Diah Nur aini
ABSTRAK
PENGEMBANGANE-BOOKINTERAKTIF PADA MATERI ASAM BASA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA
Oleh DIAH NUR’AINI
Materi kimia kebanyakan sulit untuk dimengerti, dan sumber belajar yang di-gunakan kurang menarik dan kurang interaktif. Materi kimia perlu direpresen-tasikan agar lebih mudah untuk dimengerti. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkane-bookinteraktif pada materi asam basa berbasis representasi kimia, mendeskripsikan karakteristike-book, mendeskrispsikan tanggapan guru dan siswa tentange-book, mengetahui kendala-kendala, serta faktor pendukung dalam pengembangane-book. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Uji coba terbatas dilakukan di salah satu SMA di Kota Metro dengan menyebarkan angket tanggapan terhadap aspek isi, grafika dan keterbacaane-book. Berdasarkan hasil tanggapan terhadape-book
dikatakan bahwae-bookinteraktif memenuhi aspek keterbacaan yang sangat baik.
PENGEMBANGANE-BOOKINTERAKTIF PADA MATERI ASAM BASA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA
Oleh DIAH NUR’AINI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh DIAH NUR’AINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Ruang Lingkup ... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A. Sumber Belajar... 11
B. Bahan Ajar ... 13
C. E-book... 16
D. Pembelajaran Interaktif ... 22
E. Representasi Kimia ... 22
F. Level-Level Representasi Kimia... 23
G. Analisis Konsep Asam Basa ... 25
III. METODOLOGI PENELITIAN ... 29
A. Metode Penelitian ... 29
C. Data Penelitian ... 30
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 30
E. Instrumen Penelitian ... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ... 39
G. Teknik Analisis Data ... 41
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Hasil Analisis Kebutuhan ... 46
B. Hasil PengembanganE-bookInteraktif Asam Basa ... 48
C. Hasil Tanggapan Guru dan Siswa ... 59
D. KeunggulanE-bookInteraktif Hasil Pengembangan ... 68
E. Faktor Pendukung dalam PengembanganE-bookInteraktif... 69
F. Kendala-kendala dalam PengembanganE-bookInteraktif ... 69
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
A. Kesimpulan ... 70
B. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 73
LAMPIRAN ... 77
1. Analisis KI-KD ... 77
2. Silabus ... 92
3. RPP ... 122
4. Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ... 155
8. Instrumen Validasi Aspek Keterbacaan... 170
9. Hasil Validasi Aspek Konstruksi ... 178
10. Persentase Hasil Validasi KeterbacaanE-book ... 180
11. Hasil Validasi Aspek Kesesuaian Isi dengan Kurikulum ... 182
12. Persentase Hasil Validasi Aspek Kesesuaian Isi dengan Kurikulum .. 184
13. Hasil Validasi Aspek Keterbacaan... 186
14. Persentase Hasil Validasi Aspek Keterbacaan ... 190
15. Hasil Revisi Produk Setelah Validasi ... 193
16. Hasil Uji Coba Terbatas Kesesuaian Isi dengan Kurikulum (guru) ... 196
17. Persentase Hasil Uji Coba Terbatas Kesesuaian isi dengan kurikulum (guru)... 198
18. Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Grafika (guru) ... 199
19. Persentase Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Grafika ... 201
20. Persentase Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Keterbacaan (siswa) ... 203
21. Tabulasi Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Keterbacaan... 205
22. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan (guru)... 210
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Analisis konsep asam basa ... 25
2. Tafsiran persentase skor jawaban angket ... 42
3. Skala Likert ... 43
4. Struktur materi dalame-bookinteraktif ... 53
5. Hasil validasi... 55
MOTO
Berbuat baikalah kepada siapapun, dan kebaikan akan menghampirimu
(Diah Nur aini)
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah
(Lessing)
Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut
oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri.
(Ibu Kartini)
Hidup tetap akan berjalan seperih apapun keadaan, bangkitlah jika gagal, dan
berlarilah saat mulai tertinggal
Seiring butiran syukur kehadirat Allah SWT, aku persembahkan karya sederhanaku untuk :
Bapak, terimakasih untuk setiap tetesan keringat yang mengantarkanku pada
jenjang pendidikan yang tinggi, terimakasih untuk setiap doa, untuk setiap
keikhlasan yang diberikan, semoga Allah selalu menyayangimu.
Mamak, terimakasih untuk setiap keikhlasan yang menemaniku, terimakasih
untuk setiap bait rangkaian doa yang terucap untukku, terimakasih untuk
kesabaran dan dukungan, terimakasih untuk selalu ada menjadi tempat berbagi,
terimakasih untuk semua jerih payah membesarkan dan memberikan pendidikan
tanpa henti, semoga keikhlasan selalu Allah balas dengan berkah yang tak
terkira.
Adikku, Arum Silvia Dewi, yang diam-diam selalu mendoakan.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pajaresuk, Pringsewu, Kabupaten Pringsewu pada tanggal 5
April 1993 sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Sunardi,
S.Pd., dan Ibu Dwi Sunarti.
Pendidikan formal penulis diawali di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Pringsewu dan
selesai pada tahun 1999. Pada tahun yang sama pendidikan dilanjutkan ke Sekolah
Dasar Negeri 1 Pajaresuk, Pringsewu dan diselesaikan pada tahun 2005, lalu
dilanjutkan ke jenjang pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1
Pringsewu Kabupaten Pringsewu dan lulus pada tahun 2008. Selanjutnya
pen-didikan penulis dilanjutkan di SMA Negeri 1 Pringseu dan diselesaikan pada
tahun 2011.
Pada tahun 2011 terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan MIPAA FKIP Universitas Lampung. Penulis pernah terlibat
dalam forum silaturahmi mahasiswa pendidikan kimia (FOSMAKI) sebagai
anggota bidang dana dan usaha. Pada periode 2013/2014 penulis terdaftar sebagai
anggota divisi sosial masyarakat di HIMASAKTA. Program KKN-KT penulis
dilaksanakan di SMP PGRI 1 Pesisir Selatan Pekon Bangun Negara, Kecamatan
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kasih dan
karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul“Pengembangan E-book Interaktif Pada
Materi Asam Basa Berbasis Representasi Kimia”dapat terselesaikan, sebagai
salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan dan menyelesaikan
studi akhir sebagai mahasiswa S1.
Skripsi ini terselesaikan berkat adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai
pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini
disampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ki-mia dan pembimbing I atas kesediannya untuk memberikan bimbingan,
waktu, motivasi, saran dan kritik dalam proses penyusunan skripsi.
4. Ibu Lisa Tania, S.Pd.,M.Sc., selaku Pembimbing II atas kesediaan memberi
bimbingan, waktu, motivasi, saran, kritik dan sudi menjadi tempat berbagi.
5. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Pembahas atas kesediaan, dan
ke-sabarannya memberikan saran dan kritik dalam proses penyusunan skripsi.
6. Ibu Novi Kusmarini, S.Pd., selaku Guru Mitra atas waktu yang diluangkan
7. Rekan-rekan satu tim (Siska Wijayanti, Eka Yulianti dan Tiyas Abror Huda)
yang selalu saling membantu, saling mengajarkan, saling menyemangati, dan
selalu bisa menjadi tempat berbagi selama menyelesaikan skripsi ini.
8. Saudari-saudari seatap selama 4 tahun terakhir ini (Mentari Nia Saputri, Aulia
Riska Safitri, Arum Pradina. A, Maulida Etikasari, dan Nur Hidayah) yang
selalu meluangkan waktu untuk memberikan bantuan serta motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9. Faisal Arief Sahputra, yang selalu memberi dukungan, motivasi dan bantuan.
Terimakasih karena selalu meluangkan waktunya untuk berbagi, selalu bisa
menjadi tempat mengadu dan selalu memberikan semangat sampai akhirnya
skripsi ini terselesaikan.
10. Saudari-saudari PKB (Siska, Aulia, Maulida, Nurdiana, Eka, Deanita, Dynda,
Kesdik, Ria, Sevi, Ruwaida, Nafilah, Pipit) yang selalu membantu selama
belajar di Pendidikan Kimia dan selalu menemani selama 4 tahun ini.
