• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

2.5 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan sebuah alur yang menggambarkan proses riset secara keseluruhan. Dengan kata lain, kerangka berpikir merupakan miniatur keseluruhan proses riset. Oleh karena itu kerangka berpikir harus disusun secara lengkap dan ringkas (Suliyanto, 2009: 48). Penelitian ini mengacu berdasarkan kerangka pemikiran bahwa persepsi kualitas konsumen yang baik dan citra merek yang baik dan bagus bagi pelanggan akan menciptakan respon positif berupa

keputusan pembelian yang baik akan produk tersebut. Oleh karena itu, penulis menggambarkannya dalam skema kerangka pemikiran berdasarkan pembahasan dalam kerangka teori sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Sumber: Data diolah peneliti (2020)

Keputusan Pembelian (Y) Citra Merek (X2)

Persepsi Kualitas (X1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2017:23). Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah persepsi kualitas (X1) dan citra merek (X2) serta variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y). dengan bentuk penelitian asosiatif ini maka dapat diketahui pengaruh persepsi kualitas dan citra merek terhadap keputusan pembelian.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karo pada bulan April sampai dengan Juni tahun 2020.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi (Sugiyono, 2016:215) adalah wialayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2016:215). Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul mewakili. Penentuan sampel dilakukan secara non probabilistic. Non Probability Sampling adalah sebuah teknik sampling yang tidak memperhatikan banyak variabel dalam penarikan sampel. Sampel-sampel dari Non Probability Sampling juga disebut sebagai subjek penelitian dimana hasil uji dari uji yang dilakukan pada sampling tidak memiliki hubungan dengan populasi. Tujuan penggunaan teknik sampling ini lebih banyak melekat pada materi yang diujikan sedangkan pada random sampling atau probability sampling, tujuan penelitian melekat pada nilai dari materi pada populasi yang diujikan.

Kriteria yang digunakan dalam penyampelan adalah Purposive Sampling.

Menurut Sugiyono (2012:61), menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriterianya adalah responden penelitian ini merupakan konsumen atau pengguna Minyak Karo Kemkem sebanyak minimal 2 botol pembelian atau penggunaan yang bertempat tinggal di Kabupaten Karo serta pengguna dengan usia minimal 17 tahun.

Menurut Purba (Sujarweni, 2015:155) jika jumlah populasi tidak diketahui, maka jumlah sampel minimal ditentukan dengan rumus Rao Purba, yaitu:

Keterangan:

n : jumlah sampel

Z : tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5%=1,96

MoE : Margin of Error Max, yaitu tingkat kesalahan maksimal pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi sebesar 10%

Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:

= 96,04

Dari hasil perhitungan diatas maka jumlah sampel atau responden yang diteliti adalah 96,04 responden yang dibulatkan menjadi 96 responden. Namun untuk meminimalisir kesalahan terhadap jawaban responden maka disebarkan 100 kuesioner pada responden. Selain itu, untuk teknik pengambilan responden dalam penelitian ini menggunakan teknik Snowball Sampling. Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh teman-temannya untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2013: 125).

Begitu seterusnya sehingga sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding makin lama semakin besar.

Gambar 3.1

Teknik Snowball Sampling

Sumber: Sugiyono (2013: 125)

3.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2016:64). Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti menyusun hipotesis sebagai berikut:

1. Variabel persepsi kualitas (X1) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y)

2. Variabel citra merek (X2) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) 3. Variabel persepsi kualitas (X1) dan citra merek (X2) berpengaruh terhadap

keputusan pembelian (Y) 3.5 Definisi Konsep

Definisi konsep adalah istilah khusus untuk menggambarkan fenomena yang diteliti secara tepat. Konsep ini digunakan untuk menggambarkan secara abstrak yang dibentuk dengan jalan membuat generalisasi terhadap sesuatu yang khas. Definisi konsep ini dilakukan agar ada batasan terhadap masalah variabel yang diteliti dan menyederhanakan pemikiran sehingga tujuan dan arah penelitian jelas dan tidak menyimpang. Defenisi konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Persepsi Kualitas

Persepsi kualitas adalah bagaimana keunggulan produk secara keseluruhan didasarkan pada evaluasi subyektif konsumen (Ferrinadewi, 2008:172).

2. Citra Merek

Citra merek ialah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen (Kotler dan Keller, 2009: 346).

a. Faktor Pembentuk Citra Merek

Hal-hal yang menjadi faktor pembentuk citra merek adalah kualitas atau mutu, dapat diandalkan atau dipercaya, kegunaan atau manfaat, pelayanan, resiko, harga serta citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri.

b. Manfaat Citra Merek

Jika citra merek dikembangkan secara positif akan memberikan manfaat sebagai berikut: Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik, signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sarana untuk menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing, sumber keunggulan kompetitif serta sumber financial returns.

3. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada (Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan, 2015: 357).

a. Peranan Keputusan Pembelian

Peranan yang terlibat dalam proses keputusan pembelian konsumen meliputi: pemrakarsa, pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembeli serta pemakai.

b. Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian

Dalam proses keputusan pembelian konsumen terdapat lima tahapan yaitu: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Dalam menentukan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen ada 4 faktor yang mempengaruhi yaitu: faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis.

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan sebagai penjabaran akan definisi variabel dan indikator pada penelitian. Untuk memperjelas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka dikemukakan batasan-batasan pada tabel 3.1 yang akan digunakan sebagai acuan. Berikut ini adalah penjabaran variabel beserta indikatornya dalam penelitian ini:

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Skala

Persepsi Kualitas

6. Kesesuaian

Sumber: Data diolah oleh peneliti (2020)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data-data ataupun informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal langsung dari responden (objek penelitian) (Sunyoto, 2013:10). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan memberikan kuesioner pada responden yang telah ditetapkan.

Kuisioner merupakan alat riset atau survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung dengan media google form.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang diteliti dan dikumpulkan pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian (Sugiyono, 2013:10). Data sekunder juga sifatnya mendukung atau melengkapi data primer. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari jurnal, buku-buku, penelitian terdahulu, serta tulisan-tulisan yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.

3.8 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sudaryono, 2017).

Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:132). Skala yang digunakan untuk mengukur respon subjek kedalam 5 (lima) poin skala dengan jumlah interval yang sama.

Tabel 3.2

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.9.1 Uji Instrumen

Uji instrument dilakukan untuk menguji pernyataan dalam kuesioner yang dibuat oleh peneliti dalam meneliti pengaruh persepsi kualitas dan citra merek terhadap keputusan pembelian Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo.

Apakah kuesioner tersebut layak digunakan sebagai instrument dalam penelitian.

Uji instrument dilakukan melalui validitas dan reabilitas.

3.9.1.1 Uji Validitas

Uji validitas menurut Sugiyono (2013) adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrument, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrument yang digunakan dalam suatu penelitian. Uji Validitas dalam penelitian ini diuji dengan membandingkan antara nilai r hitung yang diperoleh dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) dengan kriteria berikut:

1. Jika nilai r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid 2. Jika nilai r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak

valid.

Keterangan :

Rxy = Menunjukan indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan R = Koefisien validitas itemyang dicari, dua variabel yang dikorelasikan X = Skor untuk pernyataan yang dipilih

Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y N = Banyaknya responden

3.9.1.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama pula (Siregar, 2016:173). Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliabel akan dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah:

1. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikan 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut realiabel.

2. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikan 60% atau 0,6

maka kuesioner tersebut tidak realiabel.

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.9.2.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah salah satu dari output dari analisis regresi yang dilakukan. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen mengikuti atau mendekati distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan Kolmogrov Smirnov dengan menilai signifikannya. Jika signifikan >0,05 maka variabel berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikan <0,05 maka variabel tidak berdistribusi normal (Ghozali dalam Wiratna 2015:225).

3.9.2.2 Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas digunakan peneliti untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan kolerasi yang kuat antara variabel independen (X1) persepsi kualitas, (X2) citra merek. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Indikasi adanya multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai faktor inflasi Varina (Variance Inflasi Factor/VIF). Apabila VIF lebih dari 5 maka terjadi multikolinearitas dan sebaliknya apabila nilai VIF kurang dari 5 maka tidak terjadi multikolinearitas.

3.9.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan yang lain.

Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pendektesian adanya heterokedastisitas, jika sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.9.3 Uji Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel. Menurut Sujarweni dan Endrayanto(2012:88) regresi yang memiliki satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen. Model persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + …….

Keterangan:

Y : Keputusan Pembelian a : Konstanta

b1, b2 : Koefisien regresi untuk masing-masing variabel bebas X1 : Variabel independen pertama (Persepsi Kualitas) X2 : Vaiabel independen kedua (Citra Merek)

3.9.4 Uji Hipotesis

3.9.4.1 Uji Parsial (Uji T)

Uji T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji T adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan nilai thitung dan ttabel

1. Jika nilai thitung > ttabel maka variabel bebas (persepsi kualitas dan citra merek) berpengaruh terhadap variabel terikat (keputusan pembelian)

2. Jika nilai thitung < ttabel maka variabel bebas (persepsi kualitas dan citra merek) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) 2. Berdasarkan nilai signifikansi hasil output pada software statistic

1. Jika nilai sig <0,05 maka variabel bebas (persepsi kualitas dan citra merek) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian)

2. Jika nilai sig >0,05 maka variabel bebas (persepsi kualitas dan citra merek) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian)

Ha diterima jika nilai thitung > ttabel atau nilai sig <0,05 H0 ditolak jika nilai thitung < ttabel atau nilai sig >0,05

Berdasarkan hipotesis yang sudah ditetapkan, hipotesis nol (H0) diartikan tidak ada pengaruh dan hipotesis alternative (Ha) diartikan terdapat pengaruh.

