• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

KERANGKA IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

Untuk mendukung keberhasilan yang terukur implementasi program pendidikan inklusif diatur beberapa hal pendukung sebagai berikut : (i) Strategi Pendanaan Pendidikan Inklusif; (ii) Sistem Koordinasi, Tata kelola dan Pengawasan Internal; iii) Sistem Pemantauan dan Evaluasi

A. Strategi Pendanaan Pendidikan Inklusif

Pendanaan penyelenggaraan pendidikan inklusif Kabupaten Ngawi berasal dari dua sumber yaitu: (1) anggaran Pemerintah APBN (2) anggaran APBD dan dana masyarakat lainnya seperti: Hibah bersaing dan bantuan sosial.

Sumber dana APBN dipergunakan untuk membayar gaji tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang berstatus pegawai negeri. Sedangkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang tidak berstatus pegawai negeri pembayaran gajinya diambilkan dari dana APBD. Alokasi anggaran rutin didasarkan pada anggaran tahun lalu yang sudah disesuaikan dengan perubahan jumlah staf dan perubahan kebijakan umum kepegawaian. Anggaran APBN juga untuk membiayai pembangunan infrastruktur, fasilitas, peralatan, beasiswa, pemeliharaan dan pengeluaran nonrutin lainnya. Sedangkan Anggaran APBD juga digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dipenuhi dengan anggaran APBN. Mekanisme penganggaran, Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi harus mengajukan usulan anggaran dengan membuat Rencana Kerja Anggaran dan kemudian dibahas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk penetapan dokumen DIPA.

Penerimaan dana masyarakat yaitu APBD, kerjasama dari unit-unit kerja dan lain sebagainya. Selain itu masih ada peluang penerimaan dari sumber lainnya seperti penjualan produk, jasa pelayanan pendidikan dan analisis, dan aktivitas jasa publik, serta dana masyarakat lainnya.

Prediksi pendanaan penyelenggaraan pendidikan inklusif Kabupaten Ngawi dalam lima tahun mendatang (2016-2020) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6.1 Prediksi Jenis dan Besar Dana Penyelenggaraan Pendidikan inklusif Kabupaten Ngawi Tahun 2016 – 2020

N o Jenis Dana 2016 2017 2018 2019 2020 1 APBN 442.985.617 572.143.891 604.801.15 8 741.377.297 882.342.573 2 APBD 101.000.000 211.050.000 321.602.50 0 432.682.625 544.316.756 3 Lain-lain 4.056.452 79.000.000 127.000.00 0 127.000.000 117.000.000 Jumlah 548.042.069 862.193.891 1.053.403.6 58 1.301.059.92 2 1.543.659.329 % APBN 80,83 66,36 57,41 56,98 57,16 % APBD 18,43 24,48 30,53 33,26 35,26 % Lain-lain 0,74 9,16 12,06 9,76 7,58 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

40

Berdasar prediksi pendapatan proyeksi sampai tahun 2020, anggaran penyelenggaraan pendidikan inklusif Kabupaten Ngawi mencapai 743,66 milyar, dengan sumber dana masih dominan dari APBN. Diharapkan dengan menjalin kerjasama dengan penyandang dana dari stake holder, akan dapat mendongkrak bantuan masuk ke Dinas Pendidikan KABUPATEN NGAWISedangkan perkiraan penggunaan dana untuk mengimplementasikan Restra Pendidkan Inklusif Kabupaten Ngawi dalam lima tahun ke depan (2016-2020) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6.2 Jenis belanja dan Proyeksi Pengeluaran 5 Tahun ke Depan

No Jenis Belanja Tahun

2016 2017 2018 2019 2020 1 Belanja Modal 139.250.095 174.728.130 203.075.844 217.887.264 231.127.029 2 Belanja Barang 183.410.000 230.139.062 267.476.590 286.985.105 304.423.551 3 Belanja Sosial 25.620.363 32.147.900 37.363.543 40.088.668 42.524.627 Sub Jumlah 348.280.458 437.015.092 507.915.977 544.961.037 578.075.207