11. Bapak M. Mahfudz Fuzi. S. Yang sudah bersedia meluangkan waktunya
untuk memvalidasi produk dan selalu meluangkan waktu untuk konsultasi
dan bimbingan.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi bahan rujukan
pene-litian, dan dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Kiranya masukan
pem-baca dapat menjadi bahan perbaikan penulis untuk karya selanjutnya.
Bandar Lampung, Juli 2015
Penulis,
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun suatu
bang-sa. Pendidikan yang berkualitas akan mencerminkan suatu bangsa yang
ber-kualitas pula. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sis-tem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
ber-tanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan nasional pendidikan tersebut, proses pembelajaran yang
dilakukan di sekolah seharusnya diselenggarakan dengan cara yang menarik,
efek-tif, dan dapat menggali potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa. Hal ini
diper-kuat dengan adanya peraturan pemerintah dalam standar proses yang menyatakan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
inter-aktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
2
psikis peserta didik, sehingga pembelajaran yang dilakukan berlangsung menarik
dan efektif (Tim Penyusun, 2013).
Dalam melakukan proses pembelajaran perlu perencanaan pembelajaran.
Peren-canaan pembelajaran diantaranya penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran,
penyiapan media dan sumber belajar (Tim Penyusun, 2013). Sumber belajar
sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran, karena dengan adanya sumber
belajar siswa dapat menggali informasi yang belum diketahui sebelumnya.
Sumber belajar yang digunakan seharusnya menarik baik dari segi sampul,
gambar, bahasa dan evaluasinya. Sumber belajar yang digunakan guru saat ini
umumnya adalah buku teks. Buku teks cenderung bersifat informatif sehingga
hanya terjadi informasi searah dan pembaca cenderung pasif, tetapi buku teks
masih menjadi sumber belajar utama yang dinilai efisien (Munadi, 2008).
Seharusnya sumber belajar yang digunakan guru lebih bersifat interaktif sehingga
siswa tertarik dan lebih senang menggunakan sumber belajar tersebut. Sesuai
dengan Standar Kompetensi Lulusan yaitu tentang adanya pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pem-belajaran maka sumber belajar yang digunakan harus menggunakan buku yang
berbasis ICT dengan menerapkan pendekatan ilmiah (Tim Penyusun, 2013).
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini adalah hal yang tidak
da-pat terelakkan, sehingga sumber belajar yang digunakan di sekolah seharusnya
mengikuti kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu sumber
belajar yang mengacu pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi
multi-media dalam bentuk ringkas dan dinamis (Munadi,2010).
E-bookdapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar yang interaktif, karena
dapat mengintegrasikan suara, grafik, gambar, animasi maupunmoviesehingga
informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional
yang hanya dapat memuat teks, gambar, dan grafik. Selain itu, dengan
meng-gunakane-book, evaluasi pembelajaran dapat disajikan dengan lebih interaktif
sehingga ada interaksi langsung antara sumber belajar dengan peserta didik
(Ohene-Djan, 2003). Kelebihan-kelebihan di atas yang menjadikane-bookmulai
digunakan, tetapi belum banyak guru yang menggunakannya karena sebagian
besar guru belum mengetahui bagaimana karakteristike-bookdan
kelebihan-kelebihan yang dimiliki, sehingga para guru masih bertahan dengan menggunakan
buku konvensional yang kurang menarik dan biasanya hanya memuat gambar dua
dimensi yang tidak bergerak atau simbol-simbol sehingga siswa sulit untuk
mengerti (Bucat dan Mocerino, 2009).
Menurut pendapat Davidowitz dan Chittelborough, (2009), serta Gilbert dan
Treagust (2009), pembelajaran kimia sebaiknya direpresentasikan ke dalam tiga
representasi kimia, yaitu representasi makroskopis, submikroskopis, dan simbolis,
bukan hanya representasi makroskopis dan simbolis. Hal ini dikarenakan
repre-sentasi submikroskopis penting dalam membantu siswa untuk memahami materi
kimia. Sebagian siswa menganggap tingkat submikroskopis abstrak dan tidak
4
memahami materi kimia, siswa sebaiknya menggabungkan ketiga level
repre-sentasi tersebut (Chittleborough dan Treagust, 2008; Nicol, 2003).
Berdasarkan kajian Wu terhadap berbagai penelitian kimia tahun 2000 sampai
de-ngan 2003, dapat disimpulkan bahwa untuk memahami konsep dalam
pembelaja-ran kimia diperlukan tiga level pemahaman yang meliputi level makroskopis,
sub-mikroskopis, dan simbolis. Untuk mencapai pemahaman yang utuh, siswa
ditun-tut memiliki kemampuan menjelaskan dan mendeskripsikan level makroskopis
(eksperimen), level submikroskopis (atom, molekul, ion), dan simbolik (lambang,
rumus, persamaan serta menghubungkan ketiganya secara tepat).
Wu (2001) mengungkapkan bahwa level makroskopik kimia merupakan
fenome-na yang dapat diamati secara langsung. Walaupun sudah banyak siswa yang
mengikuti praktikum kimia (makroskopis), namun mereka terkadang tidak dapat
menjelaskan apa yang terjadi sesungguhnya (mikroskopis) sehingga timbul
mis-konsepsi. Dengan adanya level mikroskopik dapat menjelaskan fenomena yang
diamati tersebut dengan cara mengembangkan konsep-konsep mengenai atom,
molekul dan ion. Penjelasan secara submikroskopik selanjutnya diterjemahkan ke
dalam bentuk simbolik. Berdasarkan penjelasan mengenai representasi kimia
di-atas, maka seharusnya sumber belajar melibatkan representasi kimia di dalamnya,
agar pembelajaran kimia menjadi lebih konkrit dan lebih mudah dimengerti.
Untuk memenuhi ketiga level representasi kimia, dengan adanya perkembangan
teknologi dan informasi, sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran
Salah satue-bookyang dikaji sebagai studi literatur adalahe-bookyang
diterbit-kan oleh pusat perbukuan departemen pendididiterbit-kan nasional yang ditulis oleh Ari
Harnanto dan Ruminten,e-bookini berjudul Kimia untuk SMA/MA kelas XI.
Padae-booktersebut terlihat bahwa e-book tersebut hanya merupakan buku teks
yang dikonversikan ke dalam format digital. Dalame-booktersebut kurang
di-lengkapi dengan fenomena yang sering kita jumpai sehari-hari. Selain itu,e-book
yang dikaji ini tidak berbasis representasi kimia, padahal akan lebih baik jika
pembelajaran kimia dilakukan dengan merepresentasikannya sehingga lebih
me-mahami materi secara lebih konkrit. Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa
e-booktersebut kurang menarik dan kurang interaktif. Selaine-bookkurang
inter-aktif dan tidak mencantumkan representasi kimia,e-bookini juga tidak
menyaji-kan soal evaluasi yang menarik, sehingga dikhawatirmenyaji-kan siswa yangmenggunakan
sumber belajar ini akan cenderung malas untuk mengerjakan latihan soal. Untuk
memperkuat studi literatur dalam rencana mengembangkane-booksebagai
sum-ber belajar, maka perlu dilakukan pula penelitian pendahuluan.
Penelitian pendahuluan penting dilakukan untuk mengumpulkan data tentang
pengembangane-bookinteraktif pada pembelajaran asam basa. Penelitian
pen-dahuluan dilakukan di 4 SMA di Kota Metro. Dalam penelitian penpen-dahuluan ini,
dilakukan wawancara terhadap guru dan siswa. Berdasarkan wawancara guru di 4
SMA tersebut diketahui bahwa 75% guru belum pernah menggunakane-book.
Hanya 25% guru yang sudah pernah menggunakane-bookdane-bookyang
di-gunakan adalahe-bookyang diunduh dari internet dane-booktersebut bukan
merupakane-bookinteraktif. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian
6
berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa semua guru belum pernah
membuate-book.
