• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daya ingat merupakan salah satu tahapan dari pemrosesan informasi, yang secara fisiologis terjadi dalam otak. Oleh karena itu sangat erat kaitannya dengan keberadaan sistem syaraf. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kerusakan sistem syaraf pusat, yang meliputi pembentukan myelin yang tidak sempurna mulai dari sistem syaraf peripheral dan akhirnya pada sistem syaraf pusat. Selain itu kemampuan ingatan seseorang juga dipengaruhi oleh kadar hemoglobin yang berperan sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan tubuh termasuk otak (Dhopeshwarkar 1983).

Vitamin B12 berperan sebagai koenzim dalam pembentukan methyonine

dari homocysteine oleh enzim methionin shynthase. Proses ini memerlukan ketersediaan kelompok methyl dari N3-methyl-tetrahydrofolate dan

methylcobalamin sebagai koenzim (Sauberlich HE 1999). Untuk pembentukan hemoglobin dibutuhkan ketersediaan beberapa zat gizi seperti besi, asam folat, vitamin B12 dan protein. Disamping itu keberadaan vitamin A dan vitamin C juga berperan membantu penyerapan dan penyimpanan zat besi dalam tubuh. Vitamin B12 dari makanan atau yang diperoleh dari suplemen berpengaruh pada vitamin B12 serum yang tergantung pada jumlah vitamin B12 dalam pangan dan bioavailabilitasnya serta ketersediaan zat gizi pendukung penyerapan seperti kalsium dan protein. Selain itu keberadaan vitamin B12 dalam serum juga dipengaruhi oleh cadangan dalam tubuh, dan ada tidaknya penyakit infeksi yang dapat mengganggu proses penyerapan. Atrophic gastritis juga dapat menyebabkan defisiensi vitamin B12 akibat kemampuan se-sel parietal berkurang untuk menghasilkan intrinsic factor. Kemampuan sel parietal ini menurun sesuai dengan bertambahnya usia (FAO/WHO 2001).

Faktor lain yang berpengaruh terhadap kemampuan mengingat adalah status gizi dan kesehatan anak. Hal ini terkait dengan kemampuan otak secara khusus dalam menerima dan mengungkapkan kembali informasi yang diterima. Keadaan gizi kurang atau sedang sakit dapat mengganggu konsentrasi dan perhatian anak. Selain itu pemrosesan informasi seseorang dipengaruhi oleh faktor genetik dan stimulasi yang diberikan pada tahap perkembangan termasuk melalui

proses pengasuhan anak di sekolah maupun di rumah. Dalam penelitian ini beberapa faktor yang tidak diteliti meliputi cadangan dalam tubuh, penyakit infeksi selama pemberian suplemen, faktor genetik dan stimulasi diasumsikan tidak berbeda pada subyek penelitian sehingga tidak mengganggu pemberian suplemen vitamin B12.

Kerangka operasional studi pengaruh suplementasi vitamin B12 terhadap status vitamin B12, kadar hemoglobin dan daya ingat anak prasekolah disajikan secara skematis pada Gambar 7.

Myelin Syaraf Suplemen Vit B12 Asam Folat Zat Besi Protein Vit A, Vit C Status Gizi, & Kesehatan Daya Ingat Genetik Cadangan Vit B12 dalam Tubuh Vit B12 Serum Infeksi Hemoglobin Lemak Protein Stimulasi Vit B12, Protein Kalsium Konsumsi Pangan Tidak diteliti

Gambar 7 Kerangka pemikiran studi pengaruh suplemen vitamin B12 terhadap status vitamin B12, hemoglobin dan daya ingat anak

Definisi Operasional :

Anak prasekolah adalah anak yang berumur antara 4 – 6 tahun (pada awal penelitian sudah ulang tahun ke 4 dan belum ulang tahun ke 6), dan belum sekolah di sekolah dasar (SD).

Daya ingat adalah kemampuan anak menerima dan mengungkapkan kembali informasi yang diberikan (dalam penelitian ini berupa gambar) dan setiap gambar yang diingat diberi skor.

