• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRIORITAS UTAMA PEMBANGUNAN NASIONAL IPTEK

3.2 Prioritas Iptek

Mengacu pada RPJPN 2005-2025 dan untuk menjaga kesinambungan dengan apa yang telah dilakukan pada periode lima tahun sebelumnya, pembangunan Iptek ditujukan untuk mendukung bidang-bidang sebagai berikut:

1 Pangan, 2 Energi,

3 Teknologi dan Manajemen Transportasi,

4 Teknologi Infomasi dan Komunikasi,

5 Teknologi Pertahanan dan Keamanan,

6 Teknologi Kesehatan dan Obat,

7 Material Maju.

Adapun fokus penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek pada masing-masing bidang adalah sebagai berikut:

1 Pangan

Bekurangnya lahan pertanian yang subur secara progresif disertai perubahan iklim global mengancam pasokan pangan nasional. Sementara itu fakta menunjukkan bahwa kebutuhan pangan selalu meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang pesat. Kedua fakta tersebut menyebabkan

kemampuan penyediaan pangan semakin terbatas, sehingga jika tidak dicarikan solusinya dapat mengarah pada terjadinya krisis pangan. Oleh sebab itu diperlukan terobosan teknologi untuk dapat menggunakan lahan-lahan sub-optimal yang saat ini masih belum dimanfaatkan dengan baik agar ketahanan pangan dapat dijaga.

Lahan-lahan sub-optimal masih tersedia luas di Indonesia, terutama lahan kering masam, rawa pasang surut, rawa lebak, rawa gambut, dan lahan kering. Pengelolaan lahan suboptimal perlu dilakukan secara berkelanjutan (dengan memperhatikan aspek lingkungan) dan bersifat inklusif agar petani dan masyarakat lokal dapat berpartisipasi aktif agar dapat meningkatkan kesejahteraannya. Selain upaya perbaikan karakteristik fisika, kimia, dan biologi tanah lahan-lahan suboptimal; perlu juga secara paralel dilakukan pengembangan varietas/kultivar unggul adaptif untuk masing-masing karakteristik lahan suboptimal, baik melalui conventional breeding maupun aplikasi bioteknologi.

Dengan memperhatikan potensi sumber daya alam yang dimiliki di Indonesia, maka penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek difokuskan pada tanaman budidaya pangan dan hortikultura unggul dan tahan penyakit di lahan sub-optimal dan di area Hutan Tanaman Industri (HTI), perkebunan dan kehutanan bernilai tambah tinggi, peternakan dan veteriner, perikanan budidaya dan perikanan tangkap di lahan terbatas, riset bioteknologi dan sumber daya genetika pertanian, pengembangan model integrasi tanaman-ternak-energi (biogas), serta pengembangan Smart Village (konservasi, diversifikasi, integrasi, dan optimalisasi sumber daya lingkungan).

Selanjutnya, penerapan Iptek pada bidang pangan harus senantiasa diikuti dengan penerapan standar dan yang terkait dengan ketenaganukliran harus senantiasa diikuti dengan pengawasan ketenaganukliran.

2 Energi

Energi sangat vital bagi perekonomian kita karena tidak ada kegiatan manusia yang tidak memerlukan energi. Sementara itu cadangan energi fosil kita semakin menipis. Penelitian, pengembangan dan penerapan

Iptek difokuskan padaupaya untuk mewujudkan tercapainya elastisitas en-ergi kurang dari satu pada tahun 2025. Terobosan teknologi diperlukan untuk mendorong pemanfaatan sumber energi baru/terbarukan, intensifikasi pencarian dan pengembangan sumber energi (migas, panas bumi, angin, biomasa, energi laut, matahari, air), dan konservasi energi termasuk pengembangan Penerapan Jalur Umum (PJU) pintar dan smart

grid.

Untuk mendukung peningkatan elektrifikasi nasional maka penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek difokuskan pada pengembangan ergi panas bumi, energi angin, energi surya, fuel cell, energi nuklir, dan en-ergi arus laut.

Untuk mendukung penyediaan bahan bakar dari energi baru/terbarukan maka penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek difokuskan pada

biofuel (penyiapan refinery, proses, engineering, manufaktur, dan tata

niaga), biomass, biogas, batubara muda (teknologi batubara bersih), surya,

thermal, hidrogen, dan Coal Bed Methane (CBM).

