• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Kerangka Berpikir

Alasan utama penelitian ini adalah adanya asumsi bahwa pengembangan bahan ajar yang berbasis ramah lingkungan akan berdampak positif terhadap minat dan kemapuan anak dalam menulis cerpen. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan informasi bagi pendidik agar lebih mudah dan efektif dalam pembelajaran cerpen.

Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran salah satunya adalah dengan mengembangkan bahan ajar, misalnya pembelajaran menulis cerpen yang mengandung berbagai unsur yang dapat diteladani atau yang berisi muatan-muatan karakter. Dalam penelitian ini dikembangkan bahan ajar menulis cerpen berbasis ramah lingkungan.

Menurut Muslich (2011:81) tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan hasil pendidikan yang mengarah kepada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia pada peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang serta meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan secara keseluruhan.

Melalui pendidikan karakter diharapkan para peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan pengetahuan, mengkaji, dan mempraktikkan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

Kondisi

Evaluasi Pertama Evaluasi Bias

50 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dilaksanakannya uji coba instrumen dan produk bahan ajar menulis cerpen. Langkah pertama adalah melakukan analisis kebutuhan di sekolah menengah pertama di Kota Semarang. Dalam penelitian ini lokasi dipilih secara purposif yaitu berdasarkan pertimbangan tertentu.

Lokasi penelitian pengembangan bahan ajar menulis cerpen berbasis ramah lingkungan ini bertempat di dua sekolah yaitu di SMP Negeri 27 Semarang yang beralamat di Jalan Ngesrep Timur Raya VI Nomor 4 Sumurboto, Banyumanik, Semarang 50269. Sedangkan, alamat SMP Sudirman Semarang di Jalan Merbau Raya, Padangsari, Banyumanik, Semarang 50267, Jawa Tengah.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan selama tujuh bulan, yakni mulai bulan Juli 2016 s.d. Januari 2017. Kegiatan dimulai dari studi pendahuluan, pengembangan bahan ajar, validasi bahan ajar, uji coba, revisi dan hasil yang sesuai. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama penelitian secara rinci seperti dalam tabel 3.1 sebagai berikut.

Tabel 3.1 Rencana Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan prototipe yang penggunaannya setelah melalui uji validasi di lapangan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan karakteristik-karakteristik (1) berpijak pada konsep naturalistik;

(2) kenyataan berdimensi jamak, kesatuan utuh, terbuka, dan berubah; (3) hubungan peneliti dengan objek berinteraksi, penelitian dari luar dan dalam, peneliti sebagai instrumen, bersifat subjektif, dan judgment; (d) Setting penelitian alamiah, terkait tempat dan waktu; (e) Analisis subjektif, intuitif, dan rasional; dan (f) hasil penelitian berupa deskripsi, interpretasi, tentatif, dan situasional.

Secara garis besar, metode penelitian dengan pendekatan kualitatif dibedakan dalam dua macam, kualitatif interaktif dan non-interaktif. Ada lima macam metode kualitatif interaktif, yaitu metode etnegrafik, metode fenomenologis, studi kasus, teori dasar (grounded theory), dan studi kritikal.

Dalam hal ini, jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian kualitatif ini adalah studi kasus, yaitu suatu bentuk pendekatan yang memusatkan kajiannya pada perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu; peneliti seolah-olah bertindak selaku saksi hidup dari perubahan itu. Studi kasus dapat digunakan secara tepat dalam banyak bidang.

Menurut Borg and Gall (1989), penelitian dan pengembangan (R&D) adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Perolehan dari penelitian pengembangan tidak hanya pengembangan sebuah produk yang sudah ada melainkan juga untuk menemukan pengetahuan atau jawaban atas permasalahan praktis. Sugiyono (2015) berpendapat bahwa, metode penelitian dan pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode survei atau kualitatif) dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keektifan produk tersebut (digunakan metode eksperimen).