Serum vitamin B12 adalah kadar vitamin B12 dalam darah (pg/mL) yang diukur dengan indikator kadar vitamin B12 serum dengan metode

AxSYM system.

Status vitamin B12 adalah gambaran keadaan vitamin B12 dalam tubuh berdasarkan serum vitamin B12 yang dikategorikan menjadi normal bila konsentrasi serum vitamin B12 ≥ 300 pg/ml dan defisiensi bila konsentrasi vitamin B12 serum< 300 pg/ml. Kadar Hb adalah kandungan hemoglobin dalam darah yang diukur dengan metode

cyanmethemoglobyn.

Anemia adalah keadaan anak dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah di bawah batas normal anak usia prasekolah (< 11 g/dl). Suplemen vitamin B12 : adalah sirup B12 dengan konsentrasi dosis 10 microgram

dalam 2,5 ml diberikan pada anak setiap hari.

Sirup plasebo adalah sirup yang dibuat dengan bahan dasar sama dengan suplemen sirup vitamin B12 namun tidak mengandung vitamin B12.

Konsumsi pangan adalah rata-rata konsumsi setiap jenis pangan yang dinyatakan dalam satuan berat (gram) per hari, yang diperoleh dari hasil wawancara semi quantitative food frequency questionare

(semi FFQ).

Asupan gizi adalah rata-rata asupan atau intik energi dan beberapa zat gizi (karbohidrat, lemak,protein, vitamin A, vitamin B12, vitamin C, asam folat, vitamin B12, Kalsium dan Pospor) yang dinyatakan dalam satuan masing-masing zat gizi per hari,

diperoleh dari perhitungan kandungan gizi pangan hasil wawancara konsumsi metode recall 24 jam dan semi FFQ. Status gizi adalah keadaan gizi anak yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan

dan penggunaan zat gizi, yang diukur secara antropometri dengan indeks BB/U dan TB/U.

Skor morbiditas adalah jumlah skor penyakit, diukur dengan menjumlahkan skor setiap penyakit berdasarkan jenis penyakit, diperoleh dari hasil wawancara dan pemeriksaan kesehatan oleh dokter. Pendapatan perkapita adalah semua hasil yang diterima seluruh anggota keluarga

dari hasil bekerja dibagi jumlah anggota keluarga, yang dinyatakan dalam rupiah perkapita per bulan.

Pengeluaran pangan adalah jumlah uang yang dikeluarkan oleh keluarga untuk membeli pangan, dinyatakan dalam persentase pengeluaran pangan dengan membagi pengeluaran dengan pendapatan dikali 100 persen.

METODE

Disain, Lokasi dan Waktu

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan disain “Randomize Community Control Trial” yaitu studi yang menggunakan prosedur acak untuk mengalokasikan contoh pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (Bisma Murti 2003). Subyek penelitian adalah anak usia prasekolah (4-6 tahun) yang diberi suplemen vitamin B12 sebagai kelompok intervensi dan yang diberi plasebo sebagai kelompok kontrol.

Penelitian dilakukan pada anak prasekolah di Taman Kanak-kanak (TK) Al-Zahra Desa Ciherang Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor. Lokasi dipilih secara pusposif berdasarkan pertimbangan bahwa anak-anak di TK tersebut umumnya berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi menengah ke bawah. Keadaan tersebut diperoleh dari hasil observasi terhadap gambaran umum kondisi keluarga anak di TK Al-Zahra. Dengan kondisi sosial ekonomi menengah ke bawah kemungkinan konsumsi pangan hewani sebagai sumber vitamin B12 akan rendah.

Penelitian dilakukan selama 12 bulan mulai bulan Juli 2006 sampai bulan Juni 2007 mulai dari pengurusan ijin penelitian, persiapan bahan intervensi (suplemen berupa sirup), ethical clerance, persiapan contoh, uji coba kuesioner dan pemberian sirup vitamin B12 selama 6 bulan (24 minggu). Ethical clerance

dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI Jakarta (Lampiran 1). Tahapan dan waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.