Semua guru yang diwawancarai menyatakan perlu dikembangkan sebuahe-book
yang bersifat interaktif karena dengan adanyae-bookinteraktif menurut para guru
siswa akan mendapatkan keuntungan seperti : bertambah wawasan, sumber
bela-jar lebih lengkap, lebih tertarik untuk belabela-jar dan lebih praktis. Para guru
meng-harapkane-bookyang akan dikembangkan nantinya memuat gambar yang sesuai
dengan materi, memiliki bahasa yang mudah dipahami, sesuai dengan kurikulum
yang berlaku dan interaktif. Selanjutnya, semua guru menyatakan belum
menge-tahui tentang representasi kimia, sehinggae-bookyang akan dikembangkan
ber-basis representasi kimia. Semua guru menyatakan kendala yang dihadapi saat
menggunakane-bookdalam pelaksanaan pembelajaran adalah sarana dan
pra-sarana yang terbatas.
Berdasarkan hasil pengisian angket siswa yang berjumlah 40 responden dari 4
SMA di Kota Metro, dapat diketahui bahwa 85% siswa menggunakan sumber
belajar berupa buku teks dari penerbit tertentu, dan sebanyak 75% yang
menggu-nakan buku tek menyatakan bahwa buku teks yang digumenggu-nakan kurang interaktif.
Selanjutnya, 92,5% siswa menyatakan bahwa mereka menemui kesulitan dalam
memahami materi dalam pembelajaran kimia, dan sebanyak 72,5% responden
menyatakan sumber belajar yang digunakan harus diperbaiki. Selanjutnya
se-banyak 85% responden menyatakan bahwa perlu dibuat pengembangan sumber
gambar menarik, memiliki bahasa yang mudah dipahami, dan memuat soal
eva-luasi yang menarik.
Sebagaimana telah diuraiakan bahwa sumber belajar yang digunakan saat ini
adalah buku teks yang cenderung kurang menarik dan tidak interaktif. Selain itu
perlu adanya sumber belajar yang membantu siswa dalam memahami materi
kimia yang kompleks dan abstrak melalui penyajian gambar dan animasi interaktif
yang dapat mendukung dalam menjelaskan materi. Sumber belajar diharapkan
tidak hanya menyajikan materi pada representasi makroskopis dan simbolik,
namun sebaiknya melibatkan representasi makroskopis, submikroskopis dan
simbolik. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian dengan judul :
“PengembanganE-bookInteraktif Pada Materi Asam Basa Berbasis
Representasi Kimia”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana karakteristike-bookinteraktif asam basa berbasis representasi
kimia yang dikembangkan?
2. Bagaimana tanggapan guru mengenai aspek kesesuaian isi dan aspek grafika
padae-bookinteraktif asam basa berbasis representasi kimia?
3. Bagaimana respon siswa mengenai aspek keterbacaan padae-bookinteraktif
asam basa berbasis representasi kimia?
4. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi selama proses pengembangane-book
8
5. Apa saja faktor-faktor pendukung yang membantu dalam proses
pengembangane-bookinteraktif asam basa berbasis representasi kimia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan
tujuan menghasilkane-bookinteraktif kimia berbasis representasi kimia pada
materi asam basa, serta :
1. Mengembangkane-bookinteraktif asam basa berbasis representasi kimia.
Dengan adanya representasi kimia diharapkan siswa akan lebih memahami
materi pembelajaran.
2. Mendeskripsikan karakteristik darie-bookinteraktif asam basa berbasis
representasi kimia yang dikembangkan.
3. Mendeskripsikan tanggapan guru mengenai aspek kesesuaian isi dan grafika
darie-bookinteraktif asam basa berbasis representasi kimia yang
dikembangkan.
4. Mendeskripsikan respon siswa terhadap aspek keterbacaan darie-book
interaktif asam basa berbasis representasi kimia yang dikembangkan.
5. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pengembangan
e-bookinteraktif asam basa berbasis representasi kimia yang dikembangkan.
6. Mengetahui faktor-faktor pendukung yang membantu dalam proses
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini menghasilkane-bookberbasis representasi kimia dan memiliki
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi peserta didik
a. Sebagai bahan belajar mandiri siswa untuk lebih dapat memahami materi
asam basa.
b. Mempermudah siswa dalam mencapai kompetensi dasar pada pembelajaran
kimia, khususnya pada materi asam basa.
2. Manfaat bagi guru
a. Sebagai salah satu sumber belajar yang dapat digunakan dan dapat membantu
dalam proses kegiatan pembelajaran.
b. Sebagai sumber referensi mengenai representasi kimia dalam pembelajaran
kimia, khususnya pada materi asam basa.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Menjadi sumber informasi dan literatur dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah.
b. Mengembalikan disiplin ilmu kimia ke bidang kajiannya sehingga dapat
diterapkan dalam pembelajaran untuk mencapai keberhasilan mengajar kimia
di sekolah.
10
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. E-book adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk
menayangkan informasi multimedia dalam bentuk ringkas dan dinamis
(Munadi,2010). E-bookyang dikembangkan adalahe-bookinteraktif berbasis
representasi kimia yang dibuat semenarik mungkin agar meningkatkan minat
belajar siswa. E-bookini diharapakan dapat membangun interaksi antara
sis-wa dengan sumber belajar. E-bookinteraktif ini dibuat untuk membantu siswa
meningkatkan keterampilan berpikir dengan dibantu sumber belajar yang
dilengkapi dengan level makroskopis, submikroskopis, dan simbolik serta
soal-soal evaluasi yang lebih interaktif.
2. Representasi kimia meliputi tiga level, yaitu level makroskopis, representasi
submikroskopis dan representasi simbolik. Level makroskopis adalah sesuatu
yang nyata dan dapat dilihat, level submikroskopis adalah berdasarkan
pengamatan yang nyata tetapi masih memerlukan teori untuk menjelaskan apa
yang terjadi pada level molekuler dan menggunakan representasi model
teoritis, dan level simbolis adalah representasi dari suatu kenyataan, bisa
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sumber Belajar
1. Pengertian sumber belajar
Berdasarkan paparan yang dikemukakan Association for Education and
Commu-nication Tecnology (AECT), sumber belajar adalah segala sesuatu yang
mendu-kung terjadinya proses belajar, termasuk sistem pelayanan, bahan pembelajaran,
dan lingkungan. Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat, tetapi
juga mencakup tenaga, biaya, dan fasilitas. Dalam kegiatan belajar mengajar,
sumber belajar dapat digunakan, baik secara terpisah maupun terkombinasi,
se-hingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau
kom-petensi yang harus dicapai (Tim pengembang pendidikan, 2007).
Secara umum, sumber belajar dapat dikategorikan ke dalam enam jenis yaitu :
1) Lingkungan. Yaitu kondisi dan situasi dimana kegiatan pembelajaran terjadi.
2) Teknik, yaitu prosedur yang digunakan untuk menyajikan pesan
3) Alat, yaitu perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk menyampaikan
pesan
4) Orang, yaitu manusia yang berperan sebagai penyaji dan pengolah pesan,
sep-erti guru atau narasumber yang terlibat dalam kegiatan belajar.
5) Pesan, yaitu segala informasi dalam bentuk ide, fakta, dan data yang
di-sampaikan kepada peserta didik
12
Dilihat dari segi perancangannya, secara garis besar sumber belajar dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :
a. Sumber belajar yang dirancang (learning resource by design) yakni
sumber-sumber yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai “komponen
sistem instruksional” untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan be
r-sifat formal.
b. Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resource by utilization) yakni
belajar yang tidak di desain khusus untuk keperluan pembelajaran dan
keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk
keperlu-an pembelajarkeperlu-an.
Berkenaan dengan sumber belajar ini seringkali banyak orang menyamakannya
dengan media pembelajaran. Memang benar bahwa media pembelajaran
terma-suk ke dalam sumber belajar, tetapi sumber belajar bukan hanya media
pembelaja-ran. Jadi, media pembelajaran hanya bagian dari sumber belajar pada kategori
bahan (software) dan peralatan (hardware) (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan,
2007)
2. Fungsi Sumber Belajar
Dengan melihat potensi yang dimiliki sumber belajar yang demikian besar untuk
pencapaian tujuan pendidikan, Sudjana dan Rivai(1989) menyatakan bahwa
sum-ber belajar dapat sum-berfungsi sebagai sum-berikut:
1. Menimbulkan kegairahan belajar. Karena bukan guru saja yang dapat
melainkan lingkungan sekitar, manusia sumber (nara sumber) juga dapat
di-jadikan pegangan dalam memecahkan masalah.