Lebih lanjut Borg and Gall (1989) menyatakan bahwa untuk penelitian analisis kebutuhan sehingga mampu dihasilkan produk yang bersifat hipotetik sering digunakan metode penelitian dasar (basic research). Kemudian untuk menguji produk yang masih bersifat hipotetik tersebut, digunakan eksperimen atau action research. Setelah produk teruji, maka dapat diaplikasikan. Proses pengujian produk dengan eksperimen tersebut dinamakan penelitian terapan

(applied research). Adapun penelitian R&D bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan memvalidasi suatu produk, dengan demikian penelitian R &

D bersifat longitudinal.

Menurut Sugiyono (2015), langkah-langkah penelitian R&D terdiri dari 10 langkah sebagai berikut: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi massal.

Dalam penelitian ini diringkas menjadi lima tahap. Langkah-langkah penelitian ditunjukkan dalam gambar 3.1 sebagai berikut.

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian

1. Mengadakan pengamatan, wawancara siswa dan sesama guru

2. Kajian pustaka tentang teori pengembangan bahan ajar cerpen di SMP.

Membuat perencanaan tentang buku bahan ajar menulis cerpen bagi kalangan siswa SMP.

Uji prototipe oleh dosen ahli dan guru

1. Merancang instrumen berupa angket pertanyaan informasi tentang bahan ajar menulis cerpen.

2. Pengambilan sampel data dari perwakilan sekolah

Menjelaskan secara rinci bentuk prototipe pengembangan bahan ajar menulis cerpen pada siswa tingkat SMP.

Langkah-langkah penelitian dari awal hingga akhir penulisan laporan, yaitu membuat proposal penelitian dengan memperhatikan cara sistematika penulisannya untuk laporan R & D yang disusun sebagai berikut.

1. Tahap Pertama

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan siswa dan sesama guru dan browsing kajian pustaka tentang teori pengembangan bahan ajar cerpen di sekolah tingkat menengah, terutama di SMP.

2. Tahap Kedua

Pada bagian kedua yaitu mencoba merancang instrumen berupa angket pertanyaan untuk mendapatkan informasi tentang sejauh mana media bahan ajar menulis cerpen. Selanjutnya apabila instrumen selesai diujicobakan di dua sekolah yaitu SMP Negeri 27 Semarang dan SMP Sudirman Semarang.

3. Tahap Ketiga

Langkah selanjutnya yaitu mencoba membuat perencanaan tentang buku bahan aajar menulis cerpen bagi kalangan siswa SMP.

4. Tahap Keempat

Pada penelitian ini merupakan produk prototipe yang penggunaannya setelah diujicoba di lapangan dalam bentuk bahan ajar cerpen.

5. Tahap Kelima

Pada bagian akhir diharapkan peneliti memperoleh gambaran-gambaran pengembangan bahan ajar menulis cerpen pada siswa tingkat SMP. Hasilnya diharapkan dapat digunakan oleh guru dan siswa berupa media pembelajaran cerpen melalui buku panduan menulis cerpen.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015:117). Sedangkan, Arikunto (2013:173) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah populasi umum bukan populasi target.

Maksud populasi umum dalam penelitian ini adalah populasi di mana siswa sebagai populasi tidak dibedakan berdasarkan status, baik negeri maupun swasta.

Seluruh siswa di SMP di Kota Semarang adalah populasi dalam penelitian ini.

Hasil kesimpulan penelitian ini bersifat menyeluruh, yaitu sebesar wilayah kota semarang (Sukmadinata, 2012:250). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMP di Kota Semarang yang berjumlah 176 sekolah. Data ini didasarkan pada catatan Dinas Pendidikan Kota Semarang tahun 2016.

2. Sampel

Sampel dapat diartikan sebagai sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2013:174). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015:118). Penelitian ini memiliki jumlah yang cukup besar, yaitu Peserta SMP Se Kota Semarang yang berjumlah 176 sekolah dengan jumlah peserta didik. Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Pegambilan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada

metode purposive sampling yaitu pertimbangan bahwa adanya keterbatasan untuk mempelajari semua populasi. sampel dalam penelitian ini penulis batasi hanya 2 (dua) sekolah yaitu SMP Negeri 27 Semarang dengan jumlah 32 peserta didik sebagai sampel dan SMP Sudirman Semarang diambil sampel 20 peserta didik.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, interview (wawancara), dan observasi. Menurut Surachmad (2004:l80) angket adalah interview secara tertulis. Pada pelaksanaan angket, yang disebut juga kuesioner, sampel dihubungi melalui daftar pertanyaan. Sebagai sebuah teknik pemakaian yang wajar dan terbatas pada pengumpulan pendapat (sering disebut opinioner) atau pada pengumpulan fakta yang memang diketahui oleh sampel, yang tidak dapat diperoleh dengan jalan lain.