Persiapan bahan intervensi dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan dosis dan bentuk yang akan diberikan. Peneliti bersama pembimbing menetapkan dosis vitamin B12 yang akan diberikan berdasarkan pertimbangan kecukupan sesuai umur dan bioavailabilitas vitamin B12 pada pemberian secara oral menurut Carmel R (2006) sebagaimana dijelaskan pada Tabel 1, sehingga ditetapkan dosis sebesar 10 μg/hari dalam bentuk sirup. Pemilihan suplemen dalam bentuk sirup dengan pertimbangan bahwa untuk anak-anak lebih mudah diberikan dibandingkan dengan bentuk lain seperti tablet atau kapsul, dan rasa yang dipilih

adalah rasa strowberi yang umumnya disukai anak-anak. Pembuatan sirup sampai pengemasan dalam botol berisi 90 ml dibantu oleh PT Kalbe Farma di Cikarang Bekasi.

Tabel 6 Tahapan dan waktu kegiatan penelitian Bulan ke No Jenis kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Ijin lokasi 2 Ethical clearance 3 Pembuatan suplemen Inform concent

4 Ujicoba kuesioner dan alat ukur daya ingat

5 Pengumpulan data awal - Pemeriksaan kesehatan - Pengambilan darah - Pengukuran BB dan TB - Pengumpulan data konsumsi pangan 6 Pemberian intervensi setiap hari 7 Pemantauan BB dan TB setiap bulan

8 Pengumpulan data akhir - Pemeriksaan kesehatan - Pengambilan darah - Pengukuran BB dan TB - Pengumpulan data

konsumsi pangan

Sosialisasi penelitian terhadap contoh diawali dengan melakukan pertemuan dengan orang tua (umumnya diwakili ibu atau nenek). Dalam pertemuan dengan orang tua dijelaskan tujuan kegiatan yang akan melibatkan anak-anak selama 6 bulan meliputi kesediaan anak untuk meminum sirup setiap hari dan akan diperiksa kesehatannya termasuk pengambilan darah sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan selama 6 bulan. Selanjutnya bila orang tua menyetujui dilakukan penandatanganan inform concent (Lampiran 2).

Tahap selanjutnya pengumpulan data awal (base line data) dilakukan wawancara dengan ibu atau nenek atau pengasuh anak untuk kebiasaan makan dan konsumsi pangan. Pemeriksaan kesehatan anak sekaligus pengambilan darah dilakukan pada tanggal 14 Desember 2006 bertempat di Taman kanak-kanak Al- Zahra. Setelah pemberian intervensi suplemen vitamin B12 selama 6 bulan (24 minggu) dilakukan pengumpulan data akhir (endline) meliputi konsumsi makan anak, pemeriksaan kesehatan serta pengambilan darah. Pemeriksaan kesehatan dan pengambilan darah dilakukan pada tanggal 14 Juni 2007.

Contoh dan Tehnik Penarikan Contoh

Populasi adalah seluruh anak usia 4-6 tahun di Taman kanak-kanak Al- Zahra Desa Ciherang Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor. Berdasarkan data TK Al-Zahra jumlah murid pada bulan Desember 2006 sebanyak 40 orang. Contoh merupakan bagian dari populasi, ukuran contoh ditentukan berdasarkan hasil penelitian terhadap anak sekolah di Kenya (Siekmann JH et al. 2003). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perubahan plasma Vitamin B12 sebesar 89 ± 96 pg/mL pada kelompok intervensi dan -18 ± 88 pg/mL pada kelompok kontrol. Dengan taraf nyata (α) = 0,05 (zα = 1.96) dan kekuatan uji (1-β) = 80 % (z β = 0.84) maka ukuran contoh ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut (WHO 1995) :

n = {(zα+z β)2 (σ12+ σ22)} / (d)2

Keterangan :

n = ukuran contoh

zα = sebaran normal pada taraf nyata 0,05 (selang kepercayaan 95 %) = 1,96 z β = sebaran normal dengan kekuatan uji 80 % = 0,84

