• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

H. Teori Belajar Jean Piaget

I. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peran penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan penerapan konsep diri. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari diri siswa maupun lingkungannya. Selain itu pemilihan dan penggunaan strategi, metode, model dan media dalam pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu proses pembelajaran sejarah.

Mata pelajaran Sejarah di SMP N 1 Lebaksiu sudah menggunakan KTSP dimana siswa dituntut untuk aktif dan guru ditempatkan sebagai fasilitator dan mediator yang membantu siswa dalam proses belajar. Perhatian utama dalam KTSP ini ialah siswa yang belajar, bukan pada disiplin atau guru yang mengajar. Hal ini berarti bahwa proses pembelajaran sesungguhnya berpusat pada peserta didik. Disini siswa diharapkan berperan aktif pada tiap proses pembelajaran. Mengingat bahwa sasaran utama dalam pembelajaran dewasa ini adalah keterlibatan siswa secara maksimal dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), maka banyak diciptakan inovasi model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersikap aktif dalam proses pembelajaran di kelas.

Menanggapi hal tersebut, maka dalam rangka mewujudkannya dipilihlah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan mind map sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang bisa dipakai dalam pembelajaran IPS. Model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan mind map ini dipandang dapat merangsang keaktifan siswa dan membantu pemahaman materi selama mengikuti proses pembelajaran sejarah, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan. Penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan maind map ini menuntut siswa untuk bersikap aktif dalam menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Pembelajaran sejarah pembelajaran sejarah disekolah kurang begitu diminati oleh peserta didik. Pelajaran sejarah yang memiliki materi banyak dianggap sebagai pelajaran yang membosankan karena seolah-olah cenderung hapalan. Selain itu dalam pembelajaran sejarah, guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif yang dapat melibatkan keaktifan dan kreatifitas siswa dalam belajar sejarah. Dalam proses pembelajaran sejarah siswa cenderung pasif, kurang bersemangat, bahkan kadang ada yang tertidur. Kondisi seperti ini akan mengurangi motivasi belajar yang dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Jika kondisi seperti ini terus berlangsung, lama kelamaan motivasi belajar sejarah siswa akan cenderung menurun yang dapat mengakibatkan hasil belajar kurang maksimal sehingga tujuan pembelajaran sejarah tidak akan tercapai.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar sehingga aktivitas belajar siswa mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar sejarah siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun

faktor dari luar (eksternal). Menurut Syaodih Sukmadinata (2009: 162-165) yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran).

Salah satu tujuan penggunaan pembelajaran konstruktivistik adalah peserta didik belajar cara-cara mempelajari sesuatu dengan cara memberikan pelatihan untuk mengambil prakarsa belajar untuk mendorong agar peserta

didik terlibat aktif dalam kegiatan belajar (Rifa’I i & Anni 2011: 225)

Teori belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konstruktivisme. Inti sari teori konstruktivisme adalah membawa peserta didik harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks kedalam dirinya sendri. Teori ini memandang peserta didik sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan prinsip-prinsip yag telah ada dan merevisi prinsip-prinsip-prinsip-prinsip tersebut apa bila sudah tidak dapat digunakan lagi. Hal ini memberikan implikasi bahwa peserta didik harus terlibat aktif dalam pemebelajaran (Anin 2011 : 137)

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik Suprijono (2011: 6). Kualitas pembelajaran adalah kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan ini menyangkut model pembelajaran yang digunakan.

Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

melatih peserta didik aktif dalam pembelajaran dan berfikir kreatif sehingga diharapkan akan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar yang maksimal. Pengaruh penggunaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

dengan metode Mind Mapping terhadap hasil belajar sejarah siswa ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Berpikir penelitian pegaruh penerapan pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition dengan Mind Mapping

terhadap hasil belajar IPS siswa Penggunaan

Metode Ceramah

rangsangan yang kuat

Siswa terlihat merasa jenuh di dalam kelas

Siswa cenderung pasif Pembelajaran yang

terpusat pada guru

Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)dengan metode Mind Mapping

Pembelajaran CIRC & Mind Mapping Melatih siswa agar lebih aktif

dalam pembelajaran

Belajar tidak terpusat pada guru Merncanakan, mengkreatifkan,

memahami dan mengingat

Siswa antusisa dalam mengikuti pelajaran

Pembelajaran tidak bersumber hanya dari guru

Siswa lebih aktif Elastisitas gagasan

Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC)dengan metode Mind Mapping positif terhadap hasil belajar IPS Melibatkan keaktivan siswa Klarifikasi dan pertukaran Evaluasi

Pembelajaran CIRC & Mind Mapping bagi siswa

Orientasi

Kelompok membaca

Keterangan :

Dari gambar krangka berfikir tersebut bagai mana proses pembelajaran IPS mneggunakan Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition dengan metode Mind Mapping. Orientasi adalah guru mendemonstrasikan materi dan pembelajaran yang akan digunakan, kemudian elastisitas gagasan adalah para siswa mencari pasanganatau kelompok yang nantinya akan bekerja sama

Kelompok membaca adalah siswa bekerja dan membagi tugas masing-masing dan memiliki tanggung jawab individu, klarifikasi dan pertukaran adalah siswa berinteraksi dan mendapatkan informasi dari klompok lain yang mereka belum ketahui, dan disini juga melibatkan siswa menjadi lebih aktif, setelah itu dilakukann evaluasi untuk mendapatkna hasilnya

Rangkaian kegiatan belajar tersebut diasumsikan dapat merangsang keaktifan siswa dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu, penugasan untuk membuat mind map dari informasi yang mereka temukan sendiri akan membuat pemahaman siswa terhadap materi lebih mendalam. Penggunaan model pembelajaran ini diharapkan dapat membantu siswa untuk memenuhi tujuan pembelajaran, yaitu dengan hasil belajar yang memuaskan

J. Hipotesis

Hipotesis mengandung pengertian satu pendapat yang kebenarannya masih harus dibuktikan terlebih dahulu. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

1. Ho

Tidak ada pengaruh hasil belajar sejarah siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan metode Mind Mapping.

2. Ha

Ada pengaruh hasil belajar sejarah siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan metode Mind Mapping

49 BAB III

Dokumen terkait