2. Memungkinkan adanya interaksi yang lebih langsung antara peserta didik
dengan lingkungan. Lingkungan yang sudah dirancang oleh pendidik untuk
disajikan dalam proses belajar mengajarnya akan memberikan peluang kepada
peserta didik untuk berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya.
3. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari
pengalaman-pengalaman langsung mempunyai nilai tersendiri bagi peserta didik yang tetap
akan mengakar pada pikirannya untuk waktu yang relatif lama.
4. Memungkinkan peserta didik untuk belajar mandiri sesuai dengan tingkat
ke-mampuannya.
5. Menghilangkan kekacauan penafsiran yang berbeda itu akibat sumber yang
digunakan belum bisa menggambarkan atau menjelaskan hakekat/pengertian
dari sesuatu yangdiajarkan.
B. Bahan Ajar
1. Definisi bahan ajar
Salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting
dalam pencapaian Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) adalah
bahan ajar. Menurut National Center for Vocational Education Research
Ltd/National Center for Competency Based Training dalam pengembangan bahan
ajar (2009) menyatakan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
di-gunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanaakan kegiatan belajar
mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun
se-14
perangkat materi/substansi pembelajaran yang disusun secara sistematis,
me-nampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Kriteria bahan ajar yang baik
Bahan ajar yang didesain secara lengkap, dalam arti ada unsur media dan sumber
belajar yang memadai akan mempengaruhi suasana pembelajaran sehingga proses
belajar yang terjadi dari diri siswa menjadi optimal. Dengan bahan ajar yang
didesain secara bagus dan dilengkapi isi dan ilustrasi yang menarik akan
men-stimulasi siswa untuk memanfaatkan bahan ajar sebagai sumber belajar
(Herna-wan, Permasih, dan Dewi, 2010).
Komponen-komponen bahan ajar mencakup (1) bagian awal, (2) bagian
penda-huluan, (3) bagian isi, dan (4) bagian penutup. Menurut Degeng (2008) bagian
pendahuluan dalam bahan ajar sebaiknya memasukkan kerangka isi, tujuan,
deskripsi, dan relevansi isi bab. Bagian isi terdiri dari judul, uraian atau
penjela-san materi, ringkapenjela-san dari konsep, latihan soal, dan rangkuman. Pemberian
rangkuman akan dapat membantu pebelajar memahami pokok-pokok isi
pembela-jaran, baik dalam bentuk susunan atau hubungan antar konsep atau prinsip.
Lati-han soal dapat mem-perbaiki kemampuan siswa untuk mengaplikasikan
penge-tahuan dan keterampilan yang baru dipelajari (Pribadi, 2010).
3. Metode analisis bahan ajar
Analisis bahan ajar sangat diperlukan untuk memperoleh sumber belajar yang
berkualitas. Menurut Suhartanto (2008) aspek yang dinilai meliputi kelayakan isi,
BSNP, aspek yang dinilai yaitu aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, penyajian
materi, keterbacaan, dan grafika.
a. Aspek kesesuaian isi dengan kurikulum
Materi pelajaran merupakan bahan pelajaran yang disajikan dalam buku pelajaran.
Buku pelajaran yang baik memperhatikan relevansi, adekuasi/kecukupan,
keaku-ratan, dan proporsionalitas dalam penyajian materinya.
b. Aspek penyajian materi
Menurut Wibowo (2005), bahan ajar yang baik menyajikan bahan secara lengkap,
sistematis, sesuai dengan tuntutan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan
penyajian yang membuat menarik untuk dibaca dan mudah dipahami. Penyajian
konsep disajikan secara runtun, uraian materi mampu membangkitkan motivasi
belajar, terdapat contoh-contoh soal yang dapat melatih kemampuan memahami
materi, dan pesan yang disampaikan harus memiliki keterkaitan dnegan materi.
c. Aspek grafika
Grafika merupakan bagian dari buku pelajaran yang berkenaan dengan fisik buku,
meliputi ukuran buku, jenis kertas, cetakan, ukuran huruf, warna, dan ilustrasi,
yang membuat siswa menyenangi buku yang dikemas dengan baik dan akhirnya
juga meminati untuk membacanya. (Wibowo,2005).
d. Aspek keterbacaan
Keterbacaan (readability) merupakan kata turunan yang dibentuk oleh bentuk
dasar readable, artinya dapat dibaca atau terbaca. Faktor cetakan, garis bawah,
16
dapat mempengaruhi pemahaman bacaan (Knutton dalam Widodo, 1993).
Keterbacaan bahan ajar berkaitan dengan tiga hal, yaitu kemudahan,
kemenari-kan, dan keterpahaman (Widodo, 1993).
C. E-book
1. Pengertian e-book
E-book adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk
mena-yangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis (Munadi,
2010). E-book dapat di integrasikan melalui tayangan suara, grafik, gambar,
ani-masi maupun movie dengan inforani-masi yang disajikan lebih bervariasi
dibanding-kan dengan buku konvensional.
E-book merupakan singkatan dari electronic book, yaitu suatu versi buku yang
dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. Sebagai salah satu sarana
pen-dukung konsep e-learning, e-book tetap harus memenuhi kriteria buku ajar sesuai
dengan ketentuan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Syarat tersebut
meliputi tiga kriteria yaitu kriteria kelayakan isi, kebahasaan dan penyajian
(BSNP, 2006).
Peran e-book yang sangat luar biasa untuk mendukung proses pembelajaranyaitu
(1) siswa dapat terlibat aktif karena ada proses belajar dan pembelajaran yang
me-narik dan bermakna, (2) siswa dapat menggabungkan ide-ide baru ke dalam
pe-ngetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untukmemahami makna atau
keingin-tahuan dan keraguan yangselama ini ada dalam benaknya, (3) memungkinkan
siswa saling bekerjasama dalam suatu kelompok, (4) memungkinkan siswa dapat
memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna, dan
(6) memungkinkansiswa dapat menyadari apa yang telah dipelajarinya (Munadi,
2010).
2. Langkah-langkah pembuatan e-book
Menurut Haris (2011) untuk dapat membuat sebuah e-book diperlukan tiga
langkah singkat, yaitu :
a. Bahan Tulisan
Untuk bahan tulisan, dapat disisipkan di program pengolahan kata seperti
Note-pad, WordNote-pad, MS Word (Word processor). Dan tulis bahan tulisan, bisa sebuah
artikel, cerpen, tutorial, ide, gagasan, atau apa saja yang dianggap bisa menjadi
bahan dalam pembuatan e-book.
b. Produksi
1) Software
Setelah bahan tulisan ada, isi dari tulisan dapat diolah untuk menjadi sebuah
e-book dengan menggunakan program. Dari yang paling simple dengan format
pdf, epub, prc yang menggunakan software dan legal digunakan secara resmi.
2) Covere-book
Untuk mempercantik tampilan e-book ataupun untuk promosi e-book, kita bisa
mempersiapkan aneka cover e-book. Cover e-book harus dibuat sebaik dan
se-menarik mungkin agar mempunyai daya jual yang tinggi.
3) Menjual dan Promosi
Menjual adalah tujuan anda jika anda ingin membuat e-book sebagai penghasilan
18
tujuan utama adalah untuk sharing dan aktualisasi diri maka hanya perlu
mempro-mosikan kepada rekan saja, sehingga ide yang tertuang dalam e-book dapat
ter-sampaikan.
4) Manfaat e-book
Keuntungan dan manfaat jika menulis, membuat dan mempublikasikan e-book
diantaranya adalah :
a) Ukuran fisik kecil. Karena e-book memiliki format digital, dia dapat disimpan
ke dalam penyimpan data (Harddisk, CD, USB) dalam format yang kompak.
Puluhan, ratusan bahkan ribuan buku dapat disimpan dalam keeping CD,
flashdisk dan lainnya, sehingga dapat mengambil banyak tempat (ruangan
be-sar).
b) Mudah dibawa. Beberapa buku dalam format e-book dapat dibawa dengan
mudah, baik melalui cakram DVD, USB dan media penyimpan lainnya.
c) Tidak Lapuk. E-book tidak akan menjadi lapuk seperti layaknya buku biasa.