σ1 = standar deviasi kadar vitamin B12 kelompok intervensi = 96 pg/mL

σ2 = standar deviasi kadar vitamin B12 kelompok kontrol = 88 pg/mL

d = perbedaan rata-rata kadar vitamin B12, sebesar 107 pg/mL Sehingga jumah contoh minimal yang diperlukan adalah :

n = {(1,96 + 0,84)2(962 + 882)} /(107)2 = 7,84 x (9216+7744)/11449

= 7,84 x 16960 / 11449 = 12

Dengan memperkirakan contoh drop out 20 % maka jumlah contoh ditambah 4 orang untuk setiap kelompok menjadi 16 orang dan jumlah contoh seluruhnya (2 kelompok) adalah 32 orang. Langkah-langkah penarikan contoh dapat dilihat pada Gambar 8.

Kelompok I / intervensi (mendapat sirup vit B12)

(16 anak)

Kelompok II / kontrol (Mendapat sirup plasebo)

(16 anak) Randomisasi Taman Kanak-kanak Al-Zahra Desa Ciherang Kecamatan Darmaga Bogor

Daftar anak usia 4-6 thn di TK Azzahra

(40 orang)

32 anak terpilih

Persyaratan:

• Anak tdk sakit

• Status gizi normal dan atau

kurang

• Bersedia ikut sebagai suby

penelitian (orangtua menandatangani inform concent)

• Bersedia minum sirup

selama ikut program ek

Pertimbangan

- Ada Kelompok bermain anak

- Sosek orang tua menengah ke bawah

- Jumlah anak usia 4-6 cukup untuk contoh yang diperlukan

Pelaksanaan Intervensi

Anak prasekolah di TK Al-Zahra yang terpilih sebagai contoh dibagi menjadi 2 kelompok secara random. Kelompok I (intervensi) diberikan intervensi berupa suplemen sirup vitamin B12. Sedangkan kelompok II (kontrol) diberikan sirup plasebo (sirup dengan bahan dasar sama dengan sirup vitamin B12 yaitu sirup glukosa hanya tidak mengandung vitamin B12). Formula sirup vitamin B12 dan plasebo dirancang peneliti bersama pembimbing dengan mempertimbangkan faktor kecukupan dan bioavailabilitas vitamin B12, kemudian dibuat dan dikemas atas bantuan PT. Kalbe Farma Cikarang Indonesia. Rata-rata kebutuhan sehari untuk anak usia prasekolah (4-6 tahun) sebesar 1.2 μg/hari (Setiawan B & Rahayuningsih S 2004), sedangkan bioavailabilitas vitamin B12 tergantung pada berapa banyak vitamin B12 yang dipisahkan dari pangan oleh pepsin dan enzim lambung lainnya, serta kemampuan intrinsic faktor (IF) sebagai penghubung dalam sistem penyerapan. Menurut Carmel R (2006) sebagaimana dijelaskan pada Tabel 1 bahwa jumlah optimum suplemen vitamin B12 yang diberikan secara oral dapat diserap melalui ikatan intrinsic factor (penyerapan secara normal 1.4-1.6 μg) dengan dosis 5-10 μg/hari. Dengan mempertimbangkan faktor kebutuhan anak usia 4-6 tahun (1.2 μg/hari) dan faktor bioavailabilitas suplemen maka peneliti beserta pembimbing menetapkan dosis vitamin B12 yang diberikan sebesar 10 μg/hari dalam 2.5 ml sirup (diberikan satu kali sehari sebanyak 2.5 ml). Sirup dikemas dalam botol berwarna gelap (coklat) berisi 90 ml.