Selanjutnya, penerapan Iptek pada bidang energi harus senantiasa diikuti dengan penerapan standar dan yang terkait dengan ketenaganukliran harus senantiasa diikuti dengan pengawasan ketenaganukliran.

3 Teknologi dan Manajemen Transportasi

Dengan meningkatnya kegiatan manusia maka meningkat pula kebutuhan transportasi nasional. Untuk itu diperlukan teknologi transportasi yang te-pat guna, cete-pat, aman, nyaman, terjangkau, hemat energi, dan ramah lingkungan yang dapat menghubungkan kegiatan perekonomian nasional secara efektif dan efisien. Untuk mendukung hal ini maka penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek difokuskan pada sistem transportasi multimoda untuk konektivitas nasional; sistem transportasi perkotaan; sis-tem transportasi untuk sissis-tem logistik; teknologi keselamatan dan

keamanan transportasi; klaster industri transportasi; dan riset pendukung transportasi.

Selanjutnya, penerapan Iptek pada bidang transportasi harus senantiasa diikuti dengan penerapan standar.

4Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mempunyai peran yang vital bagi perekonomian kita. Masalah utama yang dihadapi adalah adanya kesenjangan digital yang disebabkan oleh terbatasnya kemampuan adopsi dan adaptasi teknologi. Oleh karena itu, fokus penelitian, pengembangan, dan penerapan TIK adalah sebagai berikut: pengembangan infrastruktur untuk IT security, IT defence and IT safety; pengembangan sistem dan

framework/platform perangkat lunak berbasis Open Source untuk

mendukung e-Government, e-Business, e-Services; e-Health, peningkatan konten TIK; pengembangan teknologi dan konten untuk data dan informasi geospasial; dan penelitian pendukung yang meliputi riset sosial dan penyediaan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi bagi masyarakat.

5 Teknologi Pertahanan dan Keamanan

Untuk mendukung ketersediaan alutsista yang mempunyai daya

de-terrence effect tinggi dan sejalan dengan program Komite Kebijakan

Industri Pertahanan, maka penguasaan Iptek pertahanan dan keamanan dimaksudkan untuk mendorong kemandirian dalam teknologi pendukung daya gerak, teknologi pendukung daya gempur, Komando; Kendal; Komunikasi; Komputer; Informasi; Pengamatan dan Pengintaian (K4IPP), teknologi pendukung dan alat perlengkapan khusus, kajian strategis hankam, dan sumber daya pertahanan. Untuk itu, pada kurun waktu 2015-2019 penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek pertahanan dan

keamanan difokuskan pada pesawat tempur; kapal perang/kapal selam;

perta-hanan; pesawat Udara Nir Awak (UAV); dan munisi kaliber besar. Selanjutnya, penerapan Iptek pada bidang pertahanan dan keamanan harus senantiasa diikuti dengan penerapan standar dan yang terkait dengan ketenaganukliran harus senantiasa diikuti dengan pengawasan ketenaganukliran.

6Teknologi Kesehatan dan Obat

Beberapa kondisi nasional yang perlu dijadikan acuan dalam pengembangan iptek kesehatan dan obat adalah :

a. Tiga beban (triple burden) kesehatan nasional adalah: (1) pergeseran demografi (meningkatnya jumlah lansia); (2) meningkatnya penyakit tidak menular (stroke, jantung, diabetes, kanker, dll); dan (3) masih tingginya penyakit infeksi (dengue, malaria, HIV/AIDS, dll).

b. Industri farmasi merupakan komponen utama dalam dalam pembangunan kesehatan, utamanya dalam penyediaan obat. Struktur industri farmasi nasional belum kuat, lebih dari 95% bahan baku obat tergantung impor. c. Kedepan pengobatan penyakit diarahkan pada terapi target dengan

menggunakan produk obat berbasis protein dan turunannya yang dihasilkan melalui bioteknologi (biofarmasetika) dan sel punca. Di Indonesia produk obat biofarmasetika dan sel punca belum berkembang.

d. Sumberdaya tanaman obat yang melimpah dan kekayaan budaya pengobatan tradisional merupakan keunggulan komparatif yang harus dikembangkan menjadi komoditi kompetitif dengan dukungan industri yang kuat. Daya saing industri obat herbal masih rendah. Kualitas bahan baku dan produk jadi masih harus ditingkatkan. Pengembangan ekstrak terstandar merupakan terobosan untuk peningkatan kualitas bahan baku dan pengembangan obat herbal terstandar merupakan upaya meningkatkan khasiat dan mutu produk obat herbal .

e. Kebutuhan alat kesehatan lebih dari 95% tergantung impor. Industri alat kesehatan dalam negeri belum berkembang. Pengembangan prototip alat kesehatan prioritas dan SNI alat kesehatan sangat diperlukan untuk

mendorong daya saing industri dalam negeri dan mengurangi masuknya produk luar.

