• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

2.8 Kerangka Berpikir

Sumber : diolah penulis (2020)

UMKM Royal Food Medan

Marketing Mix - Product - Price - Place - Promotion - People - Process

- Physical evidence

STP

- Segmentation - Targetting - Positioning

Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal

Analisis SWOT

Meningkatkan penjualan UMKM Royal Food Medan

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan jenis penelitian studi lapangan (field research). Menurut (Husaini Usman,dkk 2006 ) Field research yang digunakan dalam penelitian kualitatif menghasilkan data yang diartikan sebagai fakta atau informasi dari aktor (subjek penelitian, informasi, pelaku, aktivitas, dan tempat menjadi subjek penelitiannya). Peneliti memilih menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan berbentuk angka-angka.

Pengertian penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2009:15), adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan tri-anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2000: 3), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.Sementara itu, menurut Moleong (2000: 17), penelitian deskriptif adalah

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia. Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan strategi pemasaran dalam meningkatkan penjualan UMKM Royal Food Medan.

3.2 Lokasi Penelitian

Menurut Singarimbun dan Effendi (2002: 108), Penetapan rencana penelitian ditentukan secara purposive atau berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dan tujuan penelitian. Purposive adalah lokasi penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dan diambil berdasarkan tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan di Jalan Beo No.54 Sei Sikambing B Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan. Adapun alasan memilih lokasi penelitian tersebut karena disana merupakan rumah produksi, penjualan, dan pusat dari UMKM Royal Food Medan. Untuk itu peneliti bisa melihat langsung mulai dari proses pembuatan, hingga penjualan produk UMKM Royal Food Medan

3.3 Objek Penelitian

Yang menjadi dari objek penelitian ini adalah UMKM Royal Food Medan yang berada di Jalan Jalan Beo No.54 Sei Sikambing B Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan.

3.4 Informan Penelitian

Menurut Hendarsono dalam Suyanto (2005: 171-172), informan penelitian meliputi tiga macam yaitu:

1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

Dalam hal ini yang menjadi informan kunci adalah Owner dan Manager dari Royal Food Medan.

2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah divisi Marketing dari Royal Food Medan.

3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini adalah konsumen Royal Food Medan.

Berdasarkan uraian di atas, maka informan ditentukan dengan teknik purposive yaitu penentuan informan tidak didasarkan pedoman atau berdasarkan perwakilan populasi, namun berdasarkan kedalaman informasi yang dibutuhkan, yaitu dengan menemukan informan kunci yang kemudian akan dilanjutkan dengan informan lainnya dengan tujuan mengembangkan dan mencari informasi sebanyak banyaknya yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informan pada penelitian ini adalah yang telah mewakili dan disesuaikan dengan bagaimana Strategi Pemasaran dalam meningkatkan penjualan UMKM Royal Food Medan.

3.5 Data dan Tehnik Pengumpulan Data 3.5.1 Data

Menurut Arikunto (2002: 107) Data didefenisikan sebagai semua fakta dan angka-angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun sebuah informasi

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.

Apabila menggunakan wawancara dalam mengumpulkan datanya maka sumber datanya disebut informan, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baik secara tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan observasi maka sumber datanya adalah berupa benda, gerak, atau proses sesuatu. Apabila menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya. Dalam penelitian ini sumber data primer berupa kata-kata diperoleh dari wawancara dengan para informan yang telah ditentukan.

Menurut Lofland dalam Moleong (2000: 112) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya berupa data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jelas datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan melalui perekaman video/ audio.

Dalam penelitian ini, terdapat dua sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Purhantara (2010: 79) mengatakan bahwa data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditetapkan. Data primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Sedangkan data sekunder yaitu data yang didapatkan tidak langsung tetapi diperoleh melalui orang atau pihak lain, misalnya dokumen laporan-laporan, buku-buku, jurnal penelitian, artikel dan majalah ilmiah yang isinya masih berhubungan dengan penelitian yang dilakukan

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer

a. Wawancara

Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara langsung secara terstruktur (sudah disusun sesuai konsep penelitian) terhadap informan. Peneliti sebelumnya sudah membuat pertanyaan-pertanyaan secara struktur untuk menjadi bahan pertanyaan kepada informan. Informan yang terdapat di penelitian ini adalah Owner , Bagian Pemasaran, dan Konsumen UMKM Royal Food Medan.

b. Observasi

Metode pengumpulan data primer melalui observasi disini maksudnya adalah peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan beberapa kegiatan Observasi sebagai berikut :

- Mengamati proses pembuatan produk

Dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tahap demi tahap bagaimana membuat produk-produk UMKM Royal Food Medan . Apa saja yang menjadi bahan bahan untuk membuat produk-produk Royal Food hingga sampai ke tangan konsumen.

