• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Kerangka Pikir

Gambar 2. 1 Kerangka Pikir Variabel Independen (X)

H1

H2 Variabel Dependen (Y)

H3

H4

H5

Pajak Daerah (X1)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Retribusi Daerah (X2)

Hasi Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan (X3)

Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah (X4)

Keterangan: Variabel Independen (X) X1 = Pajak Daerah X2 = Retribusi Daerah

X3 = Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan X4 = Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Variabel Dependen (Y) Y = Pendapatan Asli Daerah D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya masih harus diuji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka (Martanto, 2011).

Hipotesis juga dikatakan sebagai jawaban sementara karena apabila ada referensi teori atau penelitian yang mendasarinya. Jika penelitian tidak menemukan teori atau penelitian yang mendasari, maka hipotesisnya tidak perlu dipaksakan untuk dibuat (Julianda & Irfan, 2013).

Hipotesis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah retribusi daerah secara signifikan berpengaruh kepada pendapatan asli daerah. Pengaruh variabel-variabel tersebut dihipotesiskan sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah.

H2 : Terdapat pengaruh retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah.

H3 : Terdapat pengaruh hasil pengelolaan kekayaan daerah terhadap pendapatan asli daerah.

H4 : Terdapat pengaruh lain-lain pendapatan asli daerah yang sah terhadap pendapatan asli daerah.

H5 : Terdapat pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain pendapatan asli daerah yang sah terhadap pendapatan asli daerah.

40 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian-pengujian, teori-teori, atau hipotesi-hipotesis melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dalam angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik atau permodelan matematis (Efferin, 2012 : 47).

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Padang Panjang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai bulan September 2019.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari sumber kedua (Bungin, 2017:132). Penelitian ini menggunakan data berupa Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Padang Panjang yang diperoleh dari instansi terkait yaitu di Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Padang Panjang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi merupakan data yang tidak langsung ditunjukan kepada subjek penelitian. Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data atau arsip-arsip yang berhubungan dengan penelitian (Asnawi, 2011:163). Data-data yang dikumpulkan berupa laporan realisasi pendapatan daerah tahun 2011-2018.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterprestasikan. Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini dimulai dengan memilahkan data kedalam variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil operasionalisasi variabel yang akan diuji, nilai variabel tersebut dimasukan dengan program software SPSS for Windows Realease 22.0

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, perhitungan nilai minimum, maksimum, penyebaran data melalui perhitungan rata-rata, dan standar deviasi (Sugiyono, 2017 : 147).

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam mode regresi, variabel dependen dan independen atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis kolmogorov-smirnov untuk uji normalitas.

Metode analisis kolmogorov-smirnov digunakan untuk mendapatkan hasil analisis yang serbaguna dan output analisis tersebut digunakan untuk mengetahui distribusi suatu variabel independen adalah sama berdasarkan kelompoknya dengan dasar pengambilan keputusan jika data di atas 0.05 berarti data distribusi normal begitupun sebaliknya jika nilai signifikan dibawah 0.05 berarti data tidak normal (Hermita, 2012 : 180).

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolineritas digunakan untuk menunjukkan adanya indikasi multikolinieritas. Multikolinieritas menunjukkan adanya

42

hubungan atau korelasi antara dua variabel bebas. Untuk mengetahui adanya korelasi antara dua variabel bebas dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflaction Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (Rohmad, 2015 : 200-201).

1) Jika nilai Tolerance lebih besar dari > 0,10, maka artinya tidak terjadi multikolinieritas.

2) Jika nilai VIF lebih kecil < 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi.

Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t (berada) dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Sunyoto, 2012:104-105).

1) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 (DW<-2) 2) Tidak terjadi autokorelasi, jika DW berada diantara -2 dan +2

atau -2 ≤ DW ≤ +2.

3) Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW diatas +2 atau DW +2.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan yang lain. Jika residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat scatter plot antara nilai prediksi variable terikat (ZPRED) dengan residual

(SRESID) dimana sumbu Yadalah Y yang telah diprediksikan dan sumbu X adalah residual (Yprediksi=Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Dasar dari pengambilan keputusan yang terkait dengan scatterplot tersebut adalah:

1) Jika terdapat pola tertentu, yaitu jika titik-titik membentuk pola tertentu dan teratur (bergelombang, melebur, kemudian menyempit), maka terdapat heteroskedastisitas.

2) Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu titik-titiknya menyebar serta berada dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2012 : 139).

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji Regresi Linier Berganda

Model pengujian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis regresi linear berganda, digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dua arah atau lebih variabel independen (pajak daerah, retribusi daerah) terhadap variabel dependen (pendapatan asli daerah (Y)), dengan persamaan regresi untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut (Yusri, 2016 : 73).

Y = a + b1x1 + b2x2 +b3x3+ b4x4 + e Dimana:

Y = Variabel terikat (Pendapatan Asli Daerah) a = Konstanta

b1,b2,b3,b4 = Koefisien Regresi Variabel Independen X1 = Variabel bebas (Pajak Daerah)

X2 = Variabel bebas (Retribusi Daerah)

X3 = Variabel Bebas (Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan)

X4 = Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah e = Eror

44

b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determiansi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0

≤ R2 ≤ 1). Tujuan untuk menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut. Jika semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen (Sianturi, 2012 : 46).

4. Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji beda t-test digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara individual dalam menerangkan variabel dependen secara parsial. Dasar pengambilan keputusan digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05, maka hipotesis ditolak.

Hipotesis ditolak mempunyai arti bahwa variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima.

Hipotesis tidak dapat ditolak mempunyai arti bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2012 : 98).

5. Uji signifikansi Simultan (Uji Statistik f)

Uji Statisic atau Analitic Of Variance (ANOVA) pada dasarnya menunjukkan bahwa apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependennya. Nilai F dalam table ANOVA juga untuk melihat apakah model yang digunakan sudah tepat atau tidak.

Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Bila nilai F lebih besar dari pada 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain menerima hipotesis

alternative, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel maka H0 ditolak dan menerima Ha (Ghozali, 2012:98).

.

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum (BPKD) Padang Panjang

1. Sejarah Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Padang Panjang.

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Padang Panjang merupakan penggabungan dinas pendapatan, bagian keuangan Sekretariat Daerah, dan sub bagian Aset pada bagian perlengkapan dan Aset Sekretariat Kota Padang Panjang. Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Padang Panjang adalah salah satu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah Kota Padang Panjang yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Padang Panjang merupakan salah satu unit organisasi berada dibawah koordinasi Asisten Administrasi yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 36 Tahun 2007 dengan fungsi pokoknya yaitu mengelola administrasi keuangan daerah kota Padang Panjang yang terdiri dari Sekretariat dan 4 Bidang.

Pembentukan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) berdasarkan Perda Kota Padang Panjang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Tata Kerja Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Padang Panjang, dan dalam rangka meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas-tugas pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan di daerah secara berdaya guna dan berhasil guna.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi berdasarkan kepada Peraturan Walikota Padang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Padang Panjang. Adapun bagian yang berada di BPKD sebagai berikut:

a. Sekretariat

b. Bidang Akuntans,iPerbendaharaan, dan Verifikasi

c. Bidang Pengelolaan Asset d. Bidang Pendapatan

e. Bidang Anggaran

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Padang Panjang melaksanakan pelayanan dengan struktur organisasi seperti yang tercantum pada Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Padang Panjang. Selain itu, Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Padang Panjang melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan Peraturan Walikota Padang Panjang Nomor 31 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Padang Panjang. Susunan Organisasi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Padang Panjang terdiri dari :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, terdiri atas:

1) Subbag Umum dan Kepegawaian

2) Subbag Keuangan, Perencanaa, Evaluasi, dan Pelaporan c. Bidang Pendapatan, terdiri atas:

1) Sub Bidang Pendataan dan Pendaftaran 2) Sub Bidang Penetapan dan Pembukuan 3) Sub Bidang Penagihan

d. Bidang Anggaran, terdiri atas :

1) Sub Bidang Penyusunan Anggaran 2) Sub Bidang Pengendalian Anggaran 3) Sub Bidang Penerimaan dan Pengeluaran

e. Bidang Akuntansi Perbendaharaan dan Verifikasi, terdiri dari : 1) Sub Bidang Akuntansi