Pemberian sirup kepada anak dilakukan setiap hari selama 6 bulan (24 minggu) atau 7 hari dalam seminggu Setiap minggu diberikan 5 hari di sekolah (Senin sampai Jumat) oleh peneliti dan 2 hari di rumah (Sabtu dan Minggu) dititipkan peneliti pada ibu. Selama pemberian intervensi berlangsung stok suplemen disimpan oleh peneliti di dalam lemari es dan dikeluarkan sesuai kebutuhan. Sirup yang diberikan di sekolah disimpan di sekolah dan ditambah bila habis, sedangkan untuk yang diberikan di rumah diberikan pada ibu atau nenek (yang mengasuh anak) dan disimpan di rumah. Pada waktu memberikan sirup pada ibu peneliti menjelaskan bahwa sirup harus disimpan di tempat yang tidak terkena sinar atau panas dan lebih baik disimpan di lemari es bila ada.. Untuk

memudahkan pemberian dan pengontrolan setiap anak disiapkan satu botol sirup dengan memberi label nama pada setiap botol dan satu sendok takar ukuran 2.5 ml, satu botol untuk diberikan di sekolah dan satu botol untuk di rumah. Dengan isi 90 ml per botol diperkirakan satu botol sirup cukup untuk 36 kali pemberian. Bila sirup yang sudah habis peneliti kembali menyiapkan sirup yang sudah diberi label nama anak, baik yang di sekolah maupun yang di rumah. Untuk menjaga kesinambungan pemberian sirup di rumah, peneliti selalu mengingatkan anak pada hari Jumat agar pada hari Sabtu dan Minggu anak minum sirup yang telah disediakan di rumah. Selain itu setiap 2 minggu peneliti mendatangi responden di rumah secara acak untuk mengetahui dan sekaligus mengingatkan pemberian sirup di rumah.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data sekunder diperlukan dalam tahapan penentuan contoh, yang meliputi data Taman Kanak-kanak dengan kondisi sosial ekonomi orang tua menengah ke bawah dan jumlah anak di TK agar dapat memenuhi jumlah contoh yang diperlukan.

Data primer terdiri dari data karakteristik sosial ekonomi orang tua (umur, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran pangan dan nonpangan), kebiasaan makan anak, konsumsi pangan dan gizi, berat badan dan tinggi badan anak, kadar serum vitamin B12 anak, kadar hemoglobin (Hb), dan daya ingat anak. Data sosial ekonomi orang tua diperoleh melalui wawancara langsung dengan orang tua dan anak, menggunakan kuesioner. Kebiasaan makan anak meliputi jenis pangan dan frekuaensi konsumsi setiap jenis pangan dan perkiraan jumlah pangan yang dikonsumsi, diperoleh dengan metode semiquantitativefood frequency questionaire (semi FFQ) selama seminggu, diukur dua kali pada awal dan akhir intervensi. Untuk mengetahui jumlah dan jenis pangan yang benar- benar dikonsumsi anak dilakukan juga metode recall 24 jam, dan diukur 2 kali pada awal dan akhir intervensi. Berat badan diukur dengan timbangan injak dengan ketelitian 0,1 kg. Tinggi badan diukur dengan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm. Berat badan dan tinggi badan diukur pada awal sebelum pemberian

intervensi dan setiap bulan selama 6 bulan intervensi sehingga data berat badan dan tinggi badan diukur 7 kali.

Data tentang jenis penyakit diperoleh dari pemeriksaan dokter pada waktu awal dan akhir intervensi. Setiap jenis penyakit diberi skor berdasarkan risiko penyakit terhadap kesehatan anak yang disebut dengan skor kesakitan atau skor morbiditas. Pemberian skor didasarkan pada diskusi peneliti dengan dokter yang memeriksa kesehatan contoh. Pemeriksaan dokter ini sekaligus bertujuan untuk menentukan apakah contoh terpilih bebas dari penyakit kronis sehingga contoh layak untuk mengikuti program intervensi mulai dari pengambilan darah dan menerima suplemen vitamin B12 selama 6 bulan (24 minggu).