Hipotesis yang tealh diajukan dalam penelitian ini yaitu:

Ha1 : Persepsi kualitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Minyak Karo Kemkem di Kabupaten karo

H01 : Persepsi kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Minyak Karo Kemkem di Kabupaten karo

Ha2 : Citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo

H02 : Citra merek tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Minyak Karo Kemkem di Kabupaten Karo

Ha3 : Persepsi kualitas dan Citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Minyak Karo Kemkem di Kabupaten karo

H03 : Persepsi kualitas dan Citra merek tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Minyak Karo Kemkem di Kabupaten karo 3.9.4.2 Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:

1. Berdasarkan nilai fhitung dan ftabel

1. Jika nilai fhitung > ftabel maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.

2. Jika nilai fhitung < ftabel maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

2. Berdasarkan nilai signifikansi hasil output pada software statistic

1. Jika nilai sig <0,05 maka variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat

2. Jika nilai sig >0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh secara

Ha diterima jika nilai fhitung > ftabel atau nilai sig <0,05 H0 ditolak jika nilai fhitung < ftabel atau nilai sig >0,05 3.9.5 Uji Determinasi (R2)

Uji determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R semakin besar atau mendekati, maka dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang dipergunakan semakin kuat menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap 2 variabel terikat. Sebaliknya, jika R semakin kecil atau mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y).

Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Minyak karo adalah minyak tradisional buatan Suku Karo yang diramu secara tradisional dan sudah sangat dikenal karena manfaatnya serta digunakan sejak lama di kalangan masyarakat Sumatera Utara. Cara pemakaian minyak karo dengan cara diusap atau dipijit. Minyak ini seratus persen alami dan memiliki daya simpan yang lama meskipun dibuat tanpa bahan kimia.

Meskipun secara garis besar bahan yang digunakan sama yaitu rempah-rempah, akar-akaran, dan minyak kelapa tidak berarti semua minyak karo memiliki kualitas yang sama. Tergantung pada komposisi bahan yang digunakan serta pada keahlian pembuat dalam proses pembuatan minyak. Kualitas minyak yang istimewa hanya bisa didapat dari orang-orang tertentu, seperti herbalis Karo atau turunannya yang biasanya memiliki racikan sendiri dengan berbagai ramuan tambahan.

Salah satu merek minyak karo yang sudah terkenal akan kualitas dan khasiatnya yaitu Minyak Karo Kemkem yang diproduksi oleh Usaha Kemkem Amigos yang terletak di Kabanjahe. Minyak Karo Kemkem berasal dari Desa Kemkem yang terletak di Kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo. Desa ini merupakan pusat pengobatan tradisional di Kabupaten Karo. Pembuat Minyak Karo Kemkem adalah marga Ginting Munthe dan sudah diturunkan dari generasi ke generasi. Minyak Karo Kemkem dijual di Pusat Pasar Kabanjahe di Jalan Kota

Cane No. 112-76. Minyak Kemkem Karo juga sudah memiliki izin dari Dinas Kesehatan yaitu POM TR 113 628 511. Minyak Karo Kemkem Terdiri dari dua varian yaitu untuk anak-anak dan dewasa. Kemasan minyak untuk anak-anak berwarna hijau dengan cap buah jarak. Sedangkan kemasan minyak untuk dewasa berwarna putih dengan cap buah pala. Minyak Karo Kemkem terdiri dari 4 ukuran yaitu 100 ml, 200 ml, 400 ml, dan 1 L. Harga Minyak Karo Kemkem sangat terjangkau untuk ukuran 100 ml dihargai Rp. 15.0000, 200 ml dihargai Rp.

25.000, 400 ml diharga Rp. 50.000 serta 1 liter dihargai Rp 140.000. Minyak Karo Kemkem sudah didistribusikan ke beberapa wilayah Karo serta sudah dapat ditemukan di beberapa apotik di Kota Medan. Minyak Karo Kemkem sudah banyak dijual secara online di e-commerce Indonesia seperti Shopee, Bukalapak, dan Tokopedia. Minyak Karo Kemkem sudah teruji kualitasnya. Minyak ini berkhasiat menyembuhkan tidak enak badan, terkilir, pegal linu, luka karena tersayat benda tajam, gatal-gatal karena gigitan serangga atau alergi, masuk angin, nyeri sendi, sakit pinggang dan lain-lain.

