berbasis android dengan pendekatan kontekstual pada materi asam basa”.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Pengembangan e-modul dengan pendekatan kontekstual pada materi asam basa, mampu menjadi referensi pengembangan produk bahan ajar elektronik dalam bentuk aplikasi android.

2. Manfaat Praktis a.) Peserta Didik

Pengembangan e-modul berbasis android dengan pendekatan kontekstual pada materi asam basa dapat dijadikan sumber belajar peserta didik untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. E-modul ini menjadi salah satu inovasi pembelajaran yang dapat dipelajari secara mandiri. Selain itu, e-modul juga dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik karena dibuat secara menarik dan interaktif.

b.) Bagi Pendidik

E-modul modul berbasis android dengan pendekatan kontekstual pada materi asam basa dapat dijadikan sebagai bahan ajar yang dapat digunakan selama proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran daring, sehingga dapat memberikan informasi dan masukan serta memperkaya pengetahuan pendidik dalam penerapan e-modul sebagai media pembelajaran yang efektif dan efisien.

(21)

c.) Bagi Peneliti

Pengembangan e-modul berbasis android dengan pendekatan kontekstual pada materi asam basa dapat dijadikan dijadikan sebagai bahan pengembangan peneliti skripsi yang menunjang proses penyelesaian tugas akhir. Selain itu, e-modul dapat dijadikan sebagai acuan peneliti dalam mengembangkan e-modul dan mengetahui kelayakan e-modul yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran di kelas.

(22)

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. E-Modul

Media pembelajaran sangat dekat dengan proses pembelajaran yang bermutu, media pembelajaran online dapat dibuat dengan menyajikan modul pembelajaran atau sering dikenal sebagai e-modul (Arsyad, 2003). Kelebihan dari bentuk penyajian e-modul antara lain dimensi file yang relatif kecil sehingga mudah dibawa dan tidak membosankan karena dibuat dalam bentuk desain atau animasi menarik yang terdapat dalam e-modul (Siregar, dkk., 2017). Pemakaian e-modul sebagai bahan ajar yang didukung teknologi membuat pembelajaran lebih mudah bagi guru dan peserta didik dengan menghubungkan materi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual pada proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat memanfaatkan alat dan bahan yang ada disekitarnya (Supartinah & Hastuti, 2018). E-modul yang dikembangkan memiliki dua fungsi yaitu sebagai perlengkapan belajar mandiri peserta didik di rumah dan bisa dimanfaatkan oleh guru sebagai alat bantu untuk mengajar di kelas maupun di luar jam kelas. Tujuan adanya e-modul adalah untuk menguatkan peserta didik dalam belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.

E-modul berisi beberapa komponen yaitu lembar aktivitas peserta didik yang berisi tentang pelajaran yang harus dipahami oleh peserta didik.

Susunan materi dalam e-modul yang akan dipelajari harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dengan susunan secara bertahap sehingga mempermudah peserta didik dalam belajar. Bagian inti dari e- modul yaitu lembar kerja yang berisi lembar kegiatan peserta didik dalam menjawab atau mengerjakan soal-soal yang harus dipecahkan. Bagian ketiga yaitu lembar soal yang berisi soal-soal latihan dengan tujuan untuk melihat keberhasilan peserta didik dalam mempelajari bahan yang

(23)

disajikan dalam modul (Budiono & Susanto, 2006). Bagian dalam e-modul disusun dengan menggunakan bahasa yang menarik dan mudah dipahami sehingga dapat meningkatkan peserta didik untuk berpikir secara kritis.

Selain itu, informasi tentang materi pelajaran dapat dilengkapi dengan gambar dan materi yang sesuai dengan kemampuan peserta didik supaya mempermudah peserta didik dalam memahami materi dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyelesaikan secara individual (Sudjana & Rivai, 2003).

Pengembangan e-modul memiliki persyaratan yaitu model pembelajaran harus diperhatikan kecocokannya, sehingga dapat memudahkan dalam proses belajar peserta didik, sehingga e-modul ini dapat berupa dokumen atau artikel yang memiliki bentuk tidak dalam modul cetak, karena e-modul dapat dipakai melalui perangkat elektronik yang dapat digunakan tanpa terbatas ruang dan waktu (Sugihartini, 2017).

E-modul dapat dianggap sebagai media pembelajaran yang dapat mendukung guru dan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung maupun di luar jam pembelajaran. Pengembangan e-modul dengan pendekatan kontekstual pada materi asam basa mengacu pada pendekatan kontekstual yang berisi tujuh komponen yaitu konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya (Arifin, 2016). Tahapan dalam pengembangan e-modul yaitu tahapan analisis kebutuhan, tahapan pembuatan desain e-modul, dan tahapan pengembangan e-modul serta implementasi e-modul terhadap peserta didik (Hobri, 2009). Syarat pembuatan e-modul seperti analisis kebutuhan dan analisis materi untuk pembuatan e-modul dengan kriteria valid, praktis dan efektif dalam penggunaan e-modul (Istikomah, dkk., 2020). Validitas e-modul sangat penting dalam proses pengembangan media karena validitas ini berguna untuk melihat hasil nilai valid dari produk melalui intrumen yang dibuat.