Serum vitamin B12 anak ditentukan dengan mengukur kadar vitamin B12 dalam serum dengan metode AxSYM yang dikembangkan oleh Abbott Laboratories (2005) juga dilakukan dua kali sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (metode dan prosedur analisis pada Lampiran 3). Sedangkan kadar hemoglobin darah diukur dengan metode ‘cyanmethemoglobin’ dan diukur dua kali pada awal dan akhir intervensi.

Daya ingat anak diukur dengan metode ‘mengingat gambar’ dengan menyebutkan obyek gambar apa saja yang dilihat anak pada gambar yang ditunjukkan selama 0.5 menit. Kemudian gambar ditutup dan anak langsung disuruh untuk menyebutkan obyek gambar apa saja yang baru diperlihatkan . Setiap obyek gambar yang dapat disebutkan anak dicatat dan diberi skor. Pemberian skor dirancang peneliti dengan pembimbing berdasarkan besar kecilnya gambar, dengan asumsi bahwa ukuran obyek dalam gambar berpengaruh pada kemudahan anak untuk melihat dan mengingat gambar. Sebelum penentuan gambar yang akan digunakan dalam penilaian daya ingat, sebagai upaya validasi terhadap kebenaran hasil tes terlebih dahulu dilakukan uji tentang pemahaman anak terhadap beberapa obyek gambar. Gambar terdiri dari beberapa obyek yang biasanya ditemukan di lingkungan rumah atau sekolah dan ditunjukkan satu persatu kemudian anak diminta untuk menyebut nama gambar yang sedang ditunjukkan. Dari hasil tes terhadap kemampuan mengenal obyek gambar semua anak dapat mengenal gambar dan menyebutnya dengan sebutan yang sama, misalnya untuk gambar bola semua anak yang ditanya menyebutnya bola,

demikian juga untuk gambar yang lain. Selanjutnya dirancang suatu gambar berupa gambaran lingkungan rumah dengan berbagai obyek (Lampiran 4). Pengumpulan data daya ingat terhadap gambar dilakukan dua kali yaitu awal dan akhir intervensi pada semua contoh kelompok intervensi maupun kelompok kontrol.

Untuk lebih jelas aspek yang diteliti beserta peubah dan cara pengukurannya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Aspek, peubah dan cara pengukuran

Aspek Peubah Cara pengumpulan

Karakteristik keluarga

Umur ayah/ibu, umur anak, pendidikan ayah/ibu, pekerjaan ayah/ibu, jumlah anggota keluarga, pendapatan keluarga, pengeluaran pangan keluarga

Wawancara dengan ibu atau ayah, menggunakan kuesioner

Kebiasaan makan anak

Kebiasaan konsumsi pangan

Wawancara tentang jenis, frekuensi dan perkiraan jumlah pangan yang dimakan anak dengan metode semi quantitative Food Frequency

Questionaire (semi FFQ) selama seminggu

Konsumsi pangan dan gizi

Konsumsi pangan Diperoleh dari hasil wawancara dengan ibu atau pengasuh anak, dengan metode recall 24 jam dilakukan 2 kali pada awal dan akhir intervensi

Keadaan kesehatan Pemeriksaan kesehatan oleh dokter, dilakukan 2 kali pada awal dan akhir intervensi

Kesehatan anak dan Biokimia darah

Serum vitamin B12 Kadar vitamin B12 serum

ditentukan dengan AxSYM system (Abbott Laboratories USA 2005) Pengukuran dilakukan 2 kali pada awal dan akhir intervensi

Kadar Hemoglobin (Hb) Kadar Hb diukur dengan metode “cyanmethemoglobyn” juga diukur 2 kali pada awal dan akhir

intervensi

Kognitif Daya Ingat Daya ingat diukur dengan metode mengingat gambar dan pemberian skor pada setiap gambar, dilakukan 2 kali pada awal dan akhir intervensi

Berat Badan (BB) Penimbangan anak dilakukan di sekolah, pada awal intervensi dan setiap bulan selama 6 bulan intervensi (alat : timbangan injak dengan ketelitian 0,1 kg)

Status gizi

Tinggi Badan (TB) Pengukuran langsung pada anak dilakukan pada awal intervensi dan setiap bulan selama 6 bulan

intervensi (alat : microtoise dengan ketelitian 0,1 cm).