2) Sub Bidang Perbendaharaan 3) Sub Bidang Verifikasi f. Bidang Aset, terdiri atas :

1) Sub Bidang Penatausahaan

48

2) Sub Bidang Pengawasan, Pengendalian Dan Penghapusan 3) Perencanaan dan Pemanfaatan Aset

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelola Keuangan Daerah, setiap unit yang berada dalam struktur organisasi Badan Pengelola Keuangan Daerah memiliki tupoksi sebagai berikut : a. Kepala Badan

Memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi wewenang Pemerintah Daerah yaitu di bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

b. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Badan Pengelola Keuangan Daerah ( BPKD ) meliputi urusan umum dan kepegawaian, urusan keuangan serta urusan perencanaan dan program, evaluasi pengendalian program dan pelaporan, pelayanan pengelolaan keuangan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah, mempunyai fungsi:

1) Penyusunan perumusan kebijakaan teknis dan penyelenggaraan rencana kegiatan tahunan BPKD dengan satuan organisasi di lingkungan BPKD;

2) Pengelolaan program administrasi umum dan kepegawaian;

3) Pengelolaan program administrasi keuangan;

4) Pengelolaan program perencanaan, evaluasi dan pelaporan, dan 5) Pelaksanaan urusan hukum, organisasi dan tatalaksana serta

kehumasan.

Subbag dilingkungan sekretariat memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing:

1) Subbag Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyelenggarakan program administrasi umum dan kepegawaian dalam arti melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, ekspedisi, penggandaan, administrasi perjalanan

dinas, kerumahtanggaan, pengelolaan dan Pengendalian Barang Milik Daerah, peralatan dan perlengkapan kantor, menyelenggarakan kepustakaan, melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, hukum, organisasi dan tatalaksana serta kehumasan.

2) Sub Bagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi Dan Pelaporan mempunyai tugas menyelenggarakan program keuangan dalam arti melaksanakan pembukuan, akuntansi dan verifikasi, pertanggung jawaban, serta menyelenggarakan program perencanaan, evaluasi dan pelaporan dalam arti melaksanakan perencanaan, menyiapkan perumusan program rencana, koordinasi penyusunan program, penyusunan anggaran, mengumpulkan, menghimpun, menginventarisasi data dari masing-masing bidang, dokumentasi kegiatan pelayanan, penyajian data, informasi, sinkronisasi dan analisis data, pembinaan pelaksanaan program, melaksanakan monitoring dan evaluasi dan pembuatan laporan.

c. Bidang Pendapatan

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Pengelolaan Keuangan Daerah dibidang pendapatan. Fungsi Bidang Pendapatan meliputi:

1) Penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan program di bidang pendataan dan pendaftaran

2) Penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan program di bidang penetapan dan pembukuan serta

3) Penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan program di bidang penagihan.

Adapun yang terdapat dalam Bidang Pendapatan terdiri dari:

1) Sub Bidang Pendataan dan Pendaftaran mempunyai tugas menyelenggarakan program pendataan dan pendaftaran dalam arti melaksanakan kegiatan pendaftaran dan pendataan wajib

50

pajak daerah dan wajib retribusi daerah, melaksanakan penghitungan besarnya angsuran atas Pemohon Wajib Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta melakukan penelitian atas permohonan wajib pajak daerah khususnya Bea Perolehan Hak Atas Tanah (BPHTB).