Produk bisa dikatakan valid apabila nilai korelasinya adalah positif atau dalam kategori valid dalam hasil penilaian validasi maupun pengujian

(24)

produk (Ristya, 2011). Kepraktisan produk mengacu pada kondisi e-modul yang telah dikembangkan dapat digunakan untuk pendidik maupun peserta didik dalam pembelajaran dengan tipe pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan serta dapat berguna bagi pendidik maupun peserta didik (Alfiriani & Hutabri, 2017). Efektivitas dalam pengembangan e-modul dapat dilihat dari tujuan pembelajaran yang akan dicapai yang dapat dilakukan dengan cara melihat hasil nilai pretest dan posttest (Alfiriani &

Hutabri, 2017). Aplikasi yang digunakan dalam pengembangan e-modul berbasis android yaitu menggunakan aplikasi Android Studio dengan berbagai tahapan yaitu membuat kerangka e-modul yang menggambarkan isi materi dalam e-modul (Sulthon, dkk., 2020). Tahapan selanjutnya adalah mendesain e-modul dengan menggunakan bantuan aplikasi Canva untuk membuat sampul dan tampilan background pada bagian isi materi e-modul (Rahmatullah, dkk., 2020). Tahap pembuatan e-modul dapat digunakan menggunakan Power point, setelah e-modul disusun menggunakan power point, selanjutnya merancang program pada Android Studio berdasarkan desain dan rancangan yang telah dibuat (Sulthon, dkk., 2020). Pengembangan e-modul berbasis android memiliki kelebihan yaitu dapat digunakan secara personal melalui ponsel pengguna, bagian e-modul terdapat evaluasi untuk mengetahui bagian yang belum tuntas dan sudah tuntas, bahan pelajaran dapat diatur bagian dalam satu semester, bersifat interaktif dan tahan lama dalam penggunaannya serta lebih praktis dibandingkan dengan modul cetak (Laili, dkk., 2019). Namun, disisi lain e-modul berbasis android memiliki kelemahan yaitu semakin banyak gambar atau tulisan, maka tempat penyimpanan akan semakin besar (Sukir, dkk., 2019).

2. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran dapat membantu pendidik maupun peserta didik untuk mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata, serta mendorong peserta didik dalam membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

(25)

kehidupan sehari-hari (Hamruni, 2015). Belajar juga melibatkan proses mental yang terlihat misalnya emosi, minat, motivasi dan kemampuan atau pengalaman. Menurut konsep dasar pembelajaran terdapat tiga hal yang wajib dipahami dalam pembelajaran kontekstual seperti:

1.) Pembelajaran kontekstual menekankan pada proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi berdasarkan pengalaman peserta didik.

2.) Pembelajaran kontekstual mendorong peserta didik untuk menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata.

3.) Pembelajaran kontekstual mendorong peserta didik supaya dapat menerapkan materi yang dipelajari ke dalam kehidupan (Hamruni, 2015).

Berdasarkan konsep dasar pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari proses menemukan secara langsung pada diri sendiri, guru dapat membangun pengetahuan melalui diri sendiri maupun dalam bentuk diskusi (Hamruni, 2015). Pendekatan kontekstual bermanfaat untuk memprediksi dan mempengaruhi pada penggunaan konsep yang berdasarkan dari hasil pengamatan di lingkungan sekitar.

Pendekatan kontekstual menunjukkan adanya kriteria nyata secara kontekstual untuk memprediksi atau mempengaruhi suatu pengalaman di kehidupan nyata, seperti guru dapat mengajak peserta didik untuk menggunakan bahan di lingkungan sekitar (Kholifah, 2016).

Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru untuk mengaitkan antar materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan menerapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari yang melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yang efektif dalam e-modul, yaitu (Arifin, 2016):

(26)

1.) Constructivisme (Konstruktivisme)

Konstruktivisme merupakan suatu landasan berpikir dalam pengetahuan yang akan dibangun oleh peserta didik dengan hasil yang akan diperluas melalui konteks yang terbatas. Peserta didik didorong untuk memperoleh pengetahuan baru dan merefleksikannya melalui pengalaman nyatanya.

2.) Inquiri (Menemukan)

Menemukan merupakan bagian dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik tidak hanya sekedar mengingat fakta yang didapatkan, akan tetapi hasil dari menemukan sendiri, melalui langkah-langkah seperti menemukan dalam pendekatan kontekstual dengan cara mengamati dan melakukan observasi, serta mengumpulkan data hingga menyimpulkan data.

3.) Questioning (Bertanya)

Bertanya merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan pembelajaran pada pendekatan kontekstual yang digunakan untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir peserta didik.

4.) Learning Community (Masyarakat Belajar)

Masyarakat belajar merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang lain dalam bentuk sharing maupun diskusi antara teman-teman, antara kelompok serta antara yang sudah memahami dengan yang belum paham terhadap materi pembelajaran seperti bertanya ke pendidik.