Berdasarkan hal tersebut pengembangan Iptek Kesehatan dan Obat di-arahkan untuk: (i) mendorong berdirinya industri BBO; (ii) mengem-bangkan produk biofarmasetika untuk mengatasi penyakit infeksi dan de-generatif; (iii) meningkatkan daya saing industri obat herbal melalui peng-uatan inovasi teknologi berbasis sumberdaya hayati merupakan dan (iv) mendorong berkembangannya industri alat kesehatan. Riset terkait vaksin; kit diagnostik dan alat kesehatan; biofarmasi dan biosimilar; bahan baku obat dan obat baru; antibiotik serta pangan nutrisi khusus perlu ter-us ditingkatkan.

Mengingat masih tingginya penyakit infeksi (dengue, malaria, HIV/AIDS, dll), maka kemampuan memproduksi vaksin merupakan terobosan untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor. Untuk itu diperlukan ris-et vaksin yang memenuhi persyaratan Good Laboratory Practice (GLP) dan

Good Manufacturing Practice (GMP) agar hasil-hasil penelitian dapat

diserap dengan baik oleh industri. Oleh karena, itu keberadaan fasilitas riset vaksin yang terintegrasi dalam wadah Indonesian Life Science Center (ILSC) sangat diperlukan.

Selanjutnya, penerapan Iptek pada bidang kesehatan dan obat harus senantiasa diikuti dengan penerapan standar dan yang terkait dengan ketenaganukliran harus senantiasa diikuti dengan pengawasan ketenaganukliran.

7 Material Maju

Indonesia kaya bahan tambang yang mengandung logam tanah jarang (rare earth) yang sangat dibutuhkan dalam produksi berbagai produk teknologi tinggi. Saat ini logam tanah jarang terbuang begitu saja sebagai limbah dari pengolahan bahan tambang lainnya. Oleh karena itu, diperlukan penelitian dan pengembangan untuk mengekstrak logam

tanah jarang tersebut. Selain itu, penelitian dan pengembangan material maju difokuskan pada material katalis untuk gasifikasi batubara, bahan baku dan produk besi baja, pemisahan uranium, baterai (energy storage), dan functional and nano materials untuk bahan pendukung industri.

Selanjutnya, penerapan Iptek pada bidang material maju harus senantiasa diikuti dengan penerapan standar dan yang terkait dengan ketenaganukliran harus senantiasa diikuti dengan pengawasan ketenaganukliran.

Prioritas utama penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek pada masing-masing bidang fokus adalah untuk menghasilkan invensi dan inovasi Iptek seperti tercantum pada Tabel 2 sampai dengan Tabel 8.

Tabel 2. Produk Unggulan dan Teknologi Prioritas pada Bidang Pangan

Produk Unggulan Teknologi Prioritas Milestone Pelaksana

Uji Alpha Uji Beta Difusi

A. TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DI LAHAN SUB-OPTIMAL

1. Padi Perakitan Varietas Padi untuk lahan

sub-optimal melalui mutasi radiasi Uji Multilokasi Galur M1 Uji Multilokasi Galur M2 SertifikasiPenyebaran Benih 1. BATAN2. Kementerian Pertanian 3. Pemda

Teknologi Pengembangan Padi Unggul

untuk toleran cekaman biotik Perbanyakan untuk uji coba serta seleksi dan penanaman di lahan sub optimal

Uji multi lokasi dan uji

kemananan hayati Aplikasi teknologi padi unggul LIPI Teknologi Introgresi (pemasukan

karakter gen unggul melalui persilangan) sifat unggul dari varietas hasil rekayasa genetika pada varietas lokal

Persilangan varietas rekayasa genetika dengan varietas unggul lokal untuk mendapatkan galur stabil dengan backcross

Uji Multi lokasi Demonstasi area di lahan penduduk di area endemik hama dan penyakit atau lahan suboptimal.