2) Sub Bidang Penetapan dan Pembukuan mempunyai tugas menyelenggarakan program penetapan dan pembukuan dalam arti menerima dan mencatat semua Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Ketetapan Retribusi (SKR) serta surat surat ketetapan pajak lainnya, yang telah dibayar lunas, mencatat penerimaan dan penyetoran pajak dan retribusi, menghitung tunggakannya, menyiapkan dan mendistribusikan surat menyurat dokumentasi yang berhubungan dengan penagihan, mengumpulkan, membuat dan memelihara daftar induk wajib pajak daerah dan wajib retribusi daerah, memberi kartu pengenal Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD), menyimpan arsip surat perpajakan dan retribusi daerah yang berkaitan dengan penetapan dan pembukuan, melaksanakan penghitungan dan penetapan jumlah pajak dan retribusi daerah yang terutang, menyiapkan laporan berkala mengenai realisasi penerimaan dan persediaan benda berharga dan mengolah data sumber sumber penerimaan lainnya diluar pajak dan retribusi daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3) Sub Bidang Penagihan dan Keberatan mempunyai tugas menyelenggarakan program penagihan dalam arti melaksanakan penagihan pajak, mengkoordinir penagihan retribusi, serta melakukan pengawasan teknis administrasi di bidang pemungutan dan penyetoran pajak daerah dan retribusi daerah serta penerimaan sumber-sumber lain dari dana perimbangan dan lain-lain penerimaan yang sah, menerima dan melayani surat keberatan dan surat permohonan banding atas materi penetapan pajak dan retribusi daerah, menyiapkan

keputusan menerima atau menolak keberatan dan meneruskan penyelesaian permohonan banding ke Majelis Pertimbangan Pajak.

d. Bidang Anggaran

Kepala Bidang Anggaran mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan rancangan Anggaran Pedapatan dan Belanja Daerah, rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan petunjuk teknis penyusunan RKA SKPD, menyusun Standar Biaya dan Analisa Standar Biaya, meneliti dan menggandakan Dokumen Pengesahan Anggaran (DPA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/ DPPA Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), pembinaan anggaran, pengajian, pembinaan dan pengembangan Keuangan Daerah, mengumpulkan dan mengolah pedoman, petunjuk teknis serta menyelenggarakan laporan dan evaluasi keuangan kas daerah, pengelolaan penerimaan dan pengeluaran harian kas daerah, penunjukan Bank Umum untuk menerima dan menyimpan uang daerah, membuka rekening kas umum daerah, perencanaan kas dan menetapkan saldo kas minimal. Bidang Anggaran terdiri atas : 1) Sub Bidang Penyusunan Anggaran mempunyai tugas

menyelenggarakan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, menyusun petunjuk teknis penyusunan RKA SKPD, menyusun Standar Biaya dan Analisa Standar Biaya.

2) Sub Bidang Pengendalian Anggaran mempunyai tugas meneliti dan menggandakan Dokumen Pengesahan Anggaran (DPA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/ DPPA Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), pembinaan penganggaran, pengkajian, pembinaan dan pengembangan Keuangan Daerah.

3) Sub Bidang Penerimaan dan Pengeluaran mempunyai tugas meneliti dan menggandakan Dokumen Pengesahan Anggaran

52

(DPA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/ DPPA Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), pembinaan penganggaran, pengkajian, pembinaan dan pengembangan Keuangan Daerah.

e. Bidang Akuntansi, Perbendaharaan dan Verifikasi

1) Sub Bidang Akuntansi mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah bahan penyusunan program akuntansi dalam arti mengumpulkan bahan dan mengolah pedoman, petunjuk teknis dan menyelenggarakan pembinaan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah, menyusun Laporan Keuangan Daerah (Laporan Semesteran Daerah, Laporan Pragnosis dan Laporan Tahunan ).

2) Sub Bidang Verifikasi mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah bahan penyusunan program verifikasi dalam arti mengumpulkan bahan dan mengolah pedoman, petunjuk teknis pembinaan sistem verifikasi keuangan daerah, menyusun Laporan Realisasi Anggaran dan Belanja Daerah bulanan, triwulanan serta melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban keuangan SKPD.

3) Sub Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah bahan penyusunan laporan program perbendaharaan dalam arti mengumpulkan bahan, mengolah pedoman dan petunjuk teknis pembinaan sistem perbendaharaan keuangan daerah, penyiapan penetapan pengangkatan bendahara pengeluaran dan bendahara penerimaan, menyiapkan anggaran kas, pengaturan dana yang diperlukan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan melakukan pembayaran berdasarkan permintaan Pejabat Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran.

f. Bidang Aset

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di bidang pengelolaan aset daerah. Adapun Bidang Pengelolaan Aset terdiri dari :

1) Sub Bidang Penatausahaan tugas mengumpulkan dan mengolah bahan penyusunan program penatausahaan aset dalam arti mengumpulkan dan mengolah pedoman, petunjuk teknis penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan dan penatausahaan aset.