- Mengamati pelayanan dan kinerja karyawan

Dalam hal ini bertujuan untuk melihat bagaimana karyawan-karyawan melakukan kegiatan ataupun kinerja nya masing-masing. Apakah sudah sesuai dengan SOP atau tidak.

- Mengamati proses-proses penjualan

Dalam mengamati proses penjualan, disini peneliti mengamati mulai dari proses pemasangan iklan media sosial , pengiriman produk-produk yang dikirim ke luar kota, dan lainnya yang bertujuan untuk mengetahui jalannya proses penjualan produk UMKM Royal Food Medan.

- Mengamati dan melakukan pencatatan mengenai informasi perusahaan.

Hal ini bertujuan untuk melengkapi informasi yang diperoleh untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, terutama yang mendukung agar terjawabnya rumusan masalah dalam penelitian ini.

c. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2002: 149). Melalui metode dokumentasi, peneliti gunakan untuk menggali data berupa dokumen terkait penjualan, produk-produk, bukti fisik perusahaan, dan lainnya untuk memperkuat kredibilitas penelitian.

2. Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak langsung tetapi diperoleh melalui orang atau pihak lain, misalnya dokumen laporan-laporan, buku-buku, jurnal penelitian, artikel dan majalah ilmiah yang isinya masih berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini data sekunder didapatkan dari buku, jurnal, skripsi, dan hasil penelitian ini, serta data-data mengenai UMKM Royal Food Medan.

3.6 Metode Analisis

Analisis SWOT adalah alat analisis yang digunakan untuk menyusun faktor- faktor strategis berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor yang berasal dari internal perusahaan, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor dari eksternal perusahaan. Dalam pengertiannya, kekuatan (Strengths) disini adalah kelebihan khusus yang dimiliki oleh perusahaan untuk memberikan keunggulan komparatif. Kelemahan (Weaknesses) adalah keterbatasan dan kekurangan yang jelas dan menghambat kinerja perusahaan dimana keterbatasan tersebut berasal dari dalam perusahaan. Peluang (Opportunities) adalah situasi yang diinginkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Ancaman (Threats) adalah penghalang bagi posisi yang diharapkan oleh perusahaan dan merupakan situasi yang paling tidak disukai dalam lingkungan perusahaan. Menurut David (2004) langkah yang diperlukan untuk menyusun Matriks SWOT adalah sebagai berikut :

2. Menentukan ancaman eksternal perusahaan.

3. Menentukan kekuatan internal perusahaan.

4. Menentukan kelemahan internal perusahaan.

5. Menentukan kekuatan internal dengan peluang eskternal dan mencatat resultan strategi SO dalam sel yang tepat.

6. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO

7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dengan mencatat resultan strategi ST .

8. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT.

Ataupun dapat juga digambarkan melalui Tabel 3.1 sebagai berikut :

Internal Eksternal

Kekuatan-S Kelemahan-W

Peluang-O Strategi – SO

Menciptakan strategi

1. Peluang

Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Identifikasi atas segmen pasar sebelum terlewatkan, perubahan dalam kondisi persaingan atau regulasi, perubahan teknologi dan membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat menjadi peluang bagi perusahaan.

1. Ancaman

Ancaman merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan lingkungan suatu perusahaan. Ancaman merupakan penghalang utama bagi perusahaan dalam mencapai posisi yang diinginkan. Pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lamban, meningkatnya kekuatan tawar menawar pembeli atau pemasok utama, dan perubahan teknologi dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan suatu perusahaan.

2. Kekuatan

Kekuatan merupakan sumber daya dan kapabilitas yang dikendalikan atau tersedia bagi perusahaan yang membuat perusahaan lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya dalam memenuhi pelanggan yang dilayaninya.