Observasi partisipan dimaksudkan untuk memperoleh data yang lengkap dengan rinci melalui pengamatan yang seksama dengan melibatkan diri dalam kegiatan subjek yang sedang diteliti. Teknik tersebut digunakan peneliti, karena suatu fenomena itu akan dimengerti maknanya secara baik, apabila peneliti melakukan interaksi dengan subjek penelitian di mana fenomena tersebut berlangsung.

Arikunto (2013:265) menyatakan bahwa dalam penelitian teknik mengumpulkan data jauh lebih penting daripada menyusun instrumen. Harus ditangani secara sungguh-sungguh agar diperoleh hasil yang maksimal.

1. Teknik Angket

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket (kuesioner). Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber dasar. Data yang ingin dikumpulkan dan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan secara tertulis, dan responden memberikan jawaban secara tertulis (Suryo, 2007:55). Menurut Surachmad (2004:l80) angket adalah interview secara tertulis. Pada pelaksanaan angket, yang disebut juga kuesioner, sampel dihubungi melalui daftar pertanyaan. Sebagai sebuah teknik pemakaian yang wajar dan terbatas pada pengumpulan pendapat (sering disebut opinioner) atau pada pengumpulan fakta yang memang diketahui oleh sampel, yang tidak dapat diperoleh dengan jalan lain. Angket bersifat kooperatif dalam arti kata bahwa dari sampel (responden) diharapkan kerja sama dalam menyisihkan waktu dan menjawab pertanyaan secara tertulis, sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

Angket adalah suatu teknik atau cara dalam mengumpulkan data secara tidak langsung, karena dalam pengumpulan datanya peneliti tidak bertanya langsung melainkan dengan menggunakan alat pengumpulan data yang disebut angket. Angket berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus direspon oleh responden.

Angket disebut juga dengan daftar kuesioner (Sukmadinata, 2012:219).

Pengambilan data dengan angket dalam penelitian ini menggunakan dua lembar kuesioner, di antaranya sebagai berikut.

a. Lembar Validasi

Setelah prototipe bahan ajar menulis cerpen selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah dilakukan diskusi dengan pakar (expert judgment) yaitu dua orang pakar sebagai pakar media dan ahli materi pembelajaran menulis cerpen untuk menilai atau memvalidasi produk bahan ajar yang telah dibuat.

b. Angket Kebutuhan Guru dan Peserta Didik

Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berbagai kendala dalam pembelajaran menulis cerpen, kondisi awal pembelajaran menulis cerpen, dan karakteristik bahan ajar yang dibutuhkan untuk pembelajaran menulis cerpen.

2. Teknik Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan, sehingga dengan wawancara mendalam ini data-data dapat dikumpulkan semaksimal mungkin.

Orang-orang yang dijadikan informan dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Seorang Wakasek bidang Kepesertadidikan SMP Negeri 27 Semarang dan SMP Sudirman Semarang.

b. Seorang guru mata pelajaran bahasa Indonesia Kelas IX SMP Negeri 27 Semarang dan SMP Sudirman Semarang.

c. Seorang guru mata pelajaran Bimbingan dan Penyuluhan (BK) Kelas IX SMP Negeri 27 Semarang dan SMP Sudirman Semarang.

3. Teknik Observasi

Sukmadinata (2012:220) menyatakan bahwa teknik observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Tujuan observasi ini yaitu untuk melihat dan mencatat fenomena yang memungkinkan terjadinya selama pembelajaran berlangsung pada kegiatan pembelajaran menulis cerpen.