LIPI

Teknologi screening mutant tertandai dari padi yang dihasilkan melalui rekayasa gentika secara langsung pada lahan suboptimal

Perbanyakan benih 5000 mutan padi dan screening di lahan suboptimal

Perbanyakan benih mutan yang beradaptasi pada lahan suboptimal tertentu dan Uji keamanan lingkungan, uji keamanan pangan dan uji multi lokasi galur padi hasil rekayasa genetika.

Demonstrasi area di lokasi

lahan suboptimal LIPI

2.Hortikultura Teknologi produksi bibit dan budidaya tanaman tahan kondisi lahan sub-optimal

Prototipe bibit yang lolos uji pertumbuhan pada lahan sub-optimal (2016)

Prototipe bibit yang lolos uji coba pada beberapa lahan sub optimal (2018)

Rekomendasi teknologi produksi bibit dan budidaya tanaman di lahan sub optimal bagi mitra pengguna (2019) 1. BPPT 2. LIPI 3. IPB 4. Balitbang Pertanian 5. Balai Penelitian Hortikultura Teknologi molekular untuk perbaikan

varietas hortikultura tahan/toleran terhadap cekaman biotik/abiotik

Identifikasi gen/marka molekular terkait sifat unggul toleran/ketahanan terhadap cekamam biotik/abiotik

Uji agronomi di lahan

suboptimal Demonstasi area di lahan penduduk di area endemik hama dan penyakit atau lahan suboptimal.

LIPI

Teknologi budidaya Umbi Tacca, Amorphophallus dan Serealia (Jewawut: Setarica italica) serta

Uji teknologi budidaya umbi Tacca

leontopetaloides,Amorpho

Uji teknologi pasca panen umbi Tacca

leontopetaloides,Amorphoph

Alih teknologi budidaya Umbi Tacca,

Amorphophallus dan

teknologi paska panennya phalus dan Serealia

(Jewawut: Setarica italica) alus dan Serealia (Jewawut: Setarica italica) Serealia (Jewawut: Setarica italica) serta teknologi paska panennya

Teknologi seleksi varietas baru pisang hasil induksi poliploidi dan persilangan serta teknologi karbohidrat

Perbanyakan in-vitro pisang hasil induksi poliploidi

Perbanyakan pisang hasil induksi poliploididan kajian teknologi karbohidrat

Alih teknologi seleksi varietas baru pisang hasil induksi poliploidi dan teknologi karbohidrat serta pendaftaran varietas pisang tetraploid

LIPI

Teknologi produksi konsorsia mikroba untuk meningkatkan produktifitas lahan pertanian sub-optimal

Produksi konsorsia mikroba untuk meningkatkan produktifitas lahan sub-optimal skala lab (2015-2016)

Uji lapang aplikasi konsorsia mikroba untuk

meningkatkan produktifitas lahan sub-optimal (2017-2018)

Alih Teknologi produksi konsorsia mikroba untuk meningkatkan produktifitas lahan (2019) 1. BPPT 2. LIPI 3. PT. Indo Acidatama 4. PT. Bioindustri Nusantara 3.Instalasi Iradiator Gamma (200 kCi) untuk mendukung ketahanan pangan nasional

Teknologi Proses Pengawetan untuk meningkatkan mutu dan ketahanan hasil olahan bahan pangan dan hortikultura

Persiapan Konstruksi, Amdal, LAK,RKS, BQ, Perijinan, dll.

Konstruksi Uji Komisioning dan

Operasi 1. BATAN2. Bapeten

4.SNI SNI untuk sarana pendukung dan perlindungan lingkungan terhadap budidaya lahan sub-optimal (pupuk non organik, organik, hayati, kelestarian lingkungan hidup)

Kesesuaian terhadap SNI keamanan pangan, fungsi lingkungan hidup (residu pestisida, kontaminasi mycotoxin, uji lateral GMO)

Kesesuaian terhadap SNI keamanan pangan, fungsi lingkungan hidup (residu pestisida, kontaminasi mycotoxin, uji lateral GMO)