3. Kelemahan

Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya. Kelemahan merupakan berbagai hal yang dapat menjadi hambatan dalam memenuhi

Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Semua manajer tentunya menginginkan organisasi mereka berada dalam posisi dimana kekuatan internal dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari berbagai tren dan kejadian eksternal. Organisasi akan menjalankan strategi WO, ST, atau WT untuk mencapai situasi dimana mereka dapat melaksanakan strategi SO. Jika perusahaan memiliki kekuatan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasi dan mengubahnya menjadi kekuatan. Namun ketika sebuah organisasi dihadapkan pada ancaman yang besar, maka perusahaan akan berusaha menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.

Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Peluang-peluang besar terkadang muncul tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalanginya untuk memanfaatkan peluang tersebut.

Strategi ST menggunakan kekuatan sebuah perusahan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Proses ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal.

Strategi WT merupakan taktik defensive yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal benar-benar dalam posisi membahayakan.

Analisis SWOT hanyalah alat bantu bagi suatu perusahaan dalam membaca lingkungan internal dan eksternal yang kemudian dapat menjadi salah satu dasar untuk merumuskan strategi. Analisis SWOT pada prakteknya juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

1. Analisis SWOT terlalu menekankan kekuatan internal dan menganggap remeh ancaman eksternal.

2. Analisis SWOT hanya bersifat statis dan beresiko mengabaikan kondisi yang dinamis atau berubah-ubah .

3. Analisis SWOT dapat terlalu menekankan pada satu kekuatan atau elemen strategi.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah UMKM Royal Food Medan

UMKM Royal Food Medan merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang berada di Jalan Beo No.54 Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal , Sumatera Utara. Royal Food merupakan UMKM yang bergerak di bidang makanan seperti Dimsum, Pancake, Kebab, Donut yang tersedia berbagai macam varian rasa. Hingga saat ini, produk-produk UMKM Royal Food Medan rata-rata sudah mendapat izin dari BPOM , PIRT, maupun Halal MUI .

UMKM Royal Food Medan hingga saat ini sudah berjalan lebih kurang lima tahun lama nya, yang didirikan oleh empat orang pemuda yaitu Sayed Muhammad Dauly, Rony Suherza, Dedi Irawan dan Wasis Riadi yang terbagi atas 3 orang sebagai pemilik modal, dan 1 orang sebagai koki (memiliki resep) pada 2015 lalu . Sayed Muhammad Dauly merupakan seorang lulusan S1 Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang 5 tahun lalu sudah memiliki Rumah sewa yang berada di Jalan Sei Kapuas Medan . Pada saat itu , rumah sewa sayed ditempati oleh 2 orang yang bernama Rony Suherza dan Dedi Irawan yang saat itu sebagai penjual Dimsum dan Kebab. Rony dan Dedi juga menitip kulkas dirumah Sayed yang berada di Jalan Sei Kapuas tersebut.

Sembari berjalannya waktu, dimsum ini semakin digemari . Hingga saat itu Rony dan Dedi mencari orang yg dapat mendistribusikan pancake. Kemudian

Rony, Sayed, Dedi sepakat untuk berencana membuat suatu usaha dan sepakat untuk membuat rumah produksi karena melihat peminat dimsum, pancake di Kota Medan semakin tinggi . Setelah adanya rumah produksi dan setahun lamanya berjalan, usaha tersebut mengalami goyang atau penurunan. Kemudian mereka bersiasat untuk menggabungkan modal menjadi satu.

Kemudian pada tahun 2016 lalu, setelah mereka menggabungkan modal menjadi satu, Sayed, Roni, dan Dedi menyewa rumah yang berada di Jalan Beo No.54 dan membuat management yang baru dengan nama Royal Food.

Sebelumnya Rony, Dedi dan Sayed masih mengambil produk Dimsum, Kebab dan Pancake melalui orang lain. Kemudian saat itu mereka mencari seorang Koki dan ditemukanlah koki tersebut yang merupakan seseorang yang pernah berkerja di sebuah resto Dimsum terkenal hingga saat ini dan dia bernama Wasis Riadi.

Seiring berjalannya waktu, Royal Food yang telah memiliki rumah produksi sendiri namun masih terkendala dengan Modal. Dikarenakan terkendala nya modal, Sayed, Rony, dan Dedi berinisiatif mencari bantuan modal melalui keluarga masing-masing. Dan 9 bulan setelah adanya rumah produksi, Royal Food belum mendapatkan keuntungan yang bisa dibagi ke empat orang tersebut. Royal Food hanya dapat membayar gaji karyawan , listrik, dsb namun belum dapat untuk pembagian hasil ke Owner. Di bulan ke 10 mereka sudah mendapatkan hasil untuk dibagi 25% dari total keuntungan yang telah didapat kepada masing-masing owner.