5.) Modeling (Pemodelan)

Pemodelan merupakan komponen pembelajaran kontekstual yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan melalui contoh atau model. Pemodelan dapat berupa salah satu cara menyelesaikan dalam permasalahan, yang dirancang dengan melibatkan peserta didik secara langsung atau dapat juga mendatangkannya dari luar.

(27)

6.) Reflection (Refleksi)

Refleksi adalah cara berfikir peserta didik tentang hal apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang telah dilakukan di masa lalu. Refleksi ini merupakan bentuk respon kegiatan peserta didik melalui pengetahuan yang baru diterima.

7.) Authentic Assessment (Penilaian Sebenarnya)

Penilaian sebenarnya adalah proses pengumpulan berbagai data yang dapat memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik dan menekankan pada proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan peserta didik pada saat melaksanakan pembelajaran.

Pembelajaran kontekstual dapat disimpulkan sebagai pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan nyata di lingkungan sekitar, seperti mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. Sehingga, peserta didik bisa lebih mengenal dan lebih mudah untuk memahami dalam materi yang sedang dipelajari. Pembelajaran kontekstual memiliki komponen- komponen yang dapat dijadikan sebagai patokan bahan penyusunan dalam pembuatan modul elektronik tersebut.

3. Materi Asam dan Basa

a. Pengertian dan Teori Asam Basa

Asam basa merupakan konsep dasar ilmu kimia suatu zat dengan memiliki sifat tertentu dengan memiliki teori perkembangan asam basa seperti Arrhenius, Brønsted-Lowry dan Lewis (Gardner, 2004). Menurut Arrhenius, asam adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidrogen, (H+)dan basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksida (OH-) (Lew, 2009). Berikut ini contoh dari asam basa Arrhenius:

Asam:

HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)

(28)

Basa:

NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)

Menurut Brønsted-Lowry menyatakan bahwa, asam Brønsted- Lowry adalah spesi yang menjadi donor H+ dan basa Brønsted-Lowry adalah spesi yang menjadi akseptor H+ (Malone & Dolter, 2010).

Berikut ini contoh dari asam basa Brønsted-Lowry:

HCN(aq) + H2O(l) ⇌ CN-(aq) + H3O+(aq) Asam Basa Basa Konjugasi Asam Konjugasi Selanjutnya pada asam Lewis adalah spesi yang menerima pasangan elektron, sedangkan basa Lewis adalah spesi yang memiliki pasangan elektron bebas dan mampu mendonorkan kepada spesi lainnya (Riyanto & Akbar, 2009). Berikut contoh dari asam basa Lewis dari reaksi NH3 dan H+ , dapat dilihat pada Gambar 2.1 (Lew, 2009):

Gambar 2.1. Reaksi NH3 dan H+

Berdasarkan gambar tersebut, terlihat bahwa NH3

mendonorkan pasangan elektronnya untuk berikatan dengan H+, maka dari itu yang bertindak sebagai basa Lewis adalah NH3. Sedangkan H+ menerima pasangan elektron dari NH3, sehingga H+ merupakan asam Lewis (Lew, 2009).

b. Indikator Asam Basa dan Derajat Keasaman (pH)

Indikator asam basa merupakan suatu indikator yang memberi tanda perubahan warna maupun nilai pH pada zat yang memiliki sifat asam maupun basa (Brent, 2009). Indikator asam basa yang sering dijumpai di laboratorium kimia indikator sintesis dengan memiliki karakteristik berupa trayek pH yang memberikan perubahan warna dalam kondisi asam maupun basa. Selain itu, terdapat juga jenis

(29)

indikator alami yang dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di sekitar. Tidak semua tumbuhan berwarna di sekitar dapat dijadikan sebagai indikator alami dengan memberikan perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa, sehingga hanya beberapa tumbuhan yang dapat dipakai sebagai indikator alami salah satunya adalah bunga sepatu yang telah memberikan perubahan warna merah pada suasana asam dan hijau pada suasana basa (Nuryanti, dkk., 2010). Syarat tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai indikator alami asam dan basa seperti memberikan suatu perubahan pigmen warna dan bersifat stabil ketika diteteskan pada larutan asam dan larutan basa (Salirawati, 2005) dan tanaman yang memiliki kandungan antosianin (Manoj, 2014).

Konsep derajat keasaman (pH) pertama kali diperkenalkan oleh seorang Kimiawan Denmark Soren Peder pada tahun 1909.

Derajat keasaman biasa digunakan untuk menerangkan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki dalam suatu larutan (Kadir, 2015). Skala dalam derajat keasaman memiliki sifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar, berdasarkan nilai standar internasional dan harga derajat keasaman dapat ditentukan dengan elektrometrik atau dengan menggunakan indikator warna (Zulius, 2017).

