• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Kerangka Berpikir

Bertolak dari tinjauan teori di atas dapat dibuat suatu kerangka pemikiran sebagai berikut :

Prestasi belajar matematika adalah hasil usaha yang telah dicapai siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika yang dinyatakan dalam simbol, angka, huruf yang menyatakan hasil yang sudah dicapai oleh siswa pada tiap pokok bahasan pada periode tertentu. Indikator keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Banyak siswa yang menganggap matematika itu sulit terutama pada materi luas dan volume bangun ruang yang membahas tentang luas permukaan dan volume bangun ruang. Untuk mencari luas permukaan dan volume benda-benda ruang diperlukan kemampuan-kemampuan yang mendukung seperti kemampuan-kemampuan memahami rumus dan kemampuan menggambar benda-benda ruang. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi mungkin disebabkan karena banyak siswa kurang aktif mengikuti proses belajar dan hanya mengorganisir sendiri apa yang diperolehnya tanpa mengkomunikasikan dengan siswa lain, padahal pada materi luas dan volume bangun ruang memerlukan banyak diskusi untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan materi tersebut. Penggunaan model pembelajaran konvensional mungkin salah satu hal yang menyebabkan siswa kurang paham, oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran lain yang mampu mengatasi permasalahan tersebut. Model pembelajaran sangatlah bervariasi, guru dapat memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran agar tujuan pengajaran dapat tercapai. Misalnya untuk materi luas dan volume bangun ruang, materi ini bertujuan agar siswa dapat menyelesaikan semua permasalahan mengenai luas permukaan dan volume benda-benda ruang. Oleh karena itu untuk mengajarkan materi luas dan volume bangun ruang kepada siswa diperlukan suatu model pembelajaran yang tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan individual siswa dan dapat mengarahkan siswa untuk bekerja sama dalam meyelesaikan permasalahan mengenai bangun ruang. Sehingga apabila ada kesulitan dalam memecahkan soal, siswa dapat mendiskusikannya. Pembelajaran

commit to user

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) merupakan salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan penguasaan akademis siswa. Melalui model pembelajaran pengelompokan ini, selain mendapat penjelasan dari guru, siswa juga mendapat penjelasan dari teman sekelompoknya yang lebih memahami meteri yang diberikan, sehingga siswa dapat menggali kemampuannya sendiri dan juga bekerja sama dalam kelompok kecil. Sehingga pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Togeher) diharapkan dapat menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada pembelajaran dengan menggunakn model pembelajaran konvensional pada materi luas dan volume bangun ruang.

Gaya belajar matematika adalah cara khas yang bersifat konsisten yang dimiliki oleh setiap siswa dalam menerima atau menangkap informasi matematika. Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (1999 : 112-113) menggolongkan gaya belajar berdasarkan cara menerima informasi dengan mudah (modalitas) kedalam tiga tipe yaitu tipe auditorial, tipe visual, dan tipe kinestetik. Keanekaragaman gaya belajar siswa perlu diketahui oleh guru dan siswa, karena hal ini akan memudahkan bagi siswa untuk belajar dalam proses pembelajaran. Siswa dapat belajar dengan dengan baik dan hasil belajarnya pun akan lebih baik, apabila ia mengerti tipe gaya belajarnya. Berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh ketiga tipe gaya belajar tersebut, siswa dengan gaya belajar tipe auditorial yang mempunyai karakteristik suka berdiskusi atau tanya jawab dan juga aktif biasanya adalah anak yang pandai. Sedangkan siswa dengan gaya belajar tipe visual yang mempunyai karakteristik mudah menerima informasi dengan asosiasi visual atau gambar-gambar dalam memahami suatu materi biasanya mempunyai prestasi belajar yang cukup baik. Akan tetapi, siswa yang mempunyai gaya belajar tipe kinestetik biasanya mempunyai prestasi belajar yang agak tertinggal dari siswa yang bertipe auditorial maupun visual, dikarenakan siswa yang bertipe kinestetik memerlukan objek nyata yang dapat disentuh sebagai alat peraga untuk memahami suatu materi. Dengan kata lain, adanya perbedaan tipe gaya belajar tersebut akan mengakibatkan perbedaan

commit to user

prestasi belajar matematika diantara siswa yang mempunyai karakteristik gaya belajar auditorial, gaya belajar visual maupun gaya belajar kinestetik.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat dengan gaya belajar siswa dalam proses pembelajaran diharapkan akan menjadikan proses pembelajaran tersebut lebih bermakna, sehingga konsep yang diajarkan dapat dengan mudah dikuasai oleh siswa. Akibatnya prestasi belajar matematika siswa akan menjadi lebih baik. Berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh ketiga tipe gaya belajar tersebut, disebutkan bahwa siswa yang mempunyai gaya belajar tipe auditorial mempunyai karakteristik suka berdiskusi atau tanya jawab. Hal ini akan mempermudah bagi siswa yang mempunyai gaya belajar tipe auditorial dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) karena praktek pembelajarannya dilakukan dengan cara berdiskusi didalam suatu kelompok-kelompok kecil. Sehingga dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini, bagi siswa yang mempunyai gaya belajar tipe auditorial diharapkan dapat menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada dengan model pembelajaran konvensional pada materi luas dan vulume bangun ruang. Karakteristik siswa yang mempunyai gaya belajar tipe visual adalah mudah menerima informasi dengan asosiasi visual atau gambar-gambar, hal ini memberikan kemudahan bagi siswa yang mempunyai gaya belajar tipe visual dalam menerima materi luas dan volume bangun ruang, yang didalamnya menuntut siswa mempunyai kemampuan menggambarkan bangun-bangun ruang. Sehingga dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) ini diharapkan akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik bagi siswa yang mempunyai tipe gaya belajar visual daripada dengan model pembelajaran konvensional. Karakteristik siswa yang mempunyai gaya belajar tipe kinestetik diantaranya adalah memerlukan objek nyata yang dapat disentuh sebagai alat peraga dalam memahami suatu materi dan tidak menyukai diskusi serta mempunyai masalah terhadap visualisasi gambar. Karena dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang diterapkan ini tidak menggunakan alat peraga, maka didalam proses

commit to user

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) ini tidak dapat menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik bagi siswa dengan gaya belajar tipe kinestetik tersebut.

Dokumen terkait