Penyakit Skor morbiditas Diukur dengan pemberian skor pada jenis penyakit yang diderita anak melalui pemeriksaan dokter,

dilakukan 2 kali pada awal sebelum intervensi dan akhir intervensi

Validitas dan Kontrol Kualitas Data

Untuk menjamin validitas internal data, maka dalam pengumpulan data dilakukan:

1 Wawancara untuk kuesioner karakteristik keluarga, kebiasaan makan dan konsumsi pangan dilakukan oleh peneliti.

2 Uji coba kuesioner dilakukan pada 3 orang ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dan sekolah di Taman Kanak-kanak. Uji coba dilakukan untuk mengetahui lamanya pengisian kuesioner dan untuk mengetahui apakah pertanyaan yang diajukan dapat dimengerti dan dijawab oleh ibu.

3 Pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan oleh peneliti dan menggunakan alat yang sama pada setiap pengukuran selama penelitian dan ditera (dinolkan setiap akan mengukur).

4 Pemeriksaan kesehatan anak dilakukan oleh dokter Puskesmas Ciherang. Pemeriksaan dilakukan oleh dokter yang sama pada awal dan akhir intervensi.

5 Pengambilan darah dilakukan oleh tenaga profesional yaitu laboran yang bertugas di Laboratorium Rumah Sakit PMI Bogor.

6 Gambar yang digunakan untuk pengukuran daya ingat dirancang mulai dari tahap tes kemampuan anak untuk mengenal dan menyebut nama-nama benda yang ditunjukkan, dimaksudkan untuk meminimalkan bias dengan menyamakan persepsi anak terhadap setiap obyek dalam gambar. Setelah gambar dibuat dan sebelum digunakan dilakukan lagi ujicoba pada anak-anak diluar responden terpilih.

Sedangkan untuk kontrol kualitas data dilakukan dengan cara : 1 Meneliti kembali kusioner yang sudah diisi saat wawancara

2 Memperbaiki data yang kurang akurat dengan menanyakan kembali pada responden

3 Data yang sudah dientry kemudian dicek ulang dan bila terdapat kesalahan diperbaiki sesuai dengan yang tercantum di kusioner

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh selama penelitian diolah menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 13. Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap antara lain : editing, coding, entry, cleaning, tabulasi data dan analisis statistik.

Data karakteristik sosial ekonomi keluarga yeng meliputi umur ayah dan ibu, pendidikan ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, pendapatan keluarga (pendapatan perkapita dalam keluarga), pengeluaran keluarga untuk pangan dan nonpangan, dan kebiasaan makan anak ditampilkan secara deskriptip (nilai rata- rata dan standar deviasi). Demikian juga untuk data kebiasaan makan anak yang diperoleh dari metode semi FFQ, dikelompokkan menurut jenis pangan dan perkiraan jumlah yang dimakan perhari. Konsumsi gizi dihitung berdasarkan kandungan zat gizi meliputi energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin C, vitamin B12, asam folat, kalsium, pospor dan zat besi. dalam pangan yang diperoleh dari recall 24 jam dan semi FFQ, menggunakan program Food processor. Keadaan kesehatan ditentukan dari hasil pemeriksaan dokter dengan

kriteria sehat dan ada penyakit (jenis penyakit disebutkan). Berdasarkan keadaan kesehatan ditentukan skor morbiditas berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan dokter yang memeriksa contoh dan didasarkan pada berat atau ringannya penyakit serta kemungkinan pengaruhnya terhadap gangguan pencernaan dan penyerapan zat gizi. Penentuan skor sebagai berikut : batuk pilek (skor 50), demam (skor 50), dermatitis (skor 10), telinga atau crumen telinga (skor 10), dan diare (skor 80).

Status vitamin B12 ditentukan berdasarkan kadar vitamin B12 serum

Dokumen terkait