Perhitungan pH bisa ditemukan pada larutan asam dan lautan basa yang memiliki sifat kuat maupun lemah, dengan menghitung suatu konsentrasi pada larutan dan valensinya (Fajrin, dkk., 2020). Menurut Fibonacci (2020) jika terdapat suatu larutan asam maka untuk menghitung derajat keasaman dapat menggunakan rumus:

pH = - log [H+]

Namun, jika suatu larutan berada dalam keadaan basa maka dapat menggunakan rumus:

pOH = - log [OH-]

(30)

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Darwis, dkk., (2020) tentang pengembangan modul elektronik berbasis learning cycle 5E pada pembelajaran kimia materi asam basa dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implementation, and Evaluation). Metode pengumpulan data yang digunakan berupa lembar wawancara, lembar uji kelayakan materi dan Bahasa serta media dan lembar uji coba pada peserta didik. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini sudah sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan guru serta dalam kategori layak digunakan dalam proses pembelajaran sebagai sumber belajar. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah materi asam basa, metode pengumpulan data dan perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pendekatan kontekstual dan model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Andriani, dkk., (2019) tentang pengembangan modul kimia berbasis kontekstual untuk membangun pemahaman konsep siswa pada materi asam basa dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implementation, and Evaluation). Metode pengumpulan data yang digunakan berupa lembar validasi materi dan media serta lembar uji coba terbatas pada peserta didik. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini sangat layak untuk dilanjutkan ke tahap uji efektivitas karena memiliki kualitas sangat baik.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah materi asam basa, pendekatan kontekstual, metode pengumpulan data dan perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah model pengembangan yang digunakan.

Penelitian yang dilakukan oleh Syafii (2020) tentang pembuatan aplikasi modul interaktif chemistry magazine dengan teknologi augmented reality pada materi termokimia kelas XI SMA/MA berbasis android dengan menggunakan metode markerbased tracking dan markerless augmented reality. Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan lembar

(31)

wawancara dan lembar angket respon peserta didik. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat membantu siswa dalam belajar dan memperoleh hasil nilai dalam kategori baik dan sangat baik. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah jenis metode pengumpulan data dan perbedaan dari penelitian ini adalah materi yang diajarkan, metode penelitiannya, serta aplikasi yang digunakan dalam penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Solihudin (2018) tentang Pengembangan e-modul berbasis WEB untuk meningkatkan pencapaian kompetensi pengetahuan fisika pada materi listrik statis dan dinamis SMA.

Metode pengumpulan data yang digunakan berupa lembar validasi ahli materi, validasi ahli multimedia, kuesioner, tanggapan guru professional, kuesioner tanggapan peserta didik dan instrument soal. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa dapat meningkatkan pencapaian kompetensi pengetahuan peserta didik. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah jenis metode pengumpulan data. Dan perbedaan penelitian ini dnegan penelitian yang dilakukan adalah jenis metode penelitian dan aplikasi pembuatan e-modul.

Penelitian yang dilakukan oleh Suryanda, dkk., (2016) tentang pengembangan modul multimedia Mobile Learning dengan Android Studio dengan menggunakan metode Research and Development (R&D) dengan model pengembangan 10 tahapan Borg and Gall. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa lembar validasi media dan materi, lembar validasi angket siswa dan soal test berupa pretest dan posttest. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini mendapatkan nilai dengan interpretasi baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah jenis metode penelitian yang digunakan yaitu Research and Development (R&D), metode pengumpulan data dan aplikasi yang digunakan dalam pembuatan e-modul dengan menggunakan android studio. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan terletak pada pendekatan dan topik materi yang dikembangkan.

(32)

C. Kerangka Berpikir

Proses belajar mengajar merupakan salah satu proses yang melibatkan guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang awal mulanya tidak tahu menjadi tahu. Pembelajaran kimia merupakan salah satu pembelajaran yang dekat dengan kehidupan nyata di lingkungan sekitar, sehingga pembelajaran dalam penelitian ini dapat digunakan metode pendekatan kontekstual. Pada proses awal pengumpulan informasi, menurut guru kimia di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung bahwa sebagian besar guru belum pernah mengembangkan aplikasi e-modul, karena guru hanya menggunakan slide Powerpoint dalam setiap pertemuan yang akan dibagikan ke peserta didik selama proses pembelajaran daring, sehingga akan memboroskan file penyimpanan dalam bentuk terpisah. Selain itu, materi yang masih sulit diajarkan oleh guru kimia salah satunya pada materi asam basa, karena pada materi ini memiliki bahan sub topik yang sulit dikaitkan dengan kehidupan nyata dan peserta didik masih cenderung pasif untuk bertanya, terkadang peserta didik masih merasa kesulitan dalam membedakan materi asam basa.

Oleh karena itu, dilakukanlah suatu pengembangan e-modul berbasis android dengan pendekatan kontekstual pada materi asam basa, dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D) dalam kriteria valid, efektif dan praktis yang dapat membantu dalam kegiatan proses pembelajaran daring dan bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran luring serta bisa mengaitkan materi dalam kehidupan nyata, supaya peserta didik lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran daring

Kesulitan belajar di materi asam basa

(33)

Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Penelitian

Belum ada penerapan e-modul dalam pembelajaran

Dilakukan pengembangan e-modul dalam bentuk aplikasi android dengan model pengembangan Borg and Gall (2003)

Hasil yang diperoleh produk dapat memenuhi valid, efektif dan praktis

(34)

18 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji efektivitas produk tersebut (Hanafi, 2017). Selain itu penelitian R&D dapat diartikan juga sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggung jawabkan (Hanafi, 2017).

Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah e- modul berbasis android dengan pendekatan kontekstual pada materi asam dan basa. Model pengembangan media modul elektronik berbasis kontekstual mengacu pada pengembangan Borg and Gall (2003). Alasan peneliti menggunakan model Borg and Gall (2003) karena pada model pengembangan ini memiliki satu tahap keistimewaan dalam pengembangan produk yang tidak dimiliki oleh model lainnya, yaitu pada tahap revisi (Amirzan, 2018). Tahap revisi ini dianggap penting dalam pengembangan suatu produk untuk memperbaiki hasil dari tanggapan validator (Amirzan, 2018).

Uji coba terbatas dilakukan pada kelompok dengan skala kecil untuk membuktikan apakah model dikembangkan cukup efektif untuk mengatasi masalah dihadapi dengan jumlah partisipan 9 peserta didik. Konsep tersebut dilakukan pada kegiatan pembelajaran kimia dengan menerapkan suatu modul elektronik berbasis kontekstual.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan diterapkan adalah pengembangan produk menurut Borg and Gall (2003) yang dimodifikasi menjadi lima langkah, seperti Gambar 3.1.

(35)

Gambar 3.1. Desain Pengembangan Produk Model Borg and Gall

(Sugiyono, 2013) Langkah-langkah yang digunakan untuk penelitian dan pengembangan modul, meliputi:

1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi

Pada tahap awal pengembangan modul elektronik adalah melakukan suatu penelitian dan mengumpulkan informasi yang bertujuan untuk menganalisis kebutuhan di sekolah (Sari, 2020). Tahap pengumpulan informasi dilakukan dengan cara wawancara ke guru kimia di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung. Sebelum melaksanakan pengumpulan informasi, peneliti menyusun lembar wawancara yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan wawancara (Rachmawati, 2007). Lembar wawancara berisi sebanyak tiga puluh empat pertanyaan dengan berbagai aspek seperti kurikulum, pengalaman mengajar, Kompetensi Dasar yang sulit diajarkan, model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran selama luring/daring serta pembelajaran interaktif dengan urgensi dalam pengembangan modul elektronik untuk mengetahui berbagai informasi dalam pengembangan modul elektronik. Tahap pengumpulan informasi ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Penelitian dan pendahuluan

informasi

Perencanaan Pengembangan produk awal

Uji coba terbatas Revisi produk

Analisis kebutuhan sumber belajar

Analisis materi

Analisis silabus Perumusan

pengembangan modul elektronik (literatur)

(36)

Gambar 3.2. Bagan Tahap Pengumpulan Informasi 2. Perencanaan

Setelah mengumpulkan informasi, langkah selanjutnya membuat perencanaan yang dilakukan dengan membuat desain e-modul berdasarkan kebutuhan dan kelayakan modul (Sari, 2020). Pada tahap ini di lakukan penjelajahan literatur untuk mendapatkan desain panduan yang baik dan layak digunakan sebagai modul elektronik. Peneliti mulai merancang dalam format modul serta desain modul yang akan dipakai. Bagian kerangka e-modul terdapat halaman sampul depan, kata pengantar, daftar isi, peta konsep, pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran, glosarium, daftar pustaka, bidata penulis dan halaman sampul belakang (Direktorat Pembinaan SMA, 2017). Komponen inti e-modul mengikuti konsep pendekatan kontekstual dengan beberapa kegiatan inti seperti konsep pembuka, sekilas info, fakta terkini, materi pembelajaran, pertanyaan tinjauan, aktivitas belajar, refleksi mandiri,evaluasi pembelajaran, tugas individu dan uji kompetensi.

3. Pengembangan Produk Awal

Pengembangan produl e-modul dilakukan dengan tahapan sebagai berikut (Wardiah, 2003):

a. Pemilihan Format

Pemilihan format bertujuan untuk merancang isi e-modul berbasis android dengan pendekatan kontekstual pada materi asam dan basa, yang diawali dengan membuat bagian sampul depan modul hingga sampul belakang modul. Format e-modul yang akan digunakan adalah halaman sampul, halaman francis, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, diskusi, rangkuman, latihan soal, glosarium dan biodata penulis.

b. Rancangan Awal

Rancangan awal panduan merupakan hasil draf modul sebelum dilakukan uji coba awal. Berikut rancangan awal modul:

1.) Pembuatan Layout Modul

(37)

Merancang layout modul terdapat dua hal yang perlu didesain yaitu bagian sampul dan bagian background isi modul. Sampul modul terdiri dari dua macam yaitu sampul depan dan sampul belakang. Sampul dibuat semenarik mungkin dengan memberikan warna hijau yang menggambarkan dengan kehidupan nyata pada lingkungan sekitar. Sampul belakang dilengkapi dengan informasi tentang tujuan pengembangan e- modul berbasis kontekstual. Sampul modul ini didesain menggunakan aplikasi Canva. Tampilan aplikasi Canva dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Tampilan Desain Sampul Depan dan Sampul Belakang 2.) Penyusunan Komponen Modul