SNI jaminan mutu produksi, pedoman GAP (good

agricultural practices)

kesesuaian dan ketersediaan terhadap SNI keamanan pangan, fungsi lingkungan hidup 1. BSN 2. Kementerian Pertanian 3. Kementerian Lingkungan Hidup 4. Lembaga Litbang pemerintah dan swasta terkait

2. TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DI AREA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (HTI)

1. Tanaman Pangan dan Hortikultura

Teknologi produksi zat pemicu produksi klorofil (7 Amino Levulonic Acid ; 7-ALA)

Produksi melalui fermentasi dan pemisahan 7-ALA (2015-2016)

Uji lapang aplikasi 7-ALA pada lahan tanaman pangan dan hortikultura (2017-2018)

Alih Teknologi produksi

7-ALA pada industri (2019) 1. BPPT;2. PT. Indo Acidatama; 3. PT. Bioindustri Nusantara Teknologi agroforestry di lahan sub

optimal Uji coba teknologi agroforestry lahan sub optimal

Uji multilokasi Alih teknologi agroforestry lahan sub optimal LIPI Teknologi produksi konsorsia mikroba

penyubur Produksi dan formulasi konsorsia mikroba penyubur (2015-2016)

Uji lapang konsorsia mikroba penyubur pada tanaman pangan dan hortikultura (2017-2018)

Alih teknologi produksi konsorsia mikroba penyubur pada industri pupuk hayati (2019)

1. BPPT; 2. LIPI

4. PT. Bioindustri Nusantara Teknologi produksi pestisida hayati

dan organik (untuk mengurangi penggunaan pestisida kimiawi)

Produksi pestisida hayati dan organik skala lab (2015-2016)

Uji lapang pestisida hayati dan organik pada tanaman pangan dan hortikultura (2017-2018)

Alih teknologi produksi pestisida hayati dan organik (2019) 1. BPPT; 2. LIPI 3. PT. Indo Acidatama; 4. PT. Bioindustri Nusantara Teknologi produksi konsorsia mikroba

pendegradasi pestisida kimiawi Produksi konsorsia mikroba pendegradasi residu pestisida kimiawi (2015-2016)

Uji lapang aplikasi konsorsia mikroba pendegradasi residu pestisida pada lahan tanaman pangan dan hortikultura (2017-2018)

Alih teknologi produksi konsorsia mikroba

pendegradasi residu pestisida kimiawi pada industri (2019)

1. BPPT; 2. LIPI

3. PT. Indo Acidatama; 4. PT. Bioindustri

Nusantara 3. SNI SNI pangan (organik), keamanan

pangan, kelestarian lingkungan Kesesuaian terhadap SNI /pedoman produksi pangan

berkelanjutan,jaminan keamanan pangan dan fungsi lingkungan hidup

Kesesuaian terhadap SNI produksi pangan berkelanjutan, jaminan keamanan pangan dan fungsi lingkungan hidup

Kesesuaian SNI jaminan kelestarian lingkugan hidup, jaminan keamanan pangan dan keberlanjutan produksi serta pedoman GAP (good agricultural practices) 1. BSN 2. Kementerian Pertanian 3. Kementerian Kehutanan 4. HTI 5. Lembaga Litbang pemerintah dan swasta terkait

3. PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN BERNILAI TAMBAH TINGGI

1. Kakao Teknologi Produksi (Bibit Unggul, Perbanyakan Bibit, Biopestisida, Biofertilizer ) dan Teknologi Pengolahan

Teknologi Perbaikan

Budidaya (2015) 1. Prototype Bibit Hasil Mikrografting (2016); 2. Prototype Biopestisida

Berbasis Beauvericin untuk hama PBK (2017)

Alih teknologi (2019) 1. Kementerian Pertanian 2. Balitbangda Provinsi

Sulawesi Selatan, 3. Puslitkoka-Jember, BPPT,

Unhas dll 2. Sagu Teknologi Pengelolaan Hutan Sagu

menjadi Kebun Sagu Teknologi Pengelolaan Hutan Sagu menjadi Kebun Sagu (2014)

Teknologi Pengelolaan Hutan Sagu menjadi Kebun Sagu (2016)

Teknologi Pengelolaan Hutan Sagu menjadi Kebun Sagu (2017) 1. Kementerian Pertanian, 2. Kementerian Kehutanan, 3. BPPT, 4. IPB, 5. Unipa, 6. Uncen dll Teknologi penyediaan bibit sagu secara

massal Teknologi penyediaan bibit sagu secara massal (2015) Teknologi penyediaan bibit sagu secara massal , (2017) Teknologi penyediaan bibit sagu secara massal (2018) 1. Kementerian Pertanian 2. BPPT, 3. IPB,