Pada tahun 2017. Royal Food telah membentuk management yang lebih baik,

pertahunnya. Kemudian semakin banyaknya produksi dari produk-produk mereka, saat ini Royal Food telah memiliki lebih kurang 18 orang pegawai atau karyawan termasuk Admin, Pegawai pembuatan Produk, Kasir, dll. Semakin kesini, produk-produk Royal Food telah dikenal oleh masyarakat luas. Oleh karena itu Royal Food telah membuka cabang dan membentuk reseller-reseller yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Hingga saat ini Royal Food telah tersebar di wilayah Sumatera Utara, Aceh, Pekanbaru, Jakarta , Jambi, dan lain sebagainya.

4.1.2 Struktur Organisasi

Gambar 4.1.2 Struktur Organisasi Royal Food

Sumber : Royal Food (2020)

Pemilik Royal Food Medan

Bagian Keuangan

Manajer

Bagian Pemasaran

Admin

4.2 Deskripsi Tugas

Berikut ini merupakan uraian tugas dari struktur organisasi yang dibentuk oleh UMKM Royal Food Medan antara lain sebagai berikut:

1. Pemilik UMKM Royal Food Medan

a. Memutuskan dan menentukan peraturan serta kebijakan tertinggi perusahaan.

b. Memimpin, mengatur dan mengarahkan seluruh aktifitas yang ada dalam perusahaan.

c. Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan.

d. Bertanggungjawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan, termasuk keuntungan perusahaan.

e. Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan luar perusahaan.

f. Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan perusahaan mulai bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang.

2. Manajer

a. Merupakan pimpinan tertinggi setelah owner (pemilik usaha) yang dimana bertanggung jawab secara langsung kepada owner serta bertugas dan bertanggung jawab penuh untuk mengendalikan setiap karyawan dibawahnya.

b. Memimpin setiap jalannya prosedur (SOP) yang telah ditetapkan bersama agar berjalan dengan sepantasnya.

c. Menyusun rencana atau membuat sesuatu inovasi terbaru demi tercapainya peningkatan penjualan .

d. Pada Royal Food sendiri, manajer juga dianggap sebagai dewan suro.

Dimana dewan suro memiliki tugas yang membuat dan menetapkan kebijakan umum perusahaan berdampingan dengan owner Royal Food .

3. Bagian keuangan

a. Memberikan pelayanan yang baik, ramah dan sabar kepada setiap pelanggan yang melakukan pembayaran.

b. Mampu melakukan perhitungan secara cermat dan teliti. Kesalahan dalam perhitungan bisa menyebabkan terjadinya selisih barang dengan uang.

c. Melakukan pembayaran gaji karyawan.

d. Melakukan pelaporan kepada atasan mengenai jumlah bahan baku yang menipis dan mengajukan permintaan bahan baku.

e. Melakukan pengecekan atas stock bahan baku secara berkala.

f. Menyiapkan struk penjualan, alat tulis.

g. Bersikap jujur dan bisa diandalkan.

4. Bagian pemasaran

a. Manager pemasaran bertanggungjawab atas perolehan hasil penjualan dan penggunaan dana promosi

b. Bertugas sebagai koordinator manager produk dan manager penjualan c. Bertugas membina anggota-anggota marketing agar dapat mencapai

target penjualan.

d. Menyusun strategi strategi pemasaran e. Melakukan evaluasi kegiatan pemasaran.

5. Admin

a. Melakukan rekap data, mengelola dokumen, dan menyimpan hasil nya secara terorganisir.

b. Melayani konsumen dengan baik dan sopan agar dapat menarik perhatian konsumen.

c. Memantau dan meng-update sosial media secara berkala dan rutin 4.3 Penyajian Data

Dalam penyajian data, data yang disajikan sebagian besar berasal dari proses wawancara. Wawancara ini diajukan kepada tiga macam informan, yaitu informan kunci yang merupakan pemilik Royal Food, informan utama yang merupakan bagian Marketing dan informan tambahan adalah konsumen UMKM Royal Food Medan.

