• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir menggambarkan hubungan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diteliti. Seiring berkembangnya zaman kurikulum pendidikan selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Hal ini dilakukan untuk menyempurrnakan kurikulum yang sebelumnya sehingga lebih baik dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dinilai kurang maksimal, baik dalam menanggapi perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global, dan standar penilaian kognitif. Sehingga terjadi perubahan kurikulum dari KTSP menjadi Kurikulum 2013.

43

Dalam perubahan kurikulum dari KTSP menjadi Kurikulum 2013, terjadi penambahan jam pelajaran dan pengurangan mata pelajaran, pada jenjang SMA penjurusan dilaksanakan lebih awal, yaitu pada kelas X, dan dalam sistem penilaiannya, Kurikulum 2013 berpusat pada sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Pengembangan kurikulum 2013 dilakukan karena adanya tantangan internal maupun eksternal. Akan tetapi persiapan untuk menghadapi perubahan kurikulum ini belum matang dari segi sumber daya manusianya. Pemerintah tidak melakukan uji coba Kurikulum 2013 terlebih dahulu, ketidaksiapan guru dan sekolah dalam pelaksanaannya, kurangnya pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pemerintah kepada guru, dan buku siswa yang masih belum siap, sehingga pemerintah menentukan beberapa kriteria kepada sekolah-sekolah untuk dapat melaksanakan Kurikulum 2013. Akan tetapi tak jarang banyak guru yang mengeluh karena pengetahuan akan kurikulum tersebut masih kurang. Dalam penyusunan perangkat pembelajaran juga diperlukan teknik dan panduan agar dapat berjalan dengan baik saat proses pembelajaran berlangsung. Disini guru dituntut untuk bisa memberi kontribusi kepada peserta didiknya sehingga dapat berprikir kritis, kreatif, dan inovatif sehingga mereka mampu berperan aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut juga tak lepas dari adanya faktor pendukung dan penghambat proses implementasi yang meliputi fasilitas pembelajaran, ketersediaan sumber belajar, dan sosialisasi kurikulum 2013. Berikut skema penelitian ini dijabarkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Perubahan oleh pemerintah dari

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikanmenjadi Kurikulum2013

Persiapan yang singkat dan kurangnya pemahaman guru akan kurikulum 2013

Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri Se-Kabupaten Sragen Penyususnan Perangkat

Pembelajaran Geografi berdasarkan Kurikulum 2013

Faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum 2013 Pelaksanaan Pembelajaran Geografi di Kelas

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinilai masih mengalami permasalahan dalam pelaksanaannya

111 BAB V PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi di SMA negeri se-kabupaten Sragen dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan hasil pengolahan data angket siswa mengenai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) geografi yang meliputi sub variabel yaitu membuka pelajaran, pengelolaan kelas, penguasaan materi, penerapan metode pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan sumber belajar, dan menutup pelajaran diperoleh skor 76,36%. Hasil tersebut termasuk dalam kriteria baik yang berarti bahwa implementasi kurikulum 2013 pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) geografi di SMA negeri se-kabupaten Sragen sudah baik.

2. Berdasarkan hasil pengolahan data angket siswa mengenai evaluasi

pembelajaran geografi yang terdiri dari penilaian berkesinambungan, penilaian dengan berbagai teknik, dan penggunaan informasi ketuntasan belajar untuk melaksanakan remidi dan pengayaan diperoleh skor 77,43%. Hasil tersebut termasuk dalam kriteria sangat baik yang berarti bahwa bentuk evaluasi hasil belajar siswa mata pelajaran geografi di SMA negeri se-kabupaten Sragen sudah sangat baik dan sesuai dengan standar penilaian kurikulum 2013 yang diterapkan oleh pemerintah.

3. Perencanaan pembelajaran yang dihasilkan dari analisa perangkat pembelajaran yang berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) diperoleh rata-rata persentase skor 81,25%. Hasil tersebut termasuk dalam kategori sangat baik yang berarti perangkat pembelajaran yang digunakan guru dalam merencanakan pembelajaran geografi di SMA negeri se-kabupaten Sragen sudah sangat baik.

4. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada guru mata

pelajaran geografi diketahui bahwa faktor pendukung implementasi kurikulum 2013 yakni seperti adanya sosialisasi yang telah dilakukan oleh pemerintah seperti diadakannya pendidikan pelatihan dan seminar yang telah dilaksanakan sehingga menjadi media guru dalam memperdalam konsep-konsep mengenai kurikulum 2013. Sedangkan kurangnya fasilitas pembelajaran serta sumber belajar yang belum memadai menjadi faktor dominan yang menjadi penghambat dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi di SMA negeri se-kabupaten Sragen.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran dari peneliti adalah sebagai berikut: 1. Guru hendaknya selalu berusaha meningkatkan kualitas kegiatan belajar

mengajar (KBM) yang sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013. Guru yang telah mencapai hasil baik dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam mata pelajaran geografi diharapkan mampu untuk meningkatkan menjadi lebih baik lagi.

113

2. Dalam hasil evaluasi pembelajaran geografi, penilaian dengan berbagai teknik perlu ditingkatkan, terutama pada teknik penilaian tes praktik dan teknik penilaian tes projek masih banyak guru yang belum melaksanakan. Guru juga hendaknya selalu memberi pengayaan bagi siswa yang dapat mencapai hasil belajar optimal, untuk menambah pengetahuan siswa tentang materi pembelajaran geografi.

3. Dalam perencanaan pembelajaran geografi, kualitas RPP guru perlu untuk ditingkatkan terutama kesesuian KD dan rencana penilaian dengan kurikulum 2013. Sebaiknya guru juga menerapkan metode media dan sumber belajar secara optimal dan lebih bervariasi agar peserta didik terbiasa dengan model pembelajaran pada kurikulum 2013.

4. Sekolah sebaiknya memberi fasilitas yang lebih baik dari segi sarana dan prasarana maupun pengembangan sumber daya manusia tenaga akademik agar mampu mendukung dan menerapkan kurikulum 2013 secara lebih optimal.

5. Pada dasarnya terdapat perbedaan kualitas pembelajaran dan pengajaran. Sekolah yang berada dipusat kota cenderung lebih maju dalam beberapa hal misalnya dari segi pelaksanaan pembelajaran yang ditunjang dengan fasilitas pembelajaran yang cukup memadai, kreativitas guru, tenaga pendidik yang berkompeten, dan siswa yang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut tentu tak lepas dari andil besar fasilitas sekolah dan sumberdaya manusia yang berkualitas. Secara keseluruhan dari segi kualitas sumber daya manusia di desa maupun dikota sama-sama

berkualitas, tetapi ada beberapa perbedaan yang mempengaruhi kualitas pendidikan, misalnya seperti kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas yang dihasilkan oleh tenaga pendidik (guru), lingkungan yang kondusif akademik, infrastruktur pendidikan, media informasi, dan aktivitas peserta didik (semangat belajar). Disamping itu juga aksesibilitas didaerah perkotaan juga lebih baik sehingga menjadikan sekolah negeri yang berada di pusat kota menjadi pusat minat para siswa untuk melanjutkan kesekolah yang memiliki mutu dan kualiatas lebih baik, meskipun dengan jarak tempuh yang relatif jauh bagi siswa yang rumahnya berada diluar kota (di desa).

115

Dokumen terkait