• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL IPTEK

5.1. Kerangka Kebijakan Pembangunan Nasional Iptek

Penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek dimaksudkan untuk menciptakan nilai tambah sumber daya alam dalam rangka transformasi ekonomi nasional menuju innovation driven economy sesuai amanat Undang-Undang nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. RPJPN 2005-2025 mengarahkan agar dalam mentransformasikan perekonomian dari yang berbasis keunggulan komparatif sumber daya alam ke perekonomian yang berbasis keunggulan kompetitif dilakukan dengan prinsip dasar mengelola pen-ingkatan produktivitas nasional melalui inovasi.

Oleh karena itu, pembangunan nasional Iptek diselenggarakan dalam kerangka Sis-tem Inovasi Nasional (SINas), sesuai dengan Undang-Undang nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Penget-ahuan dan Teknologi (Sisnas P3 Iptek). Undang-undang ini memberikan landasan hukum bagi pengaturan pola hubungan yang saling memperkuat antara unsur penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan Iptek dalam satu keseluruhan yang utuh untuk mencapai kapasitas inovasi nasional. Dalam kerangka SINas ini maka peneli-tian, pengembangan dan penerapan Iptek diselenggarakan untuk mendorong proses di mana gagasan, temuan tentang produk/ proses yang dihasilkan dapat disampaik-an kepada pasar/pengguna.

4.2. Kunci Keberhasilan Pembangunan Nasional Iptek

Kunci keberhasilan pembangunan nasional Iptek dalam kerangka penguatan SINas adalah koherensi kebijakan inovasi dalam dimensi antar sektor dan lintas sektor; in-ter-temporal (antar waktu), nasional-daerah (inter-teritorial), daerah-daerah, dan

internasional. Dalam perspektif hubungan nasional-daerah, diperlukan komitmen sumberdaya yang memadai baik pada tataran pembangunan nasional maupun daerah sebagai platform bersama. Dengan demikian, penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) merupakan komponen penting dalam penguatan Sistem Inovasi Nas-ional yang mewadahi proses integrasi antara komponen penguatan sistem inovasi pada tataran makro dan industrial dalam kerangka lokalitas.

4.3. Strategi Implementasi dan Instrumen Kebijakan Pembangunan Nasional Iptek Pelaksanaan kebijakan strategis pembangunan nasional Iptek untuk mencapai tujuan pembangunan nasional Iptek sebagaimana disebutkan pada bab 2.5 dilak-ukan melalui beberapa instrumen sesuai dengan strategi implementasi yang digun-akan.

A. Untuk mencapai tujuan “meningkatnya produktivitas litbang Iptek”, dilakukan strategi sebagai berikut:

1. Pengembangan dan penerapan sistem pendanaan beasiswa untuk

pen-ingkatan kapasitas dan kapabilitas SDM Iptek yang dikaitkan dengan

master plan pengembangan SDM dan Iptek nasional.

2. Pengembangan dan penerapan sistem pendanaan riset untuk

menghasilkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan produksi berbasis sumber daya alam dan kearifan lokal.

3. Pengembangan dan penerapan sistem block grant dalam pembiayaan

lit-bang untuk memberikan kemudahan administrasi dalam pengelolaan keuangan sehingga dapat meningkatkan efektivitas litbang.

4. Pengembangan dan penerapan sistem pengaturan tentang brain gain dan

brain circulation dalam rangka mencegah dan atau meminimalisasi

ter-jadinya brain drain sehingga dapat mendorong pencapaian human capital.

5. Pengembangan dan penerapan sistem evaluasi kinerja lembaga Iptek

un-tuk memberikan pedoman dan arah bagi setiap lembaga Iptek unun-tuk meningkatkan kinerja sesuai dengan kompetensinya.

6. Pengembangan dan penerapan sistem insentif untuk memotivasi lembaga Iptek yang berkinerja tinggi agar dapat bertransformasi menjadi pusat unggulan Iptek sesuai dengan kompetensinya.