Menurut proyeksi penggunaan anggaran penyelenggaraan pendidikan inklusif Kabupaten Ngawi sampai tahun 2020, anggaran untuk belanja pegawai rata-rata mencapai 22%, belanja modal yang berupa pengadaan bangunan gedung, peralatan laboratorium dan mesin, serta mebelair mencapai 40% lebih rata-rata per tahun. Sedangkan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang masuk kelompok belanja barang rata-rata mencapai 32% dan untuk belanja sosial dalam bentuk beasiswa dan bantuan belajar mencapai 6%.

B. Sistem Informasi Tata Kelola, dan Pengawasan Internal

Untuk mencapai tujuan pendidikan inkluisf Kabupaten Ngawi yang dituangkan dalam Renstra perlu dilakukan koordinasi secara menyeluruh antar SKBD, unit kerja, dan lembaga, penataan sistem tata kelola, dan pengawasan internal di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi Kegiatan koordinasi penyusunan rencana implementasi Renstra pendidikan inklusif dilakukan melalui forum diskusi antar SKBD dan instansi lain, rapat penyusunan perencanaan tahunan, dan rapat kerja pimpinan.

74 ENSTRA KEMENDIKNAS 2010 - 2014

1. Tata Kelola

Penyelenggaraan pendidikan inklusif Kabupaten Ngawi dikoodinir oleh tim kelompok kerja pendidikan inklusif dengan struktur dasar yang sama untuk semua Kota, dengan unsur utamanya adalah unsur Dinas pendidikan yang didukung oleh lintas sektoral Kabupaten Ngawi seperti Dinas Tenaga Kerja, Dinas kesehatan, Bappeda dan lainnya.

Struktur organisasi kelompok kerja Pendidikan Inklusif Kabupaten Ngawi sebagai tim leader untuk mencapai tujuan melakasanakan secara fleksibel dalam perencanaan dan pemanfaatan dana yang akuntabel dan tranparansi direfleksikan dalam penetapan struktur organisasi dan mekanisme kerja yang tepat, jelas, dan normatif. Untuk melakukan pengawasan terhadap pengelolaan anggaran maka dibentuk pengawas internal yang diupayakan agar mengedepankan layanan profesional dan tanggung jawab kepada masyarakat terhadap proses dan produk yang dihasilkan.

41

Untuk mengimplementasikan Renstra menuntut pengembangan sistem tata kelola tersendiri. Perlu dilakukan penataan terhadap tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan program dan kegiatan yang ditetapkan untuk mewujudkan sasaran yang telah ditentukan. Pengembangan sistem tata kelola implementasi Renstra mencakup kegiatan penyusunan Standar Operasi dan Prosedur (SOP) dalam penyusunan, sosialisasi, dan pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang dituangkan dalam Renstra.

2. Pengendalian dan Pengawasan

Pengendalian terhadap implementasi Renstra dilakukan melalui pengawasan internal yang merupakan tanggung jawab dari unit utama yang membidangi pengawasan. Sistem pengawasan internal yang efektif dilakukan melalui pengendalian operasional dan finansial, manajemen risiko, sistem informasi manajemen, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Tugas utama unit pengawasan internal adalah mengevaluasi, menilai dan menganalisis semua aktivitas pelaksanaan program dan kegiatan pendidikan inklusif terhadap semua peraturan yang berlaku. Pengawasan internal bertujuan untuk memastikan sistem tata kelola implementasi Renstra sesuai dengan sistem tata kelola pemerintah. Dalam menjalankan tugasnya unit pengawasn internal melakukan audit terhadap program dan kegiatan Renstra pendidikan inklusif. Pada umumnya pengawasan internal di dalam sektor publik dilaksanakan oleh dua pihak, yaitu (i) atasan langsung; dan unit pengawasan independen. Pengawasan atasan langsung termasuk yang dilakukan oleh unit pengawasan di pemerintah daerah Kabupaten Ngawi Sementara itu, unit pengawasan independen adalah seperti Badan Pemeriksaan Keuangan Pembangunan (BPKP) Inspektorat Jenderal, dan Badan Pemeriksa Keuangan.

