• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2017 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2017 SKRIPSI"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

i

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA

PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN

SRAGEN TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Arinta Yuni Astanti 3201412069

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

 Pendidikan adalah senjata paling mematikan didunia, karena dengan pendidikan, Anda dapat mengubah dunia. (Nelson Mandela)

 Pendidikan adalah tiket ke masa depan. Hari esok dimiliki oleh orang-orang yang mempersiapkan dirinya sejak hari ini. (Malcolm X)

 Akar pendidikan itu pahit, tapi buahnya manis. (Aristoteles)

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku Bapak Sutardi dan Ibu Retno Ermawati yang selalu memberikan motivasi, kasih sayang, semangat, dan doa yang tulus tiada hentinya, serta dukungan moral dan materi.

2. Dosen pembimbing Dr. Eva Banowati, M.Si dan Drs. Hariyanto, M.Si yang selalu membimbing dan memberikan arahan selama skripsi ini disusun.

3. Sahabat terbaikku Anis Dwi Rahmawati, dan teman-temanku angkatan 2012 Pendidikan Geografi Unnes yang selalu memberi motivasi.

(6)

vi SARI

Astanti, Arinta Yuni. 2019. Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri Se-Kabupaten Sragen Tahun 2017. Skripsi Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr. Eva Banowati, M.Si, dan Drs. Hariyanto, M.Si.

Kata Kunci: Pendidikan, Geografi, Implementasi Kurikulum 2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk: Mengetahui implementasi pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar; Mengetahui kesesuaian perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP) dengan prinsip Standart Proses Kurikulum 2013; Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri se-Kabupaten Sragen tahun 2017.

Metode penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di semua SMA Negeri se-Kabupaten Sragen yang telah mengimplementasikan kurikulum 2013. Populasi dalam penelitian adalah semua guru geografi yang ada di sekolah tersebut dengan jumlah 15orang guru dan semua siswa kelas X IPS dengan jumlah 784 siswa. Sampel guru berjumlah 15 orang dengan teknik total sampling, sedangkan sampel siswa sebanyak 117 siswa dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket/kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan deskriptif persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kurikulum 2013 oleh guru geografi di SMA Negeri se-Kabupaten Sragen dari perangkat perencanaan pembelajaran diperoleh rata-rata persentase skor 81,25% dengan kriteria sangat baik. Pelaksanaan pembelajaran diperoleh rata-rata skor 76,39% dengan kriteria baik. Evaluasi hasil belajar geografi diperoleh rata-rata skor 77,43% dengan kriteria sangat baik. Selain itu dari hasil wawancara diketahui bahwa fasilitas, sumber belajar, dan sosialisasi kurikulum 2013 sangat menentukan keberhasilan implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri Se-Kabupaten Sragen.

Kesimpulannya bahwa implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri se-Kabupaten Sragen tahun 2017 yakni sudah baik. Faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi kurikulum ini secara keseluruhan terletak pada sarana dan prasarana sekolah, karena setiap sekolah mempunyai keterdesediaan sarana dan prasarana masing-masing. Terdapat perbedaan kualitas pembelajaran dan pengajaran. Sekolah yang berada dipusat kota cenderung lebih maju dalam beberapa hal misalnya dari segi pelaksanaan pembelajaran yang ditunjang dengan fasilitas pembelajaran yang cukup memadai, kreativitas guru, tenaga pendidik yang berkompeten, dan siswa yang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Saran yang dapat diberikan, sebaiknya guru menerapkan metode media dan sumber belajar secara optimal dan lebih bervariasi

(7)

vii

agar peserta didik dapat terbiasa dengan model pembelajaran pada kurikulum 2013.

ABSTRACT

Astanti, Arinta Yuni. 2019. Implementation of 2013 Curriculum in Geography Subjects in Sragen Public High Schools in 2017. Thesis of Geography Department, Faculty of Social Sciences, Semarang State University. Supervisor Dr. Eva Banowati, M.Sc, and Drs. Hariyanto, M.Sc.

Keywords: Education, Geography, 2013 Curriculum Implementation

The purpose of this study is to: Know the implementation of the implementation of learning and evaluation of learning outcomes; Knowing the suitability of the learning kit (Syllabus and RPP) with the principles of the 2013 Curriculum Process Standard; Knowing the supporting and inhibiting factors in the implementation of the 2013 curriculum in geography in high schools in Sragen Regency in 2017.

The research method used is descriptive quantitative. Research locations in all state high schools in Sragen regency that have implemented the 2013 curriculum. The population in the study were all geography teachers in the school with 15 teachers and all students of class X IPS with 784 students. The sample of teachers is 15 people with a total sampling technique, while the sample of students is 117 students with a purposive sampling technique. Data collection techniques using questionnaires / questionnaires, observation, interviews, and documentation. The data analysis technique used is descriptive percentage.

The results showed that the implementation of the 2013 curriculum by geography teachers in Sragen regency high schools from learning planning tools obtained an average percentage score of 81.25% with very good criteria. Implementation of learning obtained an average score of 76.39% with good criteria. Evaluation of geography learning outcomes obtained an average score of 77.43% with very good criteria. Besides that, from the interview results it is known that the facilities, learning resources, and socialization of the 2013 curriculum greatly determine the success of the implementation of the 2013 curriculum in Sragen High Schools.