7. Transformasi Puspiptek menjadi Science and Techno Park (STP) sehingga

dapat berperan secara efektif sebagai pusat penguasaan dan pengemban-gan Iptek nasional (center of excellence), pusat pelayanan pengembanpengemban-gan produk-produk nasional, pusat alih teknologi dan pusat informasi Iptek (advokasi teknologi, pelayanan teknologi, difusi, diseminasi, komersial-isasi teknologi), pusat pengembangan kewirausahaan (enterpreneurship) dan inkubasi industri baru/UKMK berbasis teknologi (inkubator bisnis teknologi, klaster inovasi), dan pusat pendidikan dan pelatihan SDM in-dustri.

8. Pengembangan dan penerapan sistem pembayaran royalti secara

berkead-ilan dalam penerapan hasil litbang sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan atas hak moral dan ekonomi bagi inventor.

9. Pengembangan dan penerapan sistem investasi Iptek dengan

mengop-timalkan peran industri untuk mencapai peningkatan investasi menuju pendanaan litbang sebesar 1% GDP.

10. Revitalisasi sarana dan prasarana Iptek untuk mendukung peningkatan

kapasitas dan kapabilitas SDM dan peningkatan penguasaan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri.

11. Pengembangan dan penerapan sistem manajemen data dan informasi Iptek nasional dan peningkatan kinerja lembaga pengelola.

12. Pengembangan dan penerapan sistem pengaturan resource sharing antar

lembaga Iptek di pusat dan daerah untuk mendorong pencapaian pen-guasaan dan pemanfaatan Iptek sebagai platform bersama.

13. Pengembangan dan penerapan sistem pengaturan mobilitas SDM antar

lembaga Iptek pusat dan daerah untuk mendorong pencapaian penguas-aan dan pemanfaatan Iptek sebagai platform bersama.

14. Pengembangan dan penerapan sistem pengaturan mobilitas SDM antara lembaga Iptek nasional dan internasional untuk mendorong kapasitas Iptek nasional.

15. Pengembangan dan penerapan sistem penyelenggaraan kerjasama in-ternasional untuk mendorong peningkatan penguasaan dan pemanfaatan Iptek secara nasional.

16. Penerapan sistem insentif bagi industri yang melakukan kegiatan litbang secara tegas sesuai dengan peraturan perudangan yang berlaku untuk memotivasi dunia industri melakukan penelitian dan pengembangan teknologi.

17. Pengembangan infrastruktur mutu untuk fasilitasi komersialisasi hasil in-vensi.

B. Untuk mencapai tujuan “meningkatnya penerapan Iptek untuk mendukung inovasi dalam rangka meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dan sumber daya yang berbasis kearifan lokal”, dilakukan strategi sebagai berikut:

1.

Pengembangan dan penerapan sistem pengujian alpha (alpha test) dan

pengujian beta (beta test) terhadap teknologi hasil litbang untuk mend-orong proses hilirisasi dan komersialisasi teknologi hasil litbang.

2.

Pengembangan dan penerapan sistem manajemen taknologi untuk

men-jaga keberlangsungan proses litbang sampai dengan pemanfaatan hasil-hasilnya.

3.

Penguatan sistem transfer teknologi untuk menjamin pengembangan dan penerapan model dan mekanisme transfer teknologi yang tepat dalam rangka mendukung pemanfaatan hasil litbang Iptek di masyarakat/industri.

4.

Pengembangan dan penerapan sistem audit teknologi untuk keperluan

performance improvement, compliance, prevention, positioning, planning,

5.

Pengembangan dan penerapan sistem asuransi teknologi untuk men-jamin resiko yang ditimbulkan dalam penerapan teknologi hasil litbang.

6.

Pengembangan dan penerapan sistem pendanaan beresiko untuk

mend-orong penerapan teknologi hasil litbang.

7.

Pengembangan dan penguatan mekanisme intermediasi inovasi untuk

mendorong penerapan hasil litbang dalam proses produksi.

8.

Pengembangan dan penerapan sistem insentif untuk pembentukan IKM/UKM berbasis hasil litbang.

9.

Pengembangan dan penerapan sistem permodalan ventura (venture

cap-ital) bagi pembentukan IKM/UKM berbasis hasil litbang.

10.

Penerapan sistem pre commercial government procurement untuk produk

hasil litbang.

11.

Pengembangan dan penguatan infrastruktur mutu untuk meningkatkan nilai tambah produk dan/atau proses produksi.

Dokumen terkait