Format digital dari e-book dapat bertahan sepanjang masa dengan kualitas
yang tidak berubah. Berbeda dengan buku yang memerlukan perawatan
khu-sus agar dapat bertahan lama.
d) Gampang diproses. Isi dari e-book dapat dilacak atau dijelajahi dengan mudah
dan cepat. Format e-book yang ada saat ini memungkinkan hal tersebut. Hal
ini sangat bermanfaat bagi anda yang melakukan studi literatur, seperti
maha-siswa saat menulis skripsi, dosen yang melakukan penelitian, wartawan dalam
memperwarna berita dan lain-lain.
e) Dapat dibaca oleh orang yang tidak mampu/tidak dapat membaca. Hal ini
“dibacakan” oleh sebuah komputer dengan menggunakan text to speech
syn-thesizer. Contohnya e-book dengan format .lit. Riset memang masih
dibutuh-kan utuk membuat teknologi pembacaan yang bagus. Selain itu untuk orang
buta, pembacaan ini juga dapat digunakan. Bahkan bisa dilakukan setting
hu-ruuf yang besar untuk orang yang sulit membaca.
f) Mudah digandakan. Penggandaan e-book sangat mudah dan murah. Untuk
membuat ribuan copy dari e-book dapat dilakukan dengan murah, mudah dan
cepat, sementara untuk mencetak ribuan buku membutuhkan biaya yang
san-gat mahal dan waktu yang tidak sebentar.
g) Mudah dalam pendistribusian. Pendistribusian dapat menggunakan media
sep-erti internet. Pengiriman e-book dari Amerika ke Indonesia atau ke Inggris
dapat dilakukan dalam periode menit. Buku langsung dapat dibaca pada saat
itu juga. Pendiriman buku secara fisik membutuhkan waktu yang lama, paling
cepat one day service dan mahal. Belum lagi jika ada masalah buku yang
hilang di perjalanan. Proses pendistribusian secara elektronik memungkinkan
juga adanya perpustakan elektronik, dimana seseorang dapat meminjam buku
melalui internet dan buku akan “dikembalikan” setelah masa peminjaman be
r-lalu.
h) Interaktif. E-book mampu menyampaikan informasi yang interaktif bagi
pem-bacanya. Dalam e-book dapat ditampilkan ilustrasi multimedia, misalnya
dengan animasi untuk menunjukkan poin yang ingin dibicarakan.
i) Kecepatan publikasi. Rata-rata buku memerlukan waktu 1-3 bulan untuk terbit
dan dijual di pasaran. Namun e-book hanya memerlukan waktu beberapa jam
20
j) Ragam e-reader. Banyak sekali e-book reader yang tersedia di pasaran, baik
melalui PC, gadget e-reader dan lainnya.
k) Mendukung penghijauan. Menurut Cindy Katz dan Jennifer Wilkov dalam
bukunya dengan judul “How to Go Green Books” bahwa jika suatu penerbit
menjual 1 juta copy buku dengan masing-masing 250 lembar halaman per
copynya untuk satu judul buku, maka hal itu berarti diperlukan sebanyak
12.000 pohon untuk memproduksi 1 buku saja.
5) Kendala penggunaan e-book
Sebagai sebuah produk teknologi pasti mempunyai kendala. Menurut Haris (2011)
kendala dari e-book diantaranya adalah :
a. Harus mudah digunakan. E-book digunakan oleh orang dari berbagai latar
belakang pendidikan dan kultur. Oleh sebab itu, sistemnya harus mudah
digunakan. Namun penyebaran gadget e-reader masih belum merata dan
masih mahal, walaupun perkembangan penggunaan komputer dan internet
su-dah semakin tinggi.
b. Harus portable. Sistem e-book sebaiknya portable dan dapat digunakan oleh
semua alat pembaca, seperti komputer, Personal Digital Assistant (PDA),
sep-erti Palm dan lain-lain. Pada kenyataannya ada beberapa penggunaannya yang
portable dan ada juga yang tidak, sehingga mengharuskan pengguna untuk
menyesuaikan dengan gadget dan reader yang dimiliki.
c. Format e-book harus standar. Saat ini ada beberapa standar e-book. Hal yang
umum adalah berformat .pdf. Namun pekembangan teknologi yang sangat
ce-pat, membuat pilihan akan format e-book yang semakin banyak dan semakin
yang berbeda-beda, dan juga dapat berarti harus membeli e-book reader yang
berbeda.
d. Harga harus terjangkau. Memang harga e-book relatif lebih murah disbanding
dengan buku secara fisik. Dan juga walaupun harga perangkat keras makin
murah, harga dari perangkat pembaca e-book masih relatif mahal. Apalagi
un-tuk ukuran Indonesia. Harganya yang mahal ini menyebabkan orang masih
enggan membawa perangkat ini kemana-mana karena takut hilang atau rusak.
e. Mempunyai baterai yang tahan lama dan tidak bergantung listrik. Peralatan
pembaca e-book harus menggunakan baterai agar dapat dibawa-bawa. Namun
lamanya masa operasi perangkat dengan baterai ini masih cukup singkat.
Notebook saat ini rata-rata memiliki waktu operasi 2 sampai dengan 3 jam
tanpa listrik. PDA memiliki waktu yang lebih lama lagi. Namuan semua
masih memiliki batas yang cukup signifikan, tidak seperti buku cetak yang
tidak bergantung kepada baterai.
f. Harus tahan bantinga. Buku konvensional dapat dimasukkan ke dalam tas atau
ransel dan dibawa kemana-mana tanpa takut akan rusak. Perangkat pembaca
e-book masih sensitif. Saat ini sudah ada notebook tahan banting, namun
un-tuk e-book reader belum.
g. Hak cipta. Format digital membawa masalah pada hak cipta karena informasi
yang dikemas dalam format digital sangat mudah untuk di duplikasi tanpa
merusak sumbernya. Hasil duplikasi juga memiliki kualitas yang sama
22
D. Pembelajaran Interaktif
Pembelajaran interaktif adalah pembelajaran yang di dalamnya terjadi interaksi
baik antara siswa dengan guru ataupun siswa dengan media/sumber belajar yang
digunakan untuk mencapai indicator pembelajaran. Definisi tersebut di dukung
oleh pendapat Munir dan Sanjaya, Seperti kutipan di bawah ini. Menurut Munir
(2009) :
dalam proses pembelajaran interaktif, terjadi beberapa bentuk komunikasi, yaitu satu arah (one ways communication), dua arah (two ways communica-tion) berlangsung antara pengajar dan pembelajar. Pengajar menyampaikan materi pembelajaran dan pembelajar memberikan tanggapan terhadap materi. Dalam pembelajaran interaktif pengajar berperan sebagai materi, menerima umpan balik dari pembelajar, dan memberi penguatan terhadap hasil belajar yang dicapai.
Selanjutnya, menurut Sanjaya (2009) :
Prinsip interaktif mengandung makna, bahwa bukan hanya sekedar menyam-paikan pengetahuan dari guru ke siswa; akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang merangsang siswa untuk belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar interaktif adalah
proses belajar yang melibatkan interaksi baik antara guru dengan siswa (pengajar
dengan pembelajar) atau interaksi antara pembelajar dengan sumber belajarnya.
E. Representasi Kimia
Kimia merupakan pokok bahasan yang memiliki banyak konsep abstrak yang
secara keseluruhan tidak dikenal oleh siswa ( Chittleborough, 2004).
yang digambarkan pada berbagai level representasi. Representasi kimia adalah
macam-macam rumus, struktur dan simbolik dalam ilmu kimia yang diciptakan
dan terus diperbarui untuk merefleksikan suatu rekonstruksi teori dan eksperimen
kimia (Wu, 2003).
F. Level-Level Representasi Kimia
Representasi konsep-konsep dalam sains yang memang merupakan konsep ilmiah,
secara inheren melibatkan multimodal, yaitu melibatkan kombinasi lebih dari satu
modus representasi. Dengan demikian, keberhasilan pembelajaran sains meliputi
konstruksi asosiasi mental diantara tingkat makroskopik, submikroskopik, dan
simbolik dari representasi fenemomena sains dengan menggunakan modus
repre-sentasi yang berbeda (Chang & Gilbert, 2009).