The conclusion is that the implementation of the 2013 curriculum in geography subjects in Sragen high schools in 2017 is already good. Supporting and inhibiting factors in the implementation of this curriculum as a whole lies in the facilities and infrastructure of schools, because each school has the availability of facilities and infrastructure respectively. There are differences in the quality of learning and teaching. Schools located in the city center tend to be more advanced in several ways, for example in terms of implementation of learning supported by adequate learning facilities, teacher creativity, competent educators, and students who play an active role in the learning process. Suggestions that can be given, teachers should apply media methods and learning resources optimally and be more varied so that students can get used to the learning models in the 2013 curriculum.

(8)

viii PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta innayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri Se-Kabupaten Sragen Tahun 2017”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi di Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari petunjuk, bimbingan, nasehat dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini dengan penuh rasa hormat penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rochman, M.Hum. selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menyelesaikan studi Strata 1 di Jurusan Geografi FIS Unnes.

2. Dr. Moh. Solehatul Mustofa, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang yang telah mengelola akademik,

kemahasiswaan dan sarana prasarana perkuliahan serta memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

3. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si. Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

(9)

ix

4. Dr. Eva Banowati, M.Si. Dosen Pembimbing I dengan kesabaran dan ketelitian dalam memberikan bimbingan demi kelancaran tugas akhir ini. 5. Drs. Hariyanto, M.Si. Dosen Pembimbing II dengan ketelitian dan kesabaran

mengarahkan dalam memberikan bimbingan demi kelancaran tugas akhir ini. 6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Geografi FIS Unnes yang telah

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat, dan motivasi selama penulis menempuh perkuliahan.

7. Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 1 Sragen, SMA Negeri 2 Sragen, SMA Negeri 3 Sragen, SMA Negeri 1 Sambungmacan, SMA Negeri 1 Gondang, SMA Negeri 1 Gemolong, SMA Negeri 1 Sumberlawang. yang telah berkenaan membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam pelaksanaan penelitian.

8. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sragen, SMA Negeri 2 Sragen, SMA Negeri 3 Sragen, SMA Negeri 1 Sambungmacan, SMA Negeri 1 Gondang, SMA Negeri 1 Gemolong, SMA Negeri 1 Sumberlawang, yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di sekolah yang bersangkutan.

9. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan doa, dukungan, dan kasih sayang serta menjadi motivasi utama penulis selama ini.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah berkenan memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan berbagai pihak kepada penulis mendapat pahala yang berkah dari Allah SWT dan selalu berada

(10)

x

dalam lindungan-Nya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis berterimakasih terhadap saran dan kritik dari pembaca yang akan dijadikan masukan guna perbaikan.

Demikian, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Semarang,10 Juli 2019

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

SARI ... vi

ABSTRACT ... vii

PRAKATA ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoritis ... 10 1. Kurikulum ... 10 a. Pengertian Kurikulum ... 10 b. Komponen Kurikulum ... 12 c. Peranan Kurikulum ... 13 d. Fungsi Kurikulum ... ... 13 2. Kurikulum 2013 ... a. Pengertian Kurikulum 2013 ... 14

b. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 ... 16

c. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 18

d. Standar Nasional Pendidikan ... 19

3. Implementasi Kurikulum 2013 ... 23

4. Perencanaan Pembelajaran ... 27

a. Silabus ... 27

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 28

5. Evaluasi Hasil Belajar ... 31

6. Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Geografi ... 32

7. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum 2013. 37 a. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 38

b. Kreativitas Guru ... 38

c. Aktivitas Peserta Didik ... 39

d. Sosialisasi Kurikulum 2013 ... 39

e. Fasilitas dan Sumber Belajar ... 40

(12)

xii

g. Partisipasi Warga Sekolah ... 41

B. Kerangka Berpikir ... 42

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian ... 45

B. Sampel dan Teknik Sampling ... 46

C. Variabel Penelitian ... 47

D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ... 48

1. Angket atau Kuesioner ... 48

2. Observasi ... 49

3. Wawancara ... 49

4. Dokumentasi ... 50

E. Validitas dan Reliabilitas Alat ... 50

1. Validitas ... 50

2. Reliabilitas ... 52

F. Teknik Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 58

1. Deskripsi Umum Daerah Penelitian ... 58

2. Profil Guru Geografi ... 59

a. Pendidikan Terakhir ... 59

b. Pengalaman Mengajar ... 59

c. Status Kepegawaian Guru ... 60

3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 60

a. Perangkat Pembelajaran Geografi ... 61

b. Pelaksanaan Pembelajaran Geografi ... 65

c. Evaluasi Hasil Belajar Geografi ... 77

d. Faktor Pendukung dan Penghambat ... 83

B. Pembahasan ... 95

1. Perangkat Pelaksanaan Pembelajaran Geografi ... 95

2. Pelaksanaan Pembelajaran Geografi ... 98

3. Evaluasi Hasil Belajar Geografi ... 105

4. Faktor Pendukung dan Penghambat ... 109

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 112

B. Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 116

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Populasi Penelitian ... 46

Tabel 2 Persebaran Populasi dan Sampel Penelitian ... 47

Tabel 3 Deskriptif Persentase Perangkat Pembelajaran dan Pelaksanaan Pembelajaran ... 55

Tabel 4 Deskriptif Persentase Evaluasi Hasil Belajar ... 57

Tabel 5 Pengalaman Mengajar Guru Geografi ... 60

Tabel 6 Status Kepegawaian Guru Geografi ... 60

Tabel 7 Rekapitulasi Hasil Penelitian Perangkat Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar Geografi ... 61

Tabel 8 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Silabus Guru Geografi ... 64