2) Sub Bidang Pengawasan, pengendalian dan penghapusan aset mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah bahan penyusunan program pengawasan, pengendalian dan penghapusan aset dalam arti mengumpulkan dan mengolah pedoman, petunjuk teknis dan menyelenggarakan pengamanan dan pemeliharaan penilaian, penghapusan, pemindah tanganan, pengendalian dan pengawasan, pembiayaan aset serta tuntutan ganti rugi dan sanksi.

3) Sub Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Aset Sub Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Aset mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah pedoman, petunjuk teknis, dan menyelenggarakan perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, pemanfataan aset.

2. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Padang Panjang adalah sebagaimana tergambar pada Gambar 4.1 berikut ini:

54

Gambar 4. 1

StrukturOrganisasi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Padang Panjang KEPALA DINAS

B. Deskripsi Data Penelitian

Dari data yang penulis peroleh mengenai Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, serta Pendapatan Asli Daerah dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Pajak Daerah

Data mengenai target dan realisasi pajak daerah tahun 2011 sampai tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 1

Anggaran Dan Realisasi Pajak Daerah Tahun 2011-2018 Dalam Jutaan Rupiah (Rp)

Tahun Anggaran Realisasi (%)

2011 2.705 3.001 110,96

2012 3.485 3.514 100,84

2013 4.078 4.061 99,57

2014 5.051 5.382 106,54

2015 5.087 5.557 109,24

2016 6.323 6.134 97,01

2017 6.865 6.906 100,61

2018 8.078 8.294 102,67

Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Padang Panjang.

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, menunjukkan bahwa realisasi pajak daerah selama delapan tahun terakhir mengalami naik turun dalam pencapaiannya. Realisasi pajak daerah tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar 110,96%. Kemudian realisasi pajak daerah terendah terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar 97,01%.

2. Retribusi Daerah

Data mengenai target dan realisasi retribusi daerah tahun 2011 sampai tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

56

Tabel 4. 2

Anggaran Dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun 2011-2018 Dalam Jutaan Rupiah (Rp)

Tahun Anggaran Realisasi (%)

2011 15.133 18.347 121,24

2012 17.765 19.308 108,69

2013 5.115 5.355 104,7

2014 4.308 4.602 106,84

2015 4.359 4.489 102,98

2016 5.575 5.088 91,27

2017 5.086 4.134 81,29

2018 5.104 5.159 101,09

Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Padang Panjang.

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, menunjukkan bahwa realisasi retribusi daerah selama delapan tahun terakhir mengalami naik turun dalam pencapaiannya. Realisasi retribusi daerah tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar 121,24%. Kemudian realisasi retribusi daerah terendah terjadi pada tahun 2017 yaitu sebesar 81,29%.

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Data yang digunakan untuk melakukan penelitian yaitu data Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Kota Padang Panjang yang berupa target dan realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan tahun 2011 sampai tahun 2018. Untuk melihat data anggaran dan realisasi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan tahun 2011 sampai 2018, dapat dilihat pada tabel dibawah ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 4. 3

Anggaran dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Tahun 2011-2018

Dalam Jutaan Rupiah (Rp)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, menunjukkan bahwa realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan selama delapan tahun terakhir mengalami naik turun dalam pencapaiannya. Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 103,36%. Kemudian realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terendah terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar 72,04%.

4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Data mengenai target dan realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dari tahun 2011 sampai 2018 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

58

Tabel 4. 4

Anggaran Dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang SahTahun 2011-2018 Dalam Jutaan Rupiah (Rp)

Tahun Anggaran Realisasi (%)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, menunjukkan bahwa realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah selama delapan tahun terakhir mengalami naik turun dalam pencapaiannya. Realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah tertinggi pada tahun 2015 yaitu sebesar 135,38%. Kemudian realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah terendah terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 71,08%.

5. Pendapatan Asli Daerah

5. Pendapatan Asli Daerah

Dokumen terkait