4. Unipa, 5. Uncen dll Teknologi ekstrasi pati sagu yang Teknologi ekstrasi pati Teknologi ekstrasi pati sagu Teknologi ekstrasi pati sagu 1. BPPT,

efisien untuk daerah remote sagu yang efisien untuk

daerah remote , 2014 yang efisien untuk daerah remote , 2015 yang efisien untuk daerah remote , 2016 2. IPB, 3. Unipa, 4. Uncen dll Teknologi diversifikasi pangan berbasis

pati sagu Teknologi diversifikasi pangan berbasis pati sagu (2014)

Teknologi diversifikasi pangan berbasis pati sagu (2014)

Teknologi diversifikasi pangan berbasis pati sagu (2015)

1. BPPT, 2.IPB, 3. Unipa, 4. Uncen dll 3. Gaharu Teknologi penyuntikan gaharu untuk

memperoleh gubal Uji teknik penyuntikan gaharu Pengujian skala lapangan di perkebunan dan kehutanan, serta standardisasi produk

Alih teknologi penyuntikan gaharu LIPI 4. Bibit Jati dan bibit

pohon penghasil kayu bernilai ekonomi tinggi

Teknologi produksi bibit pohon jenis lokal dan bernilai ekonomitinggi (Jati, ramin, dll).

Uji teknologi produksi

bibit Pengujian skala lapangan di perkebunan dan kehutanan, komersialisasi produk dan standardisasi produk

Alih teknologi produksi LIPI 5. Produk hilir

berbasis CPO Teknologi diversifikasi produk hilir berbasis CPO Teknologi diversifikasi produk hilir berbasis CPO (2015)

Teknologi diversifikasi produk hilir berbasis CPO ( 2017)

Teknologi diversifikasi produk hilir berbasis CPO (2019)

1. BPPT, 2. PPKS, 3. IPB dll 6. Bibit rotan, sawit,

kakao, karet berbasis kultur jaringan

Teknologi produksi bibit (rotan, sawit, kakao dan karet) melalui teknik kultur jaringan

Prototipe bibit unggul (rotan, sawit, kakao dan karet) melalui teknik kultur jaringan (2016)

Prototipe bibit unggul (rotan, sawit, kakao dan karet) melalui teknik kultur jaringan lolos uji coba multi lokasi (2018)

Rekomendasi teknologi produksi bibit tanaman (rotan, sawit, kakao dan karet) melalui teknik kultur jaringan bagi mitra pengguna (2019)

1.BPPT 2.IPB

3.Litbang Pertanian 4.Balai Penelitian Karet 5. PPKS 7. Material biokatalis (enzim) untuk bahan pendukung industri pengolahan hasil perkebunan dan kehutanan

Teknologi produksi hulu dan hilir

enzim Teknologi produksi hulu dan hilir enzim (lab & up scaling) (2015-2017)

Uji aplikasi enzim

(performance test) (2018) Alih teknologi ke industri (industrial scale) (2019) 1. BPPT2. PT. Petrosida Gresik 3. LIPI 4. ITB 5. PT. Fajar Paper 8. Bioplastik (Plastik Ramah Lingkungan) dari hasil perkebunan

1. Teknologi produksi bioplastik berbahan baku pati lokal (tapioka dan sagu)

2. Evaluasi bioplastik

1. Produksi bioplastik berbahan baku pati lokal (2015)

2. Pengembangan metode evaluasi bioplastik (2015-2016)

1. Uji aplikasi bioplastik untuk, pangan, kantong belanja dan aplikasi pertanian (2017)

2. Verifikasi metode evaluasi bioplastik (2017-2018)

1. Alih teknologi produksi bioplastik berbahan baku pati lokal (2019) 2. Pengajuan SNI (2018) 1.. BPPT 2. LIPI 3. PT. Fajar Paper 4. BiologiQ, Inc. 5. PT. Tirta Marta