Ada beberapa alasan mengapa teknik observasi atau pengamatan digunakan dalam penelitian ini. Pertama, pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung. Kedua, pengamatan memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.

Dengan teknik ini, peneliti mengamati aktivitas-aktivitas sehari-hari objek penelitian, karakteristik fisik situasi sosial dan perasaan pada waktu menjadi bagian dari situasi tersebut. Selama peneliti di lapangan, jenis observasinya tidak tetap. Dalam hal ini peneliti mulai dari observasi deskriptif (descriptive observation) secara luas, yaitu berusaha melukiskan secara umum situasi sosial dan apa yang terjadi di sana. Kemudian, setelah perekaman dan analisis data pertama, peneliti dapat menyempitkan datanya dan mulai melakukan observasi terfokus. Peneliti dapat menyempitkan lagi penelitiannya dengan melakukan observasi selektif (selective observation). Sekalipun demikian, peneliti masih terus melakukan observasi deskriptif sampai akhir pengumpulan data.

Hasil observasi dalam penelitian ini dicatat dalam catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. dalam penelitian kualitatif, peneliti mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam pengumpulan data di lapangan. Format rekaman hasil observasi catatan lapangan dalam penelitian ini menggunakan format rekaman hasil observasi.

4. Teknik Tes

Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis cerpen.

Melalui tes ini dapat diketahui kemampuan peserta didik dalam menulis cerpen setelah penggunaan bahan ajar menulis cerpen berbasis ramah lingkungan. Pada tes uraian menulis cerpen tentunya tidak sama persis bobot nilainya sehingga pemberian skornya juga harus berbeda. Sehingga pada saat penilaian lembar kerja siswa membutuhkan pertimbangan tertentu. Penilaian tersebut menggunakan bobot pada masing-masing aspek yang dinilai. Pemberian bobot tentunya disesuaikan dengan kepentingan masing-masing unsur dalam teks cerpen. Unsur yang paling penting diberikan bobot tertinggi dan seterusnya. Bobot semua unsur jika dijumlah menjadi 100.

E. Teknik dan Instrumen Mengumpulkan Data

Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur dan mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah serta hasilnya lebih baik dan sistematis. Dalam penelitian ini digunakan teknik angket, wawancara, observasi, dan tes menulis cerpen.

1. Angket

Untuk menguji kelayakan bahan ajar digunakan angket yang termuat dalam empat komponen penilaian kelayakan bahan ajar meliputi aspek penyajian, materi, bahasa, dan grafika. Instrumen ini menggunakan pilihan alternatif jawaban skala empat, yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang.

Kisi-kisi angket kelayakan produk bahan ajar seperti dalam tabel 3.2 sebagai berikut.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Kelayakan Produk Bahan Ajar

No.

Komponen Penilaian Kelayakan Bahan Ajar

Jumlah Butir

Nomor Butir Pertanyaan

1. Penyajian 1 1

2. Materi 7 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8

3. Bahasa 1 9

4. Grafika 6 10, 11, 12, 13, 14, 15

Jumlah 15

Angket kebutuhan guru dan peserta didik digunakan untuk mengetahui berbagai kendala yang dihadapi guru dan peserta didik saat pembelajaran menulis cerpen, kondisi awal dalam pembelajaran menulis cerpen, dan bahan ajar menulis cerpen yang diharapkan guru dan peserta didik. Kisi-kisi angket kebutuhan guru dan peserta didik seperti dalam tabel 3.3 sebagai berikut.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Kebutuhan Guru dan Peserta Didik

No. Indikator

Jumlah Butir

1. Kondisi pembelajaran menulis cerpen 5

2. Pemahaman materi menulis cerpen 5

3. Karakteristik bahan ajar menulis cerpen yang diharapkan 5 4. Pendidikan karakter dalam pembelajaran menulis cerpen 5

Jumlah 20

2. Wawancara

Wawancara digunakan untuk memperoleh data awal lebih mendalam serta lebih memvalidkan data terkait dengan proses pembelajaran yaitu kendala yang dihadapi dalam pembelajaran, pengintegrasian pendidikan karakter, serta media dan metode yang telah digunakan pada pembelajaran sebelumnya. Kisi-kisi wawancara untuk guru dan peserta didik dalam penelitian ini seperti dalam tabel 3.4 sebagai berikut.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara untuk Guru dan Peserta Didik