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Deskripsi Identitas Responden

Identitas responden menjadi variabel yang perlu diperhatikan dalam penelitian. Hal ini dikarenakan responden telah memberikan jawaban atas kuesioner yang telah diberikan. Deskripsi responden dalam penelitian ini mencakup jenis kelamin, usia dan pekerjaan. Identitas yang diperoleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Dari hasil kuesioner yang tersebar, identitas responden berdasarkan jenis

kelamin dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.1

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Pria 45 46,9%

2 Wanita 51 53,1%

Total 96 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden dengan kelompok jenis kelamin pria sebanyak 45 orang (46,9%). Sedangkan responden dengan kelompok jenis kelamin wanita sebanyak 51 orang (53,1%). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang paling banyak dalam penelitian ini adalah responden dengan jenis kelamin wanita yaitu sebanyak 53,1%.

2. Usia

Berdasarkan usia data identitas responden dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.2

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden pada kelompok usia 16-25 tahun berjumlah 18 responden yang mewakili 18,8% dari keseluruhan sampel, kelompok usia 26-35 tahun berjumlah 20 responden yang mewakili

20,8% dari keseluruhan sampel, kelompok usia 36-45 tahun menempati jumlah sampel terbanyak yaitu 24 responden yang mewakili 25,0% dari keseluruhan sampel, kelompok usia 46-55 tahun berjumlah 18 responden yang mewakili 18,8% dari keseluruhan sampel dan kelompok usia lebih dari 55 tahun sebanyak 16 responden yang mewakili 16,7% dari keseluruhan sampel. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang paling banyak adalah kelompok usia 36-45 tahun yaitu sebanyak 25,0%.

3. Pekerjaan

Berdasarkan pekerjaan data identitas responden dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.3

Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Pelajar/Mahasiswa 9 9,4%

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang merupakan kelompok pelajar/mahasiswa berjumlah 9 orang yang mewakili 9,4% dari keseluruhan sampel, kelompok petani/pedagang berjumlah 38 orang yang mewakili 39,6% dari keseluruhan sampel, kelompok karyawan berjumlah 17 orang yang mewakili 17,7% dari keseluruhan sampel, kelompok wiraswasta berjumlah 13 orang yang mewakili 13,5% dari keseluruhan sampel dan untuk

kelompok pekerjaan lainnya berjumlah 19 orang yang mewakili 19,8% dari keseluruhan sampel. Hal ini menunjukkan bahwa responden paling banyak adalah kelompok pekerjaan petani/pedagang yaitu sebanyak 39,6%.

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden 4.2.2.1 Variabel Persepsi Kualitas (X1)

Berikut ini merupakan tabel-tabel pendistribusian jawaban responden atas pernyataan yang diajukan dalam kuesioner. Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka diperoleh skor jawaban responden untuk variabel persepsi kualitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Jawaban Responden Tentang Minyak Karo Kemkem Memiliki Khasiat Dan Manfaat Yang Tinggi

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 27 28,1%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa jawaban responden terbanyak adalah sebanyak 69 orang dengan persentase 71,9% dalam kategori setuju dan diikuti dengan jawaban sangat setuju sebanyak 27 orang dengan persentase 28,1%. Untuk kategori ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju diketahui tidak terdapat responden mewakili sampel. Hal ini menunjukkan seluruh sampel setuju bahwa Minyak Karo Kemkem memiliki khasiat dan

Tabel 4.5

Jawaban Responden Tentang Minyak Karo Kemkem Memiliki Pelayanan Penjualan Yang Baik

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 43 44,8%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa jawaban responden terbanyak adalah sebanyak 43 orang dengan persentase 44,8% dengan kategori sangat setuju dan diikuti dengan jawaban setuju sebanyak 32 orang dengan persentase 33,3%. Hal ini menunjukkan bahwa 75 orang dengan persentase sebanyak 78,1% setuju bahwa Minyak Karo Kemkem memiliki pelayanan penjualan yang baik.

Tabel 4.6

Jawaban Responden Tentang Daya Simpan Minyak Karo Kemkem Yang Tahan Lama

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 87 90,6%

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jawaban responden terbanyak

adalah sebanyak 87 orang dengan persentase 90,6% dalam kategori sangat setuju dan diikuti dengan jawaban setuju sebanyak 9 orang dengan persentase 9,4%. Untuk kategori ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju diketahui tidak terdapat responden mewakili sampel. Hal ini menunjukkan seluruh sampel setuju bahwa Minyak Karo Kemkem memiliki daya tahan simpan yang lama.

Tabel 4.7

Jawaban Responden Tentang Kualitas Dan Khasiat Minyak Karo Kemkem Tidak Berubah Dari Waktu Ke Waktu

Jawaban Responden Tentang Kualitas Dan Khasiat Minyak Karo Kemkem Tidak Berubah Dari Waktu Ke Waktu

Dokumen terkait