Komponen modul didesain sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang meliputi halaman sampul, halaman francis, kata pengantar, petunjuk penggunaan modul, daftar isi, peta konsep, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, lembar diskusi, lembar rangkuman, refleksi, lembar latihan soal, glosarium, dan biodata penulis. Penyusunan komponen modul dilakukan dengan menggunakan Microsoft Power Point 2019 lalu diubah ke dalam bentuk aplikasi android menggunakan aplikasi Android Studio. Tampilan menyusun komponen modul dapat dilihat pada Gambar 3.4 dan tampilan membuat aplikasi android dapat dilihat pada Gambar 3.5.

(38)

Gambar 3.4. Tampilan Penyusunan Komponen Modul

Gambar 3.5. Tampilan Pembuatan Aplikasi Android 3.) Validasi Produk

Produk akan dinilai kelayakan atau divalidasi oleh dua dosen Prodi Pendidikan Kimia Universitas Sanata Dharma dan satu guru Kimia di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung. Validasi dilakukan dengan cara memberikan produk e-modul berbentuk aplikasi android kepada pada validator diminta untuk menilai berdasarkan instrumen validasi yang sudah disusun. Hasil penilaian dari validator akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif yang dapat dijadikan sebagai nilai kelayakan modul elektronik pada materi asam basa. Setelah dianalisis, modul akan dilakukan revisi terlebih dahulu sebelum dilakukan pada tahap uji coba lapangan sesuai dengan saran validator (Wardiah, 2003).

(39)

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu pengembangan e-modul kimia berbasis kontekstual materi asam basa untuk peserta didik kelas XI MIPA.

D. Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah peserta didik SMA Yos Sudarso Metro, Lampung yang berjumlah 9 peserta didik di kelas XI MIPA. Teknik pengambilan sampel adalah Teknik purposive sampling di mana pertimbangan pemilihan sampel penelitian adalah berdasarkan peserta didik yang telah dipilihkan oleh guru.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2021 hingga September 2021. Uji coba terbatas dilaksanakan pada bulan September 2021 di SMA Yos Sudarso Metro, Lampung.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, dikarenakan tujuan utama dalam sebuah penelitian ialah mendapatkan data (Sugiyono, 2013). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi pada tahap pengumpulan informasi awal berupa data yang akan digunakan untuk analisis kebetuhan pengembangan produk (Sari, 2020). Tahap wawancara telah mendapatkan informasi mengenai permasalahan yang dihadapi sekolah terutama dalam pembelajaran pada materi asam dan basa.

2. Validasi Produk dan Validasi Instrumen Penelitian

Validasi produk dan validasi Instrumen Penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi kelayakan produk serta instrumen penelitian yang akan digunakan (Wardiah, 2003). Teknik pengumpulan hasil validasi dilakukan dengan cara memberikan e-modul elektronik dan lembar validasi kepada validator. Begitupun pada teknik pengumpulan hasil

(40)

validasi instrument penelitian dilakukan dnegan cara memberikan instrumen penelitian dan lembar validasi kepada validator. Lembar validasi produk maupun validasi instrumen penelitian digunakan untuk mendapatkan penilaian dan saran-saran dari validator dapat dijadikan masukan untuk revisi produk dan instrumen penelitian.

3. Angket

Angket respon peserta didik digunakan untuk mengumpulkan pendapat dan komentar dari peserta didik terhadap penggunaan modul elektronik.

Angket respon peserta didik akan memuat penilaian terhadap tampilan atau penyajian modul elektronik serta penggunaan pada produk yang telah dibuat.

4. Tes

Test yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pretest dan lembar posttest. Soal pretest akan digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik sebelum melakukan kegiatan. Soal posttest akan digunakan untuk mengetahui pengetahuan peserta didik setelah menggunakan produk e-modul. Data yang telah didapatkan akan digunakan untuk mengetahui efektivitas hasil belajar peserta didik dalam penggunaan e-modul.

G. Instrumen Penelitian 1. Lembar Wawancara

Lembar wawancara yang berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan wawancara dalam melakukan penelitian (Sari, 2020). Lembar wawancara berisi sebanyak tiga puluh empat pertanyaan yang meliputi aspek kurikulum, pengalaman belajar, KD yang sulit diajarkan, pendekatan pembelajaran selama luring dan daring, media pembelajaran interaktif.

Setiap aspek dikembangkan dalam beberapa indikator yang akan mendukung data penelitian. Kisi-kisi wawancara dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 2.