No. Indikator

Nomor Soal

1. Kondisi pembelajaran menulis cerpen 1

2. Hasil belajar peserta didik 2

3. Kendala pembelajaran menulis cerpen 3

4. Pendidikan karakter dalam pembelajaran cerpen 4 5. Bahan ajar yang diharapkan atau dibutuhkan guru dan peserta

didik

5

Jumlah 5

3. Observasi

Observasi partisipan dimaksudkan untuk memperoleh data yang lengkap dengan rinci melalui pengamatan yang seksama dengan melibatkan diri dalam kegiatan subyek yang sedang diteliti. Menurut Lincold dan Guba (dalam Moleong, 2006), Observasi dikelompokkan dalam tiga cara yaitu: a) bertindak sebagai partisipan dan nonpartisipan, b) dilakukan secara terus terang dan c) dilakukan dalam latar alami.

Instrumen observasi dalam penelitian ini berupa lembar pengamatan penggunaan bahan ajar menulis cerpen untuk guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang penyebarannya dilakukan saat uji coba lapangan di dua sekolah penelitian yaitu SMP Negeri 27 Semarang dan SMP Sudirman Semarang. Hasil observasi selanjutnya dianalisis untuk mengetahui berbagai kekurangan atau kelemahan yang ada untuk dicarikan solusi.

4. Tes Menulis Cerpen

Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan menulis cerpen berbasis ramah lingkungan. Aspek penilaian disesuaikan dengan indikator

kemampuan. Pedoman penilaian tes kemampuan menulis cerpen berbasis ramah lingkungan untuk siswa kelas IX dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut.

Tabel 3.5 Pedoman Penilaian Tes Kemampuan Menulis Cerpen

No. Indikator Aspek Penilaian

Rentang

a. Siswa menulis cerpen bertema lingkungan.

b. Siswa menulis cerpen tema tidak tepat.

c. Cerpen tak ada kaitan dengan tema lingkungan.

a. Siswa menulis latar secara lengkap.

b. Siswa tidak menulis latar.

c. Siswa tidak menuliskan latar.

10―20

a. Siswa menulis tokoh dan penokohan.

b. Siswa tidak menulis tokoh.

c. Siswa tidak menuliskan tokoh.

10―20

4 Peserta didik

a. Siswa menulis pernyataan bukti pendukung kepedulian lingkungan dalam cerpen dengan lengkap.

b. Siswa menulis pernyataan bukti pendukung kepedulian lingkungan dalam cerpen tidak lengkap.

c. Siswa tidak menulis pernyataan bukti pendukung kepedulian lingkungan dalam cerpen.

10―40

Nilai Maksimal 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa akan mendapat skor maksimal apabila siswa mendapat skor tertinggi dari aspek penilaian yang telah ditentukan. Jadi, siswa akan memperoleh nilai maksimal apabila mendapat nilai akhir 100. Kategori penilaian menggunakan tabel penskoran yang jika dikonversi nilai maksimal 100 sebagai berikut.

Tabel 3.6 Kategori Penilaian Kemampuan Menulis Cerpen No. Kategori Rentang Nilai

1 Sangat baik 90―100

2 Baik 80―89

3 Cukup 70―79

4 Kurang 60―69

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan.

67 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data-data yang penulis peroleh di lapangan, dalam bab IV ini disampaikan beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut meliputi enam hal, di antaranya: deskripsi pelaksanaan penelitian; analisis kebutuhan peserta didik dan guru; desain perangkat pembelajaran; revisi produk pengembangan bahan ajar;

hasil validasi bahan ajar; dan hasil uji coba terbatas prototipe bahan ajar.