C. Sistem Pemantauan dan Evaluasi

Sistem monitoring dan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana strategis ini. Sistem ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian dan kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dalam Renstra tahun 2016-2020 dengan hasil yang dicapai berdasarkan kebijakan yang dilaksanakan melalui kegiatan dan/atau program pendidikan Inklusif di Kabupaten Ngawi secara berkala dan secara berkesinambungan. Landasan hukum monitoring evaluasi rencana strategis ini adalah (1) Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, pasal 50, menyatakan bahwa pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional, (2) Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005, pasal 4, menyatakan bahwa SNP bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional, dan (3) Peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010, pasal 96, tentang penjaminan mutu.

Monitoring dan evaluasi dilakukan melalui proses perencanaan dan pelaksanaan pendidikan inklusif secara sinergis dan berkesinambungan, sehingga penyelenggaraan pendidikan inklusif dapat dilaksanakan dengan baik dalam waktu lima tahun yang akan datang. Apabila dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi ditemukan masalah, maka secara langsung dapat dilakukan cara mengatasinya dilakukan pembinaan, saran-saran dan serta melaporkannya secara berkala dan berkelanjutan kepada stakeholders.

Stakeholders dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif di Kabupaten Ngawi adalah pemerintah pusat, provinsi, pemerintah Kota, orang tua siswa, masyarakat luas (termasuk Du/Di), dewan pendidikan, LSM, para donatur dan birokrat dari berbagai tingkat pemerintah. Melalui monitoring dan evaluasi dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan tingkat pencapaian indikator kinerja kunci dan tujuan, hambatan, serta

42

tantangan dalam mengelola dan menyelenggarakan pendidikan inklusif. Agar pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dapat berjalan dengan baik maka perlu mendasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Kejelasan tujuan dan hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi;

2. Pelaksanaan dilakukan secara objektif, artinya harus ada unsur independen bagi tim yang melakukan monev;

3. Petugas monev harus memahami konsep, teori dan proses serta berpengalaman dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi agar hasilnya sahih dan handal; 4. Pelaksanaan dilakukan secara terbuka (transparan), sehingga pihak

berkepentingan dapat mengetahui dan hasilnya dapat dilaporkan kepada stakeholders melalui berbagai cara;

5. Melibatkan berbagai pihak yang dipandang perlu dan berkepentingan secara proaktif (partisipatif);

6. Pelaksanaannya dapat di pertanggungjawabkan secara internal dan eksternal (akuntabel);

7. Mencakup seluruh objek agar dapat manggambarkan secara utuh kondisi dan situasi sasaran monitoring dan evaluasi (komprehensif);

8. Pelaksanaan dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan pada saat yang tepat agar tidak kehilangan momentum yang sedang terjadi;

9. Dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan;

10. Berbasis indikator kinerja, yaitu harus berdasarkan kriteria/indikator yang dikembangkan berdasarkan kebijakan Dinas Pendidikan KABUPATEN NGAWI; 11. Efektif dan efisien, artinya target monitoring dan evaluasi dicapai dengan

menggunakan sumber daya yang ketersediaanya terbatas dan sesuai dengan yang direncanakan.

D. Mekanisme Pelaksanaan

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi mencakup semua aspek yang telah direncanakan dalam dokumen Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi tahun 2016-2020. Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan minimal oleh dua tim monitoring dan evaluasi internal dari Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi yang bekerja sama secara sinergis dengan tim satuan pengawas internal (SPI).

43

BAB VII

Dokumen terkait