Tabel 9 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor RPP Guru Geografi ... 65

Tabel 10 Rekapitulasi Hasil Olah Data Sub Variabel Membuka Pelajaran ... 66

Tabel 11 Rekapitulasi Hasil Olah Data Sub Variabel Pengelolaan Kelas ... 68

Tabel 12 Rekapitulasi Hasil Olah Data Sub Variabel Penguasaan Materi ... 69

Tabel 13 Rekapitulasi Hasil Olah Data Sub Variabel Penerapan Metode Pembelajaran Saintifik ... 70

Tabel 14 Rekapitulasi Hasil Olah Data Sub Variabel Pemanfaatan Media Pembelajaran ... 71

Tabel 15 Rekapitulasi Hasil Olah Data Sub Variabel Pendayagunaan Sumber Belajar ... 73

Tabel 16 Rekapitulasi Hasil Olah Data Sub Variabel Menutup Pelajaran ... 77

Tabel 17 Rekapitulasi Hasil Olah Data Sub Variabel Proses Pembelajaran ... 79

Tabel 18 Rekapitulasi Hasil Olah Data Jenis Teknik Penilaian ... 81

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 41

Gambar 2 Diagram Batang Hasil Evaluasi Perangkat Pembelajaran Geografi ... 62

Gambar 3 Diagram Batang Hasil Pengolahan Data Angket Pelaksanaan Pembelajaran Geografi. ... 66

Gambar 4 Diagram Batang Hasil Pengolahan Data Angket Evaluasi Hasil Belajar Geografi ... 78

Gambar 5 Peta Lokasi Penelitian ... 117

Gambar 6 Pengisian Angket Siswa di SMA N 1 Sragen ... 169

Gambar 7 Pengisian Angket Siswa di SMA N 2 Sragen ... 170

Gambar 8 Pengisian Angket Siswa diSMA N 3 Sragen ... 170

Gambar 9 Pengisian Angket Siswa di SMA N 1 Gondang ... 171

Gambar 10 Pengisian Angket Siswa di SMA N 1 Sambungmacan ... 171

Gambar 11 Pengisian Angket Siswa di SMA N 1 Sumberlawang ... 172

Gambar 12 Pengisian Angket Siswa di SMA N 1Gemolong ... 172

Gambar 13 Buku Ajar Geografi Siswa Kelas X ... 173

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian ... 117

Lampiran 2 Daftar Profil Guru Geografi ... 118

Lampiran 3 Daftar Responden Siswa Kelas X ... 119

Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar Geografi ... 123

Lampiran 5Uji Coba Angket Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Geografi .. 126

Lampiran 6 Uji Coba Angket Penelitian Evaluasi Hasil Belajar Geografi ... 130

Lampiran 7 Angket Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Geografi ... 132

Lampiran 8 Angket Penelitian Evaluasi Hasil Belajar Geografi . ... 135

Lampiran 9 Rubrik Evaluasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Geografi ... 137

Lampiran 10 Pedoman Pengisian Rubrik Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Geografi ... 139

Lampiran 11 Angket Pedoman Wawancara Terstruktur ... 145

Lampiran 12 Lembar Dokumentasi ... 147

Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Geografi ... 148

Lampiran 14 Hasil Angket Siswa Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Geografi ... 158

Lampiran 15 Rekapitulasi Hasil Angket Evaluasi Hasil Belajar Geoografi ... 161

Lampiran 16 Hasil Angket Siswa Evaluasi Hasil Belajar Geografi ... 165

Lampiran 17 Rekapitulasi Hasil Penelitian Perencanaan Pembelajaran Geografi ... 166

Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian ... 169

Lampiran 19 Silabus ... 175

Lampiran 20 RPP ... 189

Lampiran 21 Contoh Pengumpulan Data dengan Angket ... 210

Lampiran 22 Surat Ijin Observasi Penelitian ... 217

Lampiran 23 Surat Ijin Penelitian ... 218

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan diselenggarakan untuk meningkatkan dan mengimbangi potensi manusia untuk membentuk pribadi yang lebih baik, berbudaya, dan manusiawi. Pendidikan nasional merupakan salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai suatu pranata sosial yang kuat dalam membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berkualitas sehingga mampu proaktif dalam menghadapi tantangan perubahan zaman.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dalam rangka mengimbangi berbagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam tatanan global yaitu dengan membenahi kurikulum pendidikan di Indonesia.

Pemerintah selalu berusaha dalam mewujudkan tujuan pendidikan, untuk itu melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) senantiasa berusaha dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan merumuskan atau

(17)

melakukan pembaharuan dan inovasi kurikulum, hal ini dilakukan mengingat terus berkembangnya kehidupan masyarakat dan dikarenakan kurikulum yang lama sudah dianggap tidak memenuhi kebutuhan zaman (Nirwanto dan Tjahjono: 2016).

Perkembangan kurikulum di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dan perbaikan, mulai dari kurikulum sederhana tahun 1947 sampai dengan Kurikulum 2013. Pelaksanaan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan dari pengembangan kurikulum yang telah ada sebelumnya baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah drintis pada tahun 2006 yang mencakup kompestensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 mulai diterapkan pada tahun 2013/2014. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang menitikberatkan penggunaan pendekatan saintifik, penilaian autentik dan tematik integratif dalam pembelajarannya (Budiani: 2017). Penerapan ini dilakukan secara bertahap, pemerintah hanya menunjuk sekolah yang terbaik yang dijadikan percontohan pada tiap daerahnya dengan harapan pada tahun ajaran selanjutnya semua sekolah bisa menerapkannya dengan baik.