Tabel 4.3.1 Identitas Informan Kunci Informan Kunci

No. Nama Usia Jabatan

1 Sayed Muhammad Dauly 26 Tahun Pemilik

2 Dedi Irawan 37 Tahun Manajer

Sumber: Peneliti (2020)

Tabel 4.3.1 menyajikan data informan kunci dari penelitian ini, yaitu pemilik Royal Food Medan.

Tabel 4.3.2 Identitas Informan Utama Informan Utama

No. Nama Usia Jabatan

1 Rizky Matondang 23 Tahun Marketing

2 Auliandini 21 Tahun Marketing

3 Pina Finanta 23 Tahun Marketing

Sumber: Peneliti (2020)

Tabel 4.3.2 menyajikan data informan kunci dari penelitian ini, yaitu Marketing UMKM Royal Food Medan.

Tabel 4.3.3 Identitas Informan Tambahan Informan Tambahan

No. Nama Usia Keterangan

1 Kiki Ramadhani 23 Tahun Konsumen

2 Tia Savira 25 Tahun Konsumen

3 Lusi 29 Tahun Konsumen

Sumber: Peneliti (2020)

Tabel 4.3.3 menyajikan data informan kunci dari penelitian ini, yaitu Konsumen UMKM Royal Food Medan.

4.4 Marketing MIX

a. Product (Produk)

UMKM Royal Food Medan yang sudah berdiri sejak 5 tahun yang lalu dan saat ini sudah memiliki banyak produk yang bervariasi jenis dan rasa nya. Semua produk-produk UMKM Royal Food Medan sudah bersertifikasi halal dan aman untuk dikonsumsi bahkan bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk-produk tersebut juga rata-rata sudah halal. UMKM Royal Food Medan sangat memperhatikan dan mempertahankan kualitas dari produk-produk yang akan dijual dan kemudian dikonsumsi oleh UMKM Royal Food Medan.

Tentu dalam menciptakan dan memproduksi sebuah produk, UMKM Royal Food punya cara tersendiri dalam hal resep yang mempengaruhi kualitas rasa. Untuk itu, UMKM Royal Food tak henti dalam mencari inovasi produk yang akan diproduk dan dijual kepada konsumen. Saat ini UMKM Royal Food Medan memiliki beberapa jenis produk yaitu

Dimsum, Kebab Turki, Donnut, dan Pancake Durian. Berikut rincian produk UMKM Royal Food Medan.

Tabel 4.4.1 Produk UMKM Royal Food Medan

Produk Varian Rasa

Produk-produk diatas merupakan produk yang diproduksi UMKM Royal Food Medan dari mulai awal berjalannya usaha dan berkembang terus hingga sampat saat ini. Berbicara mengenai kualitas, UMKM Royal Food Medan sangat menjaga kualitas bahan baku sebelum dijadikan produk yang akan dijual. Contohnya untuk ayam, UMKM Royal Food Medan memilih ayam yang disembelih dan diolah secara halal. UMKM Royal Food Medan mencari pemasok bahan baku yang memang mau menjual ayam nya secara halal mulai dari pemeliharaan hingga

penyembelihan. Sedangkan untuk udang, UMKM Royal Food Medan mengambil langsung dari nelayan tanpa perantara tengkulak . Selain membantu para nelayan, UMKM Royal Food Medan juga mendapatkan keuntungan dengan udang yang akan dijadikan bahan baku lebih fresh tanpa melalui perantara. Jadi dapat dipastikan bahan baku tersebut masih fresh dan segar. Begitupun untuk tepung, UMKM Royal Food Medan memilih tepung premium yang berkualitas. Pada saat sebelum diolah, UMKM Royal Food Medan memberikan perlakuan ekslusif kepada tepung agar cita rasa nya tidak berkurang sedikitpun. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa UMKM Royal Food Medan sangat memperhatikan bahan baku yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk-produknya.

Produk Royal Food sendiri merupakan bagian dari frozen food yang dapat tahan hingga 6 bulan lama nya. Untuk packaging sendiri, Royal Food hanya memakai kotak box Tupperware polos. Packaging

Produk Royal Food sendiri merupakan bagian dari frozen food yang dapat tahan hingga 6 bulan lama nya. Untuk packaging sendiri, Royal Food hanya memakai kotak box Tupperware polos. Packaging

Dokumen terkait