2. Lembar Validasi

Instrumen ini digunakan untuk para validator dalam bentuk lembar validasi yang berisi tanggapan dan penilaian terhadap produk yang

(41)

disesuaikan dengan karakteristik modul yang layak digunakan. Validitas ini merupakan salah satu aspek untuk mendukung kelayakan produk dan angket pada materi asam basa yang dikembangkan (Latifah & Dwiningsih, 2018).

a. Lembar Validasi Media

Lembar validasi media digunakan untuk menilai kualitas produk e- modul dari segi media. Angket ini memuat aspek aspek kualitas produk yang berisi indikator komponen e-modul. Aspek kualitas penggunaan produk yang berisi tentang indikator kualitas produk bagi pengguna.

Aspek kualitas manajemen yang berisi indikator tentang manajemen produk dalam penggunaan. Aspek kualitas penerapan yang menunjukkan indikator tentang kualitas produk dalam belajar. Skala penilaian yang digunakan pada lembar validasi ini adalah skala Likert 1-4 dengan kriteria (4) sangat baik, (3) baik, (2) kurang, (1) sangat kurang. Selain itu terdapat kolom untuk memberi tanggapan atau komentar dan saran dari validator. Kisi-kisi uji kelayakan komponen media dan lembar validasi komponen media dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.

b. Lembar Validasi Materi

Angket ini digunakan para validator untuk menilai materi yang telah dikemas dalam bentuk e-modul, dengan aspek kelayakan isi yang berisi indikator tentang kesesuaian dan keakuratan materi. Aspek kelayakan penyajian yang berisi tentang indikator penyajian dalam materi. Aspek kelayakan bahasa, yang berisi indikator tentang kesesuaian bahasa serta simbol yang digunakan. Aspek pendekatan yang berisi tentang pendekatan kontekstual dalam modul. Skala penilaian yang digunakan pada lembar validasi adalah skala Likert 1-4 dengan kriteria (4) sangat baik, (3) baik, (2) kurang, (1) sangat kurang. Selain itu terdapat kolom untuk memberikan tanggapan atau komentar dan saran dari validator.

Kisi-kisi lembar validasi komponen materi dan lembar validasi

(42)

komponen materi dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.

c. Lembar Validasi Tes

Lembar validasi soal pretest dan posttest yang terdiri dari sepuluh pernyataan. Aspek yang dinilai adalah aspek kesesuaian yang terdiri dari indikator ketepatan materi. Aspek kejelasan yang terdiri dari indikator kejelasan soal. Aspek kebahasaan yang terdiri dari indikator kejelasan butir soal dan aspek ketepatan yang terdiri dari indikator perintah pada soal dan aspek kebahasaan yang terdiri dari indikator ketepatan kaidah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar. Skala yang digunakan berupa skala Likert 1-4 dengan kategori (4) sangat baik, (3) baik, (2) tidak baik, (1) sangat tidak baik. Kisi-kisi lembar validasi soal dan lembar validasi soal secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 10 dan Lampiran 11.

D. Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik

Lembar validasi angket peserta didik terdiri dari empat aspek yaitu isi dan tujuan yang berisi indikator tentang kelayakan angket respon peserta didik; konstruksi yang berisi indikator kejelasan pada angket respon peserta didik; dan kebahasaan yang berisi indikator dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Skala yang digunakan adalah skala Likert 1-4 dengan kategori (4) sangat baik, (3) baik, (2) kurang, (1) sangat kurang. Kisi-kisi lembar validasi angket respon peserta didik dan lembar validasi angket respon peserta didik secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 9.

3. Soal Pretest dan Posttest

Soal pretest dan posttest sebanyak 10 soal pilihan ganda dengan topik pengertian asam basa, teori asam dan basa, indikator asam basa dan derajat keasaman (pH). Soal pretest akan digunakan untuk mengukur pengetahuan peserta didik sebelum menggunakan e-modul dalam pembelajaran dan soal posttest akan digunakan untuk mengetahui pengetahuan peserta didik setelah menggunakan e-modul dalam

(43)

pembelajaran. Kisi-kisi butir soal pretest dan posttest terdapat dalam Lampiran 14.

4. Angket Respon Peserta Didik

Angket respon peserta didik digunakan untuk mengetahui respon dari peserta didik terhadap e-modul. Angket respon peserta didik ini memiliki aspek kognitif yang berisi indikator tentang pemahaman pengetahuan peserta didik dalam penggunaan modul. Aspek afektif yang berisi indikator tentang perasaan yang dirasakan oleh peserta didik dalam penggunaan modul. Aspek kontekstual yang berisi tentang indikator yang berkaitan dengan kontekstual dalam modul. Aspek psikomotor yang berisi indikator tentang tanggapan peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari. Aspek kelayakan kegrafikan yang berisi tentang indikator kesesuaian dalam penggunaan bahasa, huruf dan gambar dalam modul.

Skala yang digunakan yaitu skala likert 1-4 dengan kriteria (4) sangat setuju, (3) setuju, (2) sangat tidak setuju, (1) tidak setuju. Kisi-kisi lembar angket respon peserta didik dan lembar angket respon peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 12 dan Lampiran 13.

H. Metode Analisis Data

1. Analisis Data Wawancara

Hasil data wawancara akan dianalisis secara deskriptif berdasarkan informasi yang didapatkan dari guru kimia, untuk mendapatkan informasi kebutuhan dalam penelitian.