Berdasarkan karakteristik konsep-konsep sains, mode-mode representasi sains
di-klasifikasikan dalam level representasi makroskopik, submikroskopik, dan
sim-bolik. Representasi makroskopik yaitu representasi yang diperoleh melalui
peng-amatan nyata terhadap suatu fenomena yang dapat dilihat dan dipersepsi oleh
pan-ca indera atau dapat berupa pengalaman sehari-hari pembelajar dan
mendeskrip-sikan bahwa fenomena kimia dapat dijelaskan dengan tiga level representasi yang
berbeda, yaitu makroskopis, submikroskopis dan simbolik (Johnstone, 1982).
1. Level makroskopis
Representasi kimia yang diperoleh melalui pengamatan nyata terhadap suatu
fe-nomena yang dapat dilihat dan dipersepsi oleh panca indra atau dapat berupa
24
bentuk makro yang dapat diamati. Contohnya: terjadinya perubahan warna, suhu,
pH larutan, pembentukan gas dan endapan yang dapat diobservasi ketika suatu
reaksi kimia berlangsung. Seorang pebelajar dapat merepresentasikan hasil
peng-amatan dalam berbagai mode representasi, misalnya dalam bentuk laporan
tertu-lis, diskusi, presentasi oral, diagram vee, grafik dan sebagainya.
2. Level submikroskopis
Pada kenyataannya level submikroskopis sangat sulit diamati karena ukurannya
yang sangat kecil sehingga sulit diterima bahwa level ini merupakan suatu yang
nyata. Representasi kimia yang menjelaskan mengenai struktur dan proses pada
level partikel (atom/molekular) terhadap fenomena makroskopik yang diamati.
Representasi submikroskopik sangat terkait erat dengan model teoritis yang
me-landasi eksplanasi dinamika level partikel. Model representasi pada level ini
di-tunjukkan secara simbolik mulai dari yang sederhana hingga menggunakan
tek-nologi komputer, yaitu menggunakan kata-kata, gambar dua dimensi, gambar tiga
dimensi baik diam maupun bergerak (animasi) atau simulasi.
3. Level simbolik
Representasi simbolik yaitu representasi kimia secara kualitatif dan kuantitatif,
yaitu rumus kimia, diagram, gambar, persamaan reaksi, stoikiometri dan
Menurut Johnstone (1982) ketiga level representasi tersebut saling berhubungan
dan digambarkan dalam tiga tingkatan (dimensi) seperti yang terlihat pada
Gam-bar 1. Menjelaskan bahwa level submikroskopis merupakan suatu hal yang nyata
sa-ma seperti level makroskopis. Kedua level tersebut hanya dibedakan oleh
ska-la ukuran. Pada kenyataannya level submikroskopis sangat sulit diamati karena
ukurannya yang sangat kecil sehingga sulit diterima bahwa level ini merupakan
suatu yang nyata. Menurut Johnstone (1982) ketiga level representasi tersebut
saling berhubungan dan digambarkan dalam tiga tingkatan (dimensi) seperti yang
terlihat pada Gambar 1 di atas.
G. Analisis Konsep Asam Basa
Herron et al. dalam Fadiawati (2011) berpendapat bahwa belum ada definisi
ten-tang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep
disama-kan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011) mendefinisidisama-kan
kon-sep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satu pun
de-finisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep. Untuk itu diperlukan suatu
analisis konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus
menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan. Lebih lanjut
la-Submikroskopis
Kimia Makroskopis
Simbolik
Gambar 2. Tiga dimensi pemahaman Kimia
26
gi, Herron et al. dalam Fadiawati (2011) mengemukakan bahwa analisis konsep
merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam
me-rencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini telah
digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer et al. Analisis
konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Larutan
Asam
Larutan yang di dalam air melepaskan ion H+ menurut teori Arrhenius, dimana jumlah konsen-trasi ion H+ menunjukan kekuatan asam suatu la-rutan yang dinyatakan dengan suatu derajat ke-asaman (pH), spesi yang mendonorkan proton me-nurut teori Bronsted-Lowry, dan menerima pasangan elektron menu-rut teori Lewis.
Konsep
22
Tabel 1. (Lanjutan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Kekuatan asam
Asam adalah spesi yang apabila dilarutkan dalam air menghasilkan ion H+, dimana jumlah konsen-trasi ion H+ menunjukan kekuatan asam suatu larutan yang dinyatakan dengan suatu derajat
Konsep
Kemampuan spesi basa untuk menghasilkan ion OH- dalam air yang ber-gantung pada derajat kebasaan (pOH)
pH Derajat keasaman suatu larutan yang bergantung pada konsentrasi ion H+
Konsep
Suatu spesi yang digunakan untuk menge-tahui sifat asam atau basa dari suatu larutan ber-dasarkan trayek pH pada indikator yang digunakan
Konsep
Dimodifikasi dari Meristin, 2014
2
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan atauResearch and Development. Menurut Borg, W.R & Gall,
M.D. (dalam Sukmadinata, 2011), penelitian dan pengembangan atauResearch
and Developmentmerupakan metode untuk mengembangkan dan menguji suatu
produk.
B. Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalahe-bookinteraktif pada materi asam basa berbasis
representasi kimia. Lokasi pada penelitian ini adalah kota Metro. Pada tahap
studi lapangan dilakukan di SMAN 1 Metro, SMAN 5 Metro, SMA
Muhammadiyah 1 Metro, dan SMA Muhammadiyah 2 Metro, kemudian pada
tahap uji coba terbatas dilakukan di salah satu dari empat SMA tersebut yaitu
30
C. Data Penelitian
Data penelitian pada tahap studi pendahuluan yaitu hasil analisis kebutuhan, hasil
studi pustaka dan kurikulum. Pada tahap studi pendahuluan, yang menjadi
sumber data adalah 4 guru kimia dan 40 siswa-siswi kelas XII IPA yang tersebar
di empat SMA di Kota Metro baik negeri maupun swasta. Pada tahap
pengem-bangan data penelitian yang diperoleh adalah hasil validasi ahli. Pada tahap uji
coba terbatas, data penelitian yang diperoleh adalah hasil tanggapan guru dan
siswa. Instrumen yang digunakan pada tahap pengembangan dan uji coba berupa
kuisioner atau angket. Sumber data pada tahap uji coba terbatas ini terdiri dari
satu orang guru kimia dan dua puluh siswa kelas XI IPA di salah satu SMA
Negeri di kota Metro.
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Secara garis besar ada tiga langkah penelitian dan pengembangan. Pertama, studi
pendahuluan, mengkaji teori dan mengamati produk atau kegiatan yang ada.
Ke-dua, melakukan pengembangan produk atau program kegiatan baru. Ketiga,
menguji atau memvalidasi produk atau program kegiatan yang baru. Kegiatan
pengembangan dilakukan melalui beberapa kali uji coba, dengan sampel terbatas
dan sampel lebih luas. Langkah penelitian dalam pengembangane-bookinteraktif
meliputi tahap studi pendahuluan, yang terdiri dari studi kepustakaan dan
kurikulum serta studi lapangan, tahap selanjutnya perancangan serta
pengembang-an produk, dpengembang-an menguji coba produk secara terbatas. Alur atau tahappengembang-an penelitipengembang-an
yang dalam hal ini digunakan untuk pengembangane-bookinteraktif dijabarkan
Gambar 2.Alur dalam pengembangane-bookinteraktif
Studi Kepustakaan & Kurikulum
- Wawancara guru dan siswa di dua SMA Negeri dan dua SMA Swasta di Kota Metro mengenai penggunaanbahan ajar/e-book
yang digunakan dalam proses pembelajaran. - Analisisbahan ajar/e-bookyang digunakan
oleh guru dan siswa.
- Analisise-bookyang dibuat sebelumnya oleh peneliti terdahulu
- Analisis KI dan KD - Pengembangan Silabus - Analisis literaturBahan Ajar - Analisis literature-book - Representasi Kimia
Analisis Kebutuhan
Angket
Revisie-book interaktifhasil tanggapan guru dan siswa
e-book interaktifhasil revisi Pengembangan produk
- Penyusunanstory board/rancangane-book interaktif berbasis representasi kimia - Pembuatan analisis konsep
- Pembuatan RPP
Validasi ahli oleh M.Mahfudz Fauzi S., S.Pd., M.Sc.