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Dalam kegiatan penelitian ini yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Menulis Cerpen Berbasis Ramah Lingkungan” telah berlangsung sejak bulan Juli 2016 s.d. Januari 2017. Adapun penelitian ini menggunakan subjek penelitian kelas IX SMP Kota Semarang yang diwakili oleh SMP Negeri 27 Semarang dan SMP Sudirman Semarang. Dalam pengembangan bahan ajar pada materi menulis cerpen di kelas IX ini mempunyai tujuan agar peserta didik dapat memiliki pengetahuan dan meningkatkan keterampilan menulis pada peserta didik. Selain itu tujuannya adalah untuk menerapkan pembiasaan budi pekerti atau karakter yang baik berupa kepedulian terhadap lingkungan melalui pelajaran bahasa Indonesia semester genap pada materi menulis cerpen.

Dalam pengembangan bahan ajar menulis cerpen diharapkan dapat berguna bagi peserta didik dalam meningkatkan pemahaman dan kemampuan menuangkan gagasan melalui keterampilan menulis. Pemahaman dan kemampuan

menulis yang dimaksud penulis adalah menulis cerpen (cerita pendek).

Kemampuan pemahaman teori dan keterampilan menulis cerpen dikembangkan melalui bahan ajar menulis cerpen. Selanjutnya untuk nilai sikap dan karakter yang ditekankan adalah karakter kepedulian ramah lingkungan.

B. Analisis Angket Kebutuhan Peserta Didik dan Guru 1. Analisis Angket Kebutuhan Peserta Didik

Hasil analisis kebutuhan peserta didik diperoleh berdasarkan data-data yang diperoleh bahwa sebagian peserta didik kelas IX beranggapan materi menulis cerpen penting dan sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Namun demikian hal tersebut sulit diwujudkan. Rekapitulasi angket kebutuhan peserta didik di sekolah uji coba secara lengkap diuraikan per sub bab sebagai berikut.

a. Kebutuhan Peserta Didik Berdasarkan Kondisi Pembelajaran Menulis Cerpen

Berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan angket kebutuhan peserta didik berkaitan dengan kondisi pembelajaran menulis cerpen, didapatkan hasil seperti yang terdapat dalam tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1 Kebutuhan Peserta Didik Berdasarkan Kondisi Pembelajaran Menulis Cerpen

No. Pertanyaan Jawaban

4 3 2 1

1

Bagaimana pendapat Anda mengenai kompetensi dasar menulis, khususnya menulis cerpen?

5 36 9 2 (4) sangat penting (3) penting

(2) biasa (1) tidak penting

2

Apakah pembelajaran menulis cerpen atau mengapresiasi cerpen yang paling kamu sukai?

22 21 4 4 (4) menulis (3) apresiasi

(2) keduanya (1) tidak tahu 3

Apakah menurutmu waktu yang dialokasikan sudah sesuai dengan kebutuhan kompetensi menulis cerpen?

0 18 20 9 (4) sangat sesuai (3) sesuai

(2) cukup sesuai (1) kurang sesuai

4

Menurut Anda apakah indikator yang tersedia dalam silabus sudah sesuai dengan kompetensi dasar menulis

cerpen? 4 21 12 3

(4) sangat sesuai (3) sesuai

(2) cukup sesuai (1) kurang sesuai 5

Menurut Anda apakah dalam pembelajaran menulis cerpen selama ini sudah menggunakan bahan ajar?

8 17 20 2 (4) selalu (3) sering

(2) kadang-kadang (1) tidak pernah

Rekapitulasi hasil pengisian angket kebutuhan peserta didik berdasarkan kondisi pembelajaran menulis cerpen menunjukkan bahwa dari 52 peserta didik yang mengisi angket kebutuhan di SMP Negeri 27 Semarang dan SMP Sudirman Semarang terdapat sejumlah 36 peserta didik menyatakan bahwa pembelajaran menulis cerpen merupakan kompetensi yang penting untuk dipelajari. Sedangkan 9 peserta didik menyatakan biasa, 5 peserta didik menyatakan sangat penting, 2 peserta didik menyatakan tidak penting.

Sebanyak 22 peserta didik menyatakan bahwa mereka lebih menyukai

Sebanyak 22 peserta didik menyatakan bahwa mereka lebih menyukai

Dokumen terkait