6. PT. Sinar Pematang Mulia 9. Biomaterial Teknologi produk biomaterial untuk

peningkatan nilai tambah produk perkebunan dan kehutanan

Uji teknologi produk

biomaterial Uji penerapan teknologi produk biomaterial Aplikasi teknologi produk biomaterial LIPI 10. SNI 1. SNI untuk inovasi teknologi ramah

dan keberlanjutan produksi terutama

2. Teknologi untuk mengurangi kadar mico toxin pada produk pala 3. Teknologi untuk menstabilkan

struktur kayu terhadap kadar air

pangan dan fungsi

lingkungan hidup keberlanjutan produksi dan fungsi lingkungan hidup, serta sistem jaminan legalitas produk kayu

3. Kementerian Kehutanan 4. Lembaga Litbang

pemerintah dan swasta terkait

4. PETERNAKAN DAN VETERINER

1. Sapi 1. Teknologi Reproduksi Sapi, 2. Teknologi Pakan Ternak, 3. Teknologi Budidaya Ternak

Terintegrasi dengan Kebun Sawit

Formulasi Pakan dan

Sinkronisasi Estrus, 2016 1. Prototype pakan dan teknologi reproduksi, 2017; 2. Manajemen budidaya

ternak sapi dan sawit, 2017

1. Pilot Proyek Budidaya Ternak Sapi dan Sawit,2019

2. Alih teknologi budidaya ternak sapi dan sawit,2019

1. BPPT, 2. LIPI

3. Kementerian Pertanian, 4. Pemerintah Daerah Teknologi prosessing daging dan susu

sapi Uji prosessing dagingdan susu sapi Aplikasi teknologi prosessing daging dan susu sapi Diseminasi teknologi prosessing daging dan susu sapi

LIPI Teknologi perbibitan sapi Produksi sperma sexing

dan embrio sapi berstandar SNI

Aplikasi teknologi IB sexing

dan transfer embrio sapi Diseminasi teknologi IB sexing dan transfer embrio sapi

LIPI 4. Kerbau Teknologi perbibitan kerbau Produksi sperma sexing

dan embrio kerbau berstandar SNI

Aplikasi teknologi IB sexing

dan transfer embrio kerbau Diseminasi teknologi IB sexing dan transfer embrio kerbau

LIPI 5. Satwa Liar Domestikasi Satwa Liar Uji adaptasi satwa liar di

penangkaran pengembangan teknologi penangkaran satwa liar Aplikasi Teknologi Penangkaran satwa liar LIPI 6. Pakan ternak 1. Teknologi produksi enzim

2. Formulasi pakan ternak 3. Formulasi bioaditif pakan ternak

1. Teknologi produksi Xylanase dan Selulase (2015-2017)

2. Formulasi pakan ternak (2015-2017)

3. Formulasi bioaditif probiotik dan fitobiotik

Uji formula dan aplikasi

pakan ternak (2018) Alih teknologi ke industri (2019) 1. BPPT2. LIPI 3. UNDIP 4. UNIBRAW

5. Industri Pakan Ternak 6. LIPI

7. SNI Teknologi produksi dan ketersedian serta kesesuaian terhadap SNI produksi induk, bibit/bakalan (COD), sistem jaminan keamanan pangan dan pakan terhadap residu antibiotik, hormon tumbuh dan halal

Kesesuaian terhadap SNI keamanan pangan dan pakan

Kesesuaian terhadap SNIsystem jaminan mutu produksi

Kesesuaian terhadap SNI 51alibejaminan mutu produksi 1. BSN 2. Kementerian Pertanian 3. LIPI 4. Lembaga Litbang pemerintah dan swasta terkait

1. Udang Teknologi Produksi udang galah Udang : (1) Konsep

Disain,2015 Udang : (1) Prototype Udang Galah Unggul (2017) Udang : (1) Pilot Proyek Budidaya Udang Galah Unggul,2019 (2) Alih teknologi budidaya Udang Galah Unggul,2019

1. BPPT

2. Kementerian Kelautan dan Perikanan

3. LIPI

2. Ikan Malili dan Arwana

Teknologi produksi ikan malili dan

arwana Uji teknologi produksi ikan malili dan arwana Standardisasi proses produksi ikan malili dan arwana

Alih teknologi produksi ikan malili dan arwana LIPI

3. SNI SNI budidaya, kesehatan lingkungan, operasional pendukung dan kelestarian lingkungan hidup

SNIsystem budidaya dan peralatan penangkapan serta operasional pendukung

SNI, system budidaya dan

Dokumen terkait