Penggunaan kurikulum 2013 tentunya banyak sekali menuai pro dan kontra karena penerapan kurikulum yang dianggap masih prematur ini tidak senantiasa berjalan dengan baik dan masih membutuhkan perbaikan, terutama dalam pemahaman guru tentang kurikulum 2013. Hal tersebut dikarenakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) dianggap terlalu tergesa-gesa dalam

(18)

3

menerapkannya karena persiapannya belum matang. Banyak guru yang mengindikasikan ketidaksiapan dan kebingungan dalam penerapan Kurikulum 2013 tersebut. Kesulitan yang paling banyak dikeluhkan oleh para guru adalah mengenai pemahaman tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar, bagaimana cara mengajarnya dan penilaiannya. Sehingga Kurikulum 2013 ini belum terlaksana disemua sekolahan. Masih ada beberapa sekolah yang tetap menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan namun ada juga sekolah yang sudah menerapkan pembelajaran dengan Kurikulum 2013.

Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 yakni tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, disebutkan bahwa Kurikulum 2013 di tingkat SMA/MA meliputi: Kerangka Dasar Kurikulum, Struktur Kurikulum, Silabus, dan Pedoman Mata Pelajaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tersebut yang dapat di implementasikan dalam pembelajaran adalah silabus. Salah satu kunci sukses yang menentukan keberhasilan penggunaan kurikulum ini yakni kreativitas guru. Guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran dikelas dituntut untuk sekreatif mungkin dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan konsep dan karakteristik kurikulum, baik dalam hal pengelolaan kelas, pemilihan model pembelajaran, penggunaan media serta sumber belajar yang sesuai (Mulyasa, 2013). Dalam proses pembelajaran geografi guru khususnya dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar agar siswanya mampu memahami dan mengerti materi yang telah disampaikan sehingga siswa mampu menganalisis dan berpikir secara ilmiah mengenai hal-hal yang ada dimuka bumi.

(19)

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 10 ayat 1 tentang guru dan dosen menyebutkan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi empat aspek, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Keempat aspek tersebut sangat berpengaruh terhadap penggunaannya. Kurikulum dipahami sebagai sebagai sepeangkat pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Hal ini sejalan dengan Hamalik (2011:18) yang mengemukakan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan susunan, bahan kajian, dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan nasional.

Di Kabupaten Sragen ada 26 SMA/MA yang berada diberbagai daerah yang terdiri dari negeri maupun swasta. SMA negeri berjumlah 11, dan SMA swasta berjumlah 15. Penerapan kurikulumya ada yang masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan ada yang sudah menggunakan Kurikulum 2013. Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menggunakan Kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2015/2016 ada 7 sekolah yaitu SMA Negeri 1 Sragen di Jalan Perintis Kemerdekaan 16 Sragen, SMA Negeri 2 Sragen di Jalan Anggrek 34 Sragen, SMA Negeri 3 Sragen di Jalan Dr. Sutomo 2 Sragen, SMA Negeri Gemolong di Jalan Citrosancakan Gemolong Sragen, SMA Negeri 1 Gondang di Jalan Wisma Praja Gondang, SMA Negeri 1 Sambungmacan di Jalan Raya Timur Km. 15

(20)

5

Sragen, dan SMA Negeri 1 Sumberlawang di Jalan Raya Solo-Purwodadi KM. 27 Sragen (Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, 2016).

Demi tercapainya implementasi yang diinginkan maka guru khususnya guru geografi dituntut memegang peranan penting baik dalam pembelajaran maupun penguasaan materi pelajaran demi terlaksananya tujuan pembelajaran. Dengan pergantian kurikulum ini maka mendorong seseorang termasuk guru untuk menerima, mengerti, memahami, dan menilai. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik mengkaji mengapa disetiap pergantian kurikulum meresahkan para guru. Hal tersebut yang membuat peneliti tertarik akan “Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografidi SMA Negeri Se-Kabupaten Sragen Tahun 2017” yang termasuk didalamnya adalah faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana kesesuaian perangkat pembelajaran (silabus dan RPP) guru geografi di SMA Negeri Se-Kabupaten Sragen tahun 2017 dengan Prinsip Standar Proses Kurikulum 2013 ?

2. Bagaimana implementasi pelaksanaan pembelajaran geografi dengan Kurikulum 2013 di SMA Negeri Se-Kabupaten Sragen tahun 2017 ?

3. Bagaimana bentuk evaluasi hasil belajar geografi di SMA Negeri Se-Kabupaten Sragen tahun 2017 ?

(21)

4. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri Se-Kabupaten Sragen tahun 2017 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui kesesuaian perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP) guru geografi di SMA Negeri Se-Kabupaten Sragen tahun 2017 dengan prinsip Standar Proses Kurikulum 2013.

2. Mengetahui implementasi pelaksanaan pembelajaran geografi dengan kurikulum 2013 di SMA Negeri Se-Kabupaten Sragen tahun 2017.

3. Mengetahui bentuk evaluasi hasil belajar geografi dengan kurikulum 2013 di SMA Negeri Se-Kabupaten Sragen tahun 2017.

4. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 oleh guru geografi di SMA Negeri Se-Kabupaten Sragen tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi aktivis akademik dalam bidang pendidikan khususnya mengenai penggunaan kurikulum 2013 pada mata pelajaran geografi sehingga mampu merancang pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna, mampu mengorganisasikan pembelajaran, dan menentukan pendekatan pembelajaran.