Revisi angket
Revisi hasil validasi
32
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Studi pendahuluan
Pada penelitian ini, tahap pertama yang dilakukan adalah studi pendahuluan.
Studi pendahuluan ini bertujuan untuk mengumpulkan data pendukung yang dapat
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi di lapangan dan sebagai acuan
atau perbandingan dalam mengembangkan produk. Tahap studi pendahuluan
ter-diri atas tiga langkah yaitu studi kepustakaan, studi lapangan, dan penyusunan
produk awal atau draf model (Sukmadinata, 2011).
a. Studi kepustakaan dan kurikulum
Sukmadinata (2011) mengatakan bahwa studi kepustakaan merupakan kajian
untuk mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk
atau model yang akan dikembangkan. Dalam studi kepustakaan ini, dilakukan
analisis pada materi kimia SMA tentang asam basa, mengkaji literatur tentang
pembuatane-bookdan bahan ajar, serta representasi kimia. Studi kurikulum
dil-akukan dengan mengembangkan silabus kimia SMA tentang materi asam basa
yaitu berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Selanjut-nya, menganalisis literatur tentang konstruksi bahan ajar,e-book,dan representasi
kimia. Hasil dari kajian tersebut dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan
produk.
b. Studi lapangan
Dalam penelitian ini, studi lapangan dilakukan di SMAN 1 Metro, SMAN 5
Metro, SMA Muhammadiyah 1 Metro, dan SMA Muhammadiyah 2 Metro.
dan angket. Angket disebarkan kepada empat puluh orang siswa kelas XII dan
pedoman wawancara diberikan kepada empat orang guru bidang studi kimia di
empat SMA tersebut. Lalu menganalisis bahan ajar kimia yang beredar, bahan
ajar yang digunakan oleh guru dan siswa khususnya pada materi asam basa.
Analisis yang dilakukan meliputi identifikasi kelebihan dan kekurangan sumber
belajar kimia tersebut terkait dengan sumber belajar berbasis representasi kimia.
Tujuan dari penyebaran angket ini adalah untuk mengetahui keadaan di lapangan,
kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran dan
pe-nggunaan serta penyusunane-bookinteraktif, serta untuk mengetahui kekurangan
dan kelebihan darie-bookinteraktif yang dikembangkan.
2. Perancangan dan pengembangan produk
a. Perancangan dan penyusunane-bookinteraktif
Setelah dilakukannya studi pendahuluan dan memperoleh hasil analisis kebutuhan
dari angket dan pedoman wawancara, maka tahap selanjutnya yaitu perencanaan
atau perancangan dan pengembangan produk. Hasil dari analisis kebutuhan yang
telah dilakukan pada studi pendahuluan diolah terlebih dahulu yang merupakan
acuan dalam perancangan dan pengembangane-bookinteraktif pada materi asam
basa berbasis representasi kimia. Untuk menghasilkan suatue-bookinteraktif
yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, maka pembuatan
e-bookharus dilakukan secara sistematis melalui prosedur yang benar dan sesuai
kaidah-kaidah yang baik. Sebelum menyusun perangkat menjadie-book,terlebih
dahulu kita membuat bahan ajar sebagai rancangan awal. Widodo dan Jasmadi
34
proses penyusunan bahan ajar yaitu penyusunan naskah/draft e-bookinteraktif.
Pada tahap ini sesungguhnya merupakan kegiatan pemilihan, penyusunan dan
pengorganisasian materi pembelajaran, yaitu mencakup judul media, judul bab,
sub bab, materi pembelajaran yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang perlu dikuasai oleh pembaca, dandraftpustaka. Draftdisusun secara
sistematis dalam satu kesatuan sehingga dihasilkan suatu bahan ajar yang
dikembangkan kedalame-bookinteraktif yang siap diujikan.
b. Validasi produk dan revisi produk
Sebelum proses uji coba terbatas dilakukan, sebaiknya terlebih dahulue-book
(draft 1) yang sudah dilengkapi dengan program tertentu untuk menunjang
ke-interaktifane-booktersebut diserahkan kepada tim ahli untuk divalidasi tentang
konten materi, konstruksi dan keterbacaan khususnya bahasa dalame-bookuntuk
dilihat keinteraktifannya. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesesuaian antara
produk hasil pengembangan dengan rancangane-bookinteraktif yang telah dibuat.
Setelah divalidasi ahli, kemudiandraft 1tersebut direvisi sesuai dengan saran
yang diberikan oleh ahli, kemudian mengkonsultasikan hasil revisi produke-book
interaktif pada materi asam basa berbasis representasi kimia kepada dosen
pem-bimbing. Setelah itu produk hasil revisi yang sudah dikemas dalam bentuke-book
interaktif tersebut dapat diuji cobakan secara terbatas.
c. Tahap respon atau tanggapan guru
Setelah dihasilkane-bookinteraktif asam basa berbasis representasi kimia yang
telah divalidasi oleh ahli dan telah dilakukan revisi, maka dilakukan tahap uji coba
pengem-bangan. E-bookinteraktif tersebut diberikan atau ditunjukkan kepada satu orang
guru kimia di salah satu SMA Negeri di kota Metro yang bertujuan untuk
me-ngetahui kelayakane-bookinteraktif, mengevaluasi kelengkapan materi,
kebenar-an materi, sistematika materi, dkebenar-an berbagai hal ykebenar-ang berkaitkebenar-an dengkebenar-an materi
seperti contoh-contoh, fenomena serta pengembangan soal-soal latihan. Tahap ini
menggunakan angket tanggapan guru terhadap aspek kesesuaian isi materie-book
dengan kurikulum dan aspek grafika dengan prosedur sebagai berikut:
a) Memperlihatkane-book interaktif yang telah dikembangkan kepada guru.
b) Guru mengisi angket uji coba terbatas aspek kesesuaian isi materi dengan
kurikulum, lalu memberikan kritik dan saran terhadap aspek tersebut.
c) Guru mengisi angket uji coba terbatas aspek grafika untuk mengetahui
tanggapan guru mengenai kecocokan desaine-bookinteraktif tersebut.
d. Tahap respon atau tanggapan siswa
Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah memberikan angket respon atau
tanggapan terhadape-bookinteraktif yang dikembangkan kepada siswa di salah
satu SMA Negeri di kota Metro, yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan
siswa pada tingkat kemudahan, kemenarikan, dan keterbacaan dari isie-book
interaktif yang dikembangkan. Tahap ini menggunakan lembar kuisoner atau
angket tanggapan siswa pada aspek keterbacaan dengan menggunakan prosedur
sebagai berikut:
a) Memperlihatkane-bookyang telah dikembangkan kepada siswa.
b) Siswa membaca dan menganalisis kelebihan dan kekurangane-book.
c) Siswa mengisi angket tentang aspek keterbacaane-bookyang dikembangkan.
36
e. Revisi produk setelah tahap tanggapan guru dan siswa
Dari beberapa tahap yang telah dilakukan, maka tahap akhir yang dilakukan pada
penelitian ini adalah revisi dan penyempurnaane-bookinteraktif asam basa
ber-basis representasi kimia. Revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil angket
tanggapan guru dan siswa.
E. Instrumen Penelitian
Selain menyusun bahan ajar sebagai bahan dasar pengembangane-book, disusun
juga instrumen penelitian yang digunakan untuk menilaie-bookyang
dikembang-kan. Instrumen penelitian yang telah disusun kemudian divalidasi. Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Berdasarkan pada
tujuan penelitian, dirancang dan disusun instrumen sebagai berikut:
1. Instrumen pada studi pendahuluan
Pada tahap studi pendahuluan, instrumen yang digunakan adalah instrumen
analisis kebutuhan untuk guru dan siswa. Penjelasan dari kedua instrumen
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Instrumen analisis kebutuhan untuk guru.
Instrumen ini berbentuk pedoman wawancara terhadap guru yang disusun untuk
mengetahuie-bookyang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berfungsi untuk
memberi masukan dalam pengembangane-bookinteraktif pada materi asam basa
kepada guru untuk mengetahui fakta dilapangan dan kebutuhane-bookinteraktif
dalam pembelajaran. Instrumen analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada
Lampiran 4.
b. Instrumen analisis kebutuhan untuk siswa.