2. Analisis Lembar Validasi

a. Analisis Validasi Materi dan Media

Data validasi yang dianalisis dalam lembar validasi ini adalah data hasil penilaian/tanggapan terhadap e-modul dari segi media dan materi dengan bentuk penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.1. Skor Penilaian Validator (Mastura & Nurhafidhah, 2017) Keterangan Skor Penilaian Skor

Sangat Kurang 1

Kurang 2

(44)

Baik 3

Sangat Baik 4

Menurut Mastura & Nurhafidhah (2017) penilaian kelayakan modul dalam setiap aspek dan keseluruhan dari masing-masing validator dengan hasil data validasi yang diperoleh dengan skor 1-4 dalam setiap pernyataan dapat dicari menggunakan rumus:

Persentase hasil = Skor yang diperoleh dari validator

Skor maksimal x 100 (3.1) Nilai persentase dari masing-masing validator yang telah diperoleh akan dicari rata-ratanya dengan menggunakan rumus:

x̄ = ∑x

𝑛 (3.2) Keterangan:

x̄ = skor rata-rata keseluruhan

∑x = jumlah skor total dari masing-masing validator n = jumlah validator

Hasil data skor yang telah diperoleh akan diubah menjadi nilai kualitatif dengan pedoman kriteria dalam tabel menurut Arikunto (2007).

Tabel 3.2. Kriteria Validitas Produk Tingkat Pencapaian Skor Validitas

80% - 100% Sangat valid

61% - 80% Valid

41% - 60% Cukup valid

21% - 40% Kurang valid

≤ 20% Sangat kurang valid

b. Analisis Validasi Angket Respon Peserta Didik

Data validasi yang dianalisis dalam angket validasi ini adalah data hasil penilaian atau tanggapan terhadap lembar respon peserta didik oleh para validator dengan bentuk penilaian dapat dirujuk ke Tabel 3.1. Menurut Mastura & Nurhafidhah (2017), penilaian kelayakan modul dalam setiap aspek dan keseluruhan dari masing-masing validator dengan hasil data validasi yang diperoleh dengan skor 1-4 dalam setiap pernyataan dapat dicari menggunakan rumus:

(45)

Persentase hasil = Skor yang diperoleh dari validator

Skor maksimal x 100 (3.3) Nilai persentase dari masing-masing validator yang telah diperoleh akan dicari rata-ratanya dengan menggunakan rumus:

x̄ = ∑x

𝑛 (3.4) Keterangan:

x̄ = skor rata-rata keseluruhan

∑x = jumlah skor total dari masing-masing validator n = jumlah validator

Hasil data skor yang telah diperoleh akan diubah menjadi nilai kualitatif dengan pedoman kriteria dalam tabel menurut Arikunto (2007).

Tabel 3.3. Skor Penilaian Kriteria Validitas Angket Tingkat Pencapaian Skor Validitas

80% - 100% Sangat valid

61% - 80% Valid

41% - 60% Cukup valid

21% - 40% Kurang valid

≤ 20% Sangat kurang valid

c. Validasi Butir Soal Pretest dan Posttest

Data yang diperoleh dari lembar validasi ini adalah data hasil penilaian/tanggapan terhadap lembar soal pretest dan posttest dari validator dengan bentuk penilaian dirujuk pada Tabel 3.1. Data yang diperoleh dalam bentuk nilai 1-4 dalam setiap pernyataan yang kemudian akan dianalisis dengan menggunakan rumus Aikens’V dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2007).

V = ∑s

n(c−1) (3.5) Keterangan:

V = indeks validitas skala Aikens’V

s = skor yang ditetapkan setiap validator dikurangi skor terendah dalam kategori yang dipakai

r = skor yang diberikan validator

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berjudul “Pengembangan Modul Kimia Terintegrasi Nilai-Nilai Islami Pada Materi Asam Basa Untuk Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) model pengembangan Borg and Gall (2003) sesuai digunakan untuk pengembangan e- modul berbasis kontekstual berupa flipbook

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan e-modul pembelajaran matematika berbasis android pada materi bilangan pecahan untuk siswa kelas IV, dinyatakan termasuk

E-modul dengan pendekatan kontekstual pada materi bilangan bulat SMP kelas VII layak atau valid digunakan oleh siswa dalam pembelajaran dengan melihat penilaian dari

Media pembelajaran kimia berbasis android pada materi asam basa yang telah dikembangkan mendapatkan total penilaian sebesar 4,24 (dari skor maksimal 5) yang berkategori

Media pembelajaran kimia berbasis android pada materi asam basa yang telah dikembangkan mendapatkan total penilaian sebesar 4,24 (dari skor maksimal 5) yang berkategori

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa media laboratorium virtual berbasis android pada materi titrasi asam basa yang dikembangkan sangat valid digunakan

Berdasarkan hasil validasi media dan materi dari penelitian dan pengembangan e-modul interaktif dengan pendekatan kontekstual kawasan pesisir pada materi korosi untuk siswa SMK/MAK