(22)

7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, menambah wawasan dalam bidang pendidikan khususnya mengenai pengetahuan dan penerapan kurikulum 2013 dalam pembelajaran geografi yang dapat dijadikan bekal bagi peneliti selaku calon tenaga pendidik.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai pengetahuan dan faktor-faktor pendorong serta pengambat dalam implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran Geografi di SMA negeri se-Kabupaten Sragen. Diharapkan dapat lebih mematangkan kesiapan serta meningktakan kemampuan dalam penyelenggaraan pendidikan berbasis kurikulum 2013.

c. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dijadikan sebagai bahan kajian dan pertimbangan maupun bahan evaluasi bagi kepala sekolah selaku pemimpin dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan di sekolah sehingga dapat tercapai dengan baik.

E. Batasan Istilah

Dalam penelitian ini perlu diberikan batasan istilah mengenai hal-hal yang akan diteliti untuk mempermudah mengartikan atau menafsirkan dan untuk membatasi permasalahan. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

(23)

1. Kurikulum

Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian itu maka kurikulum mempunyai dua dimensi yaitu rencana serta pengaturan tentang tujuan, isi, dan bahan pelajaran; cara yang digunakan guru nantinya untuk melakukan pelaksanaan pembelajaran.

2. Kurikulum 2013

Menurut Mulyasa (2013: 66) Kurikulum merupakan pengembangan dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang diterapkan pada tahun 2004 lalu diteruskan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada tahun 2006. Hanya saja dalam kurikulum 2013 lebih menekankan adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang dimiliki oleh peserta didik. Kurikulum 2013 diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu secara berhasil, tepat dan tanggung jawab. Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Kurikulum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kurikulum 2013 berbasis karakter dan kompetensi.

(24)

9

3. Implementasi Kurikulum 2013

Implementasi Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik (Mulyasa, 2013:99). Dalam penelitian ini yang dimaksud implementasi Kurikulum 2013 adalah penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.

4. Mata Pelajaran Geografi

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungaan dan kewilayahan dalam konteks keruangan (Seminar Lokakarya di Semarang 1998).

5. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum 2013

Menurut Mulyasa (2013:39) keberhasilan dalam implementasi kurikulum 2013 ditentukan oleh berbagai faktor yaitu berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah.

(25)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teoretis 1. Kurikulum

a. Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Dalam ilmu pengetahuan pengertian kurikulum yaitu jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran (Hamalik, 2008:16).

Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis (Hamalik, 2008:16). Mata ajaran tersebut mengisi materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna baginya. Semakin banyak pengalaman dan penemuan-penemuan, maka semakin banyak pula mata ajaran yang harus disusun dalam kurikulum dan harus dipelajari oleh siswa di sekolah.

(26)

11

Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata ajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain; yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kesempatan dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu kurikulum (Hamalik, 2008:17).

Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan di luar kelas. Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum tersebut merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagi pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Hamalik, 2003:18).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

(27)

Hamalik (2013:16) mengemukakan tiga tafsiran kurikulum ;(1) Kurikulum ialah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan; (2) Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa; (3) Kurikulum adalah serangkaian pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan nasional (Mardiana, 2017:46).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai kurikulum di atas maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana atau program belajar siswa yang berisi tentang tujuan, isi, bahan, kegiatan dan evaluasi pembelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dibawah tanggung jawab sekolah.

b. Komponen Kurikulum

Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni tujuan, materi, metode, organisasi, dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama menjadi

(28)

13

dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran (Hamalik, 2008: 23-24).

c. Peranan Kurikulum

Sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Dianalisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan, dengan sekolah sebagai institusi sosial dalam melaksanakan operasinya, maka dapat ditentukan menjadi tiga peranan kurikulum yang sangat penting, yaitu peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif. Ketiga peranan ini sama penting dan perlu dilaksanakan secara seimbang (Hamalik, 2009:11).

d. Fungsi Kurikulum

Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Bagi guru kurikulum merupakan pedoman dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sedangkan bagi kepala sekolah dan pengawas kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan supervisi dan pengawasan. Bagi orang tua kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan terselenggaranya proses pendidikan disekolah. Bagi peserta didik kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar.

Menurut Inglish dalam Hamalik (2008:13-14) kurikulum juga mengemban berbagai fungsi tertentu. Kurikulum berfungsi sebagai fungsi penyesuaian yakni setiap individu harus mampu menyesuaikan diri terhadap

(29)

lingkungannya secara menyeluruh. Fungsi pengintegrasian yakni kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi. Fungsi diferensiasi yaitu kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan diantara setiap orang dalam masyarakat. Fungsi persiapan yakni berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh, misal melanjutkan studi ke sekolah yang lebih tinggi atau persiapan belajar di dalam masyarakat. Fungsi pemilihan yakni pengakuan atas perbedaan berarti memberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang di inginkan dan menarik minatnya. Dan yang terakhir fungsi diagnostik yakni salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan siswa untuk mampu memahami dan menerima dirinya, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. 2. Kurikulum 2013

a. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan serangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis sejak tahun 2014 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Kunandar (2014:21) menjelaskan bahwa pemerintah melalui kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2013 mengimplementasikan kurikulum baru sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya yang diberi nama kurikulum 2013 yang mengalami penyempurnaan standar kompetensi lulusan, isi,

proses, dan penilaian. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan

(30)

15

berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik; 2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif; 3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring; 4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif mencari; 5) pola belajar individual menjadi kelompok; 6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat media; 7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki peserta didik; 8) pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak; 9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Titik tekan pada Kurikulum 2013 ini yaitu adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Selain itu, pembelajaran lebih bersifat tematik integratif dalam semua mata pelajaran. Dalam pengembangan tersebut

terdapat sejumlah keunggulan esensial, yaitu:1) Kurikulum 2013

menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual), karena berpusat pada peserta didik, 2) Kurikulum 2013 berbasis karakter dan kompetensi yang mendasari pengembangan kemampuan siswa, 3) Terdapat bidang studi dan mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan (Mulyasa, 2013:164).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenaik kurikulum diatas maka dapat disimpulan bahwa kurikulum 2013 merupakan seperangkat rencana

(31)

atau program belajar siswa yang berisi mengenai tujuan, isi, bahan, kompetensi, hasil belajar, serta aktivitas belajar peserta didik yang mulai

diterapkan pada tahun ajaran 2013/2014 yang pelaksanaannya

menggabungkan beberapa aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013

Landasan suatu pengembangan kurikulum merupakan suatu pijakan awal bagi perancang dan pengembang kurikulum serta akan menentukan corak dan bentuk kurikulum yang akan dikembangkan nantinya.

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hail belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan filosofi sebagai berikut:

a) Pendidikan madrasah (MI, MTs dan MA) di Jawa Barat memiliki akar budaya keberagaman dan kekhasan masyarakat dalam menentukan masa depan bangsa.

b) Kurikulum sebagai komponen pendidikan yang dapat mewariskan budaya melalui penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam bentuk mata pelajaran.

(32)

17

c) Kurikulum disusun dan dikembangkan untuk pendidikan yang menyiapkan generasi mendatang yang mampu menyelesaikan masalah sosial di masyarakat, dan membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik.

d) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang.

e) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.

f) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan

intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.

2. Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standar-based-education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

(33)

3. Landasan Yuridis

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:

a) Permendikbud No. 20 Th 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan

b) Permendikbud No.21 Th 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

c) Permendikbud No.22 Th 2016 tentang Standar Pendidikan Dasar dan Menengah

d) Permendikbud No.23 Th 2016 tentang Standar Penilaian e) Permendikbud No.24 Th 2016 tentang KompetensiInti dan

Kompetensi Dasar

f) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

g) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

c. Karakteristik Kurikulum 2013

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 36 tahun 2018 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

(34)

19

2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

3. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

5. Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;

6. Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). d. Standar Nasional Pendidikan

Dalam suatu penyusunan kurikulum 2013 hendaknya mengacu pada Standara Nasional Pendidikan yang mana merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan terdiri dari:

(35)

1) Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah kurikulum 2013 diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

2) Standar Isi

Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah kurikulum 2013 diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016. Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi terdiri dari Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi untuk muatan peminatan kejuruan pada SMK/MAK setiap program keahlian diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah.

(36)

21

Pencapaian Kompetensi Inti dan penguasaan ruang lingkup materi pada setiap mata pelajaran untuk setiap kelas pada tingkat kompetensi sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu ditetapkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Perumusan Kompetensi Dasar pada setiap Kompetensi Inti untuk setiap mata pelajaran sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu ditetapkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

3) Standar Proses

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah kurikulum 2013 diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016. Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah selanjutnya disebut Standar Proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran padasatuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi lulusan. 4) Standar Penilaian

Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah kurikulum 2013 diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016. Standar Penilaian Pendidikan adala kriteria mengenailingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajarpeserta didikyang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur

(37)

pencapaian hasil belajar peserta didik. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Peserta Didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didiksebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.

5) Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Dasar dan Menengah kurikulum 2013 diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016. Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas. Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan

(38)

23

yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi inti terdiri atas: kompetensi inti sikap spiritual; kompetensi inti sikap sosial; kompetensi inti pengetahuan; dan kompetensi inti keterampilan. Kompetensi dasar pada kurikulum 2013 berisi kemampuan dan materi pembelajaran untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi inti dan kompetensi dasar digunakan sebagai dasar untuk perubahan buku teks pelajaran pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

6) Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan

Pada dasarnya Standar Nasional Pendidikan mempunya fungsi dan tujuan yaitu sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global (http://bsnp-indonesia.org/standar-nasional-pendidikan/).

3. Implementasi Kurikulum 2013

Dalam menyikapi pemberlakuan kurikulum 2013 ini seorang guru diharapkan mampu meningkatkan kompetensi atau kemampuan yang dapat menunjang dan mengantarkan peserta didik agar berhasil dalam mencapai tujuan

(39)

pendidikan. Menurut Hamalik (2009) Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. Tiga tahapan dalam implementasi kurikulum yaitu merancang (merencanakan) kurikulum, pelaksanaan kurikulum, dan mengevaluasi kurikulum.

Miller dan Seller (1985) dalam Hamalik (2009: 237-238) mengungkapkan bahwa “In some case, implementation has been identified with instruction”. Dengan demikian, implementasi kurikulum adalah adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diuji cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik.

Tahapan implementasi menurut Hamalik (2009: 248-249) meliputi tiga tahapan yaitu;

1) Tahapan perencanaan implementasi

Tahapan ini bertujuan untuk menguraikan visi dan misi atau mengembangkan tujuan operasional yang ingin dicapai. Dalam mewujudkan implementasi diperlukan metode (teknik), sarana dan prasarana, waktu yang dibutuhkan, anggaran, personalia yang terlibat, dan sistem evaluasi, dengan memperttimbangkan tujuan yang ingin dicapai beserta situasi, kondisi, serta faktor internal maupun faktor eksternal.

(40)

25

Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan kurikulum yang telah disusun dalam fase perencanaan, dengan menggunakan teknik dan sumber daya yang ada dan telah ditentukan dalam tahap perencanaan. Jenis kegiatan dapat bervariasi, sesuai dengan kondisi yang ada. Hasil pada tahap pelaksanaan ini adalah tercapainya tujuan-tujuan kegiatan yang telah ditetapkan.

3) Tahap evaluasi implementasi

Tujuan tahap ini melihat dua hal. Pertama, melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol, apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana dan sebagi fungsi perbaikan jika selama proses terdapat kekurangan. Kedua, melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan pada ketentuan dalam tahap perencanaan.

Selanjutnya Marsh (1980) dalam Hamalik (2009) juga mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan internal di dalam kelas. Guru merupakan faktor penentu keberhasilan implementasi kurikulum yang dilaksanakan di sekolah, karena sebaik apapun sarana pendidikan, jika guru tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, maka implementasu kurikulum tidak akan berhasil.

Mulyasa (2013:30) menjelaskan bahwa implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan

(41)

kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Guru dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran efektif dan bermakna (menyenangkan) mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan di dalam implementasi kurikulum.

Implementasi kurikulum 2013, Mulyasa (2013:107) memaparkan bahwa belajar harus dipandang sebagai aktivitas psikologis yang memerlukan dorongan dari luar. Oleh karena itu hal-hal yang harus diupayakan antara lain : a) bagaimana memotivasi peserta didik, dan bagaimana materi belajar harus dikemas sehingga bisa membangkitkan motivasi, gairah dan nafsu belajar, b) belajar perlu dikaitkan dengan seluruh kehidupan peserta didik, agar dapat menumbuhkan kesadaran mereka terhadap manfaat dari perolehan belajar.

Menurut Mulyasa (2014: 67) menyatakan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang mengacu pada pengalaman langsung. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar, dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan

digunakan sebagai kriteria pencapaian secara eksplisit,dikembangkan

berdasarkan tujuan-tujuan yang telah diterapkan, dan memiliki kontribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari. Penilaian terhadap pencapaian kompetensi perlu dilakukan secara obyektif, berdasarkan kinerja peserta didik, dengan bukti penguasaan mereka terhadap pengetahuan,

(42)

27

keterampilan nilai dan sikap sebagai hasil belajar. Dengan demikian dalam pembelajaran yang dirancang berdasarkan kompetensi, penilaian tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan yang bersifat subyektif.

4) Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyususnan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016).

1) Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:1) Identitas mata pelajaran, Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; 2)Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.; 3) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran; 4) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi; 5) Pembelajaran, yaitu kegiatan

(43)

yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan; 6) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengelolaan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik; 7) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; 8) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isiuntuk satuan pendidikan dasar dan menengah dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).

Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara inspiratif, interaktif, efisien, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

(44)

29

Komponen RPP terdiri atas:1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; 2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema; 3) Kelas/semester; 4) Materi pokok; 5) Alokasi waktu yang ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai; 6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat di amati dan di ukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi; 8) Materi pembelajaran, yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi; 9) Metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik untuk proses pembelajaran serta mewujudkan suasana belajar agar peserta didik dapat mencapai KD yang telah disesuaikan dengan karakterisrik peserta didik; 10) Media pembelajaran yakni berupa alat bantu untuk menyampaikan materi pada saat proses pembelajaran berlangsung; 11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan; 12) Langkah-kangkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan 13) Penilaian hasil pembelajaran.

(45)

1) Prinsip Penyusunan RPP

Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

(a) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

(b) Partisipasi aktif peserta didik.

(c) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

(d) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

(e) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

(f) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

(46)

31

(g) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

(h) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

5. Evaluasi Hasil Belajar

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 ini yang dimaksud dengan:

1) Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip,mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 2) Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

3) Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 4) Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian

Kompetensi Peserta Didik secara berkelanjutan dalam proses

Pembelajaran untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik.

5) Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didiksebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.

(47)

6) Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.

6. Mata Pelajaran Geografi Dalam Kajian Kurikulum 2013

Geografi berasal dari dua suka kata yaitu geo dan graphien. Geo artinya bumi dan graphien artinya tulisan, gambaran, atau pen-jelasan. Dalam perjalanannya, definisi ilmu geografi selalu mengalami penyesuaian. Pendapat Richard Hartshorne yang dikutif oleh Sumaatmadja (1997; 9) tentang geografi adalah “geography is that discipline that seeks to describe and interpret the variable character from place to place of the earth as the world of man”. Hartshorne ingin menekankan bahwa tempat kehidupan manusia memiliki perbedaan-perbedaan karakter, dan ilmu geografi berusaha mencari penjelasan dan interpretasi tentang karakter tempat-tempat di permukaan bumi (Yani, 2016).

Menurut hasil seminar dan lokakarya di Semarang (1988), geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Fenomena geosfer mencakup litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer dan antroposfer.

Guna memahami suatu keadaan atau kejadian di permukaan bumi dibutuhkan wawasan yang komprehensif dan mencari relasi antar faktor yang

(48)

33

rasional. Untuk dapat memahami relasi keruangan, geografi menggunakan tiga pendekatan. Haggett dalam Maryani (2009; 8) menyebutkan tiga pendekatan geografi yaitu analisis keruangan (spatial analysis), analisis ekologi (ecological analysis), dan analisis kompleks wilayah (regional complex analysis). Analisis keruangan memandang bahwa di dalam ruang permukaan bumi terdapat unsur fisik dan unsur manusia yang tersusun membentuk suatu keadaan, pola, dan proses ruang. Champan menye- butnya spatial context, spatial pattern, dan spatial process (Maryani, 2009; 8). Analisis ekologi memandang ruang permukaan bumi adalah suatu ekosistem yang di dalamnya terjadi interaksi antar organisme hidup dan antara organisme hidup dengan lingkungannya. Adapun analisis kompleks wilayah merupakan kombinasi antara analisis keruangan dan analisis ekologi (Yani, 2016).

Karakteristik objek kajian geografi ada yang berbentuk konkrit dan sebagian lainnya berbentuk “abstrak”, karena geografi mempelajari persebaran, interaksi, interelasi, interdependensi, dan berbagai proses yang bekerja dalam ruang dalam skala yang besar. Objek kajian akan nampak dan mulai terlihat ketika sudah divisualisasikan dalam bentuk peta, tabel, grafik, gambar, angka statistik, dan animasi. Dengan sifat kajian geografi yang dijelaskan di atas, memiliki implikasi terhadap pembelajaran geografi di sekolah. Mata pelajaran geografi yang disampaikan melalui pendekatan saintifik memiliki kesulitan terutama pada penyediaan dan pengemasan sumber belajar, serta pengelolaan kelas pada langkah ketiga yaitu observasi lapangan. Solusi yang dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi masalah tersebut adalah guru (sekolah) menyediakan data sekunder dari

(49)

berbagai instansi terkait seperti dari Badan Pusat Statistik (BPS), BMG, data kependudukan, data distribusi barang, peta tematik, dan sejenisnya yang dibutuhkan dalam studi geografi. Dengan cara tersebut, peserta didik tidak harus langsung mengakses objek lapangan untuk pencarian data primer tetapi cukup mengakses data sekunder. Walaupun demikian tidak mengurangi kualitas proses atau langkah pembelajaran saintifik geografi. Berdasarkan kajian ini, teridentifikasi bahwa tanggung jawab guru yang cukup berat adalah menyediakan berbagai sumber belajar dan atau data sekunder yang akan digunakan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik, discovery, atau inquiry. Untuk mengurangi beban guru, sekolah dan para pihak berkepentingan (stakeholder) dapat membantu guru dengan cara menyediakan atau memberi data sekunder kepada sekolah yang selanjutkan guru mengoleksi- nya untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik (Yani, 2016).

Tujuan mata pelajaran geografi menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:197-198) yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta proses yang berkaitan, menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi, mengomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi, menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan memanfaatkan sumber daya alam secara arif serta memiliki toleransi terhadap keragaman budaya masyarakat.

Ruang Lingkup mata pelajaran geografi meliputi aspek- aspek sebagai berikut: 1) Konsep dasar, pendekatan, dan prinsip dasar geografi; 2) Konsep dan karakteristik dasar serta dinamika unsur- unsur geosfer mencakup litosfer,

(50)

35

pedosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer dan antroposfer serta pola persebaran spasialnya; 3) Jenis, karakteristik, potensi, persebaran spasial Sumber Daya Alam (SDA) dan pemanfaatannya; 4) Karakteristik, unsur- unsur, kondisi (kualitas) dan variasi spasial lingkungan hidup, pemanfaatan dan pelestariannya; 5) Kajian wilayah negara- negara maju dan berkembang; 6) Konsep wilayah dan perwilayahan, kriteria dan pemetaannya serta fungsi dan manfaatnya dalam analisis geografi; 7) Pengetahuan dan keterampilan dasar tentang seluk beluk dan pemanfaatan peta, Sistem Informasi Geografis (SIG) dan citra penginderaan jauh.

Struktur Kurikulum 2013 diatur oleh pemerintah dalam Permendikbud Nomor 36 Tahun 2018 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

1) Kompetensi Inti

Kompetensi Inti Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SMA/MA pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut: 1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2)

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Perubahan oleh pemerintah dari

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Geografi kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung dengan fokus penelitian elemen perubahan

Adapun tujuan penelitian ini terkait dengan tiga rumusan masalah antara lain: Mengetahui Penyusunan Bahan Ajar KLKPD mata pelajaran PAI SMA yang disusun oleh MGMP mata

Implemenntasi dalam elemen standar penilaian pada mata pelajaran Geografi kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung sudah sesuai dengan Kurikulum 2013, yaitu menggunakan

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi

Implemenntasi dalam elemen standar penilaian pada mata pelajaran Geografi kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung sudah sesuai dengan Kurikulum 2013, yaitu menggunakan

Hasilnya pembelajaran kreatif mata pelajaran biologi yang mengacu kurikulum 2013 kelas X MIA belum berjalan sesuai dengan konsep saintifik, hambatan yang dihadapi antara lain :

Implemenntasi dalam elemen standar penilaian pada mata pelajaran Geografi kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung sudah sesuai dengan Kurikulum 2013, yaitu menggunakan

Untuk mengevaluasi implementasi kurikulum 2013 di SMAN 1 Waingapu khususnya pada mata pelajaran biologi, peneliti menggunakan model evaluasi kesenjangan oleh Malcolm