Instrumen ini berbentuk kuisioner/angket terhadap siswa yang disusun untuk
me-ngetahuie-bookyang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berfungsi untuk
mem-beri masukan dalam pengembangane-bookinteraktif pada materi asam basa kimia
berbasis representasi kimia. Data diperoleh dengan melakukan pengisian angket
serta melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui fakta dilapangan dan
kebutuhane-bookinteraktif dalam pembelajaran. Instrumen analisis kebutuhan
untuk siswa dapat dilihat pada Lampiran 5.
2. Instrumen untuk validasi ahli
a. Instrumen validasi aspek konstruksi.
Instrumen ini berbentuk angket validasi yang disusun untuk mengetahui
pe-nyusunane-bookinteraktif apakah sesuai dengan bahan ajar yang baik dan layak
digunakan. Instrumen untuk validasi ahli dapat dilihat pada Lampiran 6.
b. Instrumen validasi aspek kesesuaian isi materi dengan kurikulum.
Instrumen ini berbentuk angket validasi aspek kesesuaian isi materi dengan
kurikulum yang disusun untuk mengetahui apakah isie-booktelah sesuai dengan
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang ditetapkan dalam sebuah
kurikulum. Instrumen validasi aspek kesesuaian isi dengan kurikulum dapat
dilihat pada Lampiran 7.
38
Instrumen ini berbentuk angket validasi aspek keterbacaan yang disusun untuk
mengetahui keterbacaane-bookinteraktif pada materi asam basa yang berkaitan
dengan kemudahan, kemenarikan dan keterpahaman, serta berfungsi untuk
mem-beri masukan dalam pengembangane-bookasam basa berbasis representasi kimia.
Instrumen validasi aspek keterbacaan dapat dilihat pada Lampiran 8.
3. Instrumen tanggapan guru
a. Instrumen tanggapan aspek kesesuaian isi materi dan materi.
Instrumen ini berbentuk angket yang disusun dan terdiri atas beberapa pernyataan
yang ditujukan untuk mengetahui apakah komponen isie-booktelah sesuai
dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang ditetapkan dalam
sebuah kurikulum.
b. Instrumen tanggapan aspek grafika.
Instrumen ini berbentuk angket dengan beberapa pernyataan yang disusun untuk
mengetahui aspek grafika meliputi aspek desain luar (ukuran huruf pada judul,
gambar, warna gambar, dan huruf yang digunakan), dan aspek desain komponen
isie-bookinteraktif (penempatan unsur tata letak, gambar dan keterangan gambar,
penggunaan variasi huruf “tebal, miring, kapital”, ukuran huruf dan warnayang
digunakan).
4. Instrumen tanggapan siswa
Instrumen tanggapan siswa disusun untuk menanggapi aspek keterbacaan pada
e-bookinteraktif yang dikembangkan. Instrumen ini berbentuk angket dengan
beberapa pernyataan yang disusun untuk mengetahui tanggapan siswa pada
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam tahap studi lapangan adalah dengan
mengguna-kan pedoman wawancara untuk empat orang guru kimia dan angket (kuisioner)
untuk empat puluh orang siswa kelas XII IPA. Sedangkan pada uji coba terbatas,
menggunakan angket uji coba terbatas yang diberikan kepada satu orang guru
kimia dan dua puluh siswa kelas XI IPA untuk mengetahui tanggapan guru dan
siswa terhadape-bookinteraktif pada materi asam basa berbasis representasi
kimia yang telah dikembangkan. Kuisioner (angket) digunakan pada validasi ahli
e-bookinteraktif asam basa berbasis representasi kimia. Validasie-bookinteraktif
tersebut terdiri dari validasi kesesuaian isi materi dengan kurikulum, konstruksi,
dan keterbacaan oleh validator.
Pada penelitian ini, angket yang digunakan berupa angket dengan jawaban
ter-tutup yaitu jawaban sangat setuju (SS), setuju (ST), kurang setuju (KS), tidak
setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) serta ditanggapi dengan memberi saran
pada kolom yang sudah tersedia.
Adapun prosedur pengumpulan data sebagai berikut:
1. Aspek konstruksi
Pengumpulan data pada aspek konstruksi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Ahli memeriksa susunan bahan ajar dalam bentuke-book apakah sudah sesuai
dengan unsur-unsur yang terdapat panduan penyusunane-book.
b. Ahli memeriksa isie-bookyang dikembangkan apakah sudah sesuai dengan
40
c. Ahli memeriksa isie-bookinteraktif yang dikembangkan apakah sudah dibagi
ke dalam unit-unit kecil (beberapa kegiatan belajar).
2. Aspek kesesuaian isi materi dengan kurikulum
Pengumpulan data pada aspek kesesuaian isi materi dengan kurikulum dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a. Guru/ahli memeriksa dan membaca isie-bookapakah terdapat kejelasan
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) telah sesuai.
b. Guru/ahli memeriksa dan membaca isie-bookapakah indikator pembelajaran
dirumuskan secara jelas dan dapat diukur.
c. Guru/ahli memeriksa dan membaca isie-bookapakah materi yang disampaikan
dalame-bookinteraktif sudah dirancang untuk mencapai indikator
pembelajaran.
d. Guru/ahli memeriksa dan membaca isie-bookapakah materi yang disampaikan
sudah berbasis representasi kimia.
3. Aspek grafika
Pengumpulan data pada aspek grafika dilakukan dengan cara guru menilai aspek
berikut ini:
a. Desain covere-book
1) Kesesuaian antara ukuran font yang digunakan pada judul,
2) Gambar sampule-book dalam menggambarkan isi/materi ajar.
3) Kesesuaian dan kemenarikan warna gambar pada judul desain terluar.
4) Kejelasan huruf yang digunakan.
1) Penempatan unsur tata letak (judul, subjudul, teks, gambar, keterangan
gambar, nomor halaman) apakah sudah proporsional atau belum.
2) Aspek gambar dan keterangan gambar yang terdapat pada semua halaman
apakah mampu memperjelas penyajian materi atau tidak.
3) Penggunaan variasi huruf (tebal, miring, kapital) apakah berlebihan atau
tidak.
4) Ukuran huruf yang digunakan apakah proporsional atau tidak.
5) Warna yang digunakan apakah menarik atau tidak.
6) Kombinasi warna yang dipilih apakah serasi atau tidak.
4. Aspek keterbacaan
Pengumpulan data pada aspek keterbacaan dilakukan oleh siswa dengan cara
sebagai berikut:
a. Siswa mengisi angket yang berisi beberapa pernyataan mengenai aspek
ke-mudahan isi, kemenarikan dan keterpahaman dalame-bookinteraktif.
b. Siswa menuliskan kosakata dan kalimat yang tidak dipahami.
G. Teknik Analisis Data Angket
1. Teknik analisis data angket analisis kebutuhan
Setelah dilakukannya studi pendahuluan dengan melakukan penyebaran angket
analisis kebutuhan di empat SMA di Kota Metro. Hasil jawaban pada angket
tersebut akan dikelola untuk memperoleh hasil jawaban keseluruhan dari jawaban
siswa dan guru. Adapun teknik analisis data pada angket analisis kebutuhan
di-lakukan dengan cara berikut:
42
tiap pertanyaan pada angket (kuisoner).
b) Menghitung frekuensi jawaban, berfungsi untuk memberikan informasi tentang
kecenderungan jawaban yang banyak dipilih siswa dan guru dalam pernyataan.
c) Menghitung persentase jawaban guru dan siswa, bertujuan untuk melihat
besar-nya persentase setiap jawaban dari pertabesar-nyaan sehingga data yang diperoleh
dapat dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung
persentase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:
% 100
%
N J
Jin i (Sudjana, 2005)
Keterangan :
%
J
in= Persentase jawaban responden pada angkete-bookinteraktif asam basa berbasis representasi kimia
Ji = Jumlah responden yang menjawab jawaban-iN
= Jumlah seluruh respondend) Menafsirkan persentase tiap pertanyaan pada angket secara keseluruhan
dengan menggunakan tafsiran Arikunto (1997).
Tabel 2. Tafsiran persentase skor jawaban angket
Persentase Kriteria
80,1%-100% Sangat baik
60,1%-80% Baik
40,1%-60% Sedang